Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Victoria Henniwuriyama
Abstrak :
Stainless steel 316L dikenal sebagai salah satu material yang paling resistan terhadap korosi pada berbagai macam lingkungan. Ketahanan korosi ini disebabkan oleh lapisan tipis kromium yang terbentuk dan melapisi permukaan material secara spontan. Pada penelitian ini, stainless steel 316L mengalami perlakuan panas anil pada suhu 1000°C dengan empat variasi durasi waktu yaitu 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam, serta media pendinginan cepat yang digunakan yaitu air. Dari pola difraksi sinar-X diketahui bahwa ukuran kristal fasa austenitik mengalami perubahan yang tidak stabil karena material berada pada proses rekristalisasi dimana ukuran kristal tidak stabil sebelum kemudian berada pada fase grain-growth dimana ukuran kristal akan membesar. Pengamatan korosi dilakukan menggunakan metode voltametri linear (LSV) pada larutan 5 x M dengan pH = 2. Data yang sudah didapatkan akhirnya diolah menggunakan rumus laju korosi dan didapatkan hasil nilai laju korosi yang berubah-ubah sehingga tidak teramati pola peningkatan atau penurunan, namun nilai laju korosi paling kecil didapatkan pada sampel yang dianil pada durasi waktu terlama yaitu 2 jam. ......Stainless Steel 316L is recognized as one of the most corrosion-resistant materials in a wide variety of environments. This corrosion resistance is caused by a thin layer of chromium that forms and coats the surface of the material spontaneously. In this study, 316L stainless steel underwent annealing heat treatment at 1000 ° C with four variations of time duration, namely 0.5 hours, 1 hour, 1.5 hours, and 2 hours, and the fast cooling medium used was water. From the X-ray diffraction pattern, it is known that the crystallite size of the austenitic phase experiences an unstable change because the material is in the recrystallization process where the crystal size is unstable before then going into the grain-growth phase where the crystal size will increase. Corrosion observations were carried out using the linear voltammetry (LSV) method in a solution of 5 x M with pH = 2.The data that has been obtained is finally processed using the corrosion rate formula and the results of the corrosion rate change change so that no pattern of increase or decrease is observed, but the smallest corrosion rate value is obtained in the samples annealed for the longest time duration of 2 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Henniwuriyama
Abstrak :
Stainless steel 316L dikenal sebagai salah satu material yang paling resistan terhadap korosi pada berbagai macam lingkungan. Ketahanan korosi ini disebabkan oleh lapisan tipis kromium yang terbentuk dan melapisi permukaan material secara spontan. Pada penelitian ini, stainless steel 316L mengalami perlakuan panas anil pada suhu 1000°C dengan empat variasi durasi waktu yaitu 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam, serta media pendinginan cepat yang digunakan yaitu air. Dari pola difraksi sinar-X diketahui bahwa ukuran kristal fasa austenitik mengalami perubahan yang tidak stabil karena material berada pada proses rekristalisasi dimana ukuran kristal tidak stabil sebelum kemudian berada pada fase grain-growth dimana ukuran kristal akan membesar. Pengamatan korosi dilakukan menggunakan metode voltametri linear (LSV) pada larutan 5 x M dengan pH = 2. Data yang sudah didapatkan akhirnya diolah menggunakan rumus laju korosi dan didapatkan hasil nilai laju korosi yang berubah-ubah sehingga tidak teramati pola peningkatan atau penurunan, namun nilai laju korosi paling kecil didapatkan pada sampel yang dianil pada durasi waktu terlama yaitu 2 jam. ......Stainless Steel 316L is recognized as one of the most corrosion-resistant materials in a wide variety of environments. This corrosion resistance is caused by a thin layer of chromium that forms and coats the surface of the material spontaneously. In this study, 316L stainless steel underwent annealing heat treatment at 1000 ° C with four variations of time duration, namely 0.5 hours, 1 hour, 1.5 hours, and 2 hours, and the fast cooling medium used was water. From the X-ray diffraction pattern, it is known that the crystallite size of the austenitic phase experiences an unstable change because the material is in the recrystallization process where the crystal size is unstable before then going into the grain-growth phase where the crystal size will increase. Corrosion observations were carried out using the linear voltammetry (LSV) method in a solution of 5 x M with pH = 2.The data that has been obtained is finally processed using the corrosion rate formula and the results of the corrosion rate change change so that no pattern of increase or decrease is observed, but the smallest corrosion rate value is obtained in the samples annealed for the longest time duration of 2 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Basrih
