Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Dimas Prasetya
"Pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan permasalahan yang terjadi saat ini adalah bangunan pemecah gelombang yang tersusun dari batu pecah mengalami longsor yang menyebabkan limpasan gelombang yang dapat mengganggu operasional pelabuhan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan rehabilitasi dengan mengganti armor pada struktur tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas dari penggantian armor dalam proyek rehabilitasi ini sehingga dapat mengembalikan kembali fungsi bangunan pemecah gelombang yang dibangun pada tahun 1939. Hasil penelitian ini menunjukkan gelombang di pelabuhan Makassar dibangkitkan oleh energi angin dari arah Barat Daya, Barat dan Barat Laut dengan tinggi gelombang signifikan adalah 2,15 meter. Bangunan pemecah gelombang yang direncanakan adalah tipe sisi miring menggunakan armor a-jack panjang = 1,2 m dengan dua alternatif kondisi, tanpa limpasan gelombang elevasi = 6 m dan dengan limpasan gelombang elevasi 4,3 m. Sehingga pada akhirnya penelitian ini memberikan informasi bangunan pemecah gelombang yang direncanakan efektif meredam gelombang dan melindungi pelabuhan terhadap gelombang rencana yang datang.
Makassar Port is the largest port in eastern Indonesia. The recent problem is a breakwater which composed with rubble mound armour have slip causing wave overtopping and disrupt port operations. Therefore, rehabilitation needs to be done by replacing the armour on the breakwater structure. The purpose of this study is to the effectiveness of the armour replacement at this rehabilitation project, so it can restore the function of the breakwater built in 1939. This study shows that waves at the Port of Makassar are fully developed by the wind energy from South West, West and North West that generate significant wave height 2.15 meter. The designed breakwater is sloping type using a jack armour length 1.2 m with two alternative conditions, with wave overtopping elevation 6 m and without wave overtopping elevation 4.3 m . In the end, this study provides information on the designed breakwater effectively breaking and protecting port against the significant waves. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yudhistira Adityawardhana
"Armor banyak dimanfaatkan pada bidang militer yang umumnya digunakan pada kendaraan militer seperti tank yang menggunakan baja. Namun, tank menggunakan baja terlalu berat sehingga dapat menghambat mobilitas kendaraan. Oleh Karena itu, diperlukan material yang lebih ringan, tetapi memiliki kekuatan mekanik dan ketahanan balistik yang sama atau lebih kuat dari baja. Paduan aluminium 7075 merupakan material yang memiliki kekuatan tinggi dan densitas yang lebih rendah dibandingkan dengan baja. Paduan ini dibuat menjadi material komposit dengan penguat nano silikon karbida (SiC). presentase volume penguat yang digunakan, yaitu 0%; 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25%; dan 0.3%. Pada penelitian ini fabrikasi material komposit dengan metode stir casting dilanjutkan dengan metode squeeze casting dan juga dilakukan proses cold forging. Semua sampel komposit di uji balistik dengan Tipe III NIJ dan Tipe II NIJ. Karakterisasi lain seperti pengamatan metalografi, pengujian kekerasan, dan impak diambil baik dari data primer dan data sekunder. Hasil pengujian balistik, yaitu semua sampel tidak tahan balistik terhadap pengujian Tipe III NIJ, tetapi tahan balistik terhadap pengujian Tipe II NIJ kecuali sampel non forging dengan komposisi 0.1% SiC dan 0.15% SiC. Penambahan komposisi penguat nano dapat meningkatkan sifat mekanik kekerasan material, tetapi ketangguhannya menurun untuk sampel tidak dilakukan forging. Berdasarkan data sekunder sampel yang dilakukan forging dapat meningkatkan sifat mekanik material. Nilai kekerasan sampel non forging dengan komposisi 0.2% SiC dapat melampaui kekerasan baja karbon rendah untuk armor.
