Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Kerusakan lipid karena reaksi oksidasi dapat dihambat dengan penambahan antioksidan. Penggunaan antioksidan sintetis BHA dan BHT melebihi 50 mg/ kg/ hari dapat menyebabkan pembengkakkan organ hati . Oleh karena itu pengembangan al-can suatu altematif pengganti antioksidan sintetis sangat dibutuhkan.

Salah satu pengganti antioksidan sintetis adalah golongan senyawa ilavonoid. Golongan senyawa flavonoid banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran. Famili tumbuhan Dilleniaceae merupakan tumbuhan yang rnengandung flavonoid. Tanaman sempur air yang berada di lingkungan Departemen TGP adalah jenis turnbuhan yang termasuk ke dalarn famili Dilleniaceae. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar mjuh meter dan merniliki buah berukuran besar. Buah ini biasanya clibiarkan saja sehingga jatuh dari pohonnya dan membusuk di tanah atau dikumpulkan dan dibuang. Karena kandungan yang dimiliki tanaman yang termasuk dalam famili Dilleniaceae ini, penulis tertmik mempelajazi kemungkinan ekstrak daging buah sempur air sebagai antioksidan.

Untuk mempelajari aktivitas antioksidan ekstrak daging buah sempur air, penulis melakukan beberapa tahap penelitian. Tahap pertama adalah isolasi ekstrak daging buah sempur air clengan merendamnya ke dalam pelarut n-heksana selama tujuh hari. Hasil yang diperoleh berupa rninyak berwarna kuning sebanyak 0,9 gram. Ekstrak yang dihasilkan disebut ekstrak kasar.

Tahap kedua adalah uji kromatogafl lapis tipis (KLT) ekstrak kasar dengan pelarut pengembang n-heksana dan kloroform dengan perbandingan 1:15. Uji KLT rnenunjukkan jumlah minimum komponen yaitu lima komponen dengan faktor retensi (Rf) masing-masing 0,036; 0,1 82; 0,436; 0,654 dan 0,745.

