Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Salah satu aplikasi dari antena mikrostrip adalah antena untuk komunikasi suara (sound broadcasting) menggunakan satelit Quasi Zenith yang bekerja pada pita frekuensi 2,6 GHz (2605 -2630 MHz) [3]. Selain hams mempunyai karakteristik sebagai sebuah antena yang baik ( VSWR lebih kecil atau sama dengan 2, return loss lebih kecil atau sama dengan -9,54 dB), antena untuk aplikasi ini juga harus menghasilkan polarisasi melingkar karena digunakan untuk komunikasi bergerak menggunakan satelit yang jaraknya sangat jauh. Dengan polarisasi melingkar, maka tidak diperlukan penyesuaian (tracking) polarisasi antara antena pengirim dan penerima.
Pada skripsi ini, diajukan antena yang memenuhi kriteria di atas yaitu antena mikrostrip patch segitiga samasisi dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung untuk menghasilkan polarisasi melingkar pada frekuensi 2605 - 2630 MHz. Patch segitiga dipilih karena dapat menghasilkan karakteristik yang sama dengan patch segi empat dengan luas yang lebih kecil [2]. Jenis segitiga samasisi dipilih karena telah banyak dipelajari dan digunakan dibandingkan jenis segitiga yang lain sehingga lebih mudah dalam analisanya [10],[11],[13]. Pencatuan tunggal (single feed) dipilih karena struktumya yang sederhana dan ringkas yang dapat memperkecil dimensi antena, sedangkan pencatuan langsung (direct feed) dipilih karena mudah dan dapat difabrikasi bersamaan dengan patch segitiga [2].
Berdasarkan simulasi dan pengukuran hasil fabrikasi antena yang dilakukan pada skripsi ini, untuk menghasilkan polarisasi melingkar dengan teknik pencatuan tunggal secara langsung, tinggi patch segitiga samasisi harus sedikit dikurangi sehingga sisi miring (b) dan sisi alas (a) mempunyai perbandingan b/a sebesar 0,97. Dengan demikian, untuk sisi alas sisi alas 50,6 mm, patch segitiga mempunyai sisi miring 49,1 mm. Untuk menghasilkan Left Hand Circular Polarization (LHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kiri sedangkan untuk menghasilkan Right Hand Circular Polarization (RHCP), patch segitiga dicatu pada titik sejauh 16 mm dari sudut sebelah kanan. Untuk mencapai kondisi matching maka digunakan teknik single stub impedance matching.
Dari hasil pengukuran diperoleh polarisasi melingkar dengan axial ratio Bandwidth 29 MHz ( 2604 - 2633 MHz) atau sebesar 1,1 %. Berkas utama radiasi antena yang terukur berada pada sudut 0 dan polarisasi melingkar teriadi pada rentang sudut 330_ sampai 50_. Bandwidth VSWR yang diperoleh sebesar 65 MHz (2578 - 2643 MHz) atau sebesar 2,48 %. Untuk rentang frekuensi dari 2605-2630 MHz diperoleh VSWR yang sangat kecil yaitu di bawah 1,45. Sementara itu, gain antena yang diukur pada arah intensitas radiasi maksimum (0_) sebesar ~ 6 dB. Dari hasil ini terlihat bahwa rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi karakteristik yang diinginkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Winarta
"Pengembangan suatu antena yang memiliki bentuk, ukuran yang kecil dan ringan serta memenuhi aspek estetika menjadi suatu keharusan dalam aplikasi komunikasi wireless yang berkembang pesat. Penggunaan antena mikrostrip susun (microstrip antenna array) adalah jawaban tepat untuk tuntutan ini.
Dalam tulisan ini disajikan suatu rancangan antena mikrostrip susunan planar dengan pencatuan pengkopelan secara proximity-elecktromagnetic oleh saluran Coplanar Waveguide (CPW). Penelitian ini juga mencoba menggali lebih jauh penggunaan saluran CPW sebagai sistem rangkaian pencatu karena penggunaan CPW dalam teknik pencatuan proximity coupling ini memungkinkan antena dicetak dalam media substrat PCB tunggal.
Karakteristik utama antena yang menjadi fokus disini adalah bagaimana mendapatkan pola radiasi optimum dengan side lobe level yang minimum. Untuk itu konsep-konsep pembagi daya sangat diperlukan untuk mengeksitasi setiap elemen radiator dalam amplitudo arus yang berbeda. Karakteristik lain seperti penguatan antena juga menjadi perhatian dalam proses ini.
