Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peni Mutalib
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pencapaian prestasi puncak seorang atlet ditentukan oleh faktor-faktor fisik dan non fisik. Salah satu faktor fisik adalah ciri anatomik yang khas; meliputi somatotipe, tinggi dan berat badan, persentase lemak, massa tubuh tanpa lemak, indeks skelik, panjang segmen bawah tungkai relatif, nilai bitrokanter relatif dan panjang lengan. Semua unsur ciri anatomik ini bila digambar dalam sebuah grafik sekaligus disebut sebagai profil anatomik. Tujuan penelitian adalah mencari dan melihat posisi profil atlet top kita, khususnya dibandingkan terhadap profil atlet dunia. Dengan ini dapat dilaksanakan usaha untuk menyusun profil unggul yang menunjang pencapaian prestasi. Subyek penelitian adalah 27 atlet SEA-Games '85 (kel. I), 27 atlet DKI yang tidak termasuk tim pelatnas (kel. II), dan mahasiswa FK Unika Atma Jaya yang tidak tercatat sebagai anggota pelatda atau pelatnas. Pengukuran dilakukan secara antropometrik, somatotipe dinilai dengan cara Heath & Carter. Analisis data dilakukan dengan t-test, koefisien asosiasi antara variabel dan prestasi, serta koefisien variasi untuk menilai heterogenitas variabel.
Hasil dan Kesimpulan: Atlet tiap kategori kelompok I dan II mempunyai profil yang serupa, hanya atlet I lebih unggul dalam semua unsur kecuali nilai PSBT relatif. Keunggulan ini masih jauh di bawah keunggulan profil anatomik atlet dunia.
Telah disusun profil anatomik nyata untuk tiap kategori (pelempar, pelompat dan pelari) yang lebih unggul daripada yang ada kini. Terdapat kesan atlet asal Irian Jaya memiliki profil anatomik yang lebih mendekati profil unggul dibandingkan atlet asal non Irian Jaya. Kenyataan dominasi atlet Irian Jaya dalam cabang atletik (11 dari 27 atlet), dan pengamatan bahwa mereka mempunyai keunggulan profit dalam 6 unsur, sama unggul dalam 4 unsur, dan hanya 1 unsur kurang unggul dibandingkan atlet non Irian Jaya, penulis menyarankan agar kita berpaling ke daerah Irian Jaya guna menemukan atlet dengan profil anatomik.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Famelasari Fitria Ramdani
Abstrak :

Karies gigi berefek negatif pada aktivitas yang sedang dilaksanakan yaitu dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan produktivitas kerja tidak optimal, misalnya seorang atlet. Faktor resiko utama masalah kesehatan gigi atlet adalah kebiasaan konsumsi makanan atau minuman kariogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko perilaku pencegahan karies terkait kejadian karies pada atlet remaja nasional di Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora (SKO) Tahun 2023. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu 50 atlet remaja nasional di SKO Kemenpora. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan karies dan wawancara menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan 64% atlet remaja mengalami karies. Faktor resiko perilaku pencegahan karies yang berhubungan dengan kejadian karies pada atlet remaja nasional adalah frekuensi makanan kariogenik (p-value 0,005) dan sikap terhadap kesehatan gigi (p-value 0,011). Faktor resiko tertinggi terkait kejadian karies pada atlet remaja di SKO Kemenpora adalah makanan kariogenik dengan nilai POR 19,432 (95% CI 2,473-152,687), jadi atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik tinggi 19,432 kali lebih beresiko mengalami karies dibanding atlet remaja yang mempunyai frekuensi konsumsi makanan kariogenik rendah. Perlu adanya edukasi pencegahan karies dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman kariogenik. ......Dental caries has a negative effect on the activity being carried out, which can result in discomfort and not optimal work productivity, for example an athlete. The main risk factor for athletes' dental health problems is the habit of consuming cariogenic food or drink. This study aims to determine the risk factors for caries prevention behavior related to the incidence of caries in national youth athletes at the Kemenpora Special Sports School (SKO) in 2023. The research method uses a quantitative approach with a cross sectional design. The study used the entire existing population, namely 50 national youth athletes at the Kemenpora SKO. Data collection was carried out by caries examination and interviews using a questionnaire, then analyzed univariately, bivariately and multivariately (logistic regression). The results showed that 64% of teenage athletes had caries. Risk factors for caries prevention behavior associated with the incidence of caries in national youth athletes are cariogenic food frequency (p-value 0.005) and attitude towards dental health (p-value 0.011). The highest risk factor related to the incidence of caries in adolescent athletes at the Ministry of Youth and Sport SKO is cariogenic food with a POR value of 19.432 (95% CI 2.473-152.687), so adolescent athletes who have a high frequency of consuming cariogenic food are 19.432 times more at risk of experiencing caries than adolescent athletes who have a high frequency of cariogenic food consumption. low consumption of cariogenic foods. There is a need for caries prevention education by limiting consumption of cariogenic food and drink.

