Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soedjito Sosrodihardjo
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001
306 Soe a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Duanti
"JM bercerita tentang seorang pria Jawa berusia dua puluh tahun yang merupakan generasi ketiga keluarga Sastrodarsono yang bernama Eko. Karena kepandaiannya, Eko mendapat beasiswa untuk belajar di Sunnybrook college, Connecticut, Amerika Serikat, selama bertahun-tahun. Eko tinggal bersama Keluarga Levin (Samuel D. Levin, Sarah Levin, dan Claire Levin) selama ia berada di Amerika. Ia menjalin hubungan yang cukup erat dengan Claire Levin (selanjutnya disebut Claire). Hubungan yang semula hanya terbatas kakak adik, lama-kelamaan menjadi semakin akrab. Eko dan Claire sering melakukan hubungan intim layaknya suami istri sehingga mengakibatkan Claire mengandung. Setelah mengetahui perihal kehamilan Claire , Eko memutuskan untuk menikahi Claire. Ia pun memberitahukan rencana pernikahannya itu kepda bapak dan ibunya yang ada di Indonesia melalui sebuah surat. Rencana pernikahan Eko dan Claire sempat memicu perdebatan di antara orangtuanya dan kerabat-kerabatnya yang lain. Setelah membaca JM, penulis menemukan satu hal yang menarik di dalamnya, yakni gambaran tokoh priyayi yang hidup pada zaman modern di kota besar. Penulis lebih tertarik pada novel ini daripada karya-karya Kayam lainnya karena dalam JM, Kayam sebagai pengarang lebih jelas mengungkapkan masalah jati diri seorang pribumi yang pernah menjalani kehidupan di Amerika. Tokoh utama Eko, mengalami gejolak dalam batinnya. Ia merasa bimbang mengambil keputusan apakah akan menikahi Claire, yang beragama Yahudi, secara Islam atau secara sipil. Penulis ingin melihat bagaimana tokoh Eko memandang dirinya dari lingkungannya terkait dengan latar belakangnya sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan pandangan hidup tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya (2) menjelaskan keterkaitan latar budaya sosial budaya Amerika terhadap kehidupan Eko; dan (3) menjelaskan pengaruh kehadiran tokoh-tokoh bawahan (dalam JM) terhadap diri Eko. Dalam penelitian tersebut, penulis mempergunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik digunakan dalam mebahas latar sosial budaya dalam novel Jalan Menikung ( Para Priyayi 2 ) dengan mengacu pada latar sosial budaya Jawa dan Amerika. Pendekatan intrinsik digunakan dalam membahas tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur itu dibahas karena mempunyai kaitan erat dan dapat memperjelas hubungan tokoh utama dengan latar sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa: - falsafah (pandangan hidup ) yang terlihat pada diri tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya, diantaranya sebagai berikut: 1) adanya penghayatan terhadap sikap tenggang rasa. Penghayatan terhadap sikap tenggang rasa, yang dikenal dengan istilah tepa selira, ditunjukkan Eko ketika ia menikahi wanita Yahudi yang bernama Claire Levin. Setelah menikah dengan Claire, Eko tidak pernah mempermasalahkan perbedaan agama yang ada di antara mereka. Sikap Eko tersebut bisa dikatakan sebagai gambaran hidup orang Jawa umumnya yang memegang prinsip kerukunan dalam hidupnya. 2) memiliki semnagat pengabdian dengan tidak melupakan orangtua dan tanah airnya, Indonesia. Meskipun sudah tinggal di Amerika selama bertahun-tahun, Eko tetap mencintai tanah airnya, Indonesia, dan tidak melupakan orang tuanya. Ia ingin kembali ke Indonesia untuk berbakti kepada orangtua, bangsa. Dan negaranya. Semangat pengabdian kepada orangtua dan tanah air yang ada pada diri Eko tersebut bisa dikatakan sebagai sikap seorang priyayi yang hidup pada zaman modern. 3) tetap mempertahankan nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama )yang dibawanya sejak lahir setelah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, Eko tetap menganut agama Islam walaupun ia telah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama) yang dibawanya sejak lahir ternyata masih bisa dipertahankan. 