Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliyanto Sulaeman
"Ampisilina dan amoksisilina adalah antibiotika semi
sintetik, yang mempunyai gugus cx-anlino benzil dan inti (3-laktani tiazolidina, dapat rusak oleh adanya air, suasana asam, basa, enzim penisilinase, oksidator dan dipercepat oleh adanya logam berat atau panas.-Pengaruh panas selama proses pembuatan, pengarigkutan dan penyimpanan tidak dapat dihindarkan.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh suhu
terhadap perubahan kadar ampisilina dan ainoksisilina, dengan cara memanaskannyapada suhu 40 00 , 6000 , 8000 dan 1050C. Hasil peinanasan tersebut diperiksa kadarnya dengan cara spektro±'otometri memakai pereaksi tembaga(II) suifat pH 5,2 dan imidazole-raksa(II) kiorida pH 9,0. Ampisilina dan amoksisilina dapat memberikan resapan dengan terbentuknya asam penisilenat sebagai kromofor.
Pada pemeriksaan kadar secara spektrofotometri mema
kai pereaksi tembaga(II) sulfat pH 5 1 2 , ternyata ampisilina tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 4000 selama 2 bu.lan, 6000 selama I bulan, 8000 selama 2 jam dan 10500 selania 10 menit, sedangkan amoksisilina sudah tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 400C selama I bulan, 60°C selama 8 han, 80°C selama 2 jam dan 1 05°C selama 20 menit. Bila memakai pereaksi imidazole-raksa(II) klorid.a pH 9,0 , ternyata amok: sii1ina tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 6000 selama 16 han, 80°C selama 2 jam dan 105°C selama 20 menit."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hila Lailatul Q.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi ruang lingkup literasi sains pada buku sekolah elektronik (BSE) biologi SMA kelas XI yang digunakan oleh siswa-siswa SMAN di Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis teks materi pelajaran pada buku ajar biologi yang diambil berdasarkan teknik multistage sampling adalah lembar kategori literasi sains yang diadopsi dari John Wilkinson yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Chiappetta, Fillman, dan Sethna. Kategori literasi sains yang digunakan pada penelitian ini adalah: sains sebagai batang tubuh pengetahuan; sains sebagai cara untuk menyelidiki; sains sebagai cara berpikir; serta interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat. Untuk menjamin tingkat reliabilitas hasil analisis, dilakukan kesepakatan antara pengamat I dan pengamat II untuk kemudian ditentukan koefisien kesepakatan (KK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang lingkup literasi sains pada ke dua buku BSE yang dianalisis lebih menekankan kepada kategori sains sebagai batang tubuh pengetahuan dengan rata-rata persentase sebesar 82,7% dan persentase proporsi kategori literasi sains yang paling rendah adalah kategori sains interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, sebesar 0,8%.

ABSTRACT
This research aimed to provide information about the scope of science literacy in Buku Sekolah Elektronik (BSE) or electronic school books of biology for grade XI in Tangerang Selatan. The instrument used to analyze the text of courses on biology books, which were taken by multistage sampling technique, was scientific literacy sheet categories adopted from John Wilkinson previously developed by Chiappetta, Fillman, and Sethna. The scientific literacy categories used in this research: science as a body of knowledge; science as a way of investigating; science as thinking; and interaction between science, technology, and society. Agreement of two observers was implemented to ensure the level of reliability of the findings analysis which later determined as coefficient of agreement (Koefisien Kesepakatan/KK). Results showed that the scope of scientific literacy of the analyzed BSE emphasize on the category of science as the body of knowledge (82.7%) and the lowest was the category of interaction between science, technology and society (0.8%)."
Lengkap +
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Nulhakim
Jakarta: Pusat Pendidikan Sains, UIN Syarif Hidayatullah, 2015
370 EDU 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratih Puspita
"Latar belakang. Pemberian cairan intravena pada pasien anak yang menjalani tindakan bedah berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan metabolik tubuh. Pemilihan cairan perioperatif yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berupa asidosis metabolik, hiponatremia, hipoglikemi, atau hiperglikemia.
Tujuan. Mengetahui profil pemberian cairan perioperatif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) serta pengaruhnya terhadap keseimbangan asam basa serta kadar elektrolit dan gula darah serum. Metode. Studi deskriptif kohort prospektif pada pasien anak (1 bulan ? 18 tahun) yang menjalani tindakan bedah elektif di RSCM. Jenis dan jumlah cairan perioperatif yang diberikan dicatat, serta dilakukan pemeriksaan laboratorium (analisis gas darah, elektrolit dan gula darah serum) sesaat sebelum tindakan bedah, setelah tindakan bedah, serta 6 jam setelah pemberian cairan postoperatif.
