Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Winston Tjahaja
"Meningkatnya jumlah perangkat yang terhubung dalam jaringan 5G menimbulkan tantangan signifikan terhadap akses awal ke jaringan, khususnya pada mekanisme Contention-Based Random Access (CBRA) yang sangat rentan terhadap collision. Untuk mengatasi masalah ini, studi ini mengembangkan sebuah simulator discrete-event menggunakan Python. Simulator ini mengimplementasikan berbagai mekanisme Medium Access Control (MAC) dalam skema CBRA pada 5G New Radio (NR), termasuk retransmission, pre-backoff, backoff, serta kombinasi antara pre-backoff dan backoff. Desain simulator mengikuti spesifikasi teknis dari 3GPP, mencakup alokasi preamble dan konfigurasi backoff. Evaluasi kinerja dilakukan dengan menganalisis metrik utama seperti tingkat keberhasilan akses dan latensi, serta membandingkan efektivitas masing-masing pendekatan terhadap protokol konvensional. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kombinasi strategi backoff dan retransmission secara signifikan mampu mengurangi collision dan meningkatkan performa akses. Secara spesifik, probabilitas collision terendah yang tercatat adalah 0.0084 dalam skenario dengan 1000 UE (User Equipment), dengan waktu eksekusi selama 237.52 detik dan penggunaan memori puncak sebesar 117.37 MB.

The increasing number of connected devices in 5G networks poses significant challenges for initial network access, particularly with the Contention-Based Random Access (CBRA) mechanism, which is highly susceptible to collisions. To address this issue, this study develops a discrete-event simulator using Python. The simulator implements various Medium Access Control (MAC) mechanisms within 5G New Radio (NR) CBRA, including retransmission, pre-backoff, backoff, and a combination of pre-backoff and backoff. The simulator’s design adheres to 3GPP technical specifications, encompassing preamble allocation and backoff configurations. Performance evaluation is conducted by analyzing key metrics such as access success rate and latency, and by comparing the effectiveness of each approach against conventional protocols. Simulation results indicate that combining backoff and retransmission strategies significantly reduces collisions and enhances access performance. Specifically, he lowest collision probability recorded was 0.0084 in a 1000 UE (User Equipment) scenario, with an execution time of 237.52 seconds and a peak memory usage of 117.37 MB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Luthfi Mufadel
"ABSTRAK
Setiap permintaan koneksi yang terjadi di jaringan seluler perlu melewati prosedur random access. Dalam jaringan 5G, terdapat minimal tiga layanan yaitu mMTC, eMBB, dan URLLC. Setiap layanan yang ada pada jaringan 5G dapat dibagi-bagi resource yang ada dengan menggunakan teknologi network slicing. Resource yang digunakan dalam prosedur random access yaitu preamble. Preamble dikonfigurasikan untuk setiap slice agar mencapai kebutuhan tiap layanan yang ada. Selain preamble, performa dari jaringan ditentukan oleh jumlah transmisi dan durasi backoff window, semakin besar kedua variabel tersebut maka jumlah perangkat yang dapat dilayani akan semakin banyak. Tetapi semakin banyak jumlah transmisi dapat menyebabkan borosnya daya yang dipakai dan semakin lama durasi backoff window menyebabkan delay yang tinggi. Pengaturan jumlah preamble, jumlah transmisi, dan lamanya backoff window pada masing-masing slice diperlukan untuk memenuhi kriteria yang diperlukan agar mendapatkan performa yang baik.