4) menganggap penting kehadiran orangtua dan keluarganya. Hal tersebut sesuai dengan pandangan hidup orang Jawa yang menganggap penting arti orangtua dan keluarga. Keluarga adalah satu-satunya tempat bagi Eko untuk bebas dari tekanan-tekanan yang ada dalam masyarakat. Latar sosial budaya Amerika berpengaruh terhadap diri Eko, khususnya dalam hal gaya hidupnya sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak berada di Amerika, Eko menganut gaya hidup modern yang diadaptasi dari budaya Barat. Hal ini terlihat ketika ia dan Claire berhubungan intim sebelum menikah yang dapat dikatakan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Di samping itu, dalam hal memilih makanan dan minuman pun. Eko tidak memperhatikan halal dan haramnya makanan dan minuman tersebut. kehadiran tokoh-tokoh bawahan dalam novel JM dianggap penting dalam keidupan Eko. Satu dari tokoh-tokoh bawahan itu adalah Claire Levin yang merupakan istri Eko. Claire dianggap sebagai tokoh bawahan yang berperan penting karena kehadirannya dalam novel ini membawa budaya Amerika yang mempengaruhi kehidupan Eko-ia berbeda agama dengan Eko. Melalui Claire, pembaca mendapat gambaran bahwa perbedaan budaya dan agama bukanlah penghalang bagi setiap orang untuk berinteraksi dan saling mencintai satu sama lain. Selain Claire, Harimurti dan Sulistianingsih juga berperan penting dalam kehidupan Eko. Melalui kedua tokoh itu, digambarkan bahwa dalam budaya Jawa, keluarga duanggap sangat penting bagi kehidupan seseorang. Hal utama dari prinsip tersebut berkaitan dengan makna kehadiran orangtua. Eko menerima segala macam kebaikan- termasuk kedudukan dalam masyarakat_Harimurti dan Sulistianingsih. Lantip dan Halimah, seperti halnya Harimurti dan Sulistianingsih, menganggap Eko seperti anak kandung mereka. Peran mereka terlihat ketika Eko memberi kabar kepada orangtuanya mengenai rencana pernikahannya dengan Claire. Saat itu, Lantip dan Halimah membantu Harimurti dan Sulistianingsih dalam mengambil keputusan menyetujui atau tidak rencana pernikahan Eko dan Claire. Tokoh-tokoh bawahan lainnya seperti Samuel D. Levin, Sarah Levin, Tommi, dan Alan Bernstein, juga berpengaruh terhadap kehidupan Eko meskipun peran mereka tidak terlalu besar. Eko menganggap Samuel D. Levin dan Sarah Levin seperti orangtua kandung. Sementara itu, Alan Bernstein berperan penting dalam meningkatkan karier Eko. Tommi, yang merupakan pakde Eko, secara tidak alngsung memberi tahu Eko mengenai prinsip menghormati leluhur"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ecklund, Judith Louise
"I chose to do fieldwork among the Sasak of Lombok, Indonesia, and to study aspects of ritual. Many idioms of experience which have repercus¬sions in everyday life frequently are expressed most clearly in a ritual¬ized context. I focussed my research wherever possible on the language of ritual and on explicitly ritualized forms of language as symbolic media that provide structural continuity to social interaction. However, in order to understand exactly what ideas were being expressed in ritual form, and why and how, it was necessary to gather considerable sociocultural material as background. This background occasionally came to overshadow the ritualized behavior that was the original focus. The rea¬sons for this were clear, though, because the example of ritualized be¬havior and language I had selected to analyze, bau nyale, was one which exemplified, articulated, and even paralleled conditions found in the more general cultural context.' Ritualized events that were less spec¬tacular visually and which involved little or no explicitly structured speech, or even silence--normal courting or elopement, for example--actually had more radical consequences for everyday social life than did bau nyale; but together they all formed a single complex of thought cen¬tered on the fundamental issue of the nature of social relations. Ritual¬ized events often attract attention because they are unusual and dramatic,"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
RB 30 E 71 m
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Salamah Thomasita
"ABSTRAK
Perempuan merupakan faktor utama penerus kelangsungan kehidupan suatu masyarakat. Kepercayaan, adat istiadat, kebiasaan dan aturan aturan yang berlaku tidak terlepas dari kehidupan perempuan yang menjalankan fungsinya dalam keluarga dan masyarakat. . Kesehatan di masa kehamilan dan kelahiran tidak terlepas dari berbagai aspek sosial dan kebudayaan. Persepsi tentang kesehatan dimasa ini penting karena bayak yang beranggapan bahwa kehamilan merupakan kondisi yang sehat dan tidak perlu dikhawatirkan. Karena itu dalm kondisi kesehatan seperti itu sering kurang mendapat perhatian.
