Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rahmalina
Abstrak :
Besi tuang nodular austemper (austempered ductile iron) mempunyai sifat mekanis yang baik, akibat adanya struktur mikro asikular ferit dan austenit (atau ausferit) yang diperoleh melalui proses perlakuan panas austempering. Austenit sisa sebagai fasa yang menyumbangkan sifat ketangguhan pada ADI, kestabilan terml dan mekanisnya sangat dipengaruhi oleh komposisi paduan dan parameter proses perlakuan panasnya. Dengan pemberin tegangan melalui perlakuan mekanis, austenit sisa dapat bertransformasi menjadi martensit di permukaan. Kondisi ini akan menyebabkan penurunan ketangguhan ADI, tetapi sebaliknya dapat meningkatkan ketahanan aus dan kekuatan fisiknya.

Penelitian ini menggunakan parameter unsur paduan yaitu nikel sebesar 0,03; 1,23 dan 2,95 %, dengan proses austenisasi pada 900 C selama 90 menit dan austemper pada 400 C selama 60, 120, 180, dan 240 menit. Perlakuan mekanis diberikan untuk mengetahui kestabilan mekanis austenit sisa melalui reduksi sebesar 5, 10, dan 15 % serta melalui proses tarik dengan regangan sebesar 0,2 ; 0,6 dan 2%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besi tuang nodular austemper dengan 2,95% nikel mempunyai awal tahap pertama reaksi austempering yang lebih cepat dengan jendela proses yang lebih lama dibanding ADI dengan 0,03% nikel. Sedangkan ADI dengan 1,23% nikel belum mencapai jendela proses austempering sampai waktu tahan 240 menit. Dengan pemberian reduksi sampai 15%, austenit sisa akan berkurang dari 29,25% menjadi 9,95% pada ADI dengan 2,95% nikel. Bertambahnya waktu austemper dari 60 menit menjadi 180 menit akan meningkatkan kestabilan austenit sisa untuk ADI dengan 0,03% dan 2,95% nikel dan mengurangi transformasi martensitik setelah perlakuan mekanis.
Abstract
Austempered Ductile Iron (ADI) has a good mechanical properties clue to its microstructure acicular ferrite and austenite ( or ausferrite ) which are obtained through the process of austeinpered heating. The residual austenite as a phase which contributes the toughness properties to ADL its thermal and mechanical stability has been affected by the alloy composition and parameter of its heat treatment process. By applying stress through mechanical process, the residual austenite can transforms to martens ite at the surface. This condition will caused the decrease of the toughness, and on the contrary can improved its wear resistant and fuigue strength.

This research applies the parameter of alloying element, they are nickel of 0.03%, 1.23% and 2.95% with the austenization process at 900 °C for a period of 90 minutes and austemper at 400 °C for a period of 60, 120, 180 and 240 minutes. Yhe mechanical treatment is applied to identity the mechanical stability of the residual austenite through 5%, 10% and 15% reduction by rolling process and tensile process with strain of 0.2%; 0,6% and 2%.

