Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Safitri
Abstrak :
Investor menjadikan kinerja keberlanjutan perusahaan sebagai kriteria untuk berinvestasi. Akan tetapi, tidak semua negara di Asia Tenggara memiliki tingkat transparansi dan perlindungan investor yang baik, sehingga masih terdapat asimetri informasi mengenai kinerja keberlanjutan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat kelengkapan dan kualitas asurans laporan keberlanjutan serta tingkat perlindungan investor terhadap asimetri informasi. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan teori sinyal dan teori institusional. Penelitian ini melakukan uji regresi dengan 93 perusahaan di Asia Tenggara pada periode 2015-2017. Asimetri informasi diukur dengan bid-ask spread dan kesalahan prediksi analis. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelengkapan laporan keberlanjutan tidak memengaruhi asimetri informasi. Akan tetapi, asurans atas laporan keberlanjutan berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas asurans, pengaruh negatif tingkat kelengkapan laporan keberlanjutan terhadap akurasi prediksi analis semakin lemah. Pengaruh tingkat kelengkapan laporan keberlanjutan terhadap asimetri informasi tidak berbeda di negara dengan tingkat perlindungan investor yang berbeda, kecuali laporan tersebut diasurans. Jika laporan keberlanjutan diasurans, pengaruh negatif tingkat kelengkapan laporan keberlanjutan terhadap akurasi prediksi analis lebih lemah di negara dengan tingkat perlindungan investor yang tinggi. Asurans atas laporan keberlanjutan dapat mengurangi bid-ask spread di negara dengan tingkat perlindungan investor yang kuat
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klisa Amin
Abstrak :
Model bisnis omnichannel mulai diadopsi oleh beberapa retailer di Indonesia sebagai strategi dalam meningkatkan customer experience dan menjangkau pelanggan lebih luas dengan memanfaatkan berbagai saluran distribusi yang terintegrasi. Penelitian ini memfokuskan Alfamart sebagai objek penelitian karena memiliki saluran distribusi yang banyak, minimarket kedua terbesar, dan mempunyai gerai toko tersebar luas di Indonesia. Namun, dalam prosesnya terdapat peran omnichannel integration quality (channel-service configuration, interaction consistency, dan assurance quality) yang mempengaruhi customer engagement, dan relationship program receptiveness yang mendorong customer loyalty. Pengambilan data dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan teknik judgmental dan snowball sampling. Penelitian ini menggunakan survei yang dibagikan kepada responden yang berada di usia 26 - 42 tahun di seluruh Indonesia yang pernah berbelanja di Alfamart melalui minimal dua saluran distribusinya. Responden yang terkumpul sebanyak 182 responden yang diolah menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data mendukung beberapa hipotesis, yaitu channel-service configuration, dan interaction consistency berpengaruh positif terhadap customer engagement dan relationship program receptiveness, customer engagement berpengaruh positif terhadap relationship program receptiveness, customer engagement dan relationship program receptiveness berpengaruh positif terhadap customer loyalty. Penelitian ini dapat membantu manajer dalam merumuskan strategi omnichannel retailing. ......Most retailers in Indonesia have adopted an omnichannel business model as a strategy to improve customer experience and reach a wider range of customers by utilizing various integrated distribution channels. This study focuses on Alfamart as the object of research because it has many distribution channels, the second largest minimarket, and has a wide range of store outlets in Indonesia. Meanwhile, in the process, there is a role of omnichannel integration quality (channel-service configuration, interaction consistency, and assurance quality) which affects customer engagement, and relationship program receptiveness that encourages customer loyalty. Data were collected by a non-probability sampling method with judgmental and snowball sampling techniques. This study uses a survey which is distributed to respondents aged 26 - 42 years in Indonesia who have shopped at Alfamart through at least two distribution channels. This study has collected respondents by 182 respondents who were processed using Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM). The outcomes of this study indicate that the data support some hypotheses, including channel-service configuration and interaction consistency have a positive effect on customer engagement and relationship program receptiveness, customer engagement has a positive effect on relationship program receptiveness, customer engagement and relationship program receptiveness have a positive effect on customer loyalty. This research can assist managers in formulating an omnichannel retailing strategy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Kurniawan
Abstrak :
Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan, industri farmasi wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB . Apoteker merupakan salah satu aspek penting yang diatur dalam CPOB. Apoteker berperan sebagai personil kunci dalam industri farmasi yaitu sebagai kepala bagian produksi, kepala bagian pemastian mutu, dan kepala bagian pengawasan mutu. Praktik kerja profesi yang dilaksanakan di PT Mahakam Beta Farma dilaksanakan untuk membantu calon apoteker mendapat pengetahuan serta pengalaman praktik di industri farmasi. Pada praktik kerja ini juga dilakukan pelaksanaan tugas khusus yaitu pembuatan Pengkajian Mutu Produk PMP . Pembuatan PQR dilakukan dengan tujuan untuk melihat tren data dalam suatu periode, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk serta membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, dan obat jadi. ...... Pharmaceutical industry is a business entity that has permission to perform activities of making drugs or medicinal materials. To ensure the quality of the drugs produced, the pharmaceutical industry is obliged to apply Good Manufacturing Practice GMP . Pharmacists are one of the important aspects regulated in the GMP. Pharmacists serve as key personnel in the pharmaceutical industry as head of production, head of quality assurance, and head of quality control. The internship at PT Mahakam Beta Farma are conducted to help prospective pharmacists gain knowledge and experience in the pharmaceutical industry. This internship also carried out specific assignment, making Product Quality Review PQR . PQR is performed in order to look at data trends over a period, identify the necessary improvements to the product as well as prove the consistency of the process, the suitability of the specification of starting materials, packing materials and finished drugs.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Derisca Yosa
Abstrak :
