Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Anggraheni Pusparasmi
Abstrak :
Paduan titanium Ti6Al4V merupakan material yang memiliki kombinasi sifat mekanik yang diperlukan untuk implan seperti keuletan yang baik, ketahanan korosi yang tinggi dan biokompatibilitas yang baik, sehingga banyak digunakan sebagai material untuk aplikasi implan biomedis. Salah satu metode yang saat ini banyak digunakan untuk memproduksi implant Ti6Al4V dengan menggunakan proses metal injection molding (MIM). Proses MIM banyak digunakan karena dapat memproduksi part dengan lebih efektif, dan biaya produksi yang lebih murah. Salah satu faktor penting dalam proses MIM adalah preparasi feedstock yang baik serta menentukan parameter proses yang optimum untuk mencegah terjadinya pembentukan lapisan oksida TiO2 pada hasil MIM karena akan mempengaruhi sifat mekanis paduan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses parameter pada setiap tahapan MIM terhadap hasil akhir produk injeksi. Feedstock Ti6Al4V diinjeksi pada suhu 200°C dan tekanan ±2100 psi kemudian dilakukan penghilangan binder dengan solvent debinding menggunakan n-heksana pada suhu 50°C selama 1, 2, dan 3 jam, dan dilanjut dengan thermal debinding pada 2 variasi atmosfer berbeda yaitu vakum dan argon dengan suhu 500°C selama 1 jam dan laju pemanasan 1°C/menit. Hasil brown part kemudian disintering dengan atmosfer argon pada suhu 1150°C, 1250°C, dan 1350°C selama 2 jam. Karakterisasi SEM-EDS, TGA, OM, densitas serta kekerasan dilakukan untuk menganalisis hasil sinter yang diperoleh. Fasa yang diperoleh dari hasil argon sintering adalah α dan β titanium. Densitas relatif yang diperoleh pada proses sintering sebesar 98.50%, 94.33%, dan 96.37% dengan nilai kekerasan berturut-turut 320, 315, dan 335 HV. ......Titanium alloy Ti6Al4V is a material that has a good combination of mechanical properties for implants such as good ductility, high corrosion resistance and good biocompatibility, so it is widely used as a material for biomedical implant applications. One method that is currently widely used to produce Ti6Al4V implants is by using the metal injection molding (MIM) process. The MIM process is widely used because it can produce parts more effectively, and production costs are cheaper. One of the important factors in the MIM process is good feedstock preparation and determining the optimum process parameters to prevent the formation of a TiO2 oxide layer on the MIM product because it will affect the mechanical properties of the alloy. This study aims to determine the effect of the process parameters at each stage of the MIM on the final product injection. The Ti6Al4V feedstock was injected at a temperature of 200°C and a pressure of ±2100 psi then removed the binder with solvent debinding using n-hexane at a temperature of 50°C for 1, 2, and 3 hours, and continued with thermal debinding at 2 different atmosphere variations, namely vacuum and argon at a temperature of 500°C for 1 hour and a heating rate of 1°C/minute. The resulting brown part was then sintered in an argon atmosphere at temperatures of 1150°C, 1250°C, and 1350°C for 2 hours. Characterization of SEM-EDS, TGA, OM, density and hardness was carried out to analyze the sintered results obtained. The phases obtained from argon sintering are and titanium. The relative densities obtained in the sintering process were 98.50%, 94.33%, and 96.37% with hardness values of 320, 315, and 335 HV, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aru Ariadno
Abstrak :
