Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Purwanto
"Penelitian ini membahas apropriasi budaya terhadap Kristen Ortodoks yang dilakukan grup musik asal Polandia, Batushka. Dengan mengkombinasikan semiotika dan ikonografi, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk apropriasi yang dilakukan Batushka dan intertekstualitas serta makna yang ada di baliknya. Metode Deskriptif-analisis digunakan untuk memaparkan analisis semiotika dan ikonografi dari Batushka serta menemukan keterkaitannya dengan konsep apropriasi budaya. Analisis dilakukan pada data yang didapat dari situs-situs resmi Batushka serta video youtube yang menampilkan pertunjukkan langsung Batushka. Hasil penelitian menemukan berbagai bentuk apropriasi terhadap Kristen Ortodoks dalam musik Batushka. Dari penelitian ini diketahui apropriasi yang dilakukan Batushka merupakan apropriasi religi dan dilakukan atas dasar peminjaman kekuatan dari Kristen Ortodoks untuk memberikan unsur black metal dalam musiknya.

This research discusses the cultural appropriation of Eastern Orthodoxy by the Polish music group Batushka. By combining semiotics and iconography, this study aims to reveal the form of appropriation that Batushka did and the intertextuality as well as the meaning of the appropriation. The descriptive-analysis method was used to describe the analysis of the semiotics and iconography of Batushka and find its association with cultural appropriation concepts. Analyzes were performed on data obtained from Batushka’s official websites as well as Youtube video that shows Batushka’s live performance. This research found various forms of appropriation of Eastern Orthodox within Batushka’s music. From this research, it is known that the appropriation was an appropriation of religion and borrowing power from Eastern Orthodox to give black metal elements to its music."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Alanis Wardhana
"Penelitian ini membahas penggunaan gaya rambut natural orang kulit hitam yang sudah berkali-kali dilakukan oleh penyanyi-penyanyi K-pop. Globalisasi dan tren musik global menghasilkan hibdridisasi musik populer baru di Korea. Tidak hanya musik, budaya barat, seperti budaya hip hop yang merupakan budaya Afrika­ Amerika, juga memiliki pengaruh terhadap K-pop. Akan tetapi, penggunaan budaya hip hop dalam industri K-pop mengarah ke apropriasi budaya. Persepsi yang keliru membuat anak-anak muda Korea mengaitkan rambut natural orang kulit hitam dengan budaya hip hop. Apropriasi berdampak pada budaya yang digunakan tanpa menghormati signifikansi dari budaya tersebut. Saat ini masih ada orang yang kurang memahami dampak dari apropriasi budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepekaan para penggemar K-pop terhadap tindakan apropriasi budaya dalam industri K-pop. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi Pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa industri musik Korea Selatan menganggap gaya rambut orang kulit hitam adalah salah satu bagian dari budaya hip hop sehingga hal tersebut dijadikan estetik untuk beberapa konsep visual musik K-pop.

This study discusses the use of natural Black hair styles that have been done by K­ pop singers many times. Globalization and global music trends have resulted in the hybridization of new popular music in Korea. Not only music, Western culture, such as hip-hop which is an African American culture, also has an influence on K-pop. However, the use of hip hop culture in the K-pop industry leads to cultural appropriation. Misperceptions lead young Koreans associating the natural hair of Black people with hip hop culture. Appropriation affects the culture used without respecting the significance of that culture. Today there are still people who do not understand the impact of cultural appropriation. The purpose of this study is to acknowledge K-pop fans' sensitivity regarding acts of cultural appropriation within the K-pop industry. The method used in this study is a qualitative method using literature study. The results of this study indicate that the South Korean music industry consider Black hairstyles to be a part of hip hop culture, hence it is used as an aesthetic for some visual concepts of K-pop music. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Alanis Wardhana
"Penelitian ini membahas penggunaan gaya rambut natural orang kulit hitam yang sudah berkali-kali dilakukan oleh penyanyi-penyanyi K-pop. Globalisasi dan tren musik global menghasilkan hibdridisasi musik populer baru di Korea. Tidak hanya musik, budaya barat, seperti budaya hip hop yang merupakan budaya Afrika-Amerika, juga memiliki pengaruh terhadap K-pop. Akan tetapi, penggunaan budaya hip hop dalam industri K-pop mengarah ke apropriasi budaya. Persepsi yang keliru membuat anak-anak muda Korea mengaitkan rambut natural orang kulit hitam dengan budaya hip hop. Apropriasi berdampak pada budaya yang digunakan tanpa menghormati signifikansi dari budaya tersebut. Saat ini masih ada orang yang kurang memahami dampak dari apropriasi budaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kepekaan para penggemar K-pop terhadap tindakan apropriasi budaya dalam industri K-pop. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi Pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa industri musik Korea Selatan menganggap gaya rambut orang kulit hitam adalah salah satu bagian dari budaya hip hop sehingga hal tersebut dijadikan estetik untuk beberapa konsep visual musik K-pop.