 

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisenman, Patricia A.
Champaign: Leisure Press, 1990
613.2 EIS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andrews, James R.
Philadelphia : Elsevier Saunder, 2012
617.102 7 AND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah Nugroho Putri
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang faktor ekternal dan internal yang berhubungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada atlet wanita di SMP/SMA Negeri Ragunan (Khusus Olahragawan). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan disain cross sectional. Hasil penelitian yaitu 50% atlet wanita mengalami kecenderungan penyimpangan perilaku makan terdiri dari 1,2% anoreksia nervosa, 4,9% bulimia nervosa, dan 43,9% EDNOS. Lalu, hanya faktor internal seperti perilaku diet, citra tubuh, dan kepercayaan diri yang mempunyai hubungan signifikan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyimpangan perilaku makan melalui kurikulum pendidikan, penyuluhan, seminar, dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan, psikolog, dan pelatih. ......The focus of this study is external and internal factor relating to eating disorder of the female athletes in SMP/SMA Negeri, Ragunan (High School Athlete). The research in quantitative with cross-sectional design. The result is 50% female athletes have eating disorder such as 1,2% anoreksia nervosa, 4,9% bulimia nervosa, and 43,9% EDNOS. And than internal factor as diit behaviour, body image, confidence related to significant with eating disorder. The researcher suggests that school should give infomation about eating disorder by education curriculum, workshop and cooperate to team medic, psychologist, and coach/trainer athletic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Adelina Auyan
Abstrak :

Penelitian terdahulu menunjukkan temuan yang tidak konsisten mengenai hubungan grit dengan performa atlet. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali peran grit dalam memprediksi performa atlet mahasiswa, dan memahami pengaruh moderasi kepaduan tim berdasarkan Teori Cognitive-Affective System of Personality (Mishcel & Soda, 1995). Sebanyak 265 data partisipan yang tersebar dalam 34 tim olahraga diperoleh dengan memanfaatkan turnamen olahraga futsal, basket, dan sepakbola antar kampus di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner fisik yang terdiri dari The Grit Scale, Group Environment Questionnaire, dan penilaian performa individual atlet oleh pelatih. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan model 1 pada makro PROCESS oleh Hayes. Temuan penelitian menunjukkan bahwa grit tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan performa atlet (r = 0,092, p > 0,05) dan ditemukan efek moderasi kepaduan tim yang negatif terhadap hubungan antara grit dan performa atlet atlet (b = -0,34, SE = 0,13, 95%CI[-0,59,-0,09]).


Previous findings showed inconsistent results regarding the relationship between grit and athlete performance. Therefore, this study was conducted to re-evaluate the role of grit in predicting collegiate athlete performance, and to understand the moderating effect of team cohesion based on Cognitive-Affective System of Personality Theory (Mischel & Soda, 1995). Data were collected through several futsal, basketball, and soccer competition events across Jabodetabek and Bandung, using physical questionnaire consists of The Grit Scale, Group Environment Questionnaire, and athlete performance evaluation by coach. 265 participant data which was distributed in 34 different sport teams was obtained and analyzed using Pearson correlation and simple moderator model on Hayes’ PROCESS macro on SPSS program. Findings of this study showed there is no significant relationship between grit and athlete performance (r = 0,092, p > 0,05) and there is a negative moderating effect of team cohesion on grit-athlete performance relationship (b = -0,34, SE = 0,13, 95%CI[-0,59,-0,09]).