Armour is widely used in the military field which is generally used in military vehicles such as tanks that use steel. However, the tank uses steel and too heavy so that it can hamper the mobility of the vehicle. Therefore, we need a material that is lighter, but has the same or stronger mechanical strength and ballistic resistance than steel. Aluminum alloy 7075 is a material that has high strength and lower density than steel. This alloy is made into a metal matrix composite material with ceramic reinforcement such as nano silicon carbide (SiC) with a volume percentage of 0%; 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25%; and 0.3%. In this study, the fabrication of composite materials using the stir casting method was followed by the squeeze casting method and the cold forging process was also carried out. All composite samples were ballistically tested with Type III NIJ and Type II NIJ. Other characterizations such as metallographic observations, hardness testing, and impact were taken from both primary and secondary data. The results of the ballistic test, that all samples were not ballistic resistant to the Type III NIJ test, but ballistic resistant to the Type II NIJ test except for non-forging samples with a composition of 0.1% SiC and 0.15% SiC. The addition of nano-reinforcing composition can increase the mechanical properties of the hardness of the material, but its toughness decreases for non forging samples. Based on secondary data, forging process on samples can improve the mechanical properties of the material. The hardness value of non forging samples with a composition of 0.2% SiC can exceed the hardness of low carbon steel for armour. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tri Sutrisno
"Aluminium dapat dijadikan sebagai matriks pada suatu komposit sehingga sifat mekanisnya meningkat. Komposit aluminium matriks berpenguat kawat tali baja karbon tinggi diharapkan dapat meningkatkan kekuatan komposit untuk aplikasi armor. Penambahan Cu dan proses canai dingin diharapkan dapat meningkatkan kekerasan material dan diharapkan mempengaruhi sifat antarmukanya. Penelitian ini membuat material komposit matriks Aluminium (Al-7Si) dengan penguat kawat tali baja dengan metode Squeeze casting. Cetakan yang digunakan didalamnya disusun kawat berdiameter 1 mm dengan jarak antar kawat 2-3 mm dalam arah yang sama dan dilakukan preheating hingga 350 0C. Matriks aluminium dalam bentuk Al-7Si dilebur dan dilakukan variasi penambahan 1,92%; 2,14%; and 3,75% Cu. Kemudian dituang ke dalam cetakan pada temperatur 850 0C dan dilanjutkan proses squeeze dengan pemberian tekanan sebesar 10 barr. Setiap sampel dengan variasi komposisi dibagi menjadi dua, salah satu bagian dilakukan proses canai dingin dengan reduksi sebesar 10 %. Semua sampel dilakukan pengamatan pada daerah antarmuka dengan menggunakan mikroskop optik dan dilakukan pengujian kekerasan untuk melihat pengaruh penambahan Cu dan proses canai dingin terhadap sifat antarmuka dan kekerasannya. Juga mengamati pengaruh jarak antar kawat terhadap sifat antarmuka. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat antarmuka komposit menjadi buruk seiring penambahan unsur Cu ke dalam matriks paduan aluminium. berdasarkan pengamatan fotomikro, dimana keberadaan void disekeliling kawat bertambah seiring penambahan Cu. Pengaruh dari proses canai dingin terhadap kekerasan, menaikkan kekerasan dibanding dengan sampel tanpa dilakukan proses canai. Pengaruh proses canai dingin memperkecil daerah void dan porositas terhadap sifat antarmuka. Jarak antar kawat yang masih memungkinkan terjadinya void didapat sebesar 0,5 mm.
Aluminium that used as matrix of composites, has improve its mechanical properties. Aluminium matrix composites with reinforced high carbon steel wires so the composites will have strength properties for armor application. The addition of Cu and cold roll process can effect to increase hardness and also effect the interface condition of the composites. In the experiment, fabrication composites aluminium matrix with reinforced steel wires by Squeeze casting. Mould used the 1 mm diameter high carbon steel wires and the distance between wires is 2-3 mm that arranged in unidirectional and dies is being preheat to 350 0C. Matrix Al-7Si is being melted and add with 1,92%; 2,14%; and 3,75% Cu before pouring at 850 0C. After the melting aluminium has been poured to the dies, give directly 10 barr pressure. Each specimens with the variation of Cu alloying is cut into two pieces, with one of the pieces is process by 10 % reduction cold roll. All specimens is observed using the optical microcope and tested with Rockwell hardness Tester to see the hardness oof specimens. Also, to observed the effect of distance between wires to the interface condition. The result of this experiment shows that the interface of composite become poor as well as the increasing of percent Cu. It is based on the observation of the interface area photograph using by optical microscope, that the void presents which become the indication of bad interface condition, more voids for the increasing percent Cu. Cold roll process has increased the hardness of composite. Compare to the specimen without cold rolled, the specimen with cold rolled has average higher hardness. Also, The effect of cold roll seem less voids area and porosity. The distance between wires which could produce void that can be observed from this experiment is 0,5 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51640
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library