Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Hiroki Imam
Abstrak :
Kecelakaan berkendara menyebabkan sekitar 1.3 juta orang meninggal dan sekitar 20-50 juta orang mengalami cedera non-fatal setiap tahun nya, salah satu factor utama penyebabnya adalah human error. Komunikasi V2X merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan dengan harapan dapat mengurangi kecelakaan akibat human error dan juga diharapkan akan dapat diaplikasikan dalam autonomous driving. Akan tetapi antena untuk komunikasi V2X masih perlu banyak perkembangan dan masih belum banyak dipakai di kendaraan yang sudah beredar di pasar, karena itu penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada bidang ini. Untuk mendapatkan performa sistem yang baik diperlukan antena yang mempunyai kemampuan beamsteering. Pada penelitian ini dibuat antena susun microstrip yang bekerja pada frekuensi 5,9 GHz dan memiliki kemampuan beamsteering yang dapat meningkatkan keandalan dari antena V2X. Berdasarkan hasil yang sudah disimulasikan, antena sudah berhasil bekerja di 5,9 GHz dan memiliki gain yang cukup tinggi di kisaran 8-11 dBi tergantung konfigurasi yang sedang digunakan, simulasi menunjukan kapabilitas beamsteering telah terdapat pada rancangan dan sudah berhasil melakukan pembelokan beam sebanyak 10, 25, dan 40 derajat. ......Road accidents result in approximately 1.3 million fatalities and around 20-50 million non-fatal injuries each year, with human error being a major contributing factor. V2X communication is a technology being developed with the hope of reducing accidents caused by human error and is also expected to be implemented in autonomous driving. However, the development of V2X communication antennas still requires significant advancements, and they are not yet widely used in vehicles currently available in the market. Therefore, this research aims to contribute to this field. To achieve a good system performance, antennas with beamsteering capability are needed. In this study, a microstrip array antenna operating at 5.9 GHz frequency was designed, which possesses beamsteering capability to enhance the reliability of V2X communication. Based on the simulated results, the antenna successfully operated at 5.9 GHz and exhibited a high gain ranging from 8-11 dBi, depending on the configuration used. The simulations demonstrated that the designed antenna has beamsteering capabilities, successfully steering the beam at angles of 10, 25, and 40 degrees.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risdianto Yuli Hermansyah
Abstrak :
Pada tesis ini dibuat rancangan antena radar cuaca pada pita frekuensi X-Band dengan dua polarisasi. Antena dirancang berbasis slotted waveguide antenna array (SWAA) dengan rancangan struktur antena yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan pertama terdiri dari 5 waveguide dengan 64 slot untuk masing-masing waveguide dan lapisan ke-dua berupa waveguide tunggal dengan 5 slot. Untuk menghubungkan proses eksitasi lapisan pertama dan ke-dua, di bagian bawah waveguide lapisan pertama dibentuk slot-slot yang letak geometri dan dimensinya sama dengan slot-slot waveguide lapisan ke-dua. Munculnya dua polarisasi dari antena ini disebabkan oleh penempatan slot-slot pada waveguide lapisan ke-dua yang orthogonal terhadap slot-slot pada waveguide lapisan pertama. Parameterparameter pada rancangan antena ini merujuk pada rekomendasi WMO (World Meteorological Organization) untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca. Hasil simulasi parameter-parameter antena meliputi frekuensi kerja = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dB-beamwidth untuk polarisasi horisontal = 1,20 derajat, 3dB-beamwidth untuk polarisasi vertikal = 1,00 derajat, side lobe level untuk polarisasi horisontal = -25,96 dB, side lobe level untuk polarisasi vertikal = -21,20 dB, co-polarization untuk polarisasi horisontal = 24,49 dB, co-polarization untuk polarisasi vertikal = 25,67 dB, cross-polarization untuk polarisasi horisontal = -67,22 dB, dan cross-polarization untuk polarisasi vertikal = - 41,08 dB. Dengan melengkapi rancangan antena ini menggunakan amplifier 100 watt untuk polarisasi horisontal dan 63 watt untuk polarisasi vertikal, maka rancangan antena yang diusulkan telah memenuhi rekomendasi WMO untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca sehingga dapat digunakan sebagai antena radar cuaca.
