Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hoogstraaten, Gerrit
Amsterdam: Thoth, 1992
BLD 839.36 HOO ko
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prayitno
"TNI sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara, memiliki karakteristik berbeda dengan organisasi non militer yaitu adanya prinsip kesatuan komando (Unity of Command) yang berarti keputusan diambil secara sentralisasi dan pelaksanaan secara desentralisasi. Komandan satuan (pimpinan cabang) tidak berwenang mengambil keputusan, tetapi hanya melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan pusat. Berbeda dengan di swasta, pimpinan cabang berwenang membuat keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (emppwerment). Agar tu[ok dapat berjalan optimal, TNI harus mampu mengumpulkan, menyimpan, mengolah data menjadi informasi, dan menyebarluaskannya dengan mudah dan cepat, serta adaptive terhadap perubahan yang terjadi (internal/ eksternal). Selain itu, TNI harus memiliki keselarasan (aligntment), dan keterpaduan (integration) di semua level manajemen. Hal tersebut, hanya dapat diwujudkan melalui pemanfaatan kemajuan TI secara optimal. saat ini, TNI telah memanfaatkan TI namun hasilnya belum optimal yang disebabkan antara lain: Pengembangan SI/TI masih bersifat ad-hoc (business opportunities are missed): SI yang ada belum terintegrasi (lack of integration of system): Adanya duplikasi SI, sehingga pengolahan data tidak efektif (ineffective information management produces duplication of effort): , dan pengelolaan SI/TI belum terpadu dan terencana (lack of understanding and agreed direction). Menjadi keharusan bagi TNI memiliki rencana strategis SI, agar dapat terarah dalam mengembangkan SI/TI di masa mendatang. Oleh karena itu perlu melakukan perencanaan strategis SI yang sesuai dengan karakteristik TNI yang berorientasi kepada visi dan misi. Namun mencari model perencanaan strategis SI yang dapat dijadikan acuan bagi TNI sangat sulit, karena kecenderungan model yang ada lebih diarahkan kepada organisasi bisnis/profit yang bersifat decentralized/distributed. Penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh model perencanaan Strategis SI yang tepat untuk TNI dengan studi kasus di TNI AU. Untuk itu dilakukan pengkajian terhadap enam dokumen perencanaan strategis SI milik swasta dan pemerintah yaitu Lembaga Sandi Negara, PT Jamsostek, PT. Perkebunan Nusantara V Riau (PTPN V), U.S. Departement of Defense (US DoD), U.S. General Service Administration (US GSA), dan U.S. Departement of Justice (US DoJ). Melalui perbandingan beberapa model tersebut, dan penggunaan kombinasi metodologi perencanaan SI versi Ward & Peppard, Tozer, dan James Martin, diperoleh model pengelolaan SI/TI yang sesuai untuk diterapkan di TNI AU yaitu model federal yang berupa kombinasi antara terpusat (centralized) dan tersebar (decentralized), yaitu fungsi komando dilakukan secara terpusat dan operasional SI/TI secara tersebar da satuan kerja SI/TI TNI AU. Hasil penelitian ini, diharpkan dapat digunakan sebagai acuanbagi komponen TNI lainnya yaitu Mabes TNI, TNI AD dan TNI AL, tentunya dengan melakukan penyesuaian sesuai karakteristik masing-masing.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) is a military organization in Indonesian Characteristic's TNI differ from organization of non military, the decision taken by centralized and execution decentralized. In TNI, commandant set of (head branch) unqualified take decision, but only execute policy specified by head center. It is difference from business/ profit organization, head of authoritative branch makes decision to reach organizationl target (empowerment). In Order to optimal main task, TNI have to able to collect, store, processes of data become information, and overspread it easily and quickly, and also adaptive to change that happened in internal or external. Others, TNI have to own compatibility and integrity in all level management. The mentioned, can only be realized by through exploiting of progress of Technology Information (IT) in an optimal fashion. In this time, TNI have exploited TI but it is not optimal yet caused for example Development Information System (IS) Technology Information (TI) still have the character of ad-hoc (business opportunities acre missed); So, The Information System existing not yet integrated. Data processing is ineffective information management produces duplication of effort