Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Benny Irawan
Abstrak :
Dalam proses bimbingan dan pembinaan terhadap terpidana, bergantung kepada hubungan interaktif antara pembina dengan yang dibina serta bagaimana pelaksanaan program kegiatan yang sesuai dengan bakat dan kebutuhan masing-masing terpidana sebagai bekal reintegrasi sosial. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme penerimaan hukuman dan pembinaan terpidana, dalam penelitian ini penulis menyampaikan suatu deskripsi bagaimana sikap para terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Serang dalam menerima hukuman dan pembinaan. Sikap mereka dapat ditunjukkan oteh sikap positif dan negatif terhadap hukuman dan pembinaan yang dijalani. Untuk lebih menjelaskan terhadap permasalahan yang ada maka digunakan analogi dari teori Anomie dan Struktur Sosial dari Robert Merton. Merton berpendapat bahwa dalam setiap masyarakat terdapat tujuan tujuan tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya, untuk mencapai tujuan tersebut terdapat sarana-sarana yang dapat dipergunakan. Namun dalam kenyataannya tidak setiap orang dapat menggunakan sarana tersebut, akibatnya digunakan cara yang menyimpang dari norma yang berlaku. Keadaan anomie ini, memberikan pilihan untuk dapat menyesuaikan diri (adaptasi) untuk tunduk pada kenyataan atau menolak. Thesis yang terdiri dari 5 (lima) Bab dan 141 halaman ini menganalogikan teori Anomie dan Struktur sosial dari Merton kepada 2 orang terpidana dan 2 orang bekas terpidana. Terpidana yang dijadikan kasus penelitian adalah terpidana penjara di Lembaga Pemasyarakatan Serang, dan bekas terpidana yang diteliti adalah bekas terpidana dari Lembaga Pemasyarakatan Serang Provinsi Banten.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabita Tifa Tedjajadi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Neta.M
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah kepadatan penduduk dan derasnya urbanisasi terutama yang disebabkan oleh migrasi, merupakan masalah utama yang menjadi perkotaan didaerah perkotaan, karena akibat yang ditimbulkannya seperti pemukimam kumuh, pengangguran, kemiskinan dan perilaku menyimpang, serta kejahatan dan kerawanan sosial lainnya masih banyak di jumpai didaerah perkotaan.

Fenomena tersebut menjadi pokok masalah dalam penelitian ini karena (1) dapat menimbulkan gejala anomie pada masyarakat migran di perkotaan dan masalah adaptasi penduduk desa di kota (2) masalah persediaan pemukimam dan lapangan pekerjaan di daerah perkotaan (3) adanya perilaku menyimpang sebagai akibat dari gejala anomie para migran di perkotaan.

Tujuan Penelitian ini untuk (1) mengetahui faktor yang mempengaruhi timbulnya anomie pada masyarakat migran di pemukiman kumuh daerah perkotaan (2) mengetahui gejala anomie terhadap perilaku menyimpang pada masyarakat migran di pemukiman kumuh daerah perkotaan.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kaliawi Kotamadya Bandar Lampung, pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif dengan maksud untuk lebih memperjelas hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan migrasi adalah (1) tujuan ekonomi, yaitu upaya untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik (2) tujuan sosial, dorongan untuk bersama dengan sanak saudara yang telah dulu bermukim (3) tujuan pendekatan terhadap fasilitas, alih profesi, iptek, dan lapangan kerja. (4) adanya asumsi bahwa kota-kota besar lebih menarik untuk dijadikan termpat tinggal daripada desa atau kota kecil. Sedangkan cara yang telah di persiapkan untuk mencapai tujuan ke pindahannya ke kota adalah (1) mencari kerja, baik di sektor formal maupun swasta (2) persiapan modal dan bekal ekonomi seadanya (3) meningkatkan pendidikan, pelatihan, penataran dan kursus-kursus singkat (4) pengembangan potensi diri, semangat, inisiatif, kejujuran dan disiplin kerja yang tinggi (5) kemampuan bersaing, keuletan kerja, keberanian dan kesanggupan kerja keras dalam memperjuangkan kehidupan di perkotaan.