This thesis has made design of weather radar antenna on X-Band frequency with two polarizations. The antenna is designed based on slotted waveguide antenna array (SWAA) with its antenna structure consists of 2 layers, first layer is composed of 5 waveguides in which each waveguide consists of 64 slots, while the second layer is a single waveguide with 5 slots. In order to link the excitation process of the first layer and the second, at the bottom of the first layer waveguide formed slots in which its geometry and dimensions is the same as slots at the top of the second layer waveguide. The emergence of two polarizations of this antenna is caused by the placement of slots in the second layer waveguide that is orthogonal to the slots on the first layer waveguide. The antenna parameters of this design refers to the recommendation of WMO (World Meteorological Organization) for typical specifications of weather radar system. The simulation result of the designed antenna parameters includes: operating frequency = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dBbeamwidth for horizontal polarization = 1,20 degree, 3dB-beamwidth for vertical polarization = 1,00 degree, side lobe level for horizontal polarization = -25,96 dB, side lobe level for vertical polarization = -21,20 dB, co-polarization for horizontal polarization = 24,49 dB, co-polarization for vertical polarization = 25,67 dB, cross-polarization for horizontal polarization = -67,22 dB, and cross-polarization for vertical polarization = - 41,08 dB. By complementing the designed antenna with 100 watt amplifier for horizontal polarization and 63 watt amplifier for vertical polarization, the designed antenna meets the recommendation of WMO for typical specifications of weather radar system, therefore the designed antenna is suitable for use as a weather radar antenna.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
In array antenna, mutual coupling has significant impact to the array performance.In the case of microstrip antenna,surface waves have significant co ontribution for the mutual coupling exciation....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Karimah
Abstrak :
Dalam sistem Long Term Evolution, kapasitas penggunaan jaringan telekomunikasi akan sangat meningkat. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan memperkecil jarak antara transmitter dan receiver pada sistem LTE. Antena dengan sistem MIMO merupakan salah satu komponen penting dalam sistem LTE. Pada tesis ini telah dirancang antena MIMO 2x2 pasif dan aktif. Antena MIMO 2x2 pasif bekerja disekitar frekuensi 2,1-2,45 GHz dan memiliki gain sebesar 6,2 dBi. Pada antena MIMO 2x2 aktif, Low Noise Amplifier diintegrasikan dengan antena 3 sedangkan Power Amplifier dihubungkan dengan antena 4.
In Long Term Evolution system, the capacity utilization of telecommunications network will be greatly increased. Increased capacity can be done by minimizing the distance between the transmitter and receiver in the LTE system. Antennas with MIMO system is one of the important components in the LTE system. In this thesis, is designed a 2x2 MIMO antenna passive and active. 2x2 MIMO antennas passive work around frequency 2.1 to 2.45 GHz and has a gain of 6.2 dBi. In the active 2x2 MIMO antenna, Low Noise aplifier integrated with the antenna 3 while the Power Amplifier is connected to the antenna 4.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Fitri
Abstrak :