and both of Management IS/TI not yet in wrought and planed made lack of understanding and agreed direction. TNI have to own strategic plan for Information System to earn directional in developing systems. Therefore require to conduct strategic plan of IS matching with characteristic TNI orienting to mission and vision. Searching type of strategic plan of IS which can be made by reference for TNI very difficult, because this is existing type tendency more instructed to business organization having the character of decentralized and distributed. This research, aim to obtain gets of strategic planning of the correct for TNI with case study in Indonesian Air Force (TNI AU). For that conducted by study to six documents of strategic plan of IS property of private sector and governmental that is Lembaga Sandi Negara, PT Jamsostek, PT. Perkebunan Nusantara V Riau (PTPN V), U.S. Department of Defense (US DoD), U.S. General Service Administration (US GSA), and U.S. Department of Defense (US.DoD), US. Gener ServiceAdministration (US GSA), and US Department of Justice (US DoJ). Through comparison of some the type, and use of combination of methodologies of planning of IS version Ward & Peppard, Tozer, and James Martin, obtained a model management of appropriate SI/TI to be applied in TNI AU that is federal type is which is in the form of combination of between centralized and decntralized, where is function command centrally and operational of SI/TI blazed abroad in set of job of SI / TI TNI AU. Result of this research, is expected serve the purpose of reference for each of TNI (Mabes TNI, TNI AD and TNI AL). perhaps conducted is adjustment of according to characteristic of them."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermans, W. F.
Amsterdam: De Bezige Bij, 1989
BLD 839.36 HER a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Foliatini
"An efficient and rapid method for preparation of Au nanoparticles (Au-NP) has been developed by direct microwave
irradiation of metal precursor and alginate mixed solution in a single step. Here, alginate molecules act as both the
reducing and stabilizing agents of Au-NP. The obtained nanoparticles were characterized by ultraviolet-visible (UVVis)
spectroscopy, particle size analyzer, fourier transform infrared spectroscopy, and transmission electron
microscopy. The nanoparticles have a spherical form and perfectly capped with alginate when using alginate and chloro
auric acid (HAuCl4) precursor in the concentration range of 0.50 to 0.75% (w/v) and 0.40 mM, respectively. The use of
a lower concentration of alginate and/or higher concentration of HAuCl4 caused agglomeration to occur, thereby
resulting in a bigger size of Au-NP and red shifting of surface plasmon resonance (SPR) peak to a higher wavelength.
Sintesis Nanopartikel Au yang Distabilkan Alginat dengan Bantuan Gelombang Mikro. Sintesis nanopartikel Au
(Au-NP) dengan metode yang cepat dan efisien dalam hitungan menit telah berhasil dilakukan dengan teknik iradiasi
menggunakan gelombang mikro terhadap campuran garam prekursor dan alginat dalam satu langkah. Molekul alginat
berperan sebagai pereduksi maupun penstabil Au-NP. Nanopartikel yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektroskopi
ultraviolet-visible (UV?Vis), particle size analyzer, fourier transform infrared spectroscopy dan transmission electron
microscopy. Nanopartikel yang diperoleh berbentuk bulat dan terlapisi sempurna oleh alginat pada rentang konsentrasi
alginat dalam rentang 0,50?0,75% (w/v) dan prekursor HAuCl4 0,20 mM. Pada konsentrasi alginat yang lebih rendah
dan/atau konsentrasi HAuCl4 yang lebih tinggi, aglomerasi cenderung terjadi dan menghasilkan ukuran partikel Au-NP
yang lebih besar serta pergeseran panjang gelombang surface plasmon resonance (SPR) ke nilai yang lebih besar."
[Depok, ]: Universitas Indonesia, Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Citra Dwicahya
"Material Seng Oksida ZnO adalah salah satu material semikonduktor yang sedang banyak diteliti untuk aplikasi devais optoelektronik dan fotokatalis. Dalam penelitian ini, komposit nanorod ZnO dengan nanopartikel emas disintesis diatas substrat kaca menggunakan metode ultrasonic spray pyrolisis dan hidrotermal serta diaplikasikan sebagai fotokatalis untuk mendegradasai metilen biru. Nanopartikel emas dideposisi dengan metode hidrotermal dengan variasi suhu deposisi yaitu 90, 100, 110 dan 120 C.
Hasil karakterisasi menggunakan Ultraviolet-Visible Spectroscopy, Diffuse Reflectance Spectroscopy, Photoluminescene PL, X-Ray Diffraction, Transmission Electron Microscopy TEM, dan Field Emission Scanning Electron Microscopy FESEM menunjukkan bahwa nanopartikel Au tumbuh berbentuk bulat berdiameter 5-15 nm, bersifat polikristal dengan struktur kristal cubic. Nanopartikel Au paling optimum ditumbuhkan pada suhu 110 C karena dapat meningkatkan efek fotokatalitik yang paling tinggi. Nanopartikel Au bertindak sebagai electron sink yang dapat menghambat terjadinya rekombinasi elektron dan hole sehingga dapat menghasilkan muatan bebas yang lebih banyak untuk reaksi fotokatalis. Kata kunci : Au nanopartikel, fotokatalitik, seng oksida nanorods, Au/ZnOMaterial Seng Oksida ZnO

Zinc Oxide ZnO material is one of the most studied semiconductor materials for optoelectronic devices and photocatalys applications. In this study, the composite of ZnO nanorods with gold Au nanoparticles were synthesized on glass substrates using ultrasonic spray pyrolisis and hydrothermal methods and it was applied as a photocatalyst to degrade the methylene blue. The Au nanoparticles were deposited with hydrothermal method with variation of deposition temperatures of 90, 100, 110 and 120 C.
The characterization results using Ultraviolet Visible Spectroscopy, Diffuse Reflectance Spectroscopy, Photoluminescene PL , X Ray Diffraction, Transmission Electron Microscopy TEM , and Field Emission Scanning Electron Microscopy FESEM show that Au nanoparticles grow with diameter of 5 15 nm, polycrystalline with cubic crystal structure. The most optimum Au nanoparticles are grown at 110 C because they can iimprove the photocatalytic activity. Au nanoparticles act as the electron sinks that can inhibit the recombination of electrons and holes so more free charges were produced for photocatalyst reactions.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iluk Hayuningtyas
"Kebutuhan air bersih meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, namun kebutuhan air bersih tercemar karena kontaminasi limbah cair salah satunya akibat zat warna, proses degradasi zat warna sangat perlu dilakukan dalam upaya reduksi pencemaran air, Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah fotodegradasi. Pada penelitian ini dilakukan fotodegradasi zat warna Methylene Blue melalui proses fotokatalitik dengan nanokatalis heterostruktur Au-TiO2. Sintesis TiO2 Nanosheet yang melalui metode Hidrotermal, didapatkan nilai celah pita sekitar 3.38 eV untuk struktur Anatase dengan panjang rata-rata 28 nm dan ketebalan 3.05 nm. Au Nanorod disintesis melalui metode Seeds Mediated Growth dengan variasi penambahan AgNO3 menghasilkan profil fenomena resonansi permukaan plasmon (SPR) yang berbeda dengan serapan paling tinggi pada 800 nm dan aspect ratio yang meningkat dari 3.7-4.5. Integrasi dilakukan dengan metode Ligand Exchange dan pengaturan pH. Laju kinetika tertinggi dari hasil fotodegradasi dicapai oleh Au-TiO2 yang diintegrasi melalui metode Ligand Exchange sebesar 0.1029 min-1.