ABSTRACT
Every connection request that occurs on a cellular network needs to go through a random access procedure. In the 5G network, there are at least three services namely mMTC, eMBB, and URLLC. Every service on the 5G network can be shared with existing resources using network slicing technology. The used resource in the random access procedure is preamble. The preamble is configured for each slice to meet the needs of each existing service. Besides the preamble, the performance of the network is determined by the number of transmissions and the duration of the backoff window, the larger the two variables, the more devices can be served. But the greater number of transmissions can increase power usage and the longer duration of the backoff window causes a high delay. Setting the number of preambles, the number of transmissions, and the length of backoff window in each slice is needed to meet the criteria needed to get good performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruki Harwahyu
"Group paging merupakan salah satu mekanisme yang menjanjikan untuk mengatasi overload pada Radio Access Network (RAN) di jaringan Long Term Evolution (LTE) untuk mendukung layanan Machine-type Communication (MTC). Tesis ini menyajikan dua strategi untuk meningkatkan performa group paging, yaitu consecutive group paging dan group paging dengan pre-backoff. Kedua strategi ini menggunakan model analisis dan metrik tolak ukur performa yang telah diperkenalkan di [1].
Dalam tesis ini, consecutive group paging diimplementasikan tanpa maupun dengan alokasi resource dinamis per-pagingaccess- interval. Dua metode untuk mengalokasikan resource secara dinamis juga ditampilkan dalam tesis ini. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kedua strategi dapat meningkatkan performa group paging.

Group paging is one of the most promising mechanisms to alleviate the Radio Access Network (RAN) overload problem in Long Term Evolution (LTE) network supporting Machine-type Communication (MTC). This work presents two enhancement schemes for group paging namely consecutive group paging and group paging with pre-backoff. Both schemes use the analytical model derived in [1] as the foundation, as well as the performance metrics.
We implement the consecutive group paging with and without per-paging-access-interval dynamic resource allocation, and present two approaches of dynamic resource allocation. Simulation results show that the proposed schemes can improve the performance of group paging.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan Kinantan Prabu
"

Teknologi komunikasi nirkabel dari Internet of Things (IoT) saat ini sudah digunakan dalam banyak kasus. Pada tahun 2016 (3rd Generation Partnership Project) 3GPP memperkenalkan teknologi baru yang disebut Narrowband Internet of Things (NB-IoT). Dengan target melayani pasar perangkat IoT, NB-IoT dirancang untuk menjadi lebih baik dalam menangani sejumlah besar perangkat, dibandingkan dengan teknologi seluler yang ada. Tantangan terbesar untuk melayani sejumlah besar perangkat dalam teknologi nirkabel adalah random access. Penelitian ini menyajikan hasil simulasi prosedur random access pada kestabilan NB-IoT dengan sejumlah besar perangkat. backoff window adalah fokus utama dalam penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja NB-IoT yang memiliki kemampuan untuk meminimalkan paket Loss sehingga dapat mengirim lebih banyak paket yang di-acknowledge. mekanisme backoff dengan limitasi pengulangan diasumsikan bekerja pada satu tingkat Coverage Enhancement (CE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas pengiriman paket juga memiliki peran dalam kinerja, di mana semakin tinggi probabilitas untuk mengirimkan paket, semakin tinggi paket Loss terjadi. Jumlah pengguna (M) maksimum untuk PPKT 10% adalah 45 dengan persentase rata-rata Loss sebesar 49,59%, 35 untuk PPKT 20% dengan persentase rata-rata Loss sebesar 49,49%, dan 30 untuk PPKT 30% dengan persentase rata-rata Loss sebesar 47,86%.


Next generation wireless communication technology of Internet of Things (IoT) nowadays is already used in many use cases. In 2016 3GPP (3rd Generation Partnership Project) started introducing a new technology called Narrowband Internet of Things (NB-IoT). Targeting to serve the market of IoT devices, NB-IoT is designed to be better in dealing with massive number of devices in a cell, compared to the existing cellular technologies. The biggest challenge to serve massive number of devices in wireless technologies is the random access. This research presents a simulation result of NB-IoT’s random access procedure under massive number of devices in steady-state condition. A backoff window is the main focus in this research to evaluate the NB-IoT performance, it has the ability to minimize packet loss so it can send more an acknowledged packet. the backoff mechanism with retry limit is considered with one coverage enhancement (CE) level. The result shows that a probability of transmitting packet also has a role in performance, where the higher of probability to generate uplink packet, the higher the lost packet will occur. The maximum number of users (M) for PPKT 10% is 45 with an average percentage of loss rate is 49.59%, 35 for PPKT 20% with an average percentage of loss rate is 49.49%, and 30 for PPKT 30% with an average percentage of loss rate is 47.86%.

"
2019
T53104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roland Maulana
"LoRa (Long Range) merupakan sebuah teknologi komunikasi nirkabel yang dirancang khusus untuk mendukung komunikasi jarak jauh dengan konsumsi daya yang rendah. LoRa menggunakan modulasi chirp spread spectrum, yang memungkinkan transmisi data dalam frekuensi radio yang rendah dengan daya pancar yang efisien. Keunggulan utama dari teknologi ini terletak pada jangkauan komunikasi yang jauh, mencapai beberapa hingga puluhan kilometer. Hal ini membuat LoRa sangat cocok untuk digunakan pada Internet of Things (IoT). Akan tetapi, di samping kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh LoRa, teknologi ini juga memiliki kelemahan. Beberapa di antaranya adalah data rate yang terbatas, kemungkinan terjadinya interference, dan rawan data collision. Salah satu yang paling utama untuk diatasi adalah masalah kemungkinan tabrakan data (collision). Masalah ini dapat terjadi apabila dalam satu waktu yang sama, terdapat beberapa node yang ingin mengirimkan data kepada gateway. Apabila situasi ini terjadi, akan ada sejumlah packet yang tidak terkirim dan hilang. Untuk mengatasi masalah ini, algoritma ADR (Adaptive Data Rate) dan Randomized Backoff dapat digunakan. Pengujian penerapan kedua algoritma tersebut dilakukan pada sebuah Smart Environmental Monitoring System untuk mengetahui kemampuannya ketika diimplementasikan pada sebuah jaringan LoRa multinode. Dalam pengujian yang dilakukan dengan tambahan variasi algoritma TDMA (Time Division Multiple Access) dan CSMA (Carrier Sense Multiple Access), algoritma komunikasi Randomized Backoff menghasilkan persentase keberhasilan pengiriman data lebih dari 90% dan jumlah packet terkirim lebih dari 3.000 kali untuk ketiga node sensor yang membuatnya menjadi algoritma yang terbaik dalam penelitian ini. Selain itu, nilai Signal-to-Noise Ratio dan Received Signal Strength Indicator yang dihasilkan juga baik dengan hasil packet loss dan data corruption yang sedikit.

LoRa (Long Range) is a wireless communication technology specifically designed to support long distance communications with low power consumption. LoRa uses chirp spread spectrum modulation, which allows data transmission in low radio frequencies with efficient transmit power. The main advantage of this technology lies in its long communication range, reaching several to tens of kilometers. This makes LoRa very suitable for Internet of Things (IoT) usage. However, apart from LoRa's advantages, this technology also has weaknesses. Some of the examples are limited data rates, the possibility of interference, and prone to data collisions. One of the most important things to overcome is the problem of possible data collisions. This problem can occur if at the same time, several nodes want to send data to the gateway. If this situation occurs, there will be a number of data that is not sent and lost. To overcome this problem, the ADR (Adaptive Data Rate) and Randomized Backoff algorithms can be used. The testing of the implementation of these two algorithms was carried out on a Smart Environmental Monitoring System to determine its capabilities when implemented on a multinode LoRa network. In the tests carried out with additional variations of the TDMA (Time Division Multiple Access) and CSMA (Carrier Sense Multiple Access) algorithms, the Randomized Backoff communication algorithm produced a successful percentage of data delivery of more than 90% and the number of packets sent more than 3.000 times for all three sensor nodes used, making it the best algorithm in this research. Moreover, the resulting Signal-to-Noise Ratio and Received Signal Strength Indicator values are also good with minimal packet loss and data corruption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library