Kenyataannya kehidupan yang dialami kaum migran di perkotaan adalah gaya hidup di perkotaan ternyata penuh dengan persaingan, lapangan kerja terbatas, kesempatan untuk memperoleh pekerjaan ternyata tidak sama banyak di pengaruhi oleh faktor kualitas keterampilan, tingkat pendidikan, semangat kerja, uang dan faktor peluang pihak pemilik lapangan kerja. Serta fasilitas yang tersedia di perkotaan yang semula diharapkan dapat membantu dan dinikmati tidak di peroleh. Usaha untuk meningkatkan keterampilan melalui fasilitas-fasilitas tersebut ternyata memerlukan biaya dan cukup mahal. Kondisi ini akhirnya menjauhkan mereka dari lapangan pekerjaan, dalam keadaan situasi tanpa uang dan penghasilan yang kurang memadai bagi kaum migran di kota, maka mereka terpaksa bermukim seadanya dan di daerah kumuh.

Disimpulkan, bahwa pada umumnya kaum migran tidak sanggup bahkan gagal dalam mencapai kemajuan, kesejahteraan dan kepuasan yang diharapkan di daerah perkotaan akhirnya kaum migran menjadi kecewa dan frustasi, dalam keadaan anomie (kehilangan norma) menimbulkan dorongan bagi kaum migran untuk mengubah, mengadopsi cara-cara baru yang dianggap dapat mencapai keberhasilan (tujuan) kendatipun harus melanggar norma sosial dan norma hukum yang hidup dalam masyarakat pada umumnya.