Hasil penelitian. Dari 61 subyek yang diteliti, 65,6% tidak mendapat cairan preoperatif. Cairan yang paling banyak digunakan sebagai cairan intraoperatif adalah Ringer asetat malat (RAM) yaitu 77% dan cairan postoperatif adalah kristaloid hipotonik (83,6%). Jumlah cairan preoperatif dan postoperatif sebagian besar sesuai formula Holliday-Segar. Subyek yang mendapat cairan preoperatif D10 1/5 NS + KCl (10) lebih banyak mengalami hiponatremia (13,4% vs 5%) dan gangguan kadar gula darah (20% vs 0%) dibandingkan dengan subyek yang tidak mendapat cairan. Asidosis metabolik terjadi pada kelompok cairan intraoperatif RAM (36,2%) maupun Ringer asetat (36,4%). Hiponatremia pasca pemberian cairan postoperatif terjadi pada 57,1% subyek yang tidak mendapat cairan, 44,4% pada kelompok KA-EN3B®, dan 21,9% pada kelompok D10 1/5 NS + KCl (10). Hiperglikemia terjadi pada 15,6% subyek yang mendapat D10 1/5 NS + KCl (10).
Simpulan. Pemberian cairan perioperatif di RSCM bervariasi. Angka kejadian hiponatremia pasca pemberian kristaloid hipotonik adalah 13,4 - 44,4%. Hiponatremia dan gangguan kadar gula darah terjadi pada subyek yang mendapat cairan D10 1/5 NS + KCl (10).

Background. Intravenous fluid in pediatric surgery patients aimed to maintain acid-base balance and also normal serum electrolyte and blood glucose. Inappropriate perioperative fluid management may cause complications such as metabolic acidosis, hyponatremia, hypoglycemia, or hyperglycemia.
Objects. To study the profile of perioperative fluid for pediatric patients in Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) and its effects on acid-base balance, electrolyte, and blood glucose. Method. A descriptive prospective cohort study in children aged 1 month to 18 years old who underwent elective surgery in CMH. The intravenous perioperative fluid given to the patients and their amount were recorded. Laboratory examinations were done 3 times (right before surgery, right after surgery, and 6 hours after postoperative fluid was started), which are blood gas analysis, serum electrolyte, and blood glucose.
Results. Among 61 subjects, 65,6% did not receive any preoperative fluid. The most common intravenous fluid were Ringer?s acetate malate (RAM) which is 77% as intraoperative fluid and hypotonic crystalloids (83,6%) as postoperative fluid. The amount of preoperative and postoperative fluid was mostly in accordance with Holliday-Segar formula. Subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10) as preoperative fluid had more hyponatremia (13,4% vs 5%) and blood glucose disturbance (20% vs 0%) compared to subjects without preoperative fluid. Metabolic acidosis occurred in subjects who had either RAM (36,2%) or Ringer?s acetate (36,4%) as intraoperative fluid. Hyponatremia 6-hours after postoperative fluid occurred in 57,1% subjects without intravenous fluid, 44,4% subjects who had KA- EN3B®, and 21,9% subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10). Hyperglycemia occurred in 15,6% subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10).
Conclusion. There is a variety in perioperative fluid in CMH. Hyponatremia incidence after receiving hypotonic crystalloid is 13,4 - 44,4%. Hyponatremia and blood glucose disturbances occured in subjects who had D10 1/5 NS + KCl (10)."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vasudevan, D.M. (Damodaran M.)
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers, 2013
572 VAS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Pradana
"Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan kandungan unsur mineral berharga pada sumber daya alamnya terhususnya dalam bidang pertambangan. Terak nikel adalah salah satu hasil mentah atau slag dari pemurnian kadar unsur – unsur berharga dimana yang berasal dari perut bumi Indonesia yang didalamnya banyak mengandung mineral berharga seperti Magnetite (Fe3O4), Pendlandite ((Fe,Ni)9S8), Nickel Iron (NiFe), dan Bornite (CuFeS4). Studi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Partikel terhadap effisiensi pengambilan kadar unsur nikel dan kobalt pada proses pelindian asam – basa menggunakan larutan H2SO4 0,2 M dan NH4OH pada pH 9. Berdasarkan hasil XRD dan AAS, diperoleh hasil yang cukup signifikan pada hasil pelindian didapatkan hasil ukuran partikel optimum +400 Mesh.