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Leane Suniar
Abstrak :
ABSTRAK

Ketahanan fisik olahragawan dapat dibina melalui latihan dan asupan gizi yang cukup. Dengan metode dan ilmu kepelatihan yang tinggi dapat dicapai prestasi maksimal.

Bila pada keadaan demikian prestasi ingin ditingkatkan lagi, maka pengaturan gizi memegang peranan penting, di samping pengetahuan tentang pemilihan makanan yang tepat secara kualitatif dan kuantitatif sangat menunjang peningkatan ketahanan fisik olahragawan. Berbagai macam diet untuk meningkatkan ketahanan fisik olahragawan telah banyak diteliti di luar negeri. Diantaranya peneliti dari Swedia yaitu Per Olof Astrad dan Eric Hultman tahun 1975 yang mengemukakan metode Carbohydrate Loading, dan dilakukan pada persiapan suatu pertandingan. Di luar negri metode ini dilaporkan memberi hasil yang memuaskan, karena itu ingin dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah metode, ini iuga memberi hasil yang serupa bila diterapkan di Indonesia yang mempunyai polar kebiasaan makan serta susunan menu yang berbeda. Prinsip diet penimbunan hidrat arang (HA) tersebut berdasarkan kenyataan bahwa hidrat arang merupakan sumber energi yang paling dominan pada kerja berat dengan intensitas tubuh penting peranannya dalam menentukan kapasitas kerja fisik (1, 2, ,4,5).

Cadangan hidrat arang didalam tubuh disimpan di hati dan di otot dalam bentuk glikogen, cadangan glikogen tersebut dapat ditingkatkan secara bermakna dengan latihan dan diet khusus, terutama pada otot olahragawan yang terlatih (1,4,6,7).

Dalam penelitian yang akan dilakukan digunakan atlit voli yang terlatih, umur antara 18 - 22 tahun, disebabkan kesulitan untuk mengumpulkan atlit maraton yang mempunyai batas umur tertentu dan memenuhi jumlah persaratan statistik. Disamping itu pertimbangan bahwa cabang olahraga tersebut menggunakan otot-otot tungkai yang setara dengan penggunaannya pada cabang olahraga maraton.

Penelitian dilakukan secara acak menyilang dengan kelola (Randomized Controlled Crass Over Study).

Ketahanan fisik diukur dengan menggunakan jentera lari (treadmill) menurut cara Bruce (8,9).

Peningkatan ketahanan fisik dinyatakan dengan selisih lama melakukan treadmill sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok tersebut. dan dianalisis dengan uji t berpasangan?

