Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farandy Haris
"Limbah ampas kopi dipilih menjadi adsorben pada rekayasa masker dalam menyerap gas CO karena memiliki kadar lignoselulosa yang baik serta produksi yang tinggi mencapai 748 ribu ton per tahun atau 6,6% dari produksi dunia. Metode aktivasi limbah ampas kopi dilakukan dengan melalui aktivasi fisika menggunakan CO2 pada suhu 600 0C, aktivasi kimia dengan ZnCl 2 pada suhu 100 0C, dan kombinasi keduanya. Setelah terbentuk, akan dilakukan metode dip coating untuk melapisi karbon aktif pada permukaan masker dengan menambahkan senyawa TEOS. Karakterisasi yang digunakan SEM, EDX, dan uji Bilangan Iod untuk mengetahui topografi karbon aktif dan luas permukaan hasil aktivasi. Selanjutnya kapasitas adsorpsi karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO dan udara selama satu jam dan diukur perbedaan konsentrasi masukan dan keluaran gas CO dengan gas analyzer. Melalui pengujian bilangan iod didapatkan luas permukaan terbaik dengan aktivasi kimia sebesar 432,60 mg/g atau setara dengan 405,68 m2/g. Untuk aktivasi fisika dan kimia fisika didapatkan luas permukaan sebesar 196,61 mg/g dan 259,47 mg/g. Pengujian kapasitas adsorpsi terbaik oleh aktivasi kimia dengan massa 6 gram mampu mengadsorpsi gas CO hingga 88,88% pada konsentrasi awal 250 ppm dan 77,31% pada konsentrasi awal CO 1.000 ppm.

Coffee grounds residue selected as adsorbent in engineering of anti-pollutan masks to adsorb CO gas since it contains good lignocellulostic structure and has large number of production until 748,000 tonne per year or about 6.6% from the world?s total production. The method used to activate coffee residue by using physical activation with CO2 on temperature 600 0C, chemical activation with ZnCl2 on temperature 100 0C, and also combination of both. After that, dip coating will be conducted to coat activated carbon on the surface layer of mask by adding TEOS compound. The characterization involves SEM, EDX, and Iod Number to observe the topography of activated carbon and surface area as result of activation. Then, adsorption capacity of activated carbon will be tested using compartment by flowing CO and atmosphere air during one hour and measure the concentration difference between input and output of CO by using gas analyzer. The best surface are through the testing of Iod Number is chemical activation by 432.60 mg/g equivalent with 405.68 m2/g. For physical activation and chemical physical activation are 196.61 mg/g and 259.47 mg/g. The testing of adsorption capacity shows the best result of chemical activation with 6 grams of activated carbon can adsorp 250 ppm CO until 88.88% and up to 77.31% with CO concentration 1,000 ppm."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aliya Fadhila
"Pencemaran udara ruang dan maraknya berbagai bakteri serta virus di udara memerlukan perhatian. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas udara adalah dengan menggunakan alat purifikasi udara. Untuk mendapatkan unit purifikasi udara terbaik yang dapat mengurangi berbagai polutan seperti gas toksik dan polutan biologi, maka dibutuhkan kombinasi dari beberapa teknologi, yaitu teknologi fotokatalisis, UVC, dan plasma ion. Protipe alat purifikasi udara ruang terdiri dari bagian-bagian utamanya yaitu blower untuk mensirkulasi udara masuk- keluar alat, komposit fotokatalis berbasis TiO2 yang dilengkapi sinar UVC germisidal untuk mendegradasi bakteri dan virus, dan generator plasma ion negative untuk menetralkan oksigen aktif berbahaya, membersihkan partikulat serta disinfeksi bakteri dan virus yang masih tersisa. Fotokatalisis TiO2 dilapiskan pada penyangga alumunium honeycomb dan karbon. Hasil karakterisasi SEM-EDX dan XRD menunjukkan persebaran TiO2 lebih baik dengan penyangga karbon. Pada degradasi polutan gas toksik (Formaldehida, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), dan CO) digunakan formaldehyde detector dan Gas Analyzer, dilakukan perbandingan pada kondisi alat, dan didapatkan kombinasi dari ketiga teknologi dengan penyangga karbon yang terbaik yaitu dapat menurunkan 92% konsentrasi formaldehida dan TVOC dalam waktu 15 menit dan 100% CO dalam waktu 13 menit. Uji kinerja alat untuk disinfeksi polutan biologi dilakukan dengan sampling angka kuman di udara indoor dengan Microbiology Air Sampler menunjukkan pengurangan total angka kuman hingga 73% setelah unit purifikasi udara dinyalakan selama 30 menit.

Indoor air pollution and various bacteria and viruses in the air require attention. One of the efforts to improve air quality is to use an air purifier. To get the best air purification unit that can reduce various pollutants such as toxic gases and biological pollutants, a combination of several technologies is needed, namely photocatalysis technology, UVC, and ion plasma. The prototype room air purifier consists of the main parts, namely a blower to circulate air in and out of the device, a TiO2-based photocatalyst composite equipped with germicidal UVC light to degrade bacteria and viruses, and a negative ion plasma generator to neutralize harmful active oxygen, clean particulates and disinfection of remaining bacteria and viruses. Photocatalyst TiO2 superimposed on aluminum honeycomb and carbon supports. The results of SEM-EDX and XRD characterization showed better TiO2 distribution with carbon buffer. In the degradation of toxic gas pollutants (Formaldehyde, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), and CO) a formaldehyde detector and a Gas Analyzer were used, a comparison was made on the condition of the equipment, and the combination of the three technologies with the best carbon buffer was able to reduce 92% of the formaldehyde concentration. and TVOC within 15 minutes and 100% CO within 13 minutes. The performance test of the instrument for disinfection of biological pollutants was carried out by sampling the number of germs in the indoor air with the Microbiology Air Sampler, which showed a reduction in the total number of germs up to 73% after the air purification unit was turned on for 30 minutes."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library