Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1983
571.73 EDI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmiya Dinda S.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11569
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sedyawati, 1938-
Abstrak :
Buku ini mengenai model deskripsi terhadap arca dilihat dari tipe tokoh. Arca dewa tipe tokoh ditandai oleh penonjolan yang sangat menyolok dari dewa yang merupakan tokoh utama dalam penggambaran yang bersangkutan. Berbeda halnya dengan arca dewa tipe adegan. Arca tipe adegan menggambarkan dewa dalam suatu adegan yang sedang berlangsung. Adapun yang tidak tercakup dalam buku Model Deskripsi ini adalah penunjukan akan formulasi-formulasi tertentu dalam penggamabaran komponen-komponen arca. Khususnya adalah formulasi yang menyangkut penggarapan artistik ...
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1983
K 732.4 EDI m
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
Abstrak :
Permasalahan yang menjadi pokok bahasan timbul karena langkanya penelitian seni arca yang berkesinanbungan, yang dimulai dari masa prasejarah hingga masa Hindu-Buddha di Indonesia. Kenyataan tersebut menimbulkan suatu pertanyaan 1. "Bagaimana corak atau ciri-ciri seni arca masa prasejarah itu", 2. Bagaimana pula corak atau ciri-ciri seni arca masa Hin- du-Buddha", 3."Adakah kaitan antara keduanya". Kenyataan tersebut menimbulkan suatu pertanyaan "bagaimanakah perkenbangan seni arca di Indonesia". Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu, 'Perwujudan Siva di Indonesia (OPP 1991/1992), ' Ciri Area Durgimahisisuramardini ? (OPP 1992/1993), 'Data Ikonologis Dalam Prasasti Jawa Kuna' (OPF 1994/1995), 'Kaitan Area Dan Pura Di Bali' (OPF 1995/1996), serta penelitian-penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan seni area di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini, adalah melalui tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari 1. pengumpulan data, baik data lapangan maupun data tertulis, 2. membuat klasifikasi, 3. menganalisa, 4 tahap interpektasi, yaitu usaha menarik kesinpulan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa area-area dewa agama Hindu dan Buddha sebenarnya awal atau akarnya telah ada sejak masa prasejarah. Area-arca dewa Hindu dan Buddha merupakan arca-arca hasil adaptasi dan seleksi yang telah disesuaikan dengan budaya yang telah dimiliki bangsa Indonesia ketika itu. Melalui seleksi dan penyesuaian muncul arca-area dewa Hindu dan Buddha dalam bentuknya yang baru melalui penyesuaian di Indonesia, khususnya mencapai puncaknya di Jawa Tengah. Area-area Hindu dan Buddha Jawa Tengah merupakan area- arca klasik masa Hindu-Buddha di Indonesia. Bentuknya lebih dinamis bila dibandingkan dengan bentuk area-area nenek moyang yang merupakan area-arca masa prasejarah, yang mengganbarkan orang yang telah meninggal. Sebaliknya area-area dewa agama Hindu dan agama buddha sesuai dengan mitologinya nerupakan dewa-dewa yang hidup sebagaimana layaknya manusia. Pengaruh kebudayaan India umumnya hanya memberikan "muka baru", berupa polesan terhadap budaya yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh area-arca dari Jawa Timur yang terlihat kaku, seakan melambangkan orang yang telah meninggal.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ekawati
Abstrak :
Kata Buddha sebenarnya merupakan sebutan yang nenunjukkan tingkatan spiritual bagi seseorang yang telah sepenuhnya memeperoleh penerangan mengenai sifat sadar dan arti perihal kehidupan (Soekmono1973:18; Hadiwijono1975:62). Agama Buddha mengajarkan kepada umatnya tentang bagaimana agar manusia dapat melepaskan diri dari penderitaannya (samsara) dan mencapai Nirwana. Dalam ajarannya disebutkan bahwa hidup ini adalah penderitaan, yang disebabkan oleh keinginan hidup yang dikaitkan dengan keduniawian. Keinginan tersebut yang menyebabkan penderitaan sebagai akibat dari ketidaktahuan. Agar manusia dapat lepas dari sarrt.samsara, maka ia harus menjalankan aturan-aturan yang disebu astamarga. Astamarga atau delapan jalan yang benar itu adalah pikiran benar, pandangan benar, ucapan benar, percaya yang benar, perbuatan yang benar, usaha yang benar, ingatan yang benar dan samadhi yang benar (Soekmono 1973: 20 - 21). Pada jaman Asoka agama Buddha telah berkembang hingga...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T39947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aderina Febriana
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa arca koleksi Musium Nasional yang tidak dapat dikenal. Data yang digunakan 34 arca yang terbuat dari batu dan berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dari hasil penelitian 17 arca tidak dapat dikenali dan dimasukkan di dalam kelompok 3,8 arca tidak dapat dikenali secara pasti namun dapat dikenali atribut yang di bawa, dan 9 arca merupakan arca yang dapat dikenali.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulham Farobi
Abstrak :

Skripsi ini membahas arca-arca dewa dari Jawa Timur yang tidak sesuai dengan ketentuan ikonografi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi wujud arca yang tidak sesuai dengan aturan ikonografi Hindu, serta faktor-faktor penyebab munculnya arca tersebut. Melalui metode deskripsi dan komparasi, maka hasil penggambaran dan perbandingan tiap arca secara keseluruhan maupun partikular dapat diperoleh secara rinci. Setiap arca, dalam penelitian ini memang tidak sesuai dengan aturan ikonografi karena faktor penafsiran yang berbeda terhadap ketentuan ikonografi, dan kebebasan seniman pemahat arca.


The research discusses about the statues of the Gods from East Java that have not properly with the iconography. This study is to identify the form of statues that are not properly with the Hindi‘s iconography and to identify the factors that cause the appearance of the statue. Through the method of description and comparison, the results of this research of each statue as a whole or particular can be obtained in detail. Each statue, in this study is not properly with the order of iconography due to lack of the difference interpretation of iconography, and the independence of sculpture artists.

2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Mentari
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T49711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Triwurjani
Abstrak :
Kajian ini mengungkapkan makna arca-arca megalitik yang terdapat di kawasan Pasemah, Sumatera Selatan. Persebarannya yang luas dan bentuknya yang khas menjadikan kawasan Pasemah sebagai suatu kelompok budaya tersendiri. Penggambaran arca Pasemah, tidak begitu natural tapi jelas menyiratkan individu manusia dengan komponen-komponen dasar seperti kepala, badan, tangan, kaki digambarkan jelas. Cara penggambarannya yang tidak harafiah, seperti mata melotot, hidung datar, mulutnya digambarkan bulat dan besar, seperti bentuk bibir tebal, memakai pakaian prajurit, memakai perhiasan, membawa pedang, menunggang gajah atau kerbau. Beberapa bentuk arca digambarkan tangan kanan lebih besar dari tangan kiri, atau jari tangan digambarkan lebih besar dari tangan, yang semuanya tidak harafiah melainkan mengarah ke simbolis. Proses deskripsi bentuk serta pemerian unsur dalam atribut dilakukan dengan menggunakan metode arkeologi dan proses pemaknaan dilakukan dengan metode semiotik. Kajian ini menggunakan semiotik Roland Barthes, dimana dikembangkan aspek denotasi dan konotasi sebagai alat untuk membedah teks sebagai suatu fenomena budaya. Denotasi adalah pemaknaan yang terlihat dalam tanda apa adanya sebagai sistem primer sedangkan konotasi merupakan makna baru/khusus yang diberikan pemakai tanda sebagai sistem sekunder. Mitos nenek moyang sebagai ?divine power? adalah perilaku yang dipraktekkan bagi manusia yang masih hidup di dunia agar mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan baik di dunia dan di akhirat kelak. Hasil kajian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk arca seperti arca manusia, hewan dan arca manusia dengan hewan merupakan gambaran suatu aktivitas dari suatu kelompok masyarakat yang semuanya memperlihatkan peran dari suatu figur yang ditokohkan, termasuk gambaran mengenai hal-hal yang disukai tokoh-tokoh tersebut ketika masih hidup di dunia. Gambaran orang yang sudah meninggal dalam bentuk arca-arca ini, secara tidak langsung merupakan gambaran aktivitas masyarakat Pasemah ketika masih hidup di dunia. Dengan demikian Kebudayaan Pasemah adalah suatu kebudayaan dimana kehidupan akhirat digambarkan di dunia.
This research reveals the meaning of megalithic statues found in the area of Pasemah, South Sumatera. Their extensive distribution and unique shapes have made Pasemah a distinct cultural group. The representation of Pasemah statues is not very natural, but indicates human individual(s) with basic components, such as head, body, hands and feet that are depicted clearly. Examples of their unnatural depictions are for instance bulging eyes, flat nose, round and big mouth with thick lips, as well as donning soldier?s outfit, wearing ornaments, carrying swords, riding an elephant or buffalo. Some statues that are depicted are right hand bigger than left one or fingers are depicted bigger than hand. Everything is not natural, but refers to symbolism. Process of describing form as well as giving elements in attributes were done using archaeological method, while the process of attaching meaning were carried out using semiotic method. The research employed Roland Barthes? semiotic concept, in which aspects of denotation and connotation were developed to analyze text as cultural phenomenon. Denotation is a meaning that is seen in a sign as it is as a primary system, while connotation is a new/special meaning that is given by the user of sign as a secondary system. The myth of ancestor as a ?divine power? is behavior practiced by human beings in the world to achieve safety and well-being in the world and afterworld. The research results reveal that the statue figures, like human figure, animal figure, and human with animal figure are representation of the community activities showing the roles of certain figures during his/her life in the world, including things he/she loved when he/she were still in the world. The representation of deceased people in the statues is indirectly a depiction of the activities of Pasemah communities when they were alive in the world. Therefore, the Pasemah culture is a culture which is the afterworld is depicted in the world.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2158
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Anwar
Abstrak :
Mengikuti serangkaian penelitian dan pengamatan yang pernah dilakukan oleh para sarjana terhadap area-area Bodhi_sattva di Indonesia, ternyata masih ada area Bodhisattva yang belum seluruhnya dibahas secara khusus dan terperinci. Area Bodhisattva yang kami maksud di sini ialah Manjusri. Di Indonesia area-area Manjusri ditemukan pada beberapa daerah dan candi, baik di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Beberapa dari area Manjusri yang pernah ditemukan, kini men_jadi koleksi area Museum Nasional Jakarta. Diantara area-area Manjusri koleksi Museum Nasional, ada yang belum diketahui asal daerah maupun candinya dan ini dikenal dengan istilah area tak diketahui asal usulnya atau area lepas. (Edi Sedyawati, 1977 : 212). Oleh karena itu perlu dilaku_kan penelitian untuk mengetahui dan menentukan daerah asal area tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>