Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Samantha
Abstrak :
Menunit Hallahan & Kaufmann (2006)asperger syndrome merupakansalah satu bentuk autisme namun dalam derajat yang ringan. Masalah utamadari merekaterletak dalam interaksi sosial. Attwood (2005) mengemukakan bahwaanakdengan asperger syndrome tampaknya tidak menyadari tata krama tak tertulisdalamkehidupan sosial. Terdapat beragam teknik yang bisa digimakan untuk membantu individu autistik untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka. MenurutGray (dalam Fullerton, et.al, 1996), pemberian cerita sosial efektif untuk individu autistikyang memiliki kemampuan untuk memahami materi tertulis. Lalu, teknik prompt dan pemberian reward/merupakan salah satu strategi mengajarkan perilaku sosial yang biasa digunakan untuk mengajarkan individu penyandang autistik untuk memulai inter^si dengan tepat menurut Strain, Kohler& Goldstein (dalam Mash & Wolfe, 2005). Intervensidalam penelitian ini mengimplementasikan perpaduan antara teknik pemberian cerita sosial dengan pelaksanaan rangkaian modifikasi perilaku (promptingreinforcement danfading) untuk remajadengan aspergersyndrome. Hasil dari intervensi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan keduateknik tersebut cukup efektifdalam membantu remaja yang bersangkutan. Pemberian cerita sosial dapat membantu mengingatkan subjek akan tujuan dan sebabakibat dari aturan sosial yang berlaku pada kesehariannya, yaitu untuk meminta izin sebelum meminjam barang kepada orang lain. Lalu, subjek jugadapat meminta izin sebelum meminjam barangatau meminta sesuatu setelah diberikanprompt oleh significant others-nya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Howlin, Patricia
New York: John Wiley & Sons, 1998
618.928 982 HOW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inggita Sahya Puspita
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas kerumitan seorang anak dengan sindrom Asperger dalam film Extremely Loud Incredibly Close 2011 . Film ini menceritakan kisah seorang anak Asperger berumur 9 tahun, Oskar Schell, yang kehilangan ayahnya dalam serangan 9/11. Fokus utama jurnal ini adalah bagaimana seorang anak dengan sindrom Asperger merasakan duka yang mendadak dalam hidupnya dan bagaimana ia menerimanya. Banyak akademisi telah membahas dan menganalisis novel dengan nama yang sama ini dari berbagai perspektif, seperti keramahan di lingkungan sekitar Oskar, melankolis yang dihadapi karakter, dan persamaan karakter Oskar dari novel lain. Namun, tidak ada yang fokus pada Oskar itu sendiri. Artikel ini akan fokus pada pengembangan Oskar menggunakan teori Kubler-Ross pada lima tahap kehilangan. Dengan fokus meningkatkan kemampuan Oskar, jurnal ini akan menggunakan perburuan pemulung sebagai media untuk menghubungkan antara teori Kubler-Ross dan proses yang dilakukan Oskar. Dengan demikian, penulis mencoba untuk menunjukkan perspektif baru bahwa sindrom Asperger dapat ditahan dan Oskar dapat meningkatkan kualitas sosialnya melalui duka yang dialaminya.
ABSTRACT
This article discusses the complexity of an Asperger Syndrome child in the movie Extremely Loud Incredibly Close 2011 . It tells the story of a 9-year-old Asperger, Oskar Schell, who lost his father in 9/11 attack. Its main focus would be how an Asperger Syndrome child perceives sudden grief in his life and how he processes it. Many scholars have discussed and analyzed the adapted novel with the same name from varied perspectives, such as the hospitality in the neighborhoods, the melancholy the characters are facing, and the similarities of Oskar from another novel. Nevertheless, none have focused on Oskar himself. This article will focus on the development of Oskar using Kubler-Ross rsquo; theory on five stages of grief. With the focus on improving Oskar rsquo;s ability, this journal will use scavenger hunt as a medium to link between Kubler-Ross rsquo; theory and the process Oskar goes through. Thus, the author tries to show a new perspective that Asperger Syndrome can be suppressed and socially improved through the grief that Oskar experiences.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyaningsih
Abstrak :
Siswa dengan sindroma Asperger mempunyai kesulitan utama dalam interaksi sosial. Mereka kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial, khususnya dalam memulai interaksi. Memulai interaksi merupakan keterampilan sosial penting yang dibutuhkan anak untuk terlibat dalam interaksi sosial dan mempelajari keterampilan sosial lain yang lebih kompleks. Intervensi dilakukan untuk memunculkan perilaku memulai interaksi dengan metode social story, yaitu cerita singkat yang dilengkapi gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai situasi sosial yang dihadapi. Social story diberikan sebanyak enam kali dengan target perilaku memulai interaksi, yaitu menyapa, memulai pembicaraan dan meminjam barang. Penelitian menggunakan desain penelitian kasus tunggal dengan subjek siswa dengan sindroma Asperger yang memiliki taraf inteligensi perbatasan (IQ = 78, skala Stanford Binet). Metode pengukuran dilakukan dengan observasi tidak berstruktur dan wawancara berstruktur kepada guru dan orang tua siswa. Berdasarkan perbandingan hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi ditemukan bahwa program social story belum berhasil memunculkan perilaku memulai interaksi pada siswa dengan Sindroma Asperger. Ketidakberhasilan ini dipengaruhi karakteristik subjek yang mempunyai keterbatasan dalam bahasa ekspresif, kurangnya kesempatan untuk mempraktekan perilaku memulai interaksi dan perlunya memasangkan metode social story dengan metode prompting. ......The main difficulty of student with Asperger syndrome is in social interaction. It is difficult for the student to develop social skills that needed for social interaction, especially to initiate interaction. This difficulty prevent student to learn complex social skills and experience social involvement. The aim of the intervention is to stimulate social initiation behavior for student with Asperger syndrome by applying social story. a short story that equip with pictures to enhance social understanding for student with Asperger syndrome. Social story is given for six times to stimulate social intitiation for the following behavior, greeting, starting conversation and borrowing thing. The research design is single case design, the subject is student with Asperger syndrome that has borderline intellectual ability (IQ = 78, skala Stanford Binet). Unstructured observation and structured interview to teacher and parent are used as the measurement methods in the research. Based on the comparison between before and after intervention measurement, it is found that social story is not successfully to stimulate social initiation behavior for student with Asperger syndrome. Several reasons that prevented the intervention to be succesfull are, the subject characteristic as student with Asperger that has limited expresive language, limited chance to practice and apply the skills and to combine social story with prompting method.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library