Pelayanan pemeriksaan laboratorium Klinik Pratama KKP dirasakan masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik, pasien mengeluhkan darah tidak berhenti sebanyak 3%, terdapat bekuan darah tabung EDTA sebanyak 7,5%, terjadi hemolisis sebanyak 10,5%. Pada tahap analitik, tidak adanya catatan evaluasi pada nilai control sedangkan pada tahap pasca analitik tidak dilakukan verifikasi validasi hasil pemeriksaan laboratorium dan ketidaklengkapan data pasien pada lembar hasil sebanyak 1,5%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemantapan mutu internal pada instalasi Laboratorium Klinik Pratama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2020. Kriteria informan penelitian adalah terdiri unsur pimpinan, pelaksana dan pengguna jasa laboratorium. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat komponen input (organisasi dan manajemen) belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, kemudian secara garis besar pada komponen proses dan ouput (tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik) terdapat factor penghambat yaitu ketidaklengkapan SOP pada tiap tahapan. Sedangkan factor pendukungnya adalah tersedianya insfrastruktur penunjang kegiatan laboratorium. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pemantapan mutu internal laboratorium belum terlaksana dengan baik dan masih terdapat ketidaklengkapan acuan di tiap tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Perlu dilakukan monitoring seberapa jauh unsur organisasi dan sistem manajemen guna meningkatkan mutu laboratorium, kemudian dukungan sarana dan prasana dalam menunjang kegiatan laboratorium. Pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik, petugas laboratorium perlu menambahkan kelengkapan SOP di setiap tahapan. ......Primary KKP Clinic laboratory examination services are still felt low. Based on the results of a preliminary study of internal quality assurance in the pre-analytical stage, patients complained of non-stopping blood by 3%, there was a 7.5% EDTA tube blood clot, hemolysis occurred by 10.5%. At the analytical stage, there was no evaluation record on the control value while at the post analytic stage there was no verification and validation of the results of the laboratory examination and incomplete patient data on the result sheet as much as 1.5%. This study was conducted to analyze internal quality assurance at the Primary Laboratory Laboratory in the Ministry of Marine Affairs and Fisheries. This research is a qualitative study using in-depth interviews and document review. This research was conducted in March – July 2020. The criteria for the research informants consisted of elements of leadership, executors and users of laboratory services. The results of the study found that there are input components (organizational and management) that have not been fully implemented well, then in broad outline in the procces and output components (pre-analytic, analytic and post-analytic stages) there are inhibiting factors namely incomplete Standard Operating Procedure at each stage. While the supporting factor is the availability of supporting infrastructure for laboratory activities. From the results it can be concluded that the strengthening of laboratory internal quality has not been carried out properly and there are still incomplete references in each component pre-analytic, analytic and post-analytic. It is necessary to monitor the extent of the elements of the organization and management system in order to improve the quality of laboratories, then to support facilities and infrastructure to support laboratory activities. In the pre-analytical, analytic and post-analytic stages, laboratory staff need to add the completeness of the Standard Operating Procedure at each stage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
Abstrak :
Dalam proses produksi suatu obat, sangat penting untuk menjaga konsistensi kualitasnya agar hak konsumen dalam mendapatkan produk yang baik dapat terjamin. Pemastian mutu merupakan salah satu cara yang tercantum dalam CPOB untuk menjaga konsistensi kualitas suatu obat. Salah satu cakupan pemastian mutu adalah pengendalian mutu produk dan salah satu contoh pengendalian mutu produk adalah mengendalikan temperatur, kelembaban, dan tekanan udara pada ruangan produksi obat. Dalam proses produksi obat, ini merupakan hal yang patut diperhatikan sebab akan mempengaruhi kualitas obat yang dihasilkan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui alasan dilakukannya kajian monitoring temperatur, kelembaban, dan tekanan udara pada ruang produksi obat sekaligus melihatnya apakah sudah sesuai yang dipersyaratkan atau tidak, dan jika tidak sesuai maka mengetahui kemungkinan penyebab dan tindakan perbaikan termasuk pengaruh yang akan terjadi pada produk yang sedang diproses. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa kajian monitoring dilakukan untuk memastikan agar kualitas obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan serta untuk melihat kembali apakah keadaan ruangan produksi selama 1 tahun kebelakang tetap sesuai yang dipersyaratkan. Secara umum temperatur, kelembaban, dan tekanan udara di area produksi PT. Sydna Farma memenuhi persyaratan internal yang ditetapkan. Salah satu tindakan perbaikan yang dapat dilakukan adalah menyiapkan temperatur, kelembaban, dan tekanan udara sesuai persyaratan sebelum digunakan untuk proses produksi dan salah satu penyebab ruangan produksi tidak memenuhi persyaratan adalah ruangan tersebut baru selesai dibersihkan. ......In the process of drug production, it's especially important to maintain consistency of quality so that consumers' rights to obtain a good product can be guaranteed. Quality assurance is one of the ways listed in GMP to maintain the quality of a drug. Part of quality assurance is product quality control, and the example of product quality control is controlling temperature (T), relative humidity (RH), and air pressure (P) in drug production rooms. This should be considered because it will affect the quality of the drug produced. This study aims to find out the reason for carrying out a study of monitoring T, RH, and P in the drug production room as well as to see whether it's exactly like the requirements or not, and if it's not same then find out the potential causes and corrective actions including the effects that will occur on the drug being processed. From the observations, it's known that monitoring studies are carried out to ensure the quality of the drugs produced meets the requirements and to review whether the condition of the production room for the past 1 year has remained as required. In general, T, RH, and P in the production area are like the specified internal requirements. One of the corrective actions that can be taken is to prepare the T, RH, and P correctly like requirements before being used and one of the causes of the production room not meeting the requirements is because the room has just been cleaned.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library