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan fasa spheroidite pada baja karbon sedang lewat proses anil. Kemudian kandungan (prosentasi) spheroidite dihitung serta dilakukan karakterisasi sifat kekerasan (hardness). Diperoleh bahwa semakin besar kandungan (prosentasi) spheroidite, sifat kekerasan semakin berkurang (makin lunak). Sifat kekerasan spheroidite yang diperoleh berada pada daerah 75 HRB dengan kandungan (prosentasi) spheroidite 6.74 %. Niiai kekerasan tersebut jauh lebih kecii dari kekerasan fasa martensit. Karena itu, pengaruh kandungan (prosentasi) spheroidite sangat besar terhadap sifat kemudahan pengerjaan (workability) baja karbon sedang untuk aplikasi industri pembuatan mur dan baut otomotif, serta memungkinkan pemilihan kandungan spheroidite untuk tujuan pabrikasi/pembentukan (forming) tertentu. Artinya tidak semua bahan baku produk industri harus memiliki kandungan spheroidite 100 %. Dengan pengetahuan ini tentunya akan meminimalisi biaya produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Hasian
2007
T39857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Basrih
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan fasa spheroidite pada baja karbon sedang lewat proses anil. Kemudian kandungan (prosentasi) spheroidite dihitung serta dilakukan karakterisasi sifat kekerasan (hardness). Diperoleh bahwa semakin besar kandungan (prosentasi) spheroidite, sifat kekerasan semakin berkurang (makin lunak). Sifat kekerasan spheroidite yang diperoleh berada pada daerah 75 HRB dengan kandungan (prosentasi) spheroidite 6.74 %. Niiai kekerasan tersebut jauh lebih kecii dari kekerasan fasa martensit. Karena itu, pengaruh kandungan (prosentasi) spheroidite sangat besar terhadap sifat kemudahan pengerjaan (workability) baja karbon sedang untuk aplikasi industri pembuatan mur dan baut otomotif, serta memungkinkan pemilihan kandungan spheroidite untuk tujuan pabrikasi/pembentukan (forming) tertentu. Artinya tidak semua bahan baku produk industri harus memiliki kandungan spheroidite 100 %. Dengan pengetahuan ini tentunya akan meminimalisi biaya produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Universitas Indonesia, 2006
T20615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Isabella
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pengaruh proses ani1 hasil dari canai dingin pada baja tahan karat AISI 316L menggunakan Bright Annealing Line yang bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi karena proses canai dingin dengan variasi persen reduksi 50% dan 75% . Struktur mikro dari hasil canai dingin reduksi 50% dan 75% terjadi deformasi butir dari bentuk persegi menjadi memanjang dan tampak butir yang terbagi menjadi beberapa butir. Selain itu, mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi pada proses ani1 dari hasil canai dingin setiap variasi reduksi dengan variasi temperatur 950, 1050, 1150°C yang ditandai dengan pertumbuhan butir baru dan bentuk butir menjadi bentuk persegi serta hasil optimal baik secara struktur mikro, nilai kekerasan dan uilai kuat tarik terjadi pada proses ani1 dengan waktu 27 detik dan temperatur 1150°C dari hasil 75% reduksi canai dingin dengan pencapaian nilai kekerasan 153.6 Hv, kuat tarik sebesar 646.95 MPa, kuat luluh sebesar 327.27 MPa dan elongasi 56%. ......This thesis discusses the influence of the annealing process on the outcomes of cold rolled stainless steel AISI 316L using Bright Annealing Line that aims to identify changes in microstructure that occur due to process variations percent cold rolled with a reduction of 50% and 75%. Microstructure of cold rolled result of reduction of 50% and 75% deformation point of a equiaxed shape becomes elongated and looks grain split into several grains. In addition, knowing the changes in microstructure that occur in the annealing process from the cold rolled every variation reduction with temperature variation of 950, 1050, 1150°C characterized by the growth of new grains and grain shape into a equiaxed shape and optimum results both in the microstructure, hardness and tensile strength values occur in the annealing process with a time of 27 seconds and a temperature of 1150°C from the 75% reduction cold rolled with hardness 153.6 Hv, tensile strength of 646.95 MPa, yield strength of 327.27 MPa and elongation 56%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardomuan, Ranto
