Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dia Gloria Ekklesia
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai prolonged happiness sebagai bentuk coping mechanism yang dilakukan oleh anak dari kelaurga yang mengalami perceraian. Perceraian menyebabkan adanya perubahan tidak hanya dalam dinamika keluarga, melainkan dalam relasi antarorangtua maupun orangtua dan anak. Selain itu perceraian juga menimbulkan tekanan-tekanan yang hadir dalam relasi anak baik dengan orangtua maupun dengan lingkungan sekitarnya. Penelitian yang menggunakan metode autoetnografi ini melihat bahwa prolonged happiness yang mementingkan kesejahteraan anak dari keluarga yang mengalami perceraian orangtua dapat bertahan dari perubahan dan tekanan yang ada. Pada saat yang sama, pemusatan fokus pada kesejahteraan anak juga mengizinkan keagenan anak untuk berperan dalam melakukan prolonged happiness. Kebahagiaan dan keagenan anak menjadi sumber daya sekaligus tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan prolonged happiness dan menghadapi tekanan-tekanan emosional ada anak. ......This thesis discusses prolonged happiness as a form of coping mechanism done by children from families who have experienced a divorce. Divorce causes changes not only in family dynamics but also in inter-parental relationship and parent-children relationship. In addition, divorce also creates pressures that are present in the relationship of children both with parents and with the society. This study using autoethnograpic method found that prolonged happiness which is concerned with the well-being of children from families experiencing parental divorce can survive the changes and pressures that exist. At the same time, the focus on child well-being also allows the agency of children to play a role in carrying out prolonged happiness. Children’s happiness and agency become resources simultaneously goals to be achieved in carrying out prolonged happiness and dealing with emotional pressures in children.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
Abstrak :
Agama bisa dikatakan sebagai dasar moral bagi orang-orang yang memeluknya. Moral ini biasanya sudah ditanamkan kepada kita sejak kita lahir, yang biasanya berasal dari keluarga kita sendiri. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa agama atau kepercayaan biasanya terikat dengan keluarga kita sendiri. Dalam penelitian ini, saya ingin melihat bagaimana efeknya ke relasi antar anggota keluarga, ketika salah satu atau beberapa anggota keluarga mulai melakukan perpindahan agama/kepercayaan, yang cukup bertentangan nilai-nilainya dengan kepercayaan atau agama yang dianut oleh keluarga. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai proses perpindahan dari Konghucu/Buddha ke Kristen Karismatik dan bagaimana kemudian hal itu mengubah nilai dalam hidup dan berefek pada relasi dalam keluarga Chinese. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan dalam bentuk autoetnografi, dimana anggota keluarga saya sendiri yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Dari penelitian ini saya menemukan bahwa biasanya perpindahan dimulai dengan banyaknya konflik dalam diri sendiri. Konflik ini juga biasanya muncul dari adanya ketidaksamaan antara nilai yang sudah lama dipegang dengan nilai-nilai baru yang dipelajari. Namun, konflik ini bukan hanya datang dari diri sendiri, tetapi juga dari anggota keluarga, khususnya yang memiliki relasi cukup dekat. ......Religion can be said to be a basic to the morals of those who embrace them. These morals have usually been implanted to us ever since we were born, usually comes from our own family. Therefore, it can be said that religion or beliefs are usually bound to our family. In this research, I intended to see how it effects the relation between family members when one ore several other members started converting to a religion/beliefs that contradicts the values of religion or beliefs embraced by the family. In this writing, I will talk about the process of the converting from Confucianism/Buddhist to Charismatic Christianity and how these changes the value in one’s life and the effects on Chinese family relation This research used qualitative method and in the form of autoethnography where my own family members become the interviewees in this research. From this research I found that usually converting started with conflicts in ourself. These conflicts usually comes from the contradicting values between the one we have held on for so long and the values that we are learning. But, this conflicts doesn’t only come from ourselves, bur also from the relations we have with other family members, especially those who have close relations to us.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatul Mu’minah
Abstrak :
Pemberdayaan komunitas pada umumnya dilakukan oleh Lembaga Non Profit yang beroperasi dengan dukungan pihak sponsor dalam pengimplementasian program untuk memberdayakan para penerima manfaat. PJI merupakan salah satu Lembaga Non Profit yang beroperasi di Indonesia dengan tujuan memfasilitasi proses pembelajaran dan pelatihan melalui pendidikan kewirausahaan, kesiapan kerja, dan literasi keuangan tanpa mencari keuntungan dalam pelaksanaannya. Proses pemberdayaan komunitas di PJI melibatkan para pekerja yang disebut sebagai officer, penerima manfaat yang disebut sebagai beneficiaries, dan perwakilan sponsor. Nilai yang ingin dikembangkan oleh PJI dan sponsor dalam pemberdayaan komunitas adalah memunculkan kemandirian dan keberlanjutan bagi para penerima manfaat, sebaliknya penerima manfaat tidak memiliki kewajiban untuk berkontribusi terhadap PJI dan sponsor setelah program berakhir. Pada dasarnya, aktor-aktor yang terlibat di PJI memiliki pengetahuan yang berbeda sehingga berdampak pada kepemilikan nilai setiap aktor. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh aktor yang terlibat dalam program PJI menunjukkan tidak adanya nilai yang universal. Makalah ilmiah ini akan membahas refleksi diri melalui pengalaman saya dalam memperoleh pengetahuan dan menunjukkan perbedaan nilai yang menghasilkan pertemuan budaya dalam interaksi saya dengan tiga aktor PJI. Metode yang digunakan dalam makalah ilmiah ini adalah autoetnografi yang didasarkan pada refleksi diri dan pembelajaran sehingga data yang diperoleh sepenuhnya berasal dari pengalaman magang saya di PJI. Melalui pengalaman menjalani magang sebagai program officer intern di PJI, saya menyatakan bahwa perbedaan nilai dan pengetahuan antar aktor mencerminkan sebuah pertemuan budaya yang mempengaruhi proses bekerja, pergantian peran, dan hubungan sosial aktor-aktor yang terlibat dalam program PJI. ......Community development is generally held by non-profit institutions with the support of sponsors in implementing programs to empower beneficiaries. PJI is one of the non-profit institutions operating in Indonesia to facilitate learning and training through entrepreneurship education, job readiness, and financial literacy without seeking profit in their implementation. The community development process at PJI includes workers who are referred to as officers, beneficiaries, and sponsor representatives. The value that PJI and sponsors want to develop in community development is to build independence and sustainability for the beneficiaries. On the other hand, beneficiaries have no obligation to contribute to PJI and sponsors after the program ends. The actors involved in PJI have different knowledge so it has an impact on the ownership value of each actor. The different values of the actors involved in the PJI program show that there is no universal value. This paper will discuss self-reflection through my experiences in gaining knowledge and pointing out the differences in values that resulted in a cultural encounter in my interactions with the three PJI actors. The method used in this paper is autoethnography which is based on self-reflection and learning, and the data obtained are entirely derived from my internship experience at PJI. Through the experience of undergoing an internship as a program officer intern at PJI, I state that the differences in values and knowledge between actors reflect a cultural encounter that affects the work process, role change, and social relations of the actors involved in the PJI program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Chair
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada analisis gambar cadas di Gua Basurek, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Metode analisis yang digunakan adalah psikoanalisis dengan pendekatan autoetnografi terhadap motif antropomorfis, zoomorfis, geometris, agraris, dan stilasi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa konsep psikoanalisis Sigmund Freud dapat diaplikasikan secara efektif dalam menganalisis gambar cadas di Gua Basurek. Dengan memahami tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak sadar, serta struktur mental atau kepribadian das Es, das Ich, dan das Über-Ich, sehingga dapat melihat bagaimana dorongan, konflik, dan nilai-nilai moral terinternalisasi dalam karya gambar cadas tersebut. Gambar cadas di Gua Basurek mencerminkan dinamika psikologis dan budaya seniman pembuatnya yang selaras dengan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau. Dorongan primitif (das Es) yang dilambangkan dalam motif kesuburan dan pertanian menunjukkan pengaruh naluri dasar, sementara gambar yang berkaitan dengan upacara adat dan metafora filsafat memperlihatkan peran das Über-Ich. Das Ich bertindak sebagai mediator, memungkinkan para seniman untuk menyeimbangkan dorongan-dorongan ini dalam gambar cadas. Pendekatan autoetnografi memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana identitas budaya dan pengalaman pribadi seniman berperan dalam penciptaan gambar cadas. Seniman terkait dengan kebudayaan Minangkabau tidak hanya mengekspresikan diri mereka melalui gambar cadas, tetapi juga memproses konflik internal dan ketegangan psikologis mereka, menjadikan gambar cadas sebagai media untuk mengeksternalisasi nilai-nilai sosial dan moral komunitas mereka. Proses penciptaan gambar cadas yang seringkali terkait dengan ritual menunjukkan adanya hubungan erat antara seni dan spiritualitas. Gua Basurek, yang digunakan sebagai tempat meditasi dan spiritualisme, berfungsi sebagai ruang di mana individu dapat mengakses elemen-elemen tak sadar dan menguatkan pengaruh das Über-Ich dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan psikoanalisis dan autoetnografi, penelitian ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana gambar cadas merefleksikan dan memperkuat identitas budaya Minangkabau, menyeimbangkan antara dorongan dasar, adaptasi sosial, dan nilai-nilai moral. ......This research focuses on analyzing rock art in Gua Basurek, Solok Regency, West Sumatra. The analysis method used is psychoanalysis with an autoethnographic approach to anthropomorphic, zoomorphic, geometric, agrarian, and stylized motifs. This study reveals that Sigmund Freud's psychoanalysis concepts can be effectively applied in analyzing the rock art in Gua Basurek. By understanding the three levels of consciousness: conscious, preconscious, and unconscious, as well as the mental structure or personality of the Id, Ego, and Superego, the author can see how drives, conflicts, and moral values are internalized in the rock art works in Gua Basurek. The rock art in Gua Basurek reflects the psychological and cultural dynamics of the artists, aligning with the social and cultural context of the Minangkabau community. Primitive drives (the Id) symbolized in fertility and agricultural motifs show the influence of basic instincts, while images related to traditional ceremonies and philosophical metaphors illustrate the role of the Superego. The Ego acts as a mediator, allowing artists to balance these drives in the rock art. The autoethnographic approach provides deep insights into how cultural identity and personal experiences of the artists play a role in the creation of rock art. Artists associated with Minangkabau culture not only express themselves through rock art but also process their internal conflicts and psychological tensions, using the rock art as a medium to externalize the social and moral values of their community. The creation process of rock art, often linked to rituals, indicates a close relationship between art and spirituality. Gua Basurek, used as a place for meditation and spirituality, serves as a space where individuals can access unconscious elements and reinforce the influence of the Superego in daily life. By combining psychoanalysis and autoethnography, this study provides a comprehensive view of how rock art reflects and strengthens the cultural identity of the Minangkabau people, balancing basic drives, social adaptation, and moral values.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library