Demand of clean water increase along with an increase in population, but the presence of organic dyes has become one of the reasons of water contaminant and becoming an environmental problem, the treatment of dye removal nowadays is become very necessary to reduce water pollution. The most efficient and reliable method to degraded organic dyes is using photodegradation method. In this research, we report the result of Methylene Blue photodegradation through the photocatalytic process using Au-TiO2 heterostructured nanocatalysts. TiO2 nanosheets was synthesized through hydrothermal method, the band gap value is 3.38 eV for Anatase structures with an average length of 28 nm and thickness of 3.05 nm. Gold nanorods was synthesized through Seeds Mediated Growth method with variations in the addition of AgNO3. Show a different profile of the Surface Plasmon Resonance (SPR) phenomenon with the highest absorption at 800 nm and an increased aspect ratio from 3.7-4.5. Integration of Au-TiO2 was done by the Ligand Exchange Method and pH control. The high kinetic rate was achieved from Au-TiO2 nanocatalyst done by the Ligand Exchange Method with 0.1029 min-1.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Suryandhito
"Timbal masih digunakan secara luas sebagai bahan material aktif untuk baterai asam timbal. Timbal dan auric chloride (PbCl3) digabungkan untuk menjadi komposit timbal-emas sebagai usaha untuk meningkatkan performa baterai asam timbal. Perilaku elektrokimia dari komposit Pb-Au dalam larutan asam sulfat diselidiki. Au diilih sebagai penguat karena sifatnya yang memiliki konduktivitas tinggi dan ketahanan terhadap reaksi kimia. Penyampuran bubuk Pb dan auric chloride (PbCl3), dan metode hot-press digunakan untuk membuat komposit Pb-Au. Karakterisasi struktur material  dilakukan dengan teknik X-Ray Diffraction (XRD). Perilaku elektrokimia dari sampel diselidiki dengan teknik Cyclic Voltammetry (CV) dan Linear Sweep Voltammetry (LSV) di dalam larutan H2SO4 dengan variasi temperatur 10°, 25°C, and 40°C. Hasil menunjukkan bahwa struktur kristal dari komposit Pb-Au adalah face-centered cubic (FCC) dengan ukuran kristal bernilai antara 63,31 dan 79,54 nanometer. Selain itu, penambahan Au juga menggeser ICorr, ECorr, dan potensial reduksi dan oksidasi. Laju korosi dari komposit Pb-Au bernilai antara 0,081 dan 2,706 mm/tahun. Reaksi elektrokimia irreversibel dari komposit Pb-Au telah diamati.

Lead is still widely used as an active material for lead-acid batteries. Lead and auric chloride (PbCl3) solution were mixed to become lead-gold composite in efforts to improve the performance of lead-acid batteries. The electrochemical behaviors of Pb-Au composite in sulfuric acid solution were investigated. Au was chosen as reinforcement because of its high conductivity and resistance to chemical reaction. The mixing of Pb powders and auric chloride (PbCl3) solution, and hot-pressing method was applied to fabricate Pb-Au composites. Material structure characterizations were performed using X-ray diffraction technique. The electro-chemical properties of the samples were investigated by cyclic voltammetry technique (CV) and linear sweep voltammetry technique (LSV) in H2SO4 solution with various solution temperature 10°, 25°C, and 40°C. The results show that the crystal structure of lead-gold composite are face-centered cubic (FCC) structure with crystallite size of around 63.31 to 79.54nm. Also, the addition of Au shift the Icor, Ecor and the oxidation and reduction potential. The corrosion rates of Pb-Au composites are found to be around 0.081 and 2.706 mm/year. The irreversible electrochemical reaction Pb-Cu composite have been observed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Imam Pratama
"ABSTRACT
Pada penelitian ini dilaporkan pengukuran celah pita dan produksi asam format melalui reaksi fotoreduksi bikarbonat dengan menggunakan katalis berbagai morfologi nanopartikel Au (Au nanooctahedrals, Au nanocubes, dan Au nanorods) yang diintegrasikan dengan TiO2. Pengukuran celah pita Au-TiO2 nanohibrid menunjukan bahwa tidak ada perubahan nilai celah pita dari TiO2 saat diintegrasikan dengan nanopartikel Au dengan berbagai morfologi. Selanjutnya dilakukan penyinaran dengan menggunakan solar simulator, format terbentuk sebanyak 1,8083 mmol/g katalis dengan menggunakan TiO2 saja. Produksi format bertambah secara signifikan saat diintegrasikan dengan nanopartikel Au. Au nanorods -TiO2 (5,1359 mmol/g katalis) memiliki aktivitas fotokatalitik paling tinggi dibandingkan dengan Au nanocubes-TiO 2 (3,1896 mmol/g katalis) dan Au nanooctahedrals -TiO2 (2,36063 mmol/ g katalis). Peningkatan produksi asam format diakibatkan terdapatnya efek sinergistik dari sifat plasmonik nanopartikel emas pada sinar tampak dan aktivitas hole scavenging dari gliserol pada permukaan Au-TiO2 nanohibrid.