Beberapa penelitian pada antena mikrostrip slot lebar dan slot sempit telah dirancang untuk memperlebar bandwidth. Perancangan antena mikrostrip slot dengan menggunakan elemen peradiasi tunggal telah diperoleh dengan lebar bandwidth yang bervariasi dari 0,7 GHz sampai 8,8 GHz. Dalam kasus perancangan antena mikrostrip array terdapat beberapa penelitian yang menghasilkan karakteristik wideband. Perancangan antena array dengan menggunakan 64 elemen folded flat dipole menghasilkan bandwidth sebesar 8 GHz pada rentang frekuensi 8 ? 16 GHz. Perancangan antena array yang menggunakan model log periodic short-circuited patch memiliki bandwidth 6,1 GHz pada rentang frekuensi 0,9 ? 6 GHz. Sejauh yang penulis ketahui, belum terdapat penelitian pada antena mikrostrip slot untuk slot tunggal dan konfigurasi array yang dicatu secara gandeng elektromagnetik dengan menggunakan jaringan impedansi multi tuning stub untuk memperlebar bandwidth. Penelitian ini mengacu pada perancangan sebelumnya yang menggunakan slot lebar untuk meningkatkan lebar bandwidth antena. Peningkatan lebar bandwidth dihasilkan dengan menggunakan model saluran pencatu mikrostrip berbentuk seperti garpu. Model pencatuan tersebut telah terbukti dapat meningkatkan bandwidth sebesar 1,4 GHz pada jarak frekuensi dari 1,6 GHz sampai 3 GHz. Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena mikrostrip slot lebar menggunakan model saluran pencatu mikrostrip berbentuk seperti garpu yang ditambahkan batang penyesuaian pada saluran masukan. Setelah diperoleh hasil yang sesuai antara simulasi dan pengukuran pada antena mikrostrip slot tunggal, kemudian dikembangkan perancangan antena mikrostrip dengan dua slot menggunakan simulasi menggunakan setting yang sama dalam piranti lunak seperti pada perancangan slot tunggal. Selanjutnya dikembangkan juga untukperancangan antena mikrostrip slot array dengan empat slot dan delapan slot. Pada kasus delapan slot menggunakan tiga model konfigurasi saluran pencatu. Model pertama yaitu menggunakan jaringan saluran catu paralel dengan satu cabang pembagi untuk dua, empat dan delapan slot. Model kedua yaitu menggunakan jaringan saluran catu paralel dengan dua cabang pembagi untuk delapan slot. Model ketiga adalah menggunakan jaringan saluran catu paralel secara planar untuk delapan slot. Sehingga dari macam-macam model konfigurasi array pada antena mikrostrip slot dapat diketahui konfigurasi yang paling baik performansinya dilihat dari segi pelebaran bandwidth. Dari hasil penelitian ini diperoleh bandwidth yang lebar pada perancangan antena mikrostrip slot tunggal sebesar 3,8 GHz. Untuk antena mikrostrip dua slot array hanya menghasilkan 5,85 GHz dengan menggunakan konfigurasi jaringan model pertama. Pengembangan selanjutnya dilakukan perancangan pada antena mikrostrip empat slot array menghasilkan bandwidth sebesar 6,15 Ghz yang menggunakan konfigurasi saluran catu paralel model pertama. Pelebaran bandwidth diperoleh seiring dengan bertambahnya jumlah slot. Sehingga penggunaan delapan slot array dengan konfigurasi saluran pencatu model pertama dapat menghasilkan bandwidth yang lebih lebar dari empat slot array yaitu sebesar 11,77 GHz. Pada kasus delapan slot, jika menggunakan model jaringan pencatu dengan dua cabang pembagi menghasilkan bandwidth sebesar 9,27 GHz dan dengan jaringan pencatu planar menghasilkan bandwidth 9,74 GHz. Sehingga bandwidth yang paling lebar dicapai pada perancangan antena mikrostrip delapan slot array menggunakan jaringan saluran catu paralel dengan satu cabang pembagi. Hal ini disebabkan karena pada delapan slot array ini memiliki jumlah saluran catu mikrostrip bentuk garpu yang paling banyak. Sehingga memberikan efek kopling yang paling besar pada slot antena. Pada akhirnya memberikan peningkatan bandwidth yang paling lebar.