This study discusses the use of natural Black hair styles that have been done by K-pop singers many times. Globalization and global music trends have resulted in the hybridization of new popular music in Korea. Not only music, Western culture, such as hip-hop which is an African American culture, also has an influence on K-pop. However, the use of hip hop culture in the K-pop industry leads to cultural appropriation. Misperceptions lead young Koreans associating the natural hair of Black people with hip hop culture. Appropriation affects the culture used without respecting the significance of that culture. Today there are still people who do not understand the impact of cultural appropriation. The purpose of this study is to acknowledge K-pop fans’ sensitivity regarding acts of cultural appropriation within the K-pop industry. The method used in this study is a qualitative method using literature study. The results of this study indicate that the South Korean music industry consider Black hairstyles to be a part of hip hop culture, hence it is used as an aesthetic for some visual concepts of K-pop music."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyda Ramadhania Habriansyah
"Artikel ini menjelaskan apropriasi budaya Hitam di industri K-Pop. K-Pop telah menjadi sensasi di seluruh dunia,
dengan industri bernilai lebih dari USD 5 miliar, disertai dengan basis penggemar global terkemuka yang terus
tumbuh secara eksponensial. Penggemar K-Pop kulit hitam mulai memperhatikan dan mengkritik praktik nyata
industri apropriasi budaya kulit hitam dalam lingkungan K-Pop (Luna, 2020). Artikel ini menggunakan kerangka
teori Büyükokutan (2011) tentang apropriasi budaya, yang menganalisis praktik melalui Teori Pertukaran Sosial
Thibaut dan Kelly (1959). Makalah ini menyelidiki kasus SM Entertainment – salah satu agensi K-Pop terbesar
(Statista Research Department, 2021) – yang, secara kebetulan, dijuluki sebagai pelanggar berulang perampasan
budaya. Artikel ini mempelajari motif industri untuk melakukan apropriasi budaya melalui diskusi online
penggemar K-Pop. Studi ini berpendapat bahwa industri K-Pop mengambil budaya dan artis kulit hitam melalui
pertukaran timbal balik. Praktik apropriasi budaya di Korea Selatan–di mana masyarakatnya cenderung homogen–
tampaknya dilatarbelakangi oleh kepentingan industri.

This article explains the appropriation of Black culture by the K-Pop industry. K-Pop has become a worldwide
sensation, with the industry valued at over USD 5 billion, accompanied by a prominent global fanbase that
continues to grow exponentially. Black K-Pop fans have begun to notice and criticise the industry's evident
practice of cultural appropriation and the mistreatment Black creatives face within the K-Pop milieu (Luna, 2020).
This article uses Büyükokutan's (2011) theoretical framework on cultural appropriation, which analyses the
practice through Thibaut and Kelly's (1959) Social Exchange Theory. This paper delves into the case of SM
entertainment – one of the largest K-Pop agencies (Statista Research Department, 2021) – that, coincidentally,
has been dubbed as a repeat offender of cultural appropriation. This article studies the company's motives for
appropriating culture through online discussions of K-Pop fans. The article argues that the K-Pop industry
appropriates Black culture and creatives through a reciprocal exchange. The continual practice of cultural
appropriation is heavily motivated by the industry's benefits, primarily in Korea – a seemingly homogeneous
society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library