Indonesia is a country rich in the content of valuable mineral elements in its natural resources particularly in the field of mining. Nickel matte is one of the crude or slag results of purifying the precious elements of which are derived from the nature of the Indonesian earth in which it contains many valuable minerals such as Magnetite (Fe3O4), Pendlandite (Fe,Ni)9S8, Nickel Iron (NiFe) , and Bornite (CuFeS4). This research study aims to determine the effect of particle size on the efficiency of taking the element content of nickel and cobalt in the acid-base leaching process using a solution of H2SO4 0.2 M and NH4OH on pH 9. Based on XRD and AAS results, significant results were obtained in leaching results at +400 Mesh."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ayu Amalia
"Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memiliki status GRAS (Generally Recognized As Safe) dan berkontribusi pada kesehatan manusia. Leuconostoc mesenteroides merupakan bakteri model yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 13 galur Leu. mesenteroides yang diuji responsnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respons galur-galur Leu. mesenteroides terhadap beberapa antibiotik pada beberapa kondisi pertumbuhan yang berbeda. Manipulasi kondisi pertumbuhan dilakukan dengan variasi komposisi dan pH medium pertumbuhan. Medium yang digunakan adalah MRS dan CMG. pH ditetapkan pada pH 4,6 yang mewakili kondisi asam dan pH 9,0 yang mewakili kondisi basa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi cakram dengan menggunakan enam antibiotik yaitu amoksisilin, kloramfenikol, gentamisin, eritromisin, tetrasiklin dan vankomisin. Inkubasi dilakukan selama 21 jam pada suhu 32oC. Hasilnya yaitu galur-galur Leu. mesenteroides ketika ditumbuhkan pada medium MRS asam menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin, kloramfenikol dan tetrasiklin namun menjadi lebih resisten terhadap gentamisin dan eritromisin, sementara pada medium CMG asam, hasilnya menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap kloramfenikol namun menjadi lebih resisten terhadap gentamisin, eritromisin, dan tetrasiklin. Galur-galur Leu. mesenteroides ketika ditumbuhkan pada medium MRS basa menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap amoksisilin, kloramfenikol, gentamisin dan eritromisin namun menjadi lebih resisten terhadap tetrasiklin, sementara pada medium CMG basa, hasilnya menunjukkan respons menjadi lebih sensitif terhadap kloramfenikol, gentamisin, dan eritromisin namun menjadi lebih resisten terhadap tetrasiklin. Galur-galur Leu. mesenteroides tidak menghasilkan zona hambat terhadap vankomisin pada semua medium yang digunakan dalam penelitian ini. Semua respons Leu. mesenteroides menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik kecuali yang diuji terhadap tetrasiklin pada medium CMG asam dan basa.

Lactic acid bacteria is bacteria which possess GRAS (Generally Recognized As Safe) status and contributed to human health. Leuconostoc mesenteroides is a model bacteria used in this study. There are 13 strains of Leu. mesenteroides which were tested for the responses. The aim of this study is to know the responses of Leu. mesenteroides strains to antibiotics on several different growth condition. Manipulating growth condition was conducted with variation of growth mediums composition and pH. Mediums used in this study were MRS and CMG. pH was set up under pH 4,6 representing acid condition and pH 9,0 representing basic condition. The method used in this study was disk diffusion method using six antibiotics: amoxicillin, chloramphenicol, gentamicin, erythromycin, tetracycline and vancomycin. Incubation time was 21 hours at 32oC. The result shows that Leu. mesenteroides strains when are grown on acid MRS medium respond more sensitive to amoxicillin, chloramphenicol and tetracycline but more resistant to gentamicin and erythromycin, while on acid CMG medium, they respond more sensitive to chloramphenicol, but more resistant to gentamicin, erythromycin, and tetracycline. Leu. mesenteroides strains when are grown on basic MRS medium respond more sensitive to amoxicillin, chloramphenicol, gentamicin and erythromycin but more resistant to tetracycline, while on basic CMG medium, they respond more sensitive to chloramphenicol, gentamicin and erythromycin but more resistant to tetracycline. Leu mesenteroides strains did not show any inhibition zone to vancomycin on all mediums used in this study. All Leu. mesenteroides responses to antibiotics show significant result statistically except those which were tested to tetracycline on acid and basic CMG medium."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32909
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprizul Darul Putra
"Pelapisan TiO2 pada permukaan keramik dengan metode spray coating serta uji kekuatan mekanik telah dilakukan. Uji kekuatan mekanik ini terdiri dari : ketahanan abrasi, ketahanan asam-basa, dan uji kelicinan (sliperness). TiO2 yang dilapiskan pada keramik menghasilkan ketahanan abrasi dan ketahanan asam-basa yang memenuhi standar.