ABSTRACT
In this research, we report the band gap measurement and production of formic acid through photoreduction of bicarbonate in presence of TiO2 with various morphologies of gold nanoparticles (gold nanooctahedral, gold nanocubes, and gold nanorods) nanohybrids. The band gap measurement shows no effect when TiO2 is being integrated with gold nanoparticles. Under solar simulator, the productivity of formate production was 1.8083 mmol/ g cat using TiO2 alone. The formate production was enhanced by integrating gold nanoparticles with TiO2. Au nanorods-TiO2 has the most remarkable enhancement (5.1359 mmol/g cat) compares to Au nanocubes-TiO2 (3.1986 mmol/ g cat) and Au nanooctahedrals-TiO2 (2.36064 mmol/g cat). The improvement in formate production in visible light is attributed to the synergistic effects of plasmonic properties of gold nanoparticles in the visible wavelength range and hole scavenging activities of glycerol from Au-TiO2 nanohybrids surface."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nurhayati
"ABSTRACT
Sumber data penelitian ini adalah Au Soleil karya Guy de Maupassant. Karya ini adalah sebuah cerita perjalanan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa bab-bab yang menceritakan perjalanan tokoh Aku di Aljazair dalam Au Soleil (bab ke-3 sampai bab ke-9), baik yang menggunakan nama tempat maupun nama tokoh sebagai judul, sama-sama menampilkan warna lokal Aljazair pada akhir abad ke-19.
Pendekatan yang digunakan untuk meneliti karya ini adalah pendekatan struktural yang ditunjang oleh teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori William Henry Hudson mengenai pengelompokan latar, serta teori M.F. Schmitt dan A. Viala mengenai sekuen.
Penelitian diawali dengan penyusunan sekuen. Jumlah sekuen yang ditemukan sangat banyak.. Jumlah ini bertolak belakang dengan Fungsi Utama yang singkat. Melalui Fungsi Utama beserta bagannya nampak bahwa keistimewaan Au Soleil terletak pada katalisatornya.
Sekuen-sekuen katalisator dikelompokkan dalam sekuen-sekuen yang menonjolkan warna lokal Aljazair, meliputi gambaran tempat dan masyarakat. Kedua gambaran ini, yang disusun berurutan berdasarkan bab-bab yang menceritakan Aijazair, berjumlah seimbang. Jumlah ini menunjukkan bahwa kedua gambaran ini sama-sama dominan dalam pengelompokan sekuen. Hal ini memperlihatkan bahwa bab-bab yang menceritakan Aijazair sama-sama menampilkan warna lokal Aijazair pada akhir abad ke-19.
Analisis berikutnya, latar dan tokoh, menunjukkan bahwa latar ruang, yang terbagi dalam latar fisik dan sosial, berperan penting dalam menampilkan warna local. Latar waktu dan tokoh, meski kurang menonjol, turut menunjang warna lokal yang dikemukakan dalam latar ruang.
Selain mengemukakan warna lokal, latar ruang memperlihatkan perbedaan antara bab-bab yang berjudul nama tempat dan tokoh. Berbeda dengan bab-bab lainnya, yang menonjolkan latar fisik dan sosial, bab ke-5, satu-satunya bab yang berjudul nama tokoh (Bou-Amama), merupakan bab yang sangat sedikit menggambarkan latar fisik. Bab ke-5 lebih menonjolkan Bou-Amama dan pergerakan masyarakat Arab. Bab ini terletak di tengah karena merupakan fokus cerita Au Soleil. Cerita di dalamnya mendorong tokoh Aku, yang melakukan perjalanan di Aljazair, berkunjung ke sana. Karena bab ini menonjolkan gambaran Bou-Amama dan masyarakat Arab, bab ini diberi judul nama tokoh.
Penelitian di atas membuktikan bahwa warna lokal Aijazair ditemukan di seluruh bab yang mengisahkan perjalanan tokoh Aku, meski terdapat perbedaan di antara bab-bab tersebut.

"
1999
S14262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>