Latar belakang: Argon Plasma Coagulation (APC) merupakan modalitas terapi yang banyak digunakan untuk pengobatan kolitis radiasi pada pasien keganasan ginekologi, kolorektal dan urologi yang mendapatkan radioterapi di RSUPN-CM. Tujuan: Menilai hasil dari APC yang dilakukan pada penderita kolitis radiasi dan faktor perancunya. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain kohort retrospektif berdasarkan data dari rekam medis RSUPN-CM antara bulan April 2012 sampai dengan Oktober 2019. Variabel yang dinilai meliputi umur, jenis kelamin, jenis keganasan, diabetes melitus, hipertensi, dan status anemia, dengan luaran berupa keberhasilan APC. Pengujian kemaknaan statistik dilakukan sesuai dengan karakteristik data serta tujuan penelitian, dengan p <0,05 dianggap bermakna. Juga dilakukan analisis multivariat untuk melihat variabel perancu yang paling memengaruhi keberhasilan APC. Hasil: Sebanyak 180 pasien kolitis radiasi yang mendapatkan terapi APC memenuhi kriteria penelitian dengan proporsi terbanyak berjenis kelamin perempuan sebesar 89,4%, dan berusia >50 tahun sebanyak 83,9%. Sedangkan jenis tumor terbanyak adalah keganasan ginekologi sebanyak 88,9%. Sebanyak 81,3 % subyek mengalami keberhasilan terapi APC. Nilai tengah frekuensi APC sebanyak 2 sesi dengan rentang 1 sampai 12 sesi. Terdapat 180 subyek (100%) menderita anemia sebelum menjalani APC yang pertama. Kadar hemoglobin pada penderita APC meningkat dengan median Hb sebelum APC pertama sebesar 8 g/dL (3-11 g/dL) menjadi 12 g/dL (10-14 g/dL) sebelum APC terakhir. Sebanyak 59,2% subyek yang mengalami keberhasilan APC tidak lagi menderita anemia setelah terapi APC, dengan perbaikan status anemia meningkat sebesar 1,628 kali lebih baik pada subyek yang mengalami keberhasilan APC dibandingkan dengan subyek yang mengalami ketidakberhasilan terapi APC (p=0,017). Usia, jenis kelamin, jenis keganasan, hipertensi dan diabetes melitus bukan merupakan faktor perancu terhadap status anemia pada keberhasilan APC. Kesimpulan: Terdapat perbaikan status anemia pada penderita kolitis radiasi yang mendapatkan terapi APC di RSUPN-CM.
Background: Argon Plasma Coagulation (APC) is recently widely used in the treatment of radiation colitis among patients with gynecology, colorectal and urology malignancy. Purpose: To measure the result of APC conducted on radiation colitis patients and its counfounding factors. Methods: An analytic descriptive study with retrospective cohort design based on RSUPN-CM database between April 2012 until October 2019. Variables measured were age, gender, tumor types, diabetes melitus, hypertension, and anaemia, with efficacy of APC treatment as the outcome. Statistical tests conducted according to characteristics and the purpose of the study, with p value <0.05 considered significant. Multivariate analysis was also conducted to evaluate which factors influenced to the efficacy of APC therapy. Results: As much as 180 radiation colitis patients received APC treatment fulfilled inclusion criteria with characteristics female patients (89.4%), and age >50 years old (83.9%) were found in this study. Types of tumor were dominated by gynecology malignancy (88.9%). As much as 81.3% subjects had successful APC treatment. Median number of efficacy of APC treatment in this study was 2 sessions. All of the subjects had anaemia before the first APC treatment. There was improvement in Hb level, median Hb before the first APC treatment was 8 g/dL (3-11 g/dL) and median Hb level before the last APC treatment was 12 g/dL (10-14 g/dL). As much as 59.2% subjects who had successful APC treatment were no longer anaemia after APC treatment, with improvement of anaemia status was 1.628 times more likely in subjects who had successful APC treatment compared to subjects who did not have successful APC treatment (p=0.017). Age, gender, malignancy types, hypertension dan diabetes melitus were not confounding factors to anaemia status in successful APC treatment. Conclusion: There was improvement in anaemia status on radiation colitis patients receiving APC treatment in RSUPN-CM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanto
Abstrak :