Abstrak :
Lembaran lagam kuningan seri ASM C26000 merupakan suatu material kuningan yang unsur paduan utamanya adalah tembaga (Cu) sebesar 70% dan seng ( Zn ) 3O%. Karena sifat mampu yang baik, sehingga logam kuningan ini banyak digunakan dalam aplikasi pembuatan produk logam seperti tanks. lamp spring. kawat dan lain-lain, untuk mengetahui sifat mampu bentuk logam kuningan ini terutama dalam proses canai, maka dalam penelitian ini dilakukan dua jenis proses canai yaitu proses canai panas dan canai dingin. Untuk proses canal panas temperatur proses yang digunakan adalah 700'C dan 800'C dengan reduksi ketebalan akhir 3 mm , yang kemudian dilanjutkan dengan proses canal dingin hingga ketebalan akhir 1.48 mm dan 1.02 mm. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur canal panas 700'C 800'C terhadap sifat mekanis lembaran kuningan seri ASM C26000 setelah mengalami proses canai dingin untuk mengetahui pengaruh reduksi ketebalan lembaran logam terhadap peningkatan nilai kekuatan tarik, kekerasan, dan terhadap penurunan regangan. Adanya peningkatan reduksi ketebalan akhir, maka kekuatan tarik, dan kekerasan akan meningkat sementara regangan akan turun hal ini dipengaruhi oleh adanya efek pengerasan regang yang semakin besar dan perubahan ukuran butir yang semakin halus akibat proses canai dingin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iceu Rufiana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Agustianingrum
Abstrak :
ABSTRAK
Paduan aluminum telah dikenal sebagai material utama untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan kombinasi antara kekuatan dan massa jenis yang rendah. Paduan aluminium yang sering diaplikasikan yaitu paduan seri 7xxx. Kebanyakan paduan ini digunakan untuk aplikasi pesawat terbang yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan keuletan. Dalam industri penerbangan, paduan Al-Zn-Mg mengalami proses pembentukan untuk menghasilkan produk struktural. Salah satu masalah yang sering muncul dari produk hasil pembentukan adalah peripheral coarse grain PCG dan hot tearing yang dapat mengurangi sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan. Penambahan paduan mikro dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Penambahan kromium Cr pada paduan Al-Zn-Mg dapat menekan pertumbuhan butir dan mengontrol ukuran butir dengan mencegah rekristalisasi lanjutan. Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui pengaruh deformasi melalui proses canai dingin pada paduan Al-4.5Zn-1.5Mg-0.9Cr berat dan untuk mengetahui pengaruh kromium terhadap struktur mikro dan sifat mekanik selama rekristalisasi melalui proses anil.Dalam studi ini, paduan dihasilkan melalui squeeze casting. Kemudian, paduan dilakukan homogenisasi selama 4 jam dengan temperatur 400 C. Paduan kemudian dicanai dingin dengan persen deformasi 5, 10 dan 20 . Proses anil dilakukan pada sampel deformasi 20 dengan variasi temperatur 300, 400 dan 500 C selama 2 jam. Karakterisasi yang dilakukan terdiri dari analisis struktur mikro oleh mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope SEM - Energy Dispersive Spectroscopy EDS dan pengujian sifat mekanik dengan uji keras Microvickers. Hasilnya, terjadi pemipihan struktur diikuti dengan peningkatan reduksi ketebalan 5, 10 dan 20 dengan nilai rasio butir terdeformasi berturut-turut yaitu, 1.6, 2.84 dan 2.99. Struktur yang semakin pipih ini efektif untuk meningkatkan kekerasan. Selain itu, proses anil hasil canai dingin 20 pada temperatur 300 C dan 400 C belum menunjukkan adanya proses rekristalisasi. Proses rekristalisasi baru terjadi pada proses anil dengan temperatur 500 C. Sementara, pada paduan tanpa Cr, rekristalisasi baru terjadi pada temperatur 400 C. Hal ini dikarenakan adanya dispersoid Cr dalam bentuk Al, Zn 7Cr dengan ukuran kurang dari 1 m menghambat pergerakan dislokasi dan proses rekristalisasi. Hal ini ditandai dengan pembentukan butir baru berawal dari intermetalik Al, Zn 7Cr dengan ukuran lebih dari 1 m yang telah terdeformasi melalui mekanisme particle stimulated nucleation PSN .
ABSTRACT Aluminum alloys have been known as the main material for various application which requires the combination of strength and low density. One of the alloys that widely used is 7xxx series aluminum alloy. Most of the alloys are commonly used in aircraft industries for their high strength and ductility. In aircraft industries, Al Zn Mg alloys undergo many kinds of forming processes to create structural product. Problems that are usually found in the forming process include peripheral coarse grain PCG and hot tearing which decrease mechanical properties and corrosion resistance of the alloys. Microalloying element can be used to overcome these problems. The addition of chromium Cr in Al Zn Mg alloys can supress the grain growth and control the grain size by preventing excess recrystallization. The aim of this study is to understand the effect of deformation by cold rolling and Cr addition on the microstructure and mechanical properties of Al 4.5Zn 1.5Mg 0.9Cr wt. during recrystallization by annealing process.The Al 4Zn 1.5Mg 1Cr wt. alloy was fabricated by squeeze casting process and was subsequently homogenized at 400 oC for 4 hours. The samples were cold rolled for 5, 10 and 20 . The 20 deformed samples were then annealed at 300, 400 and 500 oC for 2 hours. The material characterization consisted of microstructure analysis by optical microscope and Scanning Electron Microscope SEM Energy Dispersive Spectroscopy EDS and also mechanical testing by Microvickers hardness test. The results showed that the deformed grain ratio was found to be 1.6, 2.84 dan 2.99 in the 5, 10 and 20 deformed samples, rexspectively. The elongated dendrites were effective to increase the hardness of the alloy. No recrystallization was detected during annealing at 300 oC and 400 oC. Recrystallization was observed in the annealing process at 500 oC. Whereas, for the samples without Cr addition, recrystallization occurred at 400 oC. It means the addition of Cr was found to increase the recrystallization temperature of the alloy. It occurred because Cr dispersoid in Al, Zn 7Cr with size less than 1 m impedes the dislocation motion. However, the presence of Al, Zn 7Cr intermetalics with size more than 1 m promote the formation of new grains around them by particle stimulated nucleation PSN mechanism.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
Abstrak :
Baja fasa ganda (Dual phase steel) merupakan bahan lembaran baja karbon rendah yang memiliki sifat mekanis yang baik, seperti mampu bentuk, kekuatan tarik dan kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan baja karbon rendah konvensional. Baja fasa gander diperoleh melalui proses perlakuan panas sederhana di daerah austenit yang dilanjutk:an dengan pendinginan cepat (quenching) dalam air sehingga didapat struktur akhir ferit dan martensit. Perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu anil interkritis dan pencelupan perantara. Temperatur pemanasan pada kedua proses divariasikan : 800 °C. 857 °C dan 900 °C dengan waktu tahan 10, 20 dan 70 menit. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa fraksi volume martensit hasil proses pencelupan perantara lebih besar dari pada hasil proses anil interkritis. Akibatnya kekerasan baja fasa ganda hasil pencelupan perantara lebih tinggi, tetapi kekuatan tarik dan luluhnya lebih rendah dari pada hasil anil interkritis. Sementara regangan baja fasa ganda hasil pencelupan perantara lebih besar dari pada hasil anil interkritis. Fenomena ini terjadi karena adanya perpaduan fasa lunak dan keras yang menyebabkan baja fasa ganda berperilaku seperti material komposit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>