Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunarni
Surakarta: Institut Seni Indonesia, 2007
720.959 8 SUN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Figo Rinaldy Anandanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sebuah fenomenon yang terjadi pada masyarakat desa di Jawa dalam memandang sebuah material kayu pada objek bangunan hunian desa. Ada beberapa elemen arsitektural yang diperlakukan berbeda dengan obyek arsitektur yang sama, apakah hal ini menunjukan pandangan terhadap material yang berbeda? Ataukah memang dipengaruhi oleh sub budaya orang Jawa di tempat masing-masing wilayah? Sudut pandang masyarakat desa terhadap material kayu mempengaruhi bagaimana material kayu tersebut akan diperlakukan, baik dari kebutuhan dan fungsinya. Penulisan skripsi ini merupakan studi terhadap fenomenon tersebut untuk menemukan latar belakang pandangan masyarakat desa di Jawa terhadap material. Pendekatan studi kasus dilakukan dengan interpretasi deskriptif berdasarkan kajian litelatur, obeservasi lapangan, dan wawancara langsung, kemudian disintesakan untuk menghasilkan sebuah kesimpulan
ABSTRAK
A phenomenon that occurs in rural communities in Java regarding perception on wood for rural houses. There are some architectural elements that are treated differently by the same architectural objects. Does this show a different view of towards material? Or is it affected by the sub-culture of Java in the respective regions? The manner in which villagers perceive wood affects how the material is to be treated, both in term of needs and functions. This undergraduate thesis is a study of the phenomenon to find a background view of villagers in Java towards the wood material in the same time line. The case study approach conducted by descriptive interpretation based on a literature review, field observation, and interviews, then synthesized generate some conclusion.
2016
S63186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egadyas Nindita
Abstrak :
Taman Sari merupakan sebuah taman yang dibuat di masa Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). Hal yang kerap muncul di benak orang mengenai Taman Sari adalah sebuah tempat di mana seorang sultan memilih satu dari para selir yang berendam di kolam untuk kesenangan pribadinya. Kolam tempat para selir berendam sembari dipilih oleh sri sultan berada di sebuah bagian dari Taman Sari, yaitu Pasiraman Umbul Winangun. Pertanyaan yang muncul adalah: betulkah Pasiraman Umbul Winangun merupakan tempat di mana para selir berperan sebagai obyek bagi si sultan? Betulkah pasiraman tersebut merupakan sebuah ruang profan? Apa yang sebenarnya terjadi di pasiraman tersebut? Untuk menjawab penanyaan-pertanyaan tersebut, dilakukan penelitian yang melibatkan studi literatur, observasi langsung di lapangan, wawancara, serta interpretasi. Periode yang difokuskan pada penelitian ini adalah Taman Sari di masa Sultan Hamengkubuwono l (pertengahan abad ke-18), karena masa itulah masa awal keberadaan Taman Sari dengan Pasiraman Umbul Winangunnya. Diskusi mengenai ruang dan gender yang selama ini banyak dijumpai lebih fokus pada kasus atau asumsi yang terjadi di dunia Barat. Terdapat perbedaan cukup mendasar antara kasus yang terjadi di Barat dan yang terjadi di Timur. Sebagai contoh kasus dalam tesis ini, wanita Jawa bukanlah wanita Eropa masa Victoria. Kajian terhadap aspek budaya Jawa, serta kaitannya dengan pandangan kosmologis Jawa, mengindikasikan adanya kesetaraan posisi antara pria dan wanita. Bagaimana Pasiraman Umbul Winangun ditempatkan pada kompleks Taman Sari juga mengindikasikan kesetaraan tersebut. Hasil analisis saya menemukan bahwa posisi Pasiraman Umbul Winangun tepat berada di sebuah persimpangan, di mana dua buah axis, axis yang dilewati oleh Sultan (Utara-Selalan) dan axis yang dilewati oleh klangenan (Timur-Barat), saling bertemu. Sumbu dari suatu perempatan memiliki makna sakral bagi banyak kebudayaan di Nusantara, tak terkecuali Jawa. Terkait dengan itu, kesetaraan peran antara Sultan dan klangenan di Pasiraman Umbul Winangun terindikasikan. Dari situ disimpulkan bahwa ruang pada pasiraman tersebut bukanlah ruang yang bersifat pria-sentris.