Serbuk logam diproduksi secara komersial oleh salah satu dari empat proses, yaitu : kimia, elektrolitik, mekanik, dan atomisasi. Di antara proses-proses ini, atomisasi telah menjadi mode dominan pembuatan serbuk. Pada penelitian ini, metalurgi serbuk (Powder Metallurgy) paduan Ti-6AL-4V grade 5 diproduksi dengan metode plasma atomisasi menggunakan dc thermal plasma torch dari bentuk batang (filler) dan argon sebagai gas plasma. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mendapatkan parameter proses yang optimum pada hasil akhir dari serbuk logam Ti-6Al-4V. Dimana Inverter yang digunakan sebagai catu daya adalah Inverter DC Plasma Cutting Machine CUT-60, polaritas peleburan yang digunakan adalah Direct Current (DC) non-transferred, gas bertekanan yang digunakan (inert gas) adalah 99,95 Argon, dimensi dari bahan baku yang digunakan berdiameter 1,6 mm dan panjang 1000 mm. Pemisahan butiran menggunakan ayakan mesh 100, 120, 200, dan 325. Pemindaian mikroskop elektron, mikroskop optik, difraksi sinar-X dan distribusi ukuran partikel dilakukan secara ekstensif untuk menyelidiki sifat-sifat partikel serbuk logam Ti-6Al-4V. Obor plasma yang dipanaskan dan tekanan gas dipercepat sehingga membuat terciptanya lelehan yang melalui lintasan nosel dan terbentuknya partikel butiran, dimana partikel yang lebih kecil mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi daripada partikel yang lebih kasar dalam busur plasma partikel butiran ini diharapkan memperoleh mikrostruktur yang optimal. Variasi arus listrik 35A, 40A, 45A, tekanan gas plasma 1,5bar, 2bar, dan 2,5bar, menggunakan kecepatan umpan konstan 2 mm detik memainkan peran penting dalam bentuk dan ukuran partikel serbuk dengan tingkat kebulatan 45 μm hingga 150 μm. Dari hasil pemindaian menunjukan bahwa hasil serbuk bulat bola tanpa satelit 70 dan populasi porositas dalam partikel serbuk secara bertahap berkurang dengan meningkatnya arus listrik dan tekanan yang diberikan sebesar 80
Metal powders are produced commercially by one of four processes, namely: chemical, electrolytic, mechanical, and atomization. Among these processes, atomization has become the dominant mode of powder making. In this study, powder metallurgy (Powder Metallurgy) of alloy Ti-6AL-4V grade 5 was produced by the atomization plasma method using dc thermal plasma torch from filler and argon as plasma gas. This study aims to produce and obtain optimum process parameters for the final results of Ti-6Al-4V metal powders. Where the inverter used as a power supply is a DC Plasma Cutting Machine CUT-60, the melting polarity used is Direct Current (DC) non-transferred, the pressurized gas used (inert gas) is 99.95 Argon, the dimensions of the raw material used 1.6 mm in diameter and 1000 mm long. Grain separation using 100, 120, 200, and 325 mesh sieves. Electron microscopy, optical microscopy, X-ray diffraction and particle size distribution were carried out extensively to investigate the properties of Ti-6Al-4V metal powder particles. The heated plasma torch and accelerated gas pressure make melting through the nozzle passage and the formation of granular particles, where smaller particles get higher velocity than coarser particles in the plasma arc of granular particles are expected to obtain optimal microstructure. Variations in electric current 35A, 40A, 45A, plasma gas pressures of 1.5bar, 2bar and 2.5bar, using a constant feed speed of 2 mm3 second play an important role in the shape and size of powder particles with a roundness level of 45 μm to 150 μm. From the results of the scan showed that the results of globular spherical powder without satellite 70 and porosity population in powder particles gradually decreased with increasing electric current and applied pressure by 60.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Iriansyah Anugrah
Abstrak :
ABSTRAK
Seringkali teljadi kegagalan pada konstruksi umum yang diakibatkan kegagalan dalam proses pengelasan. Kegagalan yang dimaksud berasal dari kualitas lasan yang rendah, sehingga perlu adanya usaha untuk menghindarinya dengan cara rnempelajari falctor-faktor yang dapat memperbaiki kualitas hasil pengelasan.