The result ofthe research reveals that austempered ductile iron with 2.95% of nickel has enhanced the first austempering reaction with longer window process than ADI with 0.03% nickel While, ADI with 1.23% nickel has not reached the window process of austempering until the period of time of 240 minutes. With the application ofreduction up to 15%, the residual austenite will decrease to be 9. 95% from 29.25% at ADI of 2. 95% nickel. the increase ofthe austempering time from 60 minutes to 180 minutes will improve the stability of residual austenite for ADI of 0.03% and 2.95% nickel and reduce the martensitic transnarmation finer a mechanical treatment.
2000
T6370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Soewardjo
Abstrak :
ADI (Austempered Ductile Iron) adalah salah satu tipe FCD yang memiliki beberapa keunggulán sifat mekanis dari tipe FCD lainnya, yaitu memililci kekuatan dan ketangguhan yang lebih bailç, khususnya dalam hal ketahanan ausnya. Bahkan menyerupai karakteristik biga tempa, sehingga aplikasi dari ADI adalah mensubtitusi penggunaan baja pada komponenkomponen logam. Seperti untuk penggunaan komponen Roda Gigi (Gears). Penelitian disini mencoba membuat ADI dengan jalan mengembangkan proses manufaktur FCD-70 dengan menambahkan Nikel 1 - 2 % dan Molybden 0,4 % seth memberikan Perlakuan Panas, yaitu Austenisasi 850 C dan 950 °C selama 1 jam diikuti Austemper path Salt Bath path 300 Cs/d 450 C dengan vaniasi Waktu Tahan 2 dan 3 jam. Dan untuk itu dilakukan beberapa pengujian mekanis, yiatu ; uji Kekerasan, uji Impak, uji Tajik dan pengamatan Struktur Mlkro, diharapkan karakteristik dari AD dapat diketahui. Hasil penelitian mempenlihatkan adanya peningkatan siflit mekanis dan As-Cast, yaitu diperoleh besi tuang nodular AD dengan grade 150-100-7, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses Austemper dengan penambahan Paduan Nikel dan Molybden dapat meningkatkan Kualitas dari FCD-70 menjadi grade ADL.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
Abstrak :
Pemanfaatan besi tuang nodular sebagai material teknik saat ini telah berkembang dengan pesat. Material ini dipilih karena mempunyai sifat mekanis dan fisik ( Mechanical and Physical Properties ) yang sangat baik, serta dapat menggantikan baja. Salah satu pemanfaatan besi tuang nodular digunakan sebagai komponen otomotif. Pada penelitian ini dicoba untuk meningkatkan sifat mekanis besi tuang nodular FCD-60 ke ADI ( Austempered Ductile Iron ) dengan menambahkan nikel 1% , molybden 0,15 %, chromium 0,2% serta memberikan perlakuan panas austenisasi 800 dan 900°C waktu tahan 60 menit diikuti austemper pada dapur garam (salt bath) dengan variasi temperatur 300, 4000 C dan waktu tahan 15, 30 dan 45 menu. Hasi1 penelitian pembuatan ADI memperlihatkan peningkatan sifat mekanis dari FCD-60 dengan penambahan unsur paduan komposisi C (1% Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr ), yaitu diperoleh kuat tank 133,66 Kg 1mm2, kekerasan 548 HB, harga impak 11 JIcm2 serta regangan 6 % diikuti dengan adanya perubahan struktur mikro dan ferrite-pearlite pada kondisi as-cast menjadi bainite dan sedikit austenit sisa pada kondisi setelah austemper. Dilakukan pengujian Ielah ( fatigue) FCD-60 untuk komposisi A ( non alloy ), komposisi B (1 % Ni + 0,15 Mo) dan komposisi C (1 % Ni + 0,15% Mo+ 0,2% Cr ), dalam kondisi as-cast Pengujian dilakukan dengan mesin uji Rotating Bending Fatigue. Metode pengujian sesuai standard JIS 2273 dan ukuran sampel uji sesuai standard DIN 34 ABCHNITT Data yang didapat dari pengujian ke tiga komposisi tersebut temyata menunjukkan sifat ketahanan lelah semakin meningkat dengan penambahan unsur paduan Nikel, Molybden dan Chomium. Dengan hasil tersebut dapat digunakan sebagai attematif material Crank Shaft dan komponen lain seperti Roda Gigi serta mencoba mengusulkan proses manufaktur dari ADI khususnya proses perlakuan panas austemper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ismail
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh austemper terhadap sifat mekanik besi tuang nodular. Hasil perlakuan panas ini umumnya disebut ADI (Austempered Ductile Iron). Tujuan melakukan austemper adalah untuk meningkatkan sifat mekanik dari besi tuang nodular dari kondisi as cast. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang menjadi parameter adalah temperatur austemper 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu tahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Temperatur austenisasi tetap konstan 850°C. Kemudian dilakukan pengamatan mikrostruktur, uji tarik, kekerasan dan impak. Pada hasil penelitian tersebut sampel uji yang di heat treatment dengan temperatur austemper 250°C dan 300°C dan waktu tahan 1 s/d 3 jam, kekuatan tarik dan kekerasannya menurun. Elongasi dan kekuatan impaknya meningkat. Setelah waktu tahan mencapai 4 jam kekuatan tarik dan kekerasannya mulai naik, elongasi dan kekuatan impaknya menurun. Sedang dengan temperatur austemper 350°C dan 400°C kekuatan tarik dan kekerasannya mulai nampak naik, elongasi dan kekuatan impak mulai turun setelah diberi waktu tahan 5 jam. Hal ini terjadi karena austenit metastabil sudah mulai bertransformasi menjadi ferit dan cementit yang keras dan rapuh.

