Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhira Izzatur Rahmani
Abstrak :
Dalam upaya memitigasi dampak bangunan terhadap lingkungan, prinsip green building telah diterapkan pada berbagai jenis bangunan. Salah satunya adalah bangunan dengan fungsi seni seperti art center. Art center merupakan bangunan multifungsi yang memfasilitasi berbagai kegiatan seni seperti musik, lukis, dan tari. Dengan begitu, kualitas akustik menjadi salah satu aspek yang penting terhadap keberlangsungan dan produktivitas kegiatan pada bangunan khususnya dengan fungsi seni. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji kenyamanan akustik pada bangunan dengan fungsi seni yang menerapkan prinsip green building. Kajian ini diawali dengan studi literatur mengenai green building dan kenyamanan akustik. Studi kasus yang dikaji pada tulisan ini adalah Makara Art Center UI. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung dan penggunaan software simulasi Ease EVAC. Parameter yang dianalisis meliputi waktu dengung (RT), sound pressure level (SPL), noise criteria (NC), dan speech intelligibility (STI). Data yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan standar ASHRAE 189.1 sebagai salah satu standar green building. Hasil studi kasus menunjukkan performa akustik masih belum seluruhnya memenuhi standar kenyamanan akustik ASHRAE 189.1. Secara umum, bangunan yang menerapkan prinsip green building, termasuk Makara Art Center, masih belum menyediakan kualitas akustik yang memuaskan. ......In an effort to mitigate the impact of buildings on the environment, the principle of green buildings has been applied to various types of buildings. One of them is a building with an artistic function such as an art center. The art center is a multifunctional building that facilitates various artistic activities such as music, painting, and dance performances. That way, acoustic quality becomes one of the important aspects for the sustainability and productivity of activities in buildings, especially with the function of art. This thesis aims to examine the acoustical comfort of an art center that applies the principles of green buildings. This research begins with a literature study on green building and acoustic comfort. The case study studied in this paper is the Makara Art Center UI. The method of data collection was carried out by direct measurement and the use of Ease EVAC simulation software. Parameters analyzed included reverberation time (RT), sound pressure level (SPL), noise criteria (NC), and speech intelligibility (STI). The data obtained are then compared with the ASHRAE 189.1 standard as one of the green building standards. The results of the case study show that the acoustic performance still does not fully meet ASHRAE 189.1 acoustical comfort standards. In general, buildings that apply green building principles, including the Makara Art Center, still do not provide satisfactory acoustic quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Christian Pratama Putra
Abstrak :
Art Center Pasar Baru merupakan bagian dari redesain kawasan Pasar Baru. Penataan ulang kawasan Pasar Baru merupakan upaya untuk menghidupkan kembali eksistensi kawasan sebagai pusat kegiatan hiburan, seperti kuliner dan perdagangan di kota Jakarta. Pasar Baru memiliki nilai memorabilia yang cukup kuat dan dikenal sebagai kawasan yang memiliki budaya memiliki tempat tinggal dan tempat usaha yang berdekatan. Di dalamnya juga terdapat kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kualitas masyarakat Pasar Baru baru, salah satunya Art Center. Pasar Baru Art Center pada dasarnya dibuat untuk mengakomodasi potensi pelaku seni yang memang tersebar cukup banyak di area Pasar Baru, baik itu seni rupa maupun seni pertunjukan, dimana di dalamnya terdapat fungsi Art Gallery dan Performing Arts. Di samping itu juga untuk menjadi sarana pengembangan kualitas masyarakat Pasar Baru lewat kegiatan seni dan ruang terbuka, juga dapat menjadi magnet bagi pengunjung Pasar Baru. Dirancang dengan pendekatan arsitektur yang berorientasi pada ruang publik sebagai transisi masyarakat awam dengan pelaku dan aktivitas kesenian. ......Pasar Baru Art Center is a part of the redesign of the Pasar Baru area. The redesign of the Pasar Baru area is an effort to revive the existence of the area as a center for entertainment activities, such as culinary and trade in the city of Jakarta. Pasar Baru has a fairly strong memorabilia value and is known as an area that has a culture of having residences and places of business close together. In which there are also activities that can support the improvement of the quality of the new Pasar Baru community, one of which is the Art Center. Pasar Baru Art Center was basically created to accommodate the potential of art performers who are indeed spread quite a lot in the Pasar Baru area, both fine arts and performing arts, in which there are Art Gallery and Performing Arts functions. In addition, to be a means of developing the quality of the Pasar Baru community through art activities and public spaces, it can also become a magnet for Pasar Baru visitors. Designed with an architectural approach that is oriented to the public space as a transition of ordinary people with artistic actors and activities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Nurzaman
Abstrak :

Kenyamanan termal adalah penilaian subjektif dari lingkungan termal yang cocok oleh pikiran individu. Standarisasi kenyamanan termal penting untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan yang optimal. Oleh karena itu, beberapa standar telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengukur kenyamanan termal berdasarkan suhu, kecepatan udara, dan kelembapan. Selain itu, panas ruangan dari penghuni dan barang lainnya juga berperan besar dalam mempengaruhi parameter tersebut. Ada dua pendekatan umum untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan dalam menentukan kenyamanan termal: audit ruangan dan simulasi. Audit ruangan adalah pendekatan yang paling nyata untuk mengukur parameter kenyamanan termal ruangan tertentu. Di sisi lain, pendekatan simulasi banyak digunakan dalam tahap desain sebuah bangunan. Untuk melakukan simulasi, setiap detail ruangan yang diukur harus diperhitungkan untuk melakukan pendekatan simulasi. Pada tesis ini parameter kenyamanan termal diukur di Auditorium Makara Art Center (MAC). Selain itu juga dibuat desain 3D auditorium yang sesuai dengan auditorium untuk mendapatkan akurasi simulasi dibandingkan dengan data sebenarnya. Untuk melakukan simulasi situasi yang paling mirip, beberapa skenario simulasi dengan bentuk diffuser dan parameter panas yang berbeda dilakukan menggunakan ANSYS Fluent sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kondisi aktual suhu auditorium bervariasi dari 22,9 C hingga 24,1 C. Sedangkan suhu simulasi skenario keseluruhan menyimpang dari 0,1% hingga 52,63%. Simulasi kecepatan udara, di sisi lain, memiliki deviasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi suhu.

 


Thermal comfort is the subjective assessment of a suitable thermal environment by individual minds. Standardization for thermal comfort is important to create an optimal indoor environment. Therefore, several standards have been used over the decades to measure thermal comfort by temperature, air speed, and humidity. In additional, room heat from the occupants and other stuffs also plays a huge role in affecting those parameters. There are two general approaches to obtain the variables required in determining thermal comfort: room audit and simulation. Room audit is the most tangible approach to measure the thermal comfort parameters of a particular room. On the other hand, simulation approach is widely used in the design phase of a building. To conduct a simulation, every details of the measured room must be taken into account to conduct the simulation approach. In this thesis, thermal comfort parameters were measured in Makara Art Center (MAC) Auditorium. Additionally, a 3D design of the auditorium were also made in accordance to the auditorium to obtain the accuracy of simulation compared with the actual data. To conduct the most similar situation of the simulation, several simulation scenarios with different diffuser shape and heat parameters were conducted using ANSYS Fluent in accordance with the actual condition. The actual condition of the auditorium’s temperature varies from 22.9 C up to 24.1 C. Meanwhile, the simulation temperature of the overall scenarios deviates from 0.1% up to 52.63%. Air velocity simulation, on the other hand, has a relatively higher deviation compared to the temperature simulation. 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library