Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nentia Erianti Sidik
Abstrak :
Underweight merupakan masalah gizi yang umumnya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti penurunan daya tahan tubuh, penurunan fungsi kelenjar pituitary, tiroid, gonad, gangguan psikologis serta menimbulkan masalah gizi lain yaitu wasting atau stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). Jumlah anak berusia 0-59 bulan yang menderita underweight di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2017 tercatat sebanyak 18,1% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kejadian underweight pada anak dakarena faktor-faktor seperti asupan gizi, penyakit infeksi, praktik IMD, praktik ASI eksklusif, karakteristik keluarga dan lainnya. Untuk mengetahui proporsi underweight, hubungan antara faktor-faktor tersebut serta faktor dominan kejadian underweight maka dilakukan penelitian dengan desain cross-sectional pada anak usia 25-30 bulan di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Total sampel penelitian berjumlah 121 anak. Hasil penelitian menunjukkan persentase anak yang memiliki status gizi underweight sebesar 25.6%. Hasil analisis dengan uji chi-square menandakan ada perbedaan signifikan pada asupan energi (P-value = 0.027), asupan karbohidrat (P-value = 0.035), tingkat pendidikan ayah (P-value = 0.045), pendapatan keluarga (P-value = 0.004) terhadap underweight. Hasil analisis regresi logistik ganda menandakan asupan karbohidrat merupakan faktor dominan underweight (OR = 7.7). ......Underweight is a nutritional problem that is generally experienced by children under 5 years of age, which can cause negative effects such as decreased endurance, decreased function of the pituitary gland, thyroid, gonads, psychological disorders and cause other nutritional problems namely wasting or stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). The number of children aged 0-59 months suffering from underweight in the Central Jakarta area in 2017 was 18.1% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). The incidence of underweight in children can be caused by direct and indirect factors such as nutritional intake, infectious diseases, IMD practices, exclusive breastfeeding practices, family characteristics and others. To determine the proportion of underweight, the relationship between these factors as well as the dominant factors of underweight events, a cross-sectional study was conducted on children aged 25-30 months in Gambir Subdistrict and Sawah Besar Subdistrict, Central Jakarta. The total sample of the study amounted to 121 children. The results showed the percentage of children who had underweight nutritional status was 25.6%. The results of the analysis with the chi-square test showed there were significant differences in energy intake (P-value = 0.027), carbohydrate intake (P-value = 0.035), father's education level (P-value = 0.045), family income (P-value = 0.004) against underweight. The results of the multiple logistic regression analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor underweight (OR = 7,7).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patnela Mayasari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini meneliti kekuatan genggam yang dapat menggambarkan kekuatan tubuh secara keseluruhan pada karyawan kependidikan FKM UI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu asupan gizi makro, IMT, aktivitas fisik, merokok, dan frekuensi konsumsi sarapan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan pengukuran antropometri, kuesioner mandiri, wawancara recall, dan hand grip dynamometer pada 93 responden (31 orang perempuan dan 62 orang laki-laki) yang tidak sedang atau pernah mengalami cedera pada lengan dan tangan. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kekuatan genggam adalah aktivitas fisik (P=0,0001), asupan karbohidrat (P=0,016), dan merokok (P=0,03).
ABSTRACT
This study examine the hand grip strength which represents body strength in staff of Public Health Faculty of University of Indonesia with the possibly influenced factors: macronutrients intake, BMI, physical activity, smoking, and breakfast frequency. This quantitative study was undertaken with cross-sectional design. Collecting data process began with anthropometric measure, selfreporting questionnaire, food recall interview, and hand grip dynamometer on 93 respondents (31 womens, 62 mens) without history of encounter arm deformities. The significant variable with hand grip streng were physical activity (P=0,0001), carbohydrate intake (P=0,016), and smoking (P=0,03).