Several reaserchs to use microstrip slot antenna with wide and narrow slot have designed for bandwidth enhancement. Design of microstrip slot antenna by using single element radiator has been obtained with variation bandwidth from 0,7 GHz to 8,8 GHz. In cases of microstrip array antenna, there are several design for achievement of wideband characterization. Design of array antenna using 64 element of folded flat dipole has bandwidth of 8 GHz in frequency range from 8 GHz to 16 GHz. Antenna design with log periodic short-circuited patch has bandwidth of 6,1 GHz in the range of 0,9 ? 6 GHz. So far, there is not yet any reaserch of microstrip slot antenna for single slot and array model that is fed by coupling electromagnetically using impedance network with multi tuning stub for broaden of bandwidth. The research refer to previous design which used of wide slot for enhancement the antenna bandwidth. The wider bandwidth is achived by use model of microstrip feedline like fork. The feedline had proved that it could enhance bandwidth of 1,4 GHz in frequency range from1,6 GHz to 3 GHz. In this research it had been conducted the design of wide slot microstrip antenna used to microstrip feedline like fork that added tuning stub at input of microstrip line. After the results of simulation and measurement was very well obtained for single slot of microstrip antenna, it has been developed the design of microstrip slot antenna array with two slots by using the same setting in software as like as in design of single slot. After that, the microstrip slot array antennas with four and eight elements are developed. In case of eight slots was used three configuration models of feeding line was developed. The first model use parallel feed line network with one branch devider for cases of two, four and eigth slots. The second model use the parallel feed line network with two branches devider for case of eight slot. The third model use planar feed line network for case of eight slot. From all kind of array configuration models in microstrip, slot antennas could find the best configuration for the antenna performance from the view of bandwidth and the antenna size. The compact antenna size is used to mobile communication device and low production cost. From these research, the wide bandwidth in design of single microstrip slot antenna is 3,8 Ghz is obtained. Microstrip slot antenna with two slot array provide 5,85 GHz which use first model of network configuration. The next development is designed of microstrip slot antenna with four array that produce the bandwidth of 6,15 GHz that use the first model of feeding line configuration. The wider bandwidth is obtained with more added number of slot. By using eight slots array with first model feeding line configuration, it has been produce wider bandwidth than four slots is 11,77 GHz. In the case of eight slot, the antenna use network feeding model with two branch divider has wider bandwidth than four slots array is 11,77 GHz. In the case of eight slots by using of network feeding model with two branch divider, the slots have the bandwidth of 9,74 GHz. The wider bandwidth achieved at design of eight microstrip slot array antenna use parallel feed line network with one branch devider. This case caused that in eigth slots array has more microstripline feed like fork than others. It had given stronger coupling effect to slots antenna. Finally, it had given incresing widest the bandwidth antenna.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1207
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Darsono
Abstrak :
Antena array mikrostrip dengan polarisasi lingkaran dirancang untuk mendukung generasi masa depan dari sistem komunikasi satelit Quasi ?Zenith pada orbit satelit geosynchronous yang akan diluncurkan pada tahun 2008 oleh negara Jepang. Untuk memperoleh nilai gain tinggi antena dibuat terdiri dari empat elemen dengan bentuk patch radiator segitiga samasisi identik yang disusun seri dengan menggunakan sistem pencatu array linier. Pada penelitian ini substrat yang digunakan TLY-5-0310-CH/CH dengan ketebalan 0,8 mm dan konstanta dielektrik 2,2. Antena dirancang untuk bekerja pada frekuensi quasi zenith, sedangkan untuk merancang ukuran patch radiator model segitiga sama sisi menggunakan analisis teori Cavity Model dengan frekuensi resonansi 2,62 GHz. Untuk sistem pencatuan pada perancangan antena elemen tunggal menggunakan catu coupler hybrid.Konsep antena array merupakan pengembangan dari antena elemen tunggal patch radiator segitiga samasisi dengan hasil polarisasi lingkaran ke arah kiri atau LHCP ( Left Handed Circular Polarized ). Untuk sistem pencatu antena array menggunakan catu tunggal array linier. Antena dirancang melalui proses simulasi dan pengukuran setelah proses pabrikasi. Hasil simulasi dan pengukuran untuk perancangan antenna elemen tunggal diperoleh pergeseran nilai, antara lain : bandwidth return loss sebesar 2,56% , bandwidth VSWR sebesar 0,16% dan bandwidth axial ratio sebesar 0,3% , tetapi masih bekerja pada frekuensi quasi zenith. Untuk perancangan antenna array linier dengan empat elemen hasil simulasi dan pengukuran mengalami pergeseran nilai juga. Hasil simulasi dan pengukuran Bandwidth return loss sebesar 2,87% , bandwidth VSWR sebesar 0,46 % dan bandwidth axial ratio sebesar 0,6 %. Hasil pengukuran parameter gain antenna array diperoleh 10,6 dB mengalami peningkatan sebesar 75 % terhadap antenna alemen tunggal.