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel uji yang mengalami austemper pada temperatur 300°C dengan waktu tahan 3 jam, mempunyai ketangguhan yang paling optimal. Sifat mekanik yang diperoleh adalah kuat tarik rata-rata 102,75 kgf/mm2, tegangan luluh rata-rata 66 kgf/mm2, elongasi rata-rata 8,4 % dan kekerasannya 352,4 HB.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazid Mardiko
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik, bagi industri otomotif terus berkembang. Pengembangan material ini diarahkan pada peningkatan ketangguhan dengan berat yang minimal. juga kemudahan dalarn prases produksi material tersebut. Salah satu material yang sedang dikembangkan adalah jenis besi tuang nodular yang dikenalkan perlakuan panas.

Material ini dikenal dengan nama Ausremper Ducrile Iron (ADD. Sifat mekanik material ini serum dengan baja tetapi dengan berat yang lebih ringan. Kekuatan material ini berasal dari struktur mikro yang terbentuk selama prases perlakuan panas. Tetapi hasil perlakuan panas tersebut tidak selalu menghasilkan struktur mikro yang rnenguntungkan bagi ADL ada strukrur mikro tertentu yang dapat mengubah karakteristik ADl yang diinginkan. Sifat mekanik ADI tergantung dari strukrur mikro yang dihasilkan selama proses perlakuan panas, dan ada proses perlakuan panas tersebut terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi strukfur mikro akhir dari ADI. Antara lain komposisi kimia, temperatur, jangka waktu pemanasan. Pengaruh variabel-variabel diatas yang akan diteliti pada penelitian ini, terutama pengaruh rendahnya unsur paduan berupa Ni dan Mo, serta pengaruh deformasi mekanik berupa tarik dan canai dingin.
2001
S41401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Herawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaklerislik austenit sisa pada ADI dengan paduan 0,261% Mn dan 0,25% Mn hasil proses austemper 400°C selama 60 menit dengan variasi temperatur austenisasi 850°C dan 900°C selama 90 menit. Dimana kestabilan austenit salah satunya dipengaruhi oleh temperatur austenisasi.

Sampel setelah mengalami perlakuan panas austenisasi 850°C dan 900°C selama 90 menit dan austemper 400°C selama 60 menit dilakukan pengujian mekanis rolling dengan variasi redulrsi 5%, 10%, dan 15%. Sampel sebelum dan setelah rolling kemudian diteliti % fraksi volume austenit sisanya dengan menggunakon metode difraksi sinarX dan point counting. Untuk melihat pengaruhnya terhadap sifat mekanis dilakukan uji kekerasan.

Hasil penelitian menunjukkan austenite sisa pada temperatur austenisasi 850°C adalah 21,6% fraksi volume, sedangkan pada temperatur austenisasi 900°C adalah 32,52% fraksi volume. Pada pengujian kekerasan, sampel dengan temperatur austenisasi 850°C sebelum dirolling memiliki kekerasan sebesar 275 BHN. Pada temperatur austenisasi 900°C, kekerasan sampel sebelum dirolling adalah 244 BHN. Seiring dengan penambdhan redriksi, kekerasan sampel pun turut meningkat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover