Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Djamaludin A.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian daya antibakteri infus 20 % dari beberapa simplisia tanaman yang diduga mempunyai khasiat sebagai antibakteri menggunakan 'Disc Diffusion Method'. Penentuan KHM (Konsentrasi Hambatan Minimum) hanya dilakukan terhadap infus yang mempunyai efek antibakteri menggunakan 'Agar Dilution Method' yang dimodifikasi. Kuman uji yang digunakan adalah Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daun Dysoxylum caulostachyum L. (mangir) dan Ochrosla elliptica L. tidak berkhasiat sebagai antibakteri, sedangkan daun Loranthus pentandrus L. (benalu jambu); daun, batang, dan bunga Loranthus pentandrus L. (benalu teh); daun Melia azedarachta L. (midi besar); dan daun Melia azedarach L. (mmdi kecil) berkhasiat sebagai antibakteri dengan nilal KHM terhadap masing-masing kuman uji sebesar 15 mg/ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wiyanti
"ABSTRAK
Disinfektan banyak dipakai di rumah-rumah, kantor-kantor maupun rumah sakit-rumah sakit dengan tujuan untuk mensterilkan ruangan maupun alat-alat kedokteran. Sampai saat ini belum ada petunjuk resmi mengenai daya antibakteri dari disinfektan-disinfektan tersebut. Tujuan penelitian laboratorium ini adalah untuk mengetahui daya antibakteri dari beberapa macam disinfektan komersial sebagai upaya untuk memberi informasi yang benar kepada masyarakat mengenai disinfektan mana saja yang memenuhi persyaratan standar. Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan terhadap kuman Staphylococcus aureus strain Oxford dan Man standar Salmonella typhosa menggunakan metoda plat tuang kemudian dihitung prosentase kematian kumannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 9 dari 11 disinfektan yang diperiksa menghasilkan prosentase kematian = 100, baik terhadap Salmonellatyphosa maupun terhadap Staphylococcus aureus strain Oxford."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Rikasari
"Latar Belakang : Bakteri patogen Streptococcus mutans merupakan salah satu faktor penyebab karies yang perlu diperhatikan. Jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru mengandung senyawa fenol, diantaranya flavonoid, tannin, antosianin dan resveratrol. Senyawa fenol memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans asal saliva.
Tujuan : Mengetahui besar efek antibakteri jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru terhadap Streptococcus mutans asal saliva dengan menghitung besar zona hambatan, Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM).
Metode : Senyawa fenol pada jus anggur diidentifikasi dengan uji fitokimia. Jus anggur dibuat dalam 8 tingkat konsentrasi, 20% hingga 90%. Penelitian ini menggunakan dua macam tes sensitivitas, metode difusi dan metode dilusi. Analisa statistik dilakukan dengan metode deskriptif.
Hasil : Zona hambatan meningkat dari 1.03 mm pada konsentrasi 20% hingga 7.03 mm pada konsentrasi 90%. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) sebesar 40% dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) sebesar 50%.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian in vitro yang dilakukan, terbukti bahwa jus Anggur (Vitis vinifera) varietas Probolinggo Biru memiliki efek antibakteri yang potensial terhadap Streptococcus mutans asal saliva.

Background: The emergence of dental caries bacterial pathogen, Streptococcus mutans, is a significant threat to oral health. Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has active substance named phenolic compounds such as flavonoid, tannin, anthocyanin and resveratrol. Phenolic compounds have antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans.
Objectives: The aim of this research is to determine the antibacterial effect of Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo by measuring the inhibitory zone, Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) on salivary Streptococcus mutans.
Methods: Phenolic compounds in grape juice were identified by phytochemical test. After divided to eight concentrations, from 20% until 90%, the grape juice was tested against salivary Streptococcus mutans. This research used two kinds of sensitivity test, diffusion and dilution method. Statistical analysis was done in descriptive method.
Result: Inhibitory zone was inclined from 1.03 mm in concentration 20% to 7.03 mm in concentration 90%. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was 40% and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) was 50%.
Conclusion: This research shows that Grape (Vitis vinifera) juice variety Blue Probolinggo has potential antibacterial effect against salivary Streptococcus mutans, in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academic Press, 1988
615.3 QUI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyawati
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan stabilitas mikrobiologik dari ekstrak daun jambu biji segar dan ekstrak daun jambu biji kering dengan cara menghitung jumlah mikroorganisme total yang terdapat didalamnya, dengan menggunakan perbenihan Agar Trypton soya dan Agarsabouraud. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji segar telah ditumbuhi jamur setelah dua bulan setengah, sedangkan eketrak daun jambu biji kering sesudah empat bulan masih baik. Dalam pemeriksaan aktifitas antibakteri dan ekstrak daun jambu biji segar dan ekstrak daun jambu biji kering yang dilakukan dengan cara cakram dengan mempergunakan perbenihan Mueller Hinton, ternyata ekstrak daun jambu biji segar maupun ekstrak daun jambu biji kering secara in vitro membenihkan efek antibakteri terhadap kuman Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae dan Escherichia coli."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tamsiah Yulianti
"Penelitian laboratorium telah dilaksanakan. untuk meme
riksa 12 tanaman obat, yang diduga masing-masiig mengandung
zat bakteriostatjk atau bakterisid.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menipelajar
secara kualitatif aktifitas antibakteni in vitro dan
tanaman terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa
dan Staphylococcus aureus.
Pilihan untuk mengambil Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai kuman percoba
an didasarkan atas kenyataan, bahwa inikroorganisma tersebut
dianggap merupakan kuman patogen yang paling sening ditemu
kan pada infeksi manusia, terutama pada. infeksi genitourina
rius;. mikroorganisma tersebut pada .umumnya adalah resisten
terhadap banyak antibiotik.
Tes aktifitas antibakteni dilakukan dengan cara cakram
dengan melaksanakan teknik Kirby-Bauer dengan beberapa
modifikasi dan penyesuaian, seperti yang biasa dikerjakan
di Bagian Mikrobiolo.gi Fakultas Kedokteran Universitas Indo
nesia Jakarta.
Hasil tes aktifitas antibakteni adalah sangat baik,
oleh karena 8 dari sejumlah 12 tanaman obat yang dipeniksa
menunjukkan hasil pengaruh antibakteri secara in vitro yang
sangat jelas, seperti yang diperlihatkan berturut-turut oleh Allium sativum L, Psidium guajava L, Punica granatum L
var alba. Areca catechu L, sedangkan Lf tanaman (Averrhoa bi
limbi L, Boesenbergia pandurata (Poxb.) Schlecht, Moringa
oleifera Larnk dan Musa brachycarpa Backer) inemperlihatkan
aktifitas antibakterj yang leinah.
Aktifitas antibakterj terhadap ketiga jenis kuman (Escherichia
coil, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus)
yang dicoba diperiihatkan oleh tanarnan Ailium sativum L.
Aktifitas antibakteri hanya terhadap kuman Staphylococcus
aureus adaiah tanaman Areca catechu L, Boesenbergia pandura
ta (Poxb.,) Schlecht, Moringa oleifera Lamk, Psidium guaja-.
va L dan Punica granatum L var aiba, sedangkan Averrhoa biiirnbi
L adaiah positif antibakterial hanya terhadap Pseudomonas
aeruginosa; disamping itu Musa brachycarpa Backer agk
nya memperiihatkan a,ktifitas antibakteri yang relatif iemah
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coil.
Mernpe].ajari hasil yang diperoieh dari penelitian laboratoriurn,
maka dapat diambil kesimpuian sebagai benikut
1. Beberapa tanaman obat yang terbukti mengandung zat anti-.
bakteni, dapat digunakan iangsung sebagai obat untuk men
hiiangkari infeksi kuman, oleh masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil.
2. Dari sejumiah 12 tanaman obat yang dipeniksa, Allium sativuin
L yang aktifitas antibakterinya terhadap ke 3 spesies
kuman yang dicoba, dapat dianggap sebagal antibakteri
yang berspektrum lebar.
3. Sernua tanaman obat yang dicoba dan terbukti mengandung
zat antibakteri, sebaiknya dicoba lebih lanjut terhadap
spesies kuman yang jumiahnya lebih besar yang diasingkan
dari pasien (strain liar).
14. Semua tanarnan obat yang dicoba, yang secara kualitatif
menunjukkan aktifitas antibakteri, sebaiknya dicoba le-
: bih lanjut secara kuantitatif.
5. Oleh karena zat antibakteri yang dicoba itu merupakan ba
han kasar (crude) yang diekstraksi dari tanaman, maka Se
baiknya penelitian lanjutan dilakeanakan untuk mengetahui
zat apa yang sesungguhnya mempunyai aktifitas antibakteni.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Priyandari
"Dalam pengobatan tradisional, daun sambiloto {Andrographis
paniculate Nees) dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit
disentrl atau diare dengan meminum air rebusan daunnya. Tujuan
diiakukannya penelltian inl adalah untuk mengetahui dan membandingkan
aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan ekstrak air herba sambiloto,
Andrografolid - sebagai senyawa kimia utama dalam herba sambiloto, dan
asetilandrografolid - sebagai turunan andrografolid terhadap 3 (tiga) spesies
bakteri penyebab diare, yaitu Eschericia coll, Staphylococcus aureus, dan
Bacillus subtilis. Penelitian ini dilakukan dengan hipotesis, bahwa dengan
melakukan derivatisasi terhadap andrografolid, asetilandrografolid yang
dihasilkan akan mempengaruhi pertumbuhan ketiga bakteri uji. Parameter
yang diukur adalah diameter daerah hambat yang terbentuk di sekeliling
cakram kertas sebagai hasil pengaruh dari larutan uji. Hasil penelitian
menunjukkan ekstrak metanol herba sambiloto memberikan efek antibakteri
terhadap ketiga bakteri uji yang digunakan. Sedangkan ekstrak air herba
sambiloto tidak menunjukkan aktivitas antibakteri. Derivatisasi andrografolid
memberikan peningkatan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E.coli,
S. aureus dan B. subtilis"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zera Helga Vuvida Irgani Aftrid
"Senyawa derivate carbazole termasuk kedalam kelompok senyawa heterosiklik yang dapat memberikan sifat aktivitas biologi seperti antibakteri, antiinflamasi, antihistamin, antijamur dan antitumor. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi terhadap carbazole dengan variasi beberapa reagen menggunakan metode refluks. Refluks merupakan metode yang memungkinkan terjadi kontak langsung dengan pelarut secara terus-menerus sehingga pelarut yang digunakan lebih sedikit, oleh karena itu metode ini sangat efektif dan efisien. Modifikasi carbazole dengan beberapa reagen menghasilkan aktivitas biologi seperti antioksidan dan antibakteri. Karakterisasi terhadap produk hasil sintesis yang terbentuk dilakukan untuk membuktikan keberhasilan sintesis, dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), spektrofotometer fourier-transform infrared (FTIR), ultraviolet-visible (UV-Vis), dan Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy (LC-MS). Selain itu, dilakukan uji bioaktivitas terhadap produk hasil sintesis yaitu uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, serta aktivitas antimikroba dengan metode difusi cakram, melihat pengaruh senyawa terhadap bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) dan Escherichia Coli (E. Coli). Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan senyawa derivat carbazole 2 dan 3 terbentuk sesuai dengan senyawa target, sedangkan senyawa derivat carbazole 1, 4 dan 5 membentuk senyawa yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini diduga karena adanya perbedaan kereaktifan reagen yang digunakan. Senyawa derivat carbazole 4 memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dengan nilai IC50 sebesar 14,26 sedangkan senyawa derivat carbazole 2 memiliki aktivitas antibakteri paling tinggi dengan zona hambat 10 dan 10,2 mm terhadap bakteri Escherichia Coli (E. Coli) dan Staphylococcus aureus (S. aureus).

Carbazole derivative compounds are included in the group of heterocyclic compounds that can provide biological activities such as antibacterial, anti-inflammatory, antihistamine, antifungal and antitumor compounds. In this study, modification of carbazole was carried out with a variety of reagents using the reflux method. Reflux is a method that allows direct contact with the solvent continuously so that less solvent is used, therefore this method is very effective and efficient. Modification of carbazole with several reagents produces biological activities such as antioxidant and antibacterial. Characterization of the synthesized product formed was carried out to prove the success of the synthesis, using thin layer chromatography (TLC), fourier-transform infrared (FTIR) spectrophotometer, ultraviolet-visible (UV-Vis), and Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy (LC-MS). In addition, the bioactivity test was carried out on the synthesized product, namely the antioxidant activity test using the DPPH method, as well as the antimicrobial activity using the disc diffusion method, to see the effect of the compound on Staphylococcus aureus (S. aureus) and Escherichia Coli (E. Coli) bacteria. The results of the research that has been carried out, it is found that carbazole derivatives 2 and 3 are formed in accordance with the target compound, while carbazole derivatives 1, 4 and 5 form compounds that are not as expected. This is presumably due to differences in the reactivity of the reagents used. The results showed that carbazole 4 derivatives had the highest antioxidant activity with an IC50 value of 14.26, while carbazole 2 derivatives had the highest antibacterial activity with inhibition zones of 10 and 10.2 mm against Escherichia Coli(E. Coli) and Staphylococcus bacteria. aureus (S. aureus)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pemgetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Libo (Piper miniatum BI) is traditionally used in Papua as spices and tonic.Besides as food flavor, it is commonly used as food natural preservative that is related to its antibacterial activity...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Putri Kinanti
"Kesadaran konsumen terhadap produk kosmetik alami semakin meningkat, kelompokk riset Bioproses telah meneliti penggunaan Tengkawang sebagai salah satu bahan baku kosmetik dengan penambahan ekstrak jahe diketahui dapat menjadi alternatif antibakteri pada sabun padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi minyak tengkawang dan bahan aktif herbal yang optimal dan memiliki kesesuaian karakteristik yang sesuai untuk memproduksi formulasi sediaan sabun berbahan baku minyak tengkawang dengan mutu, efek kelembaban, dan sehat untuk kulit dengan hadirnya aktivitas antibakteri yang lebih baik. Karakteristik yang diamati adalah pH, stabilitas busa, kelembaban, kekerasan, dan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian transparansi sabun menunjukkan sabun dengan sediaan formulas 2 memiliki kondisi optimal yaitu dengan pH 9,75, stabilitas busa 86%, kekerasan 9,5 mm, kelembaban 76,9 AU, dan daya hambat uji bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing – masing adalah 15 mm dan 12 mm dengan konsentrasi sampel sabun 500 mg/ml.

Consumer awareness of natural cosmetic products is increasing, the Bioprocess research group has investigated the use of illipe as a cosmetic raw material with the addition of ginger extract known to be an antibacterial alternative to solid soap. This study aims to determine the optimal composition of illipe oil and herbal active ingredients and have the appropriate characteristics to produce soap formulations made from illipe oil with quality, moisture effect, and healthy for the skin with the presence of better antibacterial activity. The observed characteristics were pH, foam stability, moisture, hardness, and antibacterial test against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results of the soap transparency test showed that the soap with formula 2 had optimal conditions, with amount of pH 9.75, foam 86% stability, 9.5 mm hardness, 76.9 AU humidity, and bacterial test inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli are 15 mm and 12 mm with a soap sample concentration of 500 mg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>