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasilia Oktika Sari
Abstrak :
Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Provinsi DKI Jakarta memiliki strategi-strategi yang dilakukan untuk dapat melakukan pengembangan prestasi atlet sesuaii dengan manajemen talenta yang ada. Pengembangan prestasi atlet dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga secara nasional dan Dinas Pemuda dan Olahraga secara regional sesuai dengan wilayah masing-masing, para pelajar akan mendapatkan pembinaan secara intensif untuk dapat menjadi atlet profesional dan diwaktu yang bersamaan mereka tetap menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu akademi elit di Indonesia yang membina para pelajar untuk bisa berprestasi dan menjadi atlet profesional, atlet pelajar tersebut akan mengikuti kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Provinsi DKI Jakarta dalam Pengembangan Prestasi Atlet melalui Manajemen Talenta menggunakan teori manajemen talenta The Talent Management Handbook oleh Berger&Berger. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder, serta analisis yang digunakan bersifat kualitatif. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pelaksanaan strategi Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Provinsi DKI Jakarta dalam pengembangan atlet sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, namun masih terdapat pula beberapa hal yang harus ditingkatkan dan ditinjau kembali agar mendapatkan hasil yang lebih optimal. ......The DKI Jakarta Province Student Sports Training Center (PPOP) has strategies that are carried out to be able to develop athlete achievements in accordance with existing talent management. The development of athletes' achievements is carried out by the Ministry of Youth and Sports nationally and the Youth and Sports Office regionally in accordance with their respective regions, students will get intensive coaching to be able to become professional athletes and at the same time they continue to carry out their obligations as students. The DKI Jakarta Province Student Sports Training Center (PPOP) is one of the elite academies in Indonesia that fosters students to excel and become professional athletes, these student athletes will take part in the National Student Sports Week (POPNAS) championship. Therefore, this study aims to determine how the DKI Jakarta Provincial Student Sports Training Center (PPOP) Strategy in Developing Athlete Achievement through Talent Management using the talent management theory The Talent Management Handbook by Berger&Berger. The method used in this research is post-positivist, data collection techniques with in-depth interviews as primary data and literature studies as secondary data, and the analysis used is qualitative. The results of this study found that the implementation of the DKI Jakarta Provincial Student Sports Training Center strategy in developing athletes can be said to be running well, but there are still some things that must be improved and reviewed in order to get more optimal results.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindu Rachmiaty
Abstrak :
Kalsium adalah zat gizi yang sangat penting untuk pertumbuhan pada masa remaja. Karena masa remaja adalah masa dimana kebutuhan kalsium paling banyak dibutuhkan, terutama untuk pertumbuhan untuk mencapai peak bone mass yang optimal yang didukung dengan aktivitas yang cukup. Aktivitas yang tinggi dapat mempengaruhi kebutuhan kalsium, seperti aktivitas pada atlet. Atlet cabang olahraga senam dan renang mempunyai kepadatan tulang paling rendah. Asupan kalsium atlet remaja di Amerika masih dibawah RDA, yaitu 95.5% pada aki-laki dan 56.3% pada perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan makanan sumber kalsium atlet remaja cabang olahraga renang dan faktor-faktor yang berhubungan di Klub Renang Wilayah Jakarta Selatan tahun 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan makanan sumber kalsium antara lain adalah karakteristik atlet remaja (jenis kelamin, besar uang saku per bulan, pengetahuan umum gizi dan pengetahuan kalsium), karakteristik orang tua (pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua), dan frekuensi konsumsi bahan makanan sumber kalsium. Subjek penelitian adalah atlet remaja cabang olahraga renang usia 13-19 tahun yang terdaftar sebagai anggota di klub renang di bawah naungan Pengda PRSI DKI Jakarta yang berlatih di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross sectional, dengan pengambilan sample jumlah total populasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata konsumsi makanan sumber kalsium responden dalam sehari masih dibawah AKG 2005 untuk remaja, yaitu 777.01 mg per hari. Responden yang konsumsi makanan sumber kalsiumnya diatas rata-rata lebih banyak terdapat pada laki-laki (51.6%), pada atlet remaja yang uang sakunya lebih dari sama dengan Rp 500.000,00 (53.4%), pada atlet remaja yang pengetahuan gizinya cukup (55.6%) dan pengetahuan kalsiumnya cukup (59.6%). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan atlet remaja tentang kalsium dengan asupan makanan sumber kalsium (P < 0.05). Dari hasil uji statistik juga didapatkan ada hubungan antara makanan sumber kalsium, yaitu es krim susu dengan asupan makanan sumber kalsium. Bahwa dengan asupan makanan sumber kalsium yang cukup bahan makanan sumber kalsium yang paling sering dikonsumsi adalah es krim susu. Namun bahan makanan sumber kalsium lainnya juga memiliki kecenderungan yang sama, yaitu semakin sering dikonsumsi makan asupan makanan sumber kalsiumnya juga akan semakin cukup.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefin Hanna
Abstrak :
Skripsi ini membahas hubungan antara konsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi dengan kebugaran jasmani pada atlet cabang olahraga akuatik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunkaan desain penelitian cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar catatan, stopwatch, dan kolam renang. Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang berumur minimal 13 tahun, pernah mengikuti kejuaraan, dan terdaftar sebagai anggota salah satu klub renang, loncat indah, renang indah, atau polo air yang berlatih di Stadion Renang Gelora Bung Karno Senayan. Hasil penelitian menyarankan agar atlet tidak mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral, serta minuman energi karena tidak dapat meningkatkan kebugaran jasmani atlet tersebut. Pelatih juga diharapkan tidak menganjurkan konsumsi suplemen dan minuman energi , kecuali jika atlet tersebut mengalami defisiensi vitamin dan mineral.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>