Struktur Antena susunan yang direalisasikan adalah susunan planar 4x2 dengan geometri radiator bentuk cincin yang dirancang pads frekuensi C band 4 Ghz. Side lobe level yang dirancang adalah -20 dB. Antena ini dicetak pada media substrate tunggal RF35 Taconic ketebalan 1,52 mm dengan konstanta dielektrik 3,5.

The basic consideration of Antenna array design is more closely tied to particular application because arrays are used to obtain specific characteristics, such as gain, beam width, or beam shape. Recent development is driven by the need to get the antenna in smaller sizes, conformal geometry and meet with the esthetical aspect in installation.
The paper propose a design of microstrip patch antenna array using coplanar waveguide as feeding network. It is intended to explore coplanar waveguide as line transmission in order to get the conformal antenna in single printed circuit board. The use of Coplanar waveguide can leave out the problem of spurious radiation effect raised in 'traditional' monolithic feed design when use microstrip line. This can be done by using proximity electromagnetically-coupling as feeding technique.
The main antenna-characteristic focussed here how to get the optimum pattern radiation with side lobe level minimum or produces fix beam radiation pattern with desired side lobe level. Power divider realized using coplanar waveguide, will be applied to excite the radiator elements in different amplitude taper current. Increasing the gain antenna array refer to single element antenna will also be briefly reviewed.
Array Structure realized is planar 4x2 array with the ring-geometry patch element and designed at C-band frequency 4 Ghz. The side lobe level desired is 20 dB and designed using Dolph-Tchebyscheff' coefisien. Array antenna is fabricated on single substrate media RF35 from Taconic Inc."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T9939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raman Anggorodi
"Antena mikrostrip menawarkan kelebihan bempa bentuk yang praktis, ringan, dan fleksibilitas dalam perancangan. Aplikasi antena mikrostrip dalam komunikasi nirkabel terutama komunikasi satelit menjadi satu hal yang sangat menarik untuk diteliti. Karakter yang harus dimiliki oleh antena untuk komunikasi satelit adalah ukuran yang kecil, gain besar, ringan dan memiliki keterarahan yang baik.
Penelitian dalam mereduksi ukuran fisik antena mikrostrip secara umum sudah berhasil dilakukan pada patch bentuk segitiga sama sisi, namun dengan jenis pencatuan koaksial (coaxial probe feed). Polarisasi melingkar juga dapat dihasilkan dengan menambahkan slot pada antena segitiga sama sisi. Bentuk dan ukuran slot sangat mempengaruhi karakteristik kerja antena. Model patch antena yang diteliti pada skripsi ini adalah bentuk segitiga sama sisi. Penambahan slot berbentuk silang yang dimodifikasi juga dilakukan untuk menciptakan karakteristik polarisasi melingkar dan mampu mereduksi ukuran patch sampai 17,84% dari luas antena efektifdan 19,92% dari luas antena hasil perhitungan.
Penelitian pada skripsi dilakukan sampai tahap pengukuran hasil fabrikasi. Unjuk kerja yang dihasilkan oleh antena hasil rancangan memenuhi frekuensi kerja yang diharapkan dari antena konvensional. Hasil pengukuran menunjukkan, rentang frekuensi kerja antena 2,584 - 2,642 GHz dengan bandwidth impedansi antena mencapai 2,20%. bandwidth axial ratio yang dihasilkan antena mencapai 1,1%. Gain maksimum yang diperoleh dari pengukuran adalah 5,58 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gindy Nuansa
"ABSTRAK
Mengintegrasikan transceiver seluruhnya dalam sebuah chip tunggal merupakan visi masa depan dari sistem nirkabel. Namun demikian, antena dapat dikatakan komponen berukuran terbesar pada sistem ini, sehingga miniaturisasi antena adalah proses yang diperlukan untuk memperoleh rancangan yang optimal. Dan metode yang dipilih untuk miniaturisasi antena adalah dengan pemanfaatan elemen metamaterial Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) permitivitas negatif, yang dicetak pada bidang ground antena mikrostrip yang diaplikasikan pada frekuensi kerja 2,6 ? 2,7 GHz. Hasil simulasi menunjukkan ukuran antena dapat direduksi sampai 32% dengan bandwidth (-10dB) sebesar 140 MHz (2,58 ? 2,72 GHz) dan return loss 32,4dB di frekuensi 2,646 GHz. Sedangkan hasil pengukuran mengalami penurunan lebar bandwidth (90MHz) namun masih berada pada frekuensi kerja yang ditentukan. Ini menunjukkan bahwa penempatan elemen metamaterial CSRR pada bidang ground antena mikrostrip dapat memperkecil dimensi antena.

