Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: John Wiley & Sons, 1980
615.3 ANI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Sampora
"Teknik Enhanced Oil Recovery EOR menggunakan injeksi kimia dengan surfaktan anionik berperan dalam meningkatkan perolehan residu minyak, khususnya di daerah reservoar yang memiliki karakteristik tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk surfaktan anionik dari asam oleat dan polietilen glikol 400, sesuai dengan karakteristik yang diperlukan pada teknik EOR. Surfaktan anionik dihasilkan melalui esterifikasi asam oleat dan polietilen glikol 400 pada berbagai suhu 120 C; 140 C; dan 150 C . Setelah esterifikasi, proses dilanjutkan dengan reaksi sulfonasi pada perbandingan mol 1 : 1; 1 : 1,05; dan 1 : 1,5 dan waktu pencampuran 2 jam; 4 jam; dan 6 jam . Karakterisasi kimia dan fisik dilakukan dengan metode titrasi dan melalui pengukuran : Fourier Transform Infra Red FTIR ; Nuclear Magnetic Resonance NMR ; Particle Size Analyzer PSA ; dan Spinning Drop Interfacial Tensiometer TX 500.
Hasil optimum esterifikasi Polietilen glikol dioleat PDO adalah pada suhu 150 C dan waktu 6 jam, dengan hasil bilangan asam, ester, penyabunan, dan iod, masing-masing 61,78 mgKOH/g sampel; 56,28 mg HCl/g sampel; 105,73 mgKOH/g sampel; dan 63,21 gr I2/100 g sampel. Sedangkan optimasi sulfonasi PDOS diperoleh dari perbandingan mol 1:1 dan waktu pencampuran 4 jam, dengan hasil analisa bilangan asam, ester, penyabunan, iod masing-masing sebesar 23,95 mgKOH/g sampel; 144,42 mgHCl/g sampel; 89,19 mgHCl/g sampel; dan 33,80 g I2/100 g sampel. Spektrum FTIR dan hasil analisa H-NMR menunjukkan bahwa senyawa ester dan sulfonasi telah terbentuk. Karakterisasi partikel PDOS menghasilkan ukuran partikel 4,723 ?m, potensial zeta -78,8 mV, dan tegangan antar muka IFT sebesar 0,0031 mN/m.

Enhanced Oil Recovery EOR technique through chemical injection using an anionic surfactant improves the recovery of oil residues, particularly in a reservoir area that has certain characteristics. The present study aimed to develop an aninoic surfactant producted by oleic acid and polyethylene glycol 400, which corresponds to the characteristics required in the EOR technique. The anionic surfactant was synthesized by esterification of oleic acid and polyethylene glycol 400 at various temperatures 120 C 140 C and 150 C . After esterification, the process was then continued by sulfonation at various mole ratios 1 0,5 1 1 and 1 1,5 and mixing times 2 hours 4 hours and 6 hours . Chemical and physical characterization were performed by titration method and a number of measurements Fourier Transform Infra Red FTIR Nuclear Magnetic Resonance NMR Particle Size Analyzer PSA and Interfacial Tensiometer TX 500.
The optimum results of the esterification of Polyethylene glycol dioleate PDO were achieved at the temperature of 150 C and time of 6 hours, with acid number, ester, saponification, and iod yields 61,78mgKOH g sample 56,28 mgHCl g sample 105,73 mgKOH g sample 63,21 g I2 100 g sample respectively. While sulfonation optimization PDOS was obtained at 1 1 mole ratio and 4 hours mixing time, with the results of acid number, ester, saponification, and iod yields 23,95 mgKOH g sample 144,42 mgHCl g sample and 89,19 mgKOH g sample and 33,80 gr I2 100 g sample respectively. FTIR spectra and H NMR analysis showed that ester and sulfonation compounds were formed. Characterization of PDOS particles showed that the particle size was 4,723 m, zeta potential was 78,8 mV, and interfacial tension IFT was 0,0031 mN m.Key words EOR, polymer injection, anionic surfactant, oleic acid, polyethylene glycol 400, esterification, sulfonation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Luthfi Mahar
"Polyanilin (PANi) adalah salah satu jenis polimer konduktif yang masih mendapat perhatian besar dan menjadi subjek investigasi intensif sampai saat ini. Dalam studi ini, PANi disintesis melalui metode reaksi polimerisasi oksidatif kimia. Sampel untuk penyelidikan dipersiapkan melalui penggunaan surfaktan dengan tiga variasi yaitu, larutan reaksi tanpa menggunakan surfaktan, dengan menggunakan surfaktan sodium octylsulfate atau SOS (NaC8H17SO4) dan sodium dodecylsulfate atau SDS (NaC12H25SO4) masing-masing dengan konsentrasi 1%. Selama proses polimerisasi, data pH, viskositas, densitas, dan suhu larutan diukur secara berkala. Hasil dari reaksi adalah serbuk PANi basa emeraldin atau PANi-EB yang kemudian didoping dengan HClO4 untuk memperoleh sifat konduktivitas listrik. Semua PANi yang disintesis dievaluasi oleh FTIR, TGA, DSC, PSA dan FPP. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perpanjangan rantai karbon surfaktan tidak berkontribusi banyak terhadap peningkatan nilai konduktivitas listrik. Perpanjangan rantai karbon surfaktan hanya memengaruhi distribusi ukuran partikel. PANi konduktif dengan penambahan 1% SDS memiliki distribusi ukuran partikel dengan ukuran partikel rata-rata ~ 191 nm dan PANi konduktifif dengan penambahan 1% SOS memiliki ukuran partikel rata-rata 291 nm. Kedua nilai ini jauh lebih halus dibandingkan dengan nilai ukuran rata-rata partikel PANi bebas surfaktan (~ 723 nm). Konduktivitas listrik PANi / SOS 1% dan PANi / SDS 1% setelah didoping dengan HClO4 masing-masing adalah 1,16 S/cm dan 1,12 S/cm.

Polyaniline (PANi) is one type of conductive polymers which still receive large attentions and being a subject of intensive investigation up to date. In this study, PANi was synthesized by a chemical oxidative polymerization reaction method. Samples for under investigation were prepared through three fixed variations during polymerization reactions respectively, using no surfactants, with surfactants of sodium octylsulfate SOS (NaC8H17SO4) and sodium dodecylsulfate SDS (NaC12H25SO4) of 1% concentration. During the polymerization process data of pH, viscosity, density and temperature of solutions were collected periodically. The result of the reaction is an emeraldine base PANi or PANi-EB, which was then doped with HClO4 for obtaining the electrical conductivity property. All synthesized PANi were evaluated by FTIR, TGA, DSC, PSA and FPP. The research work of current study concluded that the extension of carbon chain of the surfactant did not contribute much the increase in conductivity values. The extension of the surfactant carbon chain only affected the particle size distribution. Conductictive PANi with the addition of 1% SDS has a particle size distribution with a mean particle size ~ 191 nm and that of 1 % SOS has a mean particle size ~ 291 nm, which are much finer than that of 291 nm of PANi free of surfactant (~ 723 nm). The electrical conductivity of PANi / SOS 1% and PANi / SDS 1% after doped with HClO4 were respectively 1.16 S/cm and 1.12 S/cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhityo Nugroho Edisworo
"Studi prihal pengaruh surfaktan anionik terhadap interaksi permukaan minyak dan air dilakukan dengan cara membandingkan volume segmen-segmen dua buah tetesan yang terbuat dari dua bahan yang berbeda yaitu larutan sodium dodesil sulfat 0.01 molar dan air suling. Penelitian ini dilakukan didalam tabung yang terbuat dari plexiglass yang dirancang oleh penulis bersama tim. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yang pertama adalah perancangan tabung percobaan dan fabrikasi tabung percobaan. Tahap kedua adalah pemilihan bahan kimia yang cocok dan di tahap kedua ini percobaan surfaktan anionik dilakukan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, minyak paraffin, dan sodium dodesil sulfat. Tabung yang digunakan dalam percobaan ini terbuatdari plexiglass dan memiliki penampang tampak atas berbentuk bujur sangkar untuk meminimalisasi distorsi foto kedua jenis tetesan.
Penelitian ini menemukan bahwa sodium dodesil sulfat dengan konsentrasi 0.01 molar mampu menurunkan tegangan permikaan tetesan air suling sehingga menghasilkan bentuk tetesan yang ellipsoid. Lebih lagi, sifat amfifilik yang dimiliki oleh sodium dodesil sulfat diperkuat kecendrungan lipofiliknya untuk menempel pada minyak paraffin karena bertambahnya luas penampang tetesan yang semula berbentuk bola menjadi ellipsoid akibat berkurangnya tegangan permukaan tetesan. Rasio volume segmen-segmen kedua tetesan menunjukkan bahwa sodium dodesil sulfat memiliki kecendrungan untuk sedikit lebih lipofilik daripada hidrofilik.

The study of the influence of anionic surface active agent (surfactant) on the interactions between oil and water interfaces was done by comparing the volumes of droplet which were divided into segments in a controlled environment using a column designed by the team. The experiment involves two phases; the first were column design and fabrication while the next were the selection of suitable chemicals and the commencement of the anionic surface active agent experiment. The substances used in this experiment were deionised water, paraffin oil, and sodium dodecyl sulphate 0.01 molar solution. The column was made of plexiglass with rectangular cross-section to minimise optical distortion of the droplet image.
It was found that sodium dodecyl sulphate solution reduces the surface tension of deionised water of droplet resulting in an ellipsoid shaped droplet. In addition to the amphiphilic nature of sodium dodecyl sulphate; the ellipsoid shape of sodium dodecyl sulphate droplet caused by the reduced surface tension has greater surface area compared to the spherical deionised water droplet which further increased its affinity toward paraffin oil. The volumetric ratio of the droplet segments suggest that sodium dodecyl sulphate has a slight tendency to be more lipophilic that hydrophilic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library