1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Garbani
Abstrak :
Fokus penelitian ini adalah penyelidikan mengenai kecenderungan perusahaan untuk melakukan perilaku antikompetitif yang diakibatkan oleh pelanggaran kekayaan intelektual mereka. Teori institutional anomie digunakan sebagai kerangka teoritis untuk memahami dinamika perilaku menyimpang bagi beberapa perusahaan di berbagai negara. Pendekatan multilevel dengan hierarchicial linear modeling digunakan dalam penelitian ini untuk mendorong dan menyempurnakan premis dasar dari teori institutional anomie. Dalam konteks ini, penelitian ini mengedepankan efek utama strata perusahaan dari teori tersebut terhadap perilaku antikompetitif perusahaan dan juga efek moderasi teori tersebut terhadap tingkat kecenderungan perusahaan dalam melakukan perilaku antikompetitif yang diakibatkan oleh pelanggaran kekayaan intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku antikompetitif muncul ketika perusahaan mengalami pelanggaran terhadap hak kekayaan intelektual mereka. Beberapa prediktor dari teori institutional anomie mendukung sudut pandang ini, sementara prediktor lain termasuk efek utama memberikan wawasan kontras.
Central to this research is to investigate the extent of a firm in engaging anticompetitive behavior due to violations of their intellectual property. Institutional anomie theory is used to provide the theoretical framework on understanding the dynamics of the deviant behavior for firms in several nations. Multilevel approach with the use of hierarchical linear modeling is used in this research to advance and refine the fundamental premises of the institutional anomie theory. Within this context, this research puts forward the firm level main effect of the theory on anticompetitive behavior for firms as well as the moderation effects of the theory towards the extent for firms in engaging anticompetitive behavior due to violations of intellectual property. Results show that anticompetitive behavior inclination arises when firms are experiencing violations to their intellectual property rights. Some national cultures and social institutions moderation predictors of the institutional anomie theory supported this point of view, while others including the main effects provide intriguing insights.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wirasti Utami
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex, Law
Abstrak :
In Key Concepts in Classical Social Theory individual entries introduce, explain and contextualize the key topics within classical social theory. Definitions, summaries and key words are developed throughout with careful cross-referencing, allowing students to move effortlessly between core ideas and themes. Each entry provides:• Clear definitions• Lucid accounts of key issues• Up-to-date suggestions for further reading• Informative cross-referencing Relevant, focused and accessible, this book will provide students with an indispensible guide to the central concepts of classical social theory.
London: Sage Publications, 2012
e20502428
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Annaisabiru Ermadi
Abstrak :
Tugas karya akhir ini membahas tentang perpindahan lintas batas limbah B3 ilegal yang terjadi dari negara maju ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Dalam penelitian penulis menggunakan studi pustaka sebagai metode penelitian dan teori anomi global untuk menjelaskan fenomena ini dengan kerangka analisis eco-global criminology. Indonesia adalah salah satu negara tujuan tempat perpindahan lintas batas limbah B3 secara ilegal dari negara maju. Meskipun Indonesia telah meratifikasi Konvensi Basel pada tahun 1989, yaitu konvensi yang menentang perpindahan lintas batas limbah B3 antara negara maju dengan negara berkembang, pada praktiknya perpindahan lintas batas limbah B3 ilegal ini masih berlangsung. Kecenderungan yang terjadi adalah negara penerima biasanya merupakan negara yang memiliki nilai tawar yang lebih rendah dibidang ekonomi, hukum, politik dan budaya dibanding negara maju. Negara tersebut memiliki regulasi lemah dan pengetahuan yang kurang memadai perihal barang yang masuk di negaranya. Sehingga mereka tidak mengetahui cara memproses limbah B3 yang aman. Disisi lain, limbah B3 diketahui merupakan limbah yang sangat berbahaya dan berpotensi merusak lingkungan secara global. Penelitian ini juga menunjukan bahwa perpindahan lintas batas limbah B3 merupakan transnational environmental crime yang dilakukan oleh transnational organized crime. ......This research focus on illegal transboundary movement of hazardous wastes from developed countries to developing countries where Indonesia is included. The author uses literature studies as the research method and Global Anomie Theory to explain this phenomenon with Eco global Criminology as the analytical framework. Indonesia is one of the destination countries where hazardous wastes from developed countries is illegally transferred of. Although Indonesia has ratified the Basel Convention in 1989, the convention against trade of hazardous wastes between developed to developing countries, the illegal transboundary movement of hazardous waste is still going. In fact, most of the recipient countries have lower bargaining power in economic, legal, political, and culture than developed countries. Those countries have weak regulation and inadequate knowledge about goods that enter the countries. As the result, they do not know how to manage hazardous waste in safely. In the other hand, the hazardous waste is known as a dangerous waste that potentially damage the global environment. This research also shows that illegal transboundary movement of hazardous wastes from developed countries to developing countries is transnational environmental crime conducted by transnational organized crime.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraheni Ardiyani
Abstrak :
Tulisan ini bertujuan untuk membahas pola demografi yang dimiliki anak pelaku kenakalan sebagai kurir narkotika dalam perspektif perlindungan anak dan hubungannya dengan teori struktur sosial dan anomie. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan studi kasus 13 kasus Putusan Pengadilan Negeri tahun 2017-2023. Penulis menemukan bahwa pola demografi, termasuk jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi anak berperan menjadi penyebab keterlibatan anak menjadi kurir narkotika. Hasil menunjukkan bahwa anak pelaku kenakalan sebagai kurir merupakan korban karena adanya kerentanan dan keterbatasan akses terhadap sarana yang sah, sehingga mendorong anak terlibat dalam kegiatan ilegal sebagai cara inovatif untuk mencapai tujuan mereka. Kesimpulan penulisan ini memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara pola demografi anak dalam konteks perlindungan anak dengan menggunakan teori struktur sosial dan anomie. ......This writing aims to discuss the demographic patterns exhibited by juvenile delinquent acting as drug couriers from the perspective of child protection and its relation to the theory of social structure and anomie. The writing employs a qualitative-descriptive methodology with a case study of 13 verdict cases from the District Court spanning the years 2017-2023. The author found that demographic patterns, including gender, age, education level, and the economic condition of the children, play a significant role in causing their involvement as drug couriers. The results indicate that juvenile delinquents acting as couriers can be seen as victims due to their vulnerability and limited access to legitimate means, compelling them to engage in illegal activities as an innovative way to achieve their goals. The conclusion of this writing highlights a close relationship between the demographic patterns of children in the context of child protection, analyzed through the lens of the theory of social structure and anomie
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kumar, Nilotpal
Abstrak :
Farmers suicides have largely been framed through official suicide statistics, and they have been explained in terms of agrarian production-related crisis across geographies. Based on ethnographic work in Anantapur district of Andhra Pradesh, this book offers a qualified challenge to such explanations. First part of the book describes local transformations that are taking place in interconnected domains of production, consumption, and social relationships. The attempted transition from a century-long involvement in rain-fed groundnut cultivation to groundwater-irrigated horticulture, which is being actively promoted by a pro-market state, has aggravated production-related risks in this fragile ecological zone. The book then explains how production risks contribute to causing anomic frictions amongst local small and middle farmers who aspire to adopt refined lifestyles and consumption practices. Emergent ideas of individualism, competitiveness, and status inequality are stressing familial roles and bonds. A key argument advanced here is that these local processes, their subjective experiences, and the manner in which they are acted upon, are all mediated by the local ideology of masculinity. Against the background of new social and economic processes, the second part of the book suggests that officially certified cases of farmers suicides are not always marked by farm-related economic factors in an objective and uniform manner. In other words, the entire process of production of official statistics of suicide is socially organized. The book concludes by suggesting that farm-related suicides relate to the wider field of rural suicides through new ideas and practices around individual and family honour, status inequality, and dignity.
Oxford: Oxford University Press, 2017
e20470525
eBooks  Universitas Indonesia Library