ABSTRACT
Integrating a transceiver entirely in a single chip is the future vision in wireless system. However, antenna is the largest component in this system, so it makes antenna miniaturization an important thing to do to achieve the optimal design. The chosen method for antenna miniaturization is by using negative permittivity Complementary Split-Ring Resonator (CSRR) metamaterial structure, printed on a ground plane at working frequency 2.6 ? 2.7 GHz. From the simulation, the final design has successfully reduce 32% of the microstrip dimension, which has 140 MHz of bandwidth (-10dB) centered at 2.646 GHz with a return loss of 32.4dB. From the measurement, the antenna has narrower bandwidth (90 MHz), but still inside the working frequency of antenna. This proves that CSRR metamaterial structure placed on the ground plane can make the antenna miniaturization possible."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Wahyu Iqbal
"Perkembangan teknologi dari Wireless Local Area Network (WLAN) sangat pesat terutama selama masa pandemi, seperti penggunaan peralatan rumah tangga pintar, streaming video  dengan kualitas 8K, dan gawai dengan kemampuan virtual reality. Salah satu penunjang dari teknologi WLAN adalah antena. Salah satu dari antena yang sering digunakan adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip banyak digunakan dalam bidang telekomunikasi karena ukuran ringkas, mudah difabrikasi, dan murah. Tetapi, antena mikrostrip memiliki kekurangan, yaitu memiliki bandwidth sempit, keterbatasan gain, dan daya yang rendah. Salah satu cara untuk melebarkan bandwidth dengan menggunakan antena leaky wave. Penelitian ini merancang antena mikrostrip leaky wave dengan mengombinasikan multislot dan Defected Ground Structure (DGS). Penggunaan Multislot dan DGS untuk meningkatkan parameter bandwidth, dan gain, dan tetap memiliki ukuran yang kecil. Rancangan antena yang diusulkan saat simulasi memiliki frekuensi kerja 5,854-6,545 GHz, memiliki bandwidth 691 MHz dan gain 5,02 dBi pada saat 6 GHz. Dengan penambahan multislot dan DGS saat simulasi dapat meningkatkan performa dari parameter antena berupa bandwidth sebesar 411 MHz dan gain sebesar 0,66 dBi. Sedangkan, pengukuran antena memiliki frekuensi kerja 5,845-6,529 GHz, memiliki bandwidth 684 MHz dan memiliki gain 5,06 dBi pada saat 6 GHz. Penambahan multislot dan DGS pada antena mikrostrip leaky wave saat pengukuran dapat meningkatkan performa dari parameter antena berupa bandwidth sebesar 411 MHz atau sebesar 150,54% dan gain sebesar 0,53 dBi atau sebesar 11,7%.

Wireless local area network (WLAN) technology is rapidly evolving, especially during the pandemic, such as for smart home appliances, video streaming with 8K quality, and virtual reality devices. The antenna is one of the technological devices used to support WLAN. A microstrip is a type of antenna often used for WLAN technology. Microstrip antenna are widely used in telecommunications because they have a compact antenna dimension, are easy to fabricate, and are inexpensive. However, microstrip antenna have disadvantages, namely narrow bandwidth, gain limitations, and low power. One approach to widening the bandwidth parameter is using a leaky–wave antenna. This study designed a leaky wave microstrip antenna by combining multislot dan defected ground structure (DGS) to increase bandwidth and gain and still have a small size. The antenna design proposed during the simulation has an operating frequency from 5.854-6.545 GHz, a bandwidth of 691 MHz, and a gain at 6 GHz is 5.02 dBi. Meanwhile, measurement has an operating frequency from 5.845-6.529 GHz, a bandwidth of 684 MHz, and a gain of 5.06 dBi at 6 GHz. The addition of multislot and DGS during simulation increases the bandwidth by 411 MHz, and a gain of 0.66 dBi and the measurement results showed an increased bandwidth by 411 MHz or 150,54% and a gain of 0.53 dBi or 11,7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>