Taman Sari is a garden founded during the reign of Sultan Hamengkubuwono I (l755-l792). What comes up in mind when Taman Sari is mentioned is a place where the sultan chose one of his klangenans (concubines), who were in the pools, for his personal pleasure. The pools where the concubines bathed prior getting chosen by the sultan are located at a part of Taman Sari: the Pasiraman Umbul Winangun. Questions then came up: is it true that Pasiraman Umbul Winangun was a place where the concubines acted as objects for the sultan? ls the pasiraman (bathing place) really a profane space? What did really happen at the pasiraman? In order to answer these questions, a research was conducted, involving literary studies; field observation at Taman Sari, interviews, and interpretation. The research focused on Taman Sari during the time of Sultan Hamengkubuwono I (mid l8"? century), for it is the initial period of Taman Sari's presence with its Pasiraman Umbul Wimangun. Most discussions on space and gender tend to touch upon Western cases, or assumption of such cases. There is a basic difference between Western and Eastern cases in such subject. In the case discussed in this thesis, Javanese women were not European women of Victorian era. Studies on aspects of Javanese culture, with their relation to Javanese cosmological view, indicate that women were not that inferior to men. The manner in which Pasiraman Umbul Winangtm is located within Taman Sari complex also indicates such lack of inferiority; My analysis found that the position of Pasiraman Umbul Winengun is located at the crossing where two axes-the one passed through by the Sultan (North-South) and the one passed through by klangenans (East-West)--meet. Such crossing has a sacred meaning in many cultures of Indonesia, including in Java. In relation to that, equality in roles between the Sultan and the klangenans is indicated. Based on this, it is concluded that the pasiraman was not a phallus-centric space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Junaedy
Abstrak :

ABSTRAK
Skripsi ini membahas bangunan-bangunan patirthan di wilayah Jawa Timur yang berasal dari abad IX.- XV M. Penekanan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat penggambaran bentuk patirthan di Jawa Timur, serta melihat keterkaitan antara bentuk bangunan dengan keletakan bangunan patirthan. Secara Khusus, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur patirthan yang berada dalam komplek candi dengan bangunan patirthan yang mandiri, mengetahui kedudukan bangunan patirthan terhadap situs yang ada di sekitarnya serta mengetahui fungsi bangunan patirthan melalui elemen-elemen bangunan yang ada dalam patirthan tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan melihat konsepsi tentang tirtha karena air adalah kriteria utama dalam bangunan patirthan. Penelusuran konsepsi tentang tirtha dilakukan melalui karya-karya sastra, prasasti serta melihat perkembangan konsepsi ini baik di India maupun di masa Jawa kuna. Tahap berikutnya adalah analisis terhadap bentuk bangunan patirthan di Jawa Timur yang dilakukan dengan cara melakukan komparasi bentuk bangunan patirthan yang di wilayah tersebut, sehingga menghasilkan persamaan dan perbedaan bentuk bangunan patirthan di Jawa Timur. Tahap selanjutnya adalah penggabungan antara konsepsi tentang patirthan yang melalui karya sastra dengan bentuk arsitektur dan keletakan bangunan patirthan.

Hasil penelitian mengenai bentuk bangunan patirthan di Jawa Timur ternyata menghasilkan beberapa bentuk bangunan patirthan. Bentuk yang pertama adalah bentuk bangunan patirthan yang menyerupai kolam pemandian dalam bentuk ini terdapat beberapa variasi bentuk yang lain. Bentuk kedua adalah bangunan patirthan yang bercorak candi atau bale kambang. Bentuk yang ketiga adalah bentuk danau atau sebuah mata air yang ditasbihkan menjadi patirthan. Hasil pembahasan yang lain juga dapat diketahui bahwa bangunan-bangunan patirthan juga mempunyai hubungan dengan situs sekitar. Sumber air yang diperlukan dalam sebuah patirthan juga memiliki perbedaan baik letak maupun jenis sumber air yang digunakan hal ini semua dapat juga berpengaruh terhadap bentuk bangunan patirthan
1997
S11587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schoppert, Peter
Abstrak :
Buku yang berjudul "Java style" ini ditulis oleh Peter Schoppert dan Soedarmadji Damais. Buku ini merupakan sebuah buku mengenai arsitektur bangunan Jawa. Gambar-gambar yang diambil oleh Tara Sosrowardoyo menyoroti model bangunan Jawa dan kebudayaan masyarakat setempat.
[Place of publication not identified]: Periplus Editions, 1997
R 720.9 SCH j
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library