2016
S65226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Amanda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan karbohidrat, protein dan lemak dengan kadar C-Reactive Protein pada pasien kanker paru stadium IIIB-IV. Progresivitas kanker paru dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh, faktor genetik dan respon inflamasi. CRP sebagai salah satu marker inflamasi dapat diandalkan sebagai salah satu parameter untuk memprediksi perkembangan kanker. Subjek didapatkan melalui consecutive sampling yang melibatkan 49 subjek kanker paru stadium IIIB ndash; IV yang tidak sedang menjalani terapi di RS Kanker 'Dharmais'. Hasil penelitian didapatkan rerata usia 55,82 12,26 tahun, sebanyak 63,3 berjenis kelamin laki-laki. Nilai median CRP yaitu 23,82 0,30 - 207,29 mg/L. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan kadar CRP serum p = 0,919 , asupan protein dengan kadar CRP serum p = 0,257 dan asupan lemak dengan kadar CRP serum p = 0,986 . Kesimpulan: pada penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara asupan karbohidrat, protein dan lemak dengan kadar CRP serum sebagai penanda perkembangan kanker. ......The aim of the study was to determine the correlation between carbohydrate, fat and protein intake with the serum C Reactive Protein level in lung cancer patients stage IIIB ndash IV. The progression of lung cancer is influenced by immune system, genetic factors and inflammatory response, therefore CRP can be relied as one of the parameters for predicting cancer cell growth. Subjects were recruited by consecutive sampling, 49 subjects with lung cancer stage IIIB IV who currently not receving any treatment in Dharmais Cancer Hospital participating in this study. The mean age of subject was 55,82 12,26 years old and 63,3 were male. The median value of CRP was 23,82 0,30 207,29 mg L. This study did not showed significant correlation between carbohydate, protein and fat intake with serum CRP value p 0,919 p 0,257 p 0,986, respectively. In conclusion, there is no correlation between carbohydrate, protein and fat intake with serum CRP level in lung cancer stage IIIB ndash IV.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Keviena
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lebih pada karyawan shift di PT Akebono Brake Astra Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), dan dianalasis dengan menggunakan uji chi-square dan uji t independen. Sampel penelitian ini terdiri dari 150 karyawan shift. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan April 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 34% responden memiliki status gizi lebih. Penelitian ini juga menemukan bahwa status gizi lebih berhubungan dengan asupan energi (p value 0,000), asupan protein (p value 0,004), asupan lemak (p value 0,000) dan asupan karbohidrat (p value 0,000). Disarankan agar perusahaan melakukan pemantauan status gizi karyawan secara rutin, minimal dengan cara melakukan penimbangan berat badan sebulan sekali agar terbangun kesadaran bersama akan keadaan status gizi karyawan sehingga perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat dapat terjadi. ......The focus of this study was to determine nutritional status and factors that associated with overweight and obesity among shift workers at PT Akebono Brake Astra Indonesia. This study used a cross-sectional design, simple random sampling method and analyzed using the chi-square test and independent t test. The study sample consisted of 150 shift workers. This study was conducted on April 2013. The result of this study shows that 34% of respondents were overweight and obesity. This study also found that overweight and obesity has been associated with energy intake (p value 0,000), protein intake (p value 0,004), fat intake (p value 0,000) and carbohydrate intake (p value 0,000). The researcher suggest that company should take a part to monitoring employees’ nutritional status, minimum by conducting weighing weight once a month to raise awareness about the current condition of employees’ nutritional status so the behavioral changes toward healthy life style could happen.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Viona Sari
Abstrak :
Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit degeneratif. Skripsi ini bertujuan untuk mencari faktor dominan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013. Skripsi ini juga membahas gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas fisik merupakan faktor dominan lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (B = -0.241). Rata-rata lingkar pinggang pada pegawai perempuan adalah 81,0 cm ±8,9 dan 91,9 cm ±10,32 pada laki-laki. Hasil penelitian juga menunjukkan ukuran lingkar pinggang berhubungan secara signifikan dengan usia, golongan, asupan zat gizi (asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein), dan aktivitas fisik. ...... Waist circumference is one of anthropometric measurements, which is correlated with various risks of degenerative diseases. This study was aimed to find the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013. This study also discussed the description and the relationships between waist circumference and its factors. Quantitative method and crosssectional design were used to conduct this study. The result of this study showed that Physical activity was the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013 (B = -0,241). This study found waist circumference in woman employees was 81,0 cm ±8,9 and 91,9 cm ±10,32 in man employees. The result also found waist circumference was significantly correlated with age, employee ranks, nutrients intake (energy intake,carbohydrate intake, fat intake, protein intake), and physical activity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
Abstrak :
Peningkatan kadar gula darah memicu peningkatan produksi hormon in- sulin yang erat hubungannya dengan diabetes melitus. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fak- tor dominan yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai pemberdayaan masyarakat & keluarga dan pegawai sekretariat daerah Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan melibatkan 105 sampel. Variabel independen penelitian meliputi karakte- ristik individu, asupan zat gizi, hipertensi, aktivitas fisik, status gizi dan pengetahuan gizi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan uji beda dua mean, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah puasa adalah 95,14±10,863 pada keseluruhan responden, sedangkan 94,07±11,55 mg/dl pada perempuan, dan 96,47±9,92 mg/dl pada laki-laki. Diabetes melitus (≥126 mg/dl) ditemukan sebesar 2,9% dan impaired fasting glucose (100-125 mg/dl) sebesar 22,9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terda- pat hubungan antara usia, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa (p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan yang berhubungan kadar gula darah puasa.

Increased blood glucose levels lead to excess insulin secretion that is close- ly associated with diabetes mellitus. Based on Riskesdas, prevalence of di- abetes mellitus in Indonesia has increased from 1,1% (2007) to 2,1% (2013). This study was aimed to find dominant factor associated with fast- ing blood glucose level. Cross sectional design were used to conduct this study and involved 105 samples. Independent variables in this study were individual characteristics, nutrients intake, history of hypertention, physical activities, nutritional status and nutritional knowledge. Bivariate analysis was performed by correlation test and two different test mean. Multivariate analysis was performed by multiple linear regression test. Result showed that the average of employees? fasting blood glucose level is 95.14±10.863, 94.07 ± 11.55 mg/dL for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study found 2.9% employees with diabetes mellitus (≥126 mg/dl) and 22.9% em- ployees with impaired fasting glucose (100-125 mg/dl). Result of bivariate analysis showed that associated between age, carbohydrate intake, physi- cal activities with fasting blood glucose level. Result of multivariate analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor related to fasting blood glucose level.
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library