Salah satu teknilc untuk memperbaiki kualitas hasil lasan adalah meningkatkan rasio atau perbandingan kedalaman penetrasi terhadap lebar penetrasi dari suatu lasan hingga mendekati satu. Untuk im perlu dipelajari hal-hal apa saja yang bisa meningkatkan rasio tersebut.

Skxipsi ini membahas faktor-faktor yang dapat rneninglcatkan rasio kedalaman penetrasi terhadap lebar penetrasi hasil lasan dengan memanfaatkan interaksi yang terjadi antara arus pengelasan dan aliran gas pelindung (dalam penelitian ini yang dipakai adalah argon) unruk menciptakan proses pengelasan TIG yang beljalan dengan balk pada pengelasan di atas pelat baja karbon rendah karena material ini paling baik kemampuan untuk dilasnya dan banyak dipakai pada konstruksi umum.

Yang dapat dikemukakan dari skripsi ini adalah ams dan laju alir gas pelindung memiliki interaksi yang Cukup kuat dimana keduanya dihubungkan oleh suatu parameter yang disebut viskositas. Arus berbanding lurus dengan viskositas, demikian pula dengan laju alir gas pelindung, tetapi kemudian berbanding terbalik saat mencapai Iaju 45 cfh (cubic fee! per hour), karena telah teljadi aliran turbulen yang mengakibatkan kedalaman penetrasi mengalami penurunan. Selain hal tersebut, skripsi ini memberi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan bahwa rasio D/W yang paling bajk dicapai saat melakukan proses pengelasan dengan menggunakan ams 200 A, dan laju alir gas pelindung 35 cih, yakni sebesar 0,28942.
2000
S41568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Andreas Emil Rezanov
Abstrak :
Reaktor berbahan stainless steel tipe 316 (SS 316) dirancang untuk sintesis Carbon Nanotube (CNT) berbasis kamper. Sebagai sumber karbon, padatan kamper diubah menjadi gas melalui proses sublimasi. Sintesis CNT pada permukaan substrat melalui metode sintesis chemical vapor deposition (CVD). Sintesis dilakukan dengan substrat wiremesh SS 316 dan menggunakan argon sebagai carrier gas serta hidrogen sebagai co-reactant. Preparasi substrat dilakukan melalui pretreatment dengan acid etchingmenggunakan larutan HCl 37% selama 10 menit. Tujuan preparasi ini untuk menghilangkan lapisan krom dan membuat permukaannya menjadi lebih kasar sehingga CNT dapat tumbuh. Suhu sintesis yang digunakan adalah 800oC dengan waktu 60 menit. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan laju alir gas argon dan gas hidrogen dengan variasi 1:0, 0.9:0.1, 0.5:0.5, 0.1:0.9 dan 0:1. Hasil sintesis di karakterisasi menggunakan SEM-EDS, TEM, dan XRD. Hasil karakterisasi menunjukkan CNT tumbuh pada permukaan substrat wiremesh SS 316 untuk setiap variasi. CNT telah tumbuh mengikuti model tips growth dengan rentang diameter 13-33 nm serta yield dengan rentang 33-38%. Penggunaan gas hidrogen meningkatkan jumlah karbon yang terdeposit pada substrat wiremesh SS 316. Variasi terbaik berdasarkan diameter CNT dan yield terbesar didapatkan pada variasi 0.5:0.5. ......Reactor, which made from stainless steel 316 (SS 316), was designed for synthesis of Carbon Nanotube (CNT) based camphor. As a carbon source, solid camphor was converted into gas through a sublimation process. Synthesis of CNTs on substrate surfaces was through chemical vapor deposition (CVD) method. Synthesis was performed with stainless steel-316 type as catalyst, argon as carrier gas, and hydrogen as co-reactant. Preparation of the catalyst is through a pretreatment by acid etching with HCl 37% over 10 minutes to remove the layer of chrome and make a rough surface so that CNTs can be grown. The operating temperature of the synthesis used was 800oC with a reaction time of 60 minutes. This research was conducted by varying the ratio argon and hydrogen volumetric flowrate by 1:0, 0.9:0.1, 0.5:0.5, 0.1:0.9 and 0:1. Produced CNTs were characterized using SEM-EDS, TEM, and XRD. The characterization results showed that the CNT grows on the surface of the SS 316 wiremesh for each variation while the CNTs follow the tips growth model which have 13-33 nm diameter and 33-38% yield for both substrate and surface of the reactor. The influence of hydrogen produce much more CNT on the surface of wiremesh SS 316 substrate. Best variation based on thinnest diameter and biggest yield observed at 0.5:0.5.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Pasha
Abstrak :
Telah berhasil dibangun pembersih permukaan substrat menggunakan metode vortex plasma yang mampu membersihkan kaca preparat yang semula memiliki sifat hidrofobik menjadi hidrofilik setelah dilakukan proses pembersihan. Sifat hidrofobik dan hidrofilik dari suatu permukaan digunakan untuk menyatakan kebersihan permukaan secara kualitatif. Pengamatan sudut kontak dari air yang diteteskan dengan metode sessile drop menyatakan kebersihan permukaan secara kuantitatif. Vortex plasma yang dihasilkan oleh sebuah kumparan sebagai penghasil medan magnet dan elektroda plat tembaga yang diberi beda potensial listrik. Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan dengan 320 lilitan yang diberikan arus DC sebesar 1,92 A adalah 5,42 mT. Dengan durasi waktu pembersihan 10 menit dengan tekanan 2000 micron dapat menghasilkan rata-rata sudut kontak 8 derajat, Sedangkan penggunaan perantara gas argon untuk proses pembersihan mampu menghasilkan rata-rata sudut kontak sebesar 4 derajat. Sudut kontak yang dihasilkan semakin mengecil seiring dengan lamanya waktu pembersihan, baik dengan gas argon maupun tanpa gas argon. Pengujian ini membuktikan bahwa gas argon lebih efektif untuk proses pembersihan dengan vortex plasma. ......A substrate surface cleaner has been successfully built using the plasma vortex method which is able to clean preparate glass which originally had hydrophobic properties to become hydrophilic after the cleaning process. The hydrophobic and hydrophilic properties of a surface are used to describe the surface cleanliness qualitatively. Observation of the contact angle of the water dripped by the sessile drop method states the surface cleanliness quantitatively.Vortex plasma produced by a coil as a generator of the magnetic field and a copper plate electrode which is given an electric potential difference of 30KV. The magnetic field produced by a coil given a DC current of 1.92 A is 5.42 mT. With a cleaning time of 10 minutes with a pressure of 2000 microns, it can produce an average contact angle of 8 degrees, while the use of argon gas intermediary for the cleaning process is able to produce an average contact angle of 4 degrees. The resulting contact angle decreases with the duration of cleaning time, both with argon gas and without argon gas. This test proves that argon gas is more effective for the cleaning process with vortex plasma.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Pradinda Suharno
Abstrak :
Salah satu metode fabrikasi untuk membuat braket ortodontik yaitu metal injection molding. Kelebihan metode fabrikasi ini dapat menghasilkan produk dengan ukuran yang sangat kecil. Sehingga metode ini cocok digunakan sebagai metode fabrikasi braket ortodontik. Namun metode fabrikasi ini memiliki kelemahan. Terdapat proses sintering yang sulit diprediksi hasil akhirnya. Salah satu parameter yang menentukan hasil akhir sintering yaitu atmosfer. Sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada argon sintering terhadap material SS 17-4 PH.Feedstock SS 17-4 PH dibentuk dengan menggunakan mesin injeksi menjadi bentuk kubus dengan ukuran 5 mm x 5 mm x 5 mm. Tekanan yang diberikan untuk injeksi ini yaitu 2700 psi dengan temperatur injeksi yaitu 200°C. Setelah proses injeksi, dilakukan proses penghilangan binder dengan proses debinding. Proses solvent debinding dilakukan dengan menggunakan heksana pada temperatur 50°C menggunakan magnetic stirrer selama 1,5 jam. Proses thermal debinding dilakukan menggunakan vacuum furnace pada temperatur 510°C dengan heat rate 1°C/menit dan proses holding selama 1 jam. Proses sintering dilakukan menggunakan atmosfer gas argon dengan flow rate 1 liter/menit pada temperatur 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C dengan heat rate 5°C/menit dan proses holding selama 1,5 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan atmosfer argon untuk proses sintering masih terdapat adanya inklusi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena proses thermal debinding yang kurang baik. Pada proses sintering, terbentuk fasa ?-ferrite. Fasa ini mempengaruhi proses densifikasi dari material SS 17-4 PH. Nilai densitas relatif, nilai penyusutan, dan nilai kekerasan yang dicapai pada setiap temperatur tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa proses sintering dengan menggunakan gas argon sudah mencapai parameter optimal pada temperatur 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C.
Orthodontic brackets can be manufactured using several methods of fabrication, one of them is metal injection molding. Ability to produce very small product is the advantages of this method. However, sintering process result with this method quite unpredictable. One of the important sintering parameter is sintering atmosphere. This study is aimed to understand the influence of argon atmosphere in sintering process with different temperature.To produce orthodontic bracket with metal injection molding method, 17 4 PH stainless steel feedstock injected to the mold using injection molding machine. After injection, the binder eliminated with solvent and thermal debinding. Solvent debinding process conducted with hexane at 50 oC on magnetic stirrer for 1,5 hours. Thermal debinding were performed in vacuum furnace at 510 oC with heat rate 1 oC min and 60 min holding time. Afterward, the resulting sample were heated at 5 oC min to sintering temperatur of 1320°C, 1340°C, 1360°C, and 1380°C under 90 min holding time in argon atmosphere with flow rate 1 liter min. The results of this study indicate that, the inclusion still occur in argon atmosphere sintering process. This is possible due to poor thermal debinding process. In the sintering process, ferrite phase is formed. This phase affects the densification process of SS 17 4 PH material. The value of relative density, shrinkage, and hardness at different temperature did not change significantly. This indicates that the sintering process using argon gas has reached the optimum parameters at 1320°C, 1340°C, 1360°C, And 1380°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawas Swathatafrijiah
Abstrak :
Lapisan tipis Keramik Alumina pada substrat Aluminium Alloy dibuat dengan metoda pelapisan Sputtering RF Magnetron. Pelapisan dilakukan pada tekanan dasar sistem 1.7 - 3.3 x 10-5 torr dan tekanan gas Argon saat pelapisan berlangsung dipertahankan sekitar 15 mtorr. Komposisi Atomik Substrat sebelum pelapisan diuji dengan SEM/EDAX hasilnya adalah 69 % Al - 28 996 Si - 2.5 % Mg dan terdapat unsur Fe dan Ni yangjumlahnya kurang dari 1%. Sedangkan Target mempunyai fasa a-A1203 yang dianalisa deNgan menggunakan XRD. Pada pelaksanaan Pelapisan dibuat tiga jenis ketebalan yaitu: 3100 A° , 5600 A° dan 8550 A°. Mengingat pengukuran ketebalan pada saat pelapisan kurang memuaskan, dilakukan uji ketebalan dengan menggunakan ellipsometer dan perhitungan hasil uji spectrophotometer. Dilakukan proses anil sampai temperatur 12003 C terhadap sampel hasil pelapisan tujuannya untuk mendapatkan Alumina kristal [9]. Secara visual, morfologi permukaan pada sampel baik sebelum pelapisan rnaupun setelah pelapisan dapat dilihat dengan menggunakan foto optik dan SEM. Pengujian dengan XRD terhadap hasil pelapisan baik sebelum proses anil maupun sesudah dilakukan anil tidak menunjukkan sistem krisialin, hal ini diperkuat dengan hasil analisa SEM. Hasil Kekerasan (mikro hardness) menunjukkan bahwa hasil pelapisan lebih keras dibandingkan substrat sebelum dilapisi, selain itu makin tebal lapisan nilai kekerasan makin bertambah.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library