Tulisan ini menyajikan bagaimana aspek non medis yakni aspek sosial budaya dapat mempengaruhi terjadinya perdarahan pada perempuan Baduy dimasa kehamilan dan kelahiran yang selanjutnya dapat meningkatkan angka Kematian Ibu (AKI) Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan disain RAP (Rapid Assessment Procedures). Sampel penelitian diperoleh dengan cara Purposive random sampling. Informan terbagi atas perempuan, usia produktif, (15-35 tahun), menikah, punya anak dan atau tidak punya anak, suami, bidan senior, bidan Junior, kader kesehatan, ketua adat dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Focus Group Discussion , in-depth interview dan observasi partisipasi. Penellitian dilakukan pada awal bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. Lokasi penelitian adalah Kampung Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain faktor medis, faktor non medis juga mempengaruhi kesehatan ibu dimasa kehamilan dan kelahiran. Faktor geografis dan faktor budaya merupakan faktor yang perlu diwaspadai sebagai salah satu faktor yang memicu terjadinya perdarahan. Faktor budaya tersebut antara lain adalah kuatnya kepercayaan akan pantangan dan anjuran, kepercayaan terhadap kekuatan magis dan spiritual, berlakunya hukum dan aturan adat yang sulit berubah, persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit, bahwa hamil dan melahirkan adalah peristiwa biasa dan dapat dialami oleh semua perempuan, karena itu itu ada hal yang istimewa. Sakit dan meninggal adalah ?sudah dari sananya? merupakan takdir yang tidak bisa dihindarkan. ada juga faktor orang orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan, seperti suami, ibu, paraji, tokoh adat dan kepala suku yang mempunyai otoritas begitu kuat dalam pengambilan keputusan , dan aspek sosial ekonomi. Peluang para pihak dapat terbuka lebar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemahaman kebudayaan, memformulasikan cara dan program yang tepat guna, dan memberdayakan potensi dan kearifan yang ada pada masyarakat setempat.

ABSTRACT
Women are the main factor for the everlasting humanity in a society. Beliefs, custom, rules, norms and attitudes are bonded the women in their life as as a member of family and society. Health during pregnancy and delivery are related to the social and cultural aspects. Women;s perception of health and illness during those times are extremely important because some women thought that the moment of pregnancy and delivery are a common situation wich is nothing to be worriedl, thus make that moment missing the attention of the personal references.
br>
This article explained how the non medical factor such as the social and cultural aspects influenced the maternal morbility caused by pregnancy bleeding during the pregnancy and delivery moment. This study used the Rapid Assessment Procedure (RAP) designed of the Qualitative method. Samples of the study are women, marriage with or without child/childres, ages 15 to 35 years old, husbands, Midwifes, the chief of Public Health Care Centre, Traditional Birth Attendances, and traditional head of society. The study was held on beginning of April to June 2012, at the Baduy?s tribes, Kanekest village, Leuwidamar District of Banten Province.
The study has shown us that beside the medical determinants , the non medical determinants such as geografi, cultural, are also influenced the maternal morbility of the pregnancy and delivery women caused pregnancy bleeding. Those social and cultural aspects are such as customs, peoples?s belief in taboo as awhole good practices and poor practices, belief in religious, magic and the supernatural, rules, norm, attitudes, perceptions of health and illness. Those perceptions drived the women of Baduy think that pregnancies and deliveries are a common situation that was given, which is nothing special on it. This situation brings them minus of attentions from the peoples around. The situations as told above gives opportunities to the government or a provider concerned to increase the health conditions of the Baduy?s women with a designed model of the right and proper kinds of education for the peple whose can not receive a formal educations. Programmes which is designed to increase their thought and potential local indigineous to achief the health performances.
"
2012
T31741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library