Hasil uji kelicinan (sliperness) menunjukkan bahwa keramik yang dilapisi TiO2 memiliki nilai kelicinan yang masih memenuhi syarat keamanan yang ditetapkan sedangkan untuk pengujian matching color hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan TiO2 yang digunakan untuk melapisi keramik maka penampakan warnanya tidak memenuhi standar. Efek self cleaning pada keramik cukup baik tetapi kurang optimal karena kristal TiO2 yang diperoleh adalah rutile.

TiO2 was coated onto ceramics surface using spray coating method, and the mechanical strength was tested. The mechanical strength test consist of : abrasion test, acid-base test, and sliperness test. TiO2 which had coated on ceramics surface fulfill the requirements needed for abrasion and acid-base test.
The result of sliperness test showed that ceramics which had coated with TiO2 fulfill the standard safety requirements. Matching color test showed that the increasing in TiO2 concentration used for ceramics coating had made color differences that didn't met the standard. Self cleaning effect of the ceramics was good enough but didn't gave the optimum performance because the TiO2 formed a rutile crystal.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52265
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Tjahjadi
"Asfiksia perinatal berhubungan dengan luaran buruk neonatus, seperti buruknya skor Apgar; kebutuhan resusitasi dan ventilasi bertekanan positif, perdarahan intraventrikuler, hypoxic ischemic encephalopathy, hingga terjadinya kematian dini neonatus. Pemantauan kesejahteraan janin melalui berbagai modalitas indirek dilakukan untuk mendeteksi dini faktor risiko asfiksia perinatal, meskipun pemeriksaan gas darah tali pusat diakui sebagai metode baku penetapan status asam basa dan penegakkan keadaan asfiksia yang objektif. Asidosis metabolik janin menurut ACOG dan AAP ditegakkan jika dijumpai pH arteri tali pusat ≤ 7 dan defisit basa ≥ 12 mmol/L, tetapi masih belum diketahui nilai pH dan BD yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian luaran buruk neonatus. Penelitian ini dilakukan di RSUPNCM selama bulan Mei – Agustus 2020 terhadap persalinan dengan usia kehamilan di atas 27 minggu, baik secara spontan maupun operasi. Desain penelitian adalah kohort prospektif dengan masa pemantauan bayi baru lahir selama 7 hari. Sejumlah 135 subjek yang memenuhi kriteria diikutsertakan dalam penelitian ini. Nilai pH < 7,2015 dapat diterapkan pada sampel arteri maupun vena tali pusat karena menunjukkan akurasi baik dan prediktif terhadap kejadian luaran buruk neonatus jangka pendek, dengan nilai RR masing-masing 4,05 dan 5,9. Nilai BD arteri tali pusat tidak menunjukkan kemaknaan dalam memprediksi luaran buruk neonatus jangka pendek.

Perinatal asphyxia is associated with adverse neonatal outcomes, such as poor Apgar score, the need for positive pressure ventilation and resuscitation, intraventricular hemorrhage, hypoxic ischemic encephalopathy, and the occurrence of early neonatal death. Monitoring of fetal well-being through various indirect modalities is performed to detect the risk of developing perinatal asphyxia, although cord blood gas testing is recognized as the reference method of determining neonatal acid-base status and diagnosing perinatal asphyxia. According to ACOG and AAP, fetal metabolic acidosis is confirmed if either umbilical cord artery pH ≤ 7, or a base deficit ≥ 12 mmol / L is found, but it is still unknown whether pH and BD values could be used to predict the incidence of adverse neonatal outcomes. This research was conducted at the dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital during May - August 2020 on spontaneous or caesarean deliveries with a gestational age of more than 27 weeks. The study design was a prospective cohort with 7 days monitoring period of newborns. A total of 135 subjects who met inclusion criteria were included in this study. The pH value of < 7.2015 showed good accuracy and predictive of short-term adverse outcome for both arterial and venous umbilical cord, with RR of 4.05 and 5.90 respectively. Umbilical cord BD was insignificant as short-term neonatal adverse outcomes predictor."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library