Array mikrostrip antenna with designed circular polarization to support next generation from Quasi Zenith communication satellite system on geosynchronous orbit to be launched in the year 2008 by Japan. Antenna consisted of four element with form equilateral triangular patch radiator of equal composed by series with using system feeding of linear array. At this research to use TLY-5-0310-CH/CH substrate type has thickness 0,8 mm and dielectrical canstant 2,2. Antenna by design in operation frequency range quasi zenith, for size measure of patch radiator use analysis of theory of Cavity Model. with resonance frequency 2,62 GHz. For the feeding system in design single element antenna with using coupler hybrid. The Concept of array antenna represent development from single element of trilateral patch radiator antenna with result of circular polarization up at left or LHCP ( Left Handed Circular Polarized ). At array antenna using the fed system of array linear. Antenna designed by through process of simulation and measurement after manufacturing process. Result of simulation and measurement for the design single element antenna by obtain the shift value for : return loss bandwidth 2,56% , VSWR bandwidth 0,16% , and axial ratio bandwidth 0,3%, but its operation frequency range in quasi zenith. For the design of array linear antenna of four element having shift value ,too. Result of simulation and measurement for : return loss bandwidth 2,87% , VSWR bandwidth 0,46 % and axial ratio bandwidth 0,6 %. The result measurement of gain parameter of array antenna by obtain 10,6 dB, it?s ascended on single element antenna 75%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efri Sandi
Abstrak :
ABSTRAK
Konfigurasi sparse array antena merupakan suatu konfigurasi elemen antena yang dijarangkan satu sama lainnya untuk mengurangi jumlah elemen pada suatu dimensi antena array dengan tetap mempertahankan performansi radiasi antena. Karakteristik antena array klasik mengisyaratkan jarak antar elemen adalah setengah panjang gelombang ?/2 sampai dengan maksimum satu kali panjang gelombang ? untuk mendapatkan performansi radiasi yang ideal, sehingga merancang konfigurasi sparse dengan jarak antar elemen melebihi panjang gelombang merupakan suatu tantangan dalam pengembangan konfigurasi antena array. Konfigurasi sparse array dibutuhkan untuk disain antena pada berbagai sistem komunikasi seperti Radar, sistem navigasi, komunikasi satelit dan radio astronomi yang membutuhkan jumlah elemen antena yang sangat banyak, sehingga pengurangan jumlah elemen yang signifikan dapat meningkatkan efisiensi biaya pengembangan sistem tersebut.Disain antena sparse array saat ini telah dikembangkan dalam beberapa penelitian dengan berbagai metode, seperti metode diterministik dan algoritma genetik, metode stokastik, metode faktorisasi, metode kombinatorial dan pemanfaatan efek mutual coupling. Dari berbagai metode yang telah berkembang tersebut, masih terdapat beberapa tantangan dan kebutuhan aplikasi untuk diselesaikan dan dicarikan solusi yang lebih baik, seperti tingginya degradasi performansi radiasi, tingkat efisiensi elemen dan proses disain yang relatif kompleks. Untuk itu dalam disertasi ini dikembangkan dan diusulkan beberapa gagasan dan hasil riset tentang metode disain antena sparse array untuk meningkatkan performansi radiasi dan efisiensi jumlah elemen. Metode yang dikembangkan adalah metode non-uniform stretching-cyclic different sets CDS , metode hybrid, metode stretching berdasarkan polinomial Chebyshev dan metode koefisien jarak menggunakan distribusi line-source Taylor.Metode non-uniform stretching-CDS merupakan metode disain sparse array yang dikembangkan dari metode disain sparse array CDS melalui suatu pendekatan formulasi non-uniform stretching sehingga dapat meningkatkan performansi Gain dan Beamwidth dengan pengurangan jumlah elemen yang signifikan.Metode hybrid merupakan metode disain sparse array yang dikembangkan melalui modifikasi prosedur disain CDS dan teknik eksitasi amplitudo menggunakan deret binomial sehingga dihasilkan perbaikan performansi SLL dibandingkan dengan metode disain CDS.Metode stretching berdasarkan polinomial Chebyshev merupakan pengembangan metode diterministik disain sparse array dengan proses komputasi sederhana untuk menentukan jarak antar elemen berdasarkan polinomial Chebyshev sehingga pengurangan jumlah elemen dapat tetap mempertahankan performansi radiasi.Metode koefisien jarak menggunakan distribusi line-source Taylor merupakan pengembangan metode diterministik disain sparse array untuk menentukan koefisien jarak antar elemen berdasarkan distibusi line sourse Taylor sehingga dihasilkan perbaikan performansi radiasi jika dibandingkan metode CDS dan proses komputasi yang lebih sederhana dibandingkan metode diterministik yang sudah ada.Hasil-hasil simulasi dan pengujian metode disain antena sparse array yang diajukan dalam disertasi ini memiliki keunggulan masing-masing dan dapat digunakan sesuai target dan prioritas disain antena sparse array. Metode stretching-CDS memiliki keunggulan dari sisi efisiensi elemen, performansi Gain dan Beamwidth. Metode hybrid memiliki kelebihan dari sisi efisiensi elemen dan performansi SLL. Sedangkan metode berbasis polynomial baik Chebyshev dan Taylor memiliki keunggulan performansi radiasi yang lebih baik dibandingkan metode berbasis kombinatorial CDS.
ABSTRACT
The sparse array antenna configuration is sparsely configuration of antenna elements to reduce the number of elements in an array antenna dimension while maintaining the antenna radiation performance. The classical antenna array characteristic implies the distance between elements is half wavelength 2 to a maximum of a wavelength to obtain the ideal radiation performance. Therefore, design of sparse configurations with distances between elements beyond the wavelength is a challenge in development Array antenna configuration. The sparse array configurations are required for antenna design on various communications systems such as Radar, navigation systems, satellite communications and radio astronomy that require a massive of antenna elements, resulting in significant reductions in the number of elements that can increase the cost efficiency of developing the system.The design of antenna sparse arrays has been developed in several studies with various methods, such as deterministic methods and genetic algorithms, stochastic methods, factorization methods, combinatorial methods and mutual coupling effect utilization. The various methods that have evolved, there are still some challenges and application needs to be solved and found a better solution, such as the high radiation performance degradation, the level of elements efficiency and the design process is relatively complex. Therefore, in this dissertation, some ideas and research result are developed about sparse array antenna design method to improve radiation performance and elements efficiency. The method developed is non uniform stretching cyclic different sets CDS method, hybrid method, stretching Chebyshev method and distance coefficient method using Taylor 39 s line source distribution.The non uniform stretching method CDS is a sparse array design method developed from the CDS sparse array design method through a non uniform stretching formulation approach that can improve Gain and Beamwidth performance by significantly reducing the number of elements.The hybrid method is a sparse array design method developed through the modification of the CDS design procedure and the amplitude excitation technique using the binomial series to improved SLL performance compared to the CDS design method.The stretching method based on Chebyshev polynomial is the development of the deterministic method with simple computation process to determine the distance between elements based on Chebyshev polynomial to reduce number of elements and maintain the radiation performance.The distance coefficient method using Taylor 39 s line source distribution is the development of the deterministic method to determine the spacing coefficient of elements based on Taylor 39 s line source distribution to improved radiation performance compared to the CDS method and computation process is simpler than the existing deterministic method.The simulation and measurement result of the sparse array antenna design methods presented in this dissertation have their own advantages and can be used according to the target and priority of sparse array antenna design. The stretching CDS method has advantages in terms of element efficiency, Gain and Beamwidth performance. The hybrid method has advantages in terms of element efficiency and SLL performance. The polynomial based methods both Chebyshev and Taylor have better radiation performance advantages over CDS based methods
2017
D2299
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library