Tahap berikutnya adalah memisahkan komponen-komponen dalam ekstrak kasar dengan kromatograii kolom. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan enam fraksi komponen yang dinamakan A, B, C, D, E dan F. Komponen A, B, C, E dan F mengandung minimal satu senyawa dengan Rf masing- masing 0,745; 0,727; 0,709; 0,127 dan 0,109. Kornponen D mengandung minimal empat senyawa dengan Rf 0,745; 0,654;0,564 dan 0,436. Dari 0,8 gram ekstrak
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhikmah
Abstrak :
Senyawa 2-hidroksi-1,4-naftokuinon atau lawson merupakan senyawa yang terkandung dalam tanaman Lawsonia inermis biasa juga disebut pacar kuku. Pacar kuku merupakan tanaman yang mudah dijumpai dan di dalamnya terkandung senyawa fenolik, khususnya naftokuinon yang memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri, antikanker, antitumor, serta berpotensi menjadi antioksidan. Melalui pendekatan reaksi multikomponen sintesis senyawa turunan 2-hidroksi-1,4-naftokuinon dengan variasi aldehida aromatik (banzaldehida, sinamaldehida, 4-hidroksi benzaldehida), hidrazin, dan katalis iodin telah berhasil disintesis. Berdasarkan hasil (senyawa 1) hasil reaksi menggunakan benzaldehida belum berhasil disintesis dengan nama IUPAC 2-(hidrazinil(fenil)metil)-3- hidroksinaftalen-1,4-dion dengan rendemen sebesar 91%, untuk (senyawa 2) hasil reaksi menggunakan sinamaldehida juga belum terbentuk 2-(1-hidrazinil-3-fenilalil)-3- hidroksinaftalen-1,4-dion dengan rendemen sebesar 91,75%, untuk (senyawa 3) dengan rendemen sebesar 87,22% belum berhasil juga membentuk senyawa 2-(hidrazinil(4- hidroksifenil)metil)-3-hidroksinaftalen-1,4-dion dari hasil reaksi menggunakan 4- hidroksi benzaldehida. Analisis produk hasil sintesis dikonfirmasi dengan KLT, UV-Vis, FTIR, dan GC-MS. Uji aktivitas antioksidan didapatkan nilai IC50 dari senyawa 1 dan senyawa 2 masing-masing sebesar 204,94 dan 139,06 ppm. ......2-hydroxy-1,4-naphthoquinone or lawson are compounds where is contained in the Lawsonia inermis plant, also commonly called pacar kuku. Pacar kuku is a plant that is easily to found and it contained in phenolics, especially that naphthooquinone derivativies have biological activities such as antibacterial, anticancer, antitumor, and have the potential to become antioxidants. Through a multicomponent reaction synthesis approach 2-hydroxy-1,4-naphthooquinone derivativies compounds with aromatic aldehyde variations; banzaldehida; cinnamaldehyde; 4-hydroxy benzaldehyde, hydrazine, and iodine catalyst have been synthesized. Based on the results (compound 1) have not succeeded with the name IUPAC 2- (hydrazinyl (phenyl) methyl) -3- hydroxynaphthalene-1,4-dione with 91% yield, for the (compound 2) is still have not ducceeded with the name (E) -2- (1-hydrazinyl- 3-phenylallyl) -3-hydroxynaphthalene- 1,4-dione with 91,75% yield, and then (compound 3) with 87,22% yield have not succeeded in forming 2- (hydrazinyl (4 hydroxyphenyl) methyl) compounds - 3- hydroxynaphthalene-1,4-dione from the reaction using 4-hydroxy benzaldehyde. The analysis of the synthesis products was confirmed by TLC, UV-Vis, FTIR, and GC-MS. The antioxidant acti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Maula Arif
Abstrak :
Spent coffee grounds have the potential to be a very important source of bioactive compounds, such as phenolic compounds. However, extraction of phenolic compounds has generally been done using organic solvents, which are not environmentally friendly. Therefore, it is proposed that an alternative kind of solvent is used in the extraction process, which in this case is deep eutectic solvents (DES). They are chosen due to their simple preparation, low toxicity, and low flammability. This research used DES that are made up of betaine as the hydrogen bond acceptor (HBA) combined with 1,2-butanediol, 1,3-butanediol, and lactic acid as the hydrogen bond donor (HBD). Optimization of the extraction process was done by varying the extraction temperature (40, 50, 60 ° C), type of HBD used (poly-alcohols and acids), as well as the water content in the DES (0, 25, 50% v/v). The total phenolic content of each spent coffee ground sample was measured as an equivalent to gallic acid concentration. The Box-Behnken method was used as a tool to design the experiment and find the optimal extraction operating condition. The optimal extraction condition for the DES using 1,2-Butanediol as the HBD is a temperature of 59.58 ° C, a solid liquid ratio of 0.081 g/g, and a water content of 47.60% v/v, which results in a phenolic content of 58.65 mg GAE/g SCG. for the DES using 1,3-Butanediol as the HBD, the optimal condition is a temperature of 59.76 ° C, a solid liquid ratio of 0.071 g/g, and a water content of 24.05% v/v, which results in a phenolic content of 55.41 mg GAE / g SCG. Finally, the DES using lactic acid as the HBD is optimal when the temperature is 59.62 ° C, has a solid liquid ratio of 0.077 g/g, and a water content of 49.55% v/v, which results in a phenolic content of 54.96 mg GAE/g SCG. Furthermore, experiments concerning the physicochemical properties of the DES used have been done in order to provide additional data and context to the extraction results of the optimization process. Lastly, a direct correlation has been found regarding spent coffee ground's antioxidant activity with its phenolic content.
Ampas kopi bekas memiliki potensi untuk menjadi sumber senyawa bioaktif yang sangat penting, seperti senyawa fenolik. Namun, ekstraksi senyawa fenolik umumnya telah dilakukan menggunakan pelarut organik, yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, diusulkan bahwa jenis pelarut alternatif digunakan dalam proses ekstraksi, yang dalam hal ini pelarut eutektik dalam (DES). Mereka dipilih karena persiapannya yang sederhana, toksisitas rendah, dan mudah terbakar. Penelitian ini menggunakan DES yang terdiri dari betaine sebagai akseptor ikatan hidrogen (HBA) yang dikombinasikan dengan 1,2-butanadiol, 1,3-butanediol, dan asam laktat sebagai donor ikatan hidrogen (HBD). Optimalisasi proses ekstraksi dilakukan dengan memvariasikan suhu ekstraksi (40, 50, 60 ° C), jenis HBD yang digunakan (poli-alkohol dan asam), serta kadar air dalam DES (0, 25, 50% v/v). Total konten fenolik dari masing-masing sampel tanah kopi yang dihabiskan diukur sebagai setara dengan konsentrasi asam galat. Metode Box-Behnken digunakan sebagai alat untuk merancang percobaan dan menemukan kondisi operasi ekstraksi yang optimal. Kondisi ekstraksi optimal untuk DES menggunakan 1,2-Butanediol sebagai HBD adalah suhu 59,58 ° C, rasio cairan padat 0,081 g/g, dan kadar air 47,60% v/v, yang menghasilkan fenolik isi 58,65 mg GAE/g SCG. untuk DES menggunakan 1,3-Butanediol sebagai HBD, kondisi optimal adalah suhu 59,76 ° C, rasio cairan padat 0,071 g/g, dan kadar air 24,05% v/v, yang menghasilkan fenolik isi 55,41 mg GAE/g SCG. Akhirnya, DES menggunakan asam laktat sebagai HBD optimal ketika suhu 59,62 ° C, memiliki rasio cairan padat 0,077 g/g, dan kadar air 49,55% v/v, yang menghasilkan kandungan fenolik 54,96 mg GAE/g SCG. Selain itu, percobaan mengenai sifat fisikokimia DES yang digunakan telah dilakukan untuk memberikan data tambahan dan konteks untuk hasil ekstraksi dari proses optimasi. Terakhir, korelasi langsung telah ditemukan mengenai aktivitas antioksidan tanah kopi yang dihabiskan dengan kandungan fenoliknya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Jusuf Djafar
Abstrak :
ABSTRAK: Optimasi proses penyangraian biji kakao (Theobroma cacao L.) menggunakan alat sangrai getar terfluidisasi, menggunakan rancangan percobaan response surface method dengan central composite dua faktor (terhadap 13 variabel sampel) telah digunakan untuk mendapatkan pengaruh frekuensi getaran dan jarak bidang pemanas sinar infra merah terhadap kualitas dan kadar air produk biji kakao non-fermentasi yang disangrai. Bahan yang digunakan merupakan biji kakao non-fermentasi yang diperoleh dari Gabungan Kelompok Tani Kakao di Blitar, sementara itu alat yang digunakan berupa alat sangrai getar terfluidisasi (vibro- fluidized roaster) dilengkapi pemanas sinar infra merah. Nilai optimum penyangraian diperlihatkan oleh frekuensi getar sebesar 40 Hz dan jarak letak pelat tempat biji kakao dari pemanas adalah 10 cm, dengan kadar air biji kakao sebesar 1,7-2%, dan lama waktu penyangraian 6 menit. Produk biji kakao yang dihasilkan dari proses penyangraian menggunakan alat Vibro-Fluidized Roaster memiliki kandungan anti oksidan sebesar 32,297 %.
Bogor: Balai Besar Industri Agro, 2020
338.1 WIHP 37:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library