Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Minarti
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang memberikan kontribusi besar dalam jumlah kematian di Indonesia. Besarnya jumlah penderita diabetes, berkorelasi langsung dengan besarnya kebutuhan obat, hal tersebut mendorong berbagai upaya untuk mencari sumber obat baru, baik dalam bentuk obat sintesis maupun obat yang bersumber dari sumber daya alam, khususnya sumber daya alam dalam bentuk tumbuhan. Salah satu wilayah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berlimpah, banyak terdapat spesies endemik dan mempunyai potensi yang besar, berada di wilayah timur Indonesia, khususnya di wilayah yang dikenal sebagai wilayah Wallace. Pada penelitian ini, tumbuhan yang menjadi subjek adalah tumbuhan yang berasal dari genus Macaranga yaitu Macaranga magna Turrill yang di koleksi dari hutan Mekongga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dari hasil uji pendahuluan aktivitas antidiabetes yang dilakukan terhadap Macaranga magna Turrill diketahui bahwa tumbuhan tersebut mempunyai potensi besar dengan IC50 = 6.49 μg/mL. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa aktif antidiabetes dari daun Macaranga magna Turrill. Metode yang digunakan meliputi ekstraksi, fraksinasi, isolasi dan purifikasi menggunakan teknik- teknik kromatografi, dan identifikasi struktur kimia berdasarkan metoda spektroskopi yang meliputi : UV/Vis, FT-IR, LC-MS dan FT-NMR. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antidiabetes, dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan baku obat secara langsung, maupun sebagai senyawa pemandu (lead compound) untuk merancang obat antidiabetes baru yang potensial. Kata kunci: Diabetes mellitus, Macaranga magna Turrill, kromatografi, spektroskopi, senyawa aktif antidiabetes. Diabetes mellitus is one of the biggest contributors in the number of deaths in Indonesia. The large number of diabetic sufferers, was correlated directly with the number of diabetic drugs demand. Its was led to find a new sources for anti-diabetic drug, synthetic or derived from natural resources. Eastern Indonesia region known as Wallace region is one part of Indonesia which has a wealth of natural resources, and some of them were endemic bio-resources. In this study, we used Macaranga magna Turrill plant, one of the Macaranga species, collected from Kolaka District, Southeast Sulawesi Province as a subject. Previous anti-diabetic activity preliminary test results showed that Macaranga magna Turrill has a high potential with IC50 = 6.49 μg /mL. Based on the preliminary data above, our study aims are to isolate and identify the anti-diabetic active compound from the Macaranga magna Turrill leaves. The isolation process will used serial chromatographic methods start from extraction, fractionation, isolation and purification, follow by serial spectroscopic analysis (UV/Vis, FT-IR, LC-MS and FT-NMR) to determine and elucidate the chemical structure of secondary metabolite compound. The results expected in this study are anti-diabetic active secondary metabolite compounds which can be used directly as traditional anti-diabetic drug, or as anti-diabetic drugs raw material, as well as lead compounds for develop a new anti-diabetic potential drugs
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Karima
Abstrak :
Umbi porang (Amorphophallus muelleri Blume) mengandung senyawa glukomanan yang berpotensi sebagai bahan pangan fungsional penunjang terapi pada penyakit diabetes melitus tipe 2 (T2DM). Namun, masih diperlukannya optimasi proses dalam pembuatan tepung porang untuk meningkatkan kualitas tepung yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tepung porang yang memenuhi standar eksport beberapa negara sebagai bahan pangan fungsional. Pembuatan tepung porang dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji pendahulan untuk melihat pengaruh variasi perbandingan pelarut, waktu perendaman dan pemanasan. Kemudian dari hasil uji pendahuluan diperoleh hasil bahwa rentang waktu perendaman adalah 1-3 jam, perbandingan pelarut menggunakan penambahan volume etanol sedangkan NaCl dan NaHSO3 dibuat tetap, dan variasi pemanasan tidak dilakukan karena menyebabkan kerusakan produk. Hasil dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum untuk meningkatkan kualitas tepung porang adalah pada perendaman secara simultan dengan perbandingan Etanol 50%: NaCl 8%: NaHSO3 2% (4:2:2) selama 2 jam. Pada kondisi optimum tersebut dapat meningkatkan kadar glukomanan dari 59,53 ± 0,02% menjadi 85,55 ± 0,01%, meningkatakn nilai derajat putih dari 74,68 ± 0,31 menjadi 85,45 ± 0,50 dan menurunkan kadar kalsium oksalat dari 17,44 ± 0,57 mg/100g menjadi 2,34 ± 0,31 mg/100g. Hasil evaluasi tepung porang yang dibuat pada kondisi optimum telah memenuhi syarat kualitas standar SNI 7939:2020 (Indonesia), Committee on Food Chemicals Codex, CAS: 37220-17-0 (Amerika), Commission Directive 2001/30/EC: E 425(ii) (Eropa), dan standar NY/T 494-2002 (China). Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada tepung porang hasil optimasi (IC50 = 35,14 ± 0,43 μg/mL) lebih kuat dibanding tepung porang sebelum optimasi (IC50 = 61,29 ± 0,14 μg/mL). Aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase tepung porang hasil optimasi (IC50 = 60,57 ± 0,72 μg/mL) lebih kuat dibanding tepung poran sebelum optimasi (IC50 = 77,89 ± 0,87 μg/mL). Bedasarkan hasil tersebut metode perendaman secara simultan dengan perbandingan Etanol 50%: NaCl 8%: NaHSO3 2% (4:2:2) selama 2 jam dapat meningkatkan kualitas tepung porang dan dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional. ......Porang tubers (Amorphophallus muelleri Blume) contain glucomannan which has the potential to be a functional food to support therapy in type 2 diabetes mellitus (T2DM). However, an optimization process is still needed in making porang flour to improve the quality of the flour. This research aims to improve the quality of porang flour which meets export standards in several countries as a functional food. The making of porang flour was done by carrying out preliminary tests to see the effect of variations in solvent ratio, soaking time, and heating. From the preliminary test, it was found that the immersion time range was 1-3 hours, additional volume of ethanol was used in solvent ratio while NaCl and NaHSO3 were kept constant, and heating variations were not carried out since they caused product damage. The results of this research showed that soaking the flour with a ratio 50% of Ethanol: 8% of NaCl: 2% of NaHSO3 (4:2:2) for 2 hours simultaneously as the optimum condition to improve the quality of the flour. This optimum conditions, increase the glucomannan content from 59.53 ± 0.02% to 85.55 ± 0.01%, increase the white degree value from 74.68 ± 0.31 to 85.45 ± 0.50, and reduce the calcium oxalate from 17.44 ± 0.57 mg/100g to 2.34 ± 0.31 mg/100g. The evaluation results of porang flour made under optimum conditions have passed the standard quality requirements of SNI 7939:2020 (Indonesia), Committee on Food Chemicals Codex, CAS: 37220-17-0 (America), Commission Directive 2001/30/EC: E 425(ii) (Europe), and NY/T 494-2002 (China). The antioxidant activity using the DPPH method in optimized porang flour (IC50 = 35.14 ± 0.43 μg/mL) is stronger than porang flour before optimization (IC50 = 61.29 ± 0.14 μg/mL). The α-glucosidase enzyme inhibitory activity of optimized porang flour (IC50 = 60.57 ± 0.72 μg/mL) is stronger than porang flour before optimization (IC50 = 77.89 ± 0.87 μg/mL). Based on these results, the simultaneous soaking method with a ratio of 50% of Ethanol: 8% of NaCl: 2% of NaHSO3 (4:2:2) for 2 hours can improve the quality of porang flour and can be used as a functional food.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gama Ramadhan
Abstrak :
Diabets melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, oleh karena itu obat-obat bagi penderita diabetes terus dikembangkan. Salah satunya adalah obat-obat penghambat α-glukosidase yang dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibanding obat anti diabetes oral dari golongan lain. Hal ini menyebabkan pencarian senyawa penghambat α-glukosidase dari bahan alam sering dilakukan, terutama senyawa yang berasal dari mikroorganisme. Kapang endofit merupakan salah satu mikroorganisme yang merupakan sumber senyawa metabolit aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang endofit dari daun Johar (Cassia siamea Lamk.) dan memperoleh hasil uji aktivitas penghambatan α-glukosidase dari hasil fermentasi kapang endofit sebagai daun C. siamea Lamk. Pada penelitian ini dilakukan isolasi kapang endofit dari daun C. siamea Lamk. yang telah terbukti melalui penelitian secara in vivo dapat mengontrol kadar gula darah tikus diabetes. Lima koloni kapang endofit berhasil diisolasi dari daun Johar, dan selanjunya setiap isolat difermentasi. Hasil fermentasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat dan metanol. Pada penelitian ini diperoleh sembilan ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase lebih baik dari akarbose dengan nilai IC50 terkecil sebesar 28,40 ppm.
Diabetes mellitus is one of the major health problems in Indonesia. Thus, medications for this disease keep going to develop, which one of them is α-glucosidase inhibitor known for their fewer side effects than other antidiabetic oral drugs. Moreover, searching of α-glucosidase inhibitor from natural compound was recently done by many scientists to find the new active compounds. Endophytic fungi have great potential as a source of α-glucosidase inhibitory compounds. This research aims to isolate the endophytic fungi from Johar leaves and to obtain the results of α-glucosidase inhibition assay from fermentation culture of endophytic fungi from Cassia siamea Lamk. On this research, we isolated the endophytic fungi from leaves of Cassia siamea Lamk., proven through in vivo studies, are able to control the blood glucose level of diabetic rats. We successfully isolated five endophytic fungi colonies, and then each isolate was fermented and extracted with ethyl acetate and methanol solvent. Nine extracts showed better α-glucosidase inhibitory activity than acarbose with the smallest 50 value was 28.40 ppm.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library