Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susanti Priyandari
Abstrak :
Dalam pengobatan tradisional, daun sambiloto {Andrographis paniculate Nees) dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati penyakit disentrl atau diare dengan meminum air rebusan daunnya. Tujuan diiakukannya penelltian inl adalah untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan ekstrak air herba sambiloto, Andrografolid - sebagai senyawa kimia utama dalam herba sambiloto, dan asetilandrografolid - sebagai turunan andrografolid terhadap 3 (tiga) spesies bakteri penyebab diare, yaitu Eschericia coll, Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis. Penelitian ini dilakukan dengan hipotesis, bahwa dengan melakukan derivatisasi terhadap andrografolid, asetilandrografolid yang dihasilkan akan mempengaruhi pertumbuhan ketiga bakteri uji. Parameter yang diukur adalah diameter daerah hambat yang terbentuk di sekeliling cakram kertas sebagai hasil pengaruh dari larutan uji. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol herba sambiloto memberikan efek antibakteri terhadap ketiga bakteri uji yang digunakan. Sedangkan ekstrak air herba sambiloto tidak menunjukkan aktivitas antibakteri. Derivatisasi andrografolid memberikan peningkatan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E.coli, S. aureus dan B. subtilis
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Eka Kartika Sari
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu tantangan terbesar dalam upaya pengobatan malaria adalah terjadinya penurunan efikasi pada penggunaan obat antimalaria, seperti kasus resistensi. Kejadian resistensi terhadap beberapa jenis obat mendorong penemuan obat antimalaria baru terus dilakukan. Beberapa studi yang telah dilakukan menyebutkan bahwa andrografolid (ANDRO) memiliki efek sebagai antimalaria. Dehidroksiandrografolid (DeOH-AND) adalah senyawa yang memiliki kemiripan struktur dengan ANDRO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek DeOH sebagai antiplasmodium dan mekanisme kerjanya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan teknik in vitro. Pada penelitian ini digunakan galur parasit Plasmodium falciparum 3D7 (chloroquine sensitive). Percobaan dilakukan untuk menjawab tiga tujuan penelitian; pertama bertujuan untuk mengetahui potensi DeOH-AND sebagai antiplasmodium dengan melakukan uji IC50, uji hambatan bergantung stadium parasit dan melihat morfologi sel parasit menggunakan mikroskop cahaya dan TEM (Transmission Electron Microscope). Kedua bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik DeOH-AND terhadap sel mamalia yang diujikan pada sel hati galur sel HepG2 dan sel darah merah. Ketiga, bertujuan untuk mempelajari pengaruh DeOH-AND terhadap status oksidatif parasit dilihat dari kadar ROS intraseluler parasit, rasio GSH/GSSG dan aktivitas enzim SOD. Hasil: DeOH-AND memiliki aktivitas antiplasmodium dengan nilai IC50 sebesar 4 μM sedangkan kontrol klorokuin yang digunakan memiliki nilai IC50 sebesar 0.06 μM (60x10-9 M). Kedua senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel parasit pada stadium ring, tropozoit dan skizon. Hasil pengamatan menggunakan mikroskop cahaya dan TEM mempelihatkan kerusakan pada sel parasit bila dibandingkan dengan kontrol. Senyawa DeOH-AND tidak toksik terhadap sel hati (HepG2) dengan nilai CC50 yakni 394.67 μM serta tidak toksik pada sel darah merah. Hasil percobaan bagian ketiga menunjukkan bahwa DeOH-AND tidak mempengaruhi kadar ROS, rasio GSH/GSSG serta aktivitas enzim SOD. Kesimpulan: Senyawa DeOH-AND memiliki potensi sebagai antiplasmodium dan tidak memiliki efek toksik terhadap sel mamalia baik hati (HepG2) dan sel darah merah. DeOH-AND tidak mempengaruhi status oksidatif parasit secara signifikan.
ABSTRACT
Background: One of the biggest challenges in malaria treatment is the occurrence of decreasing efficacy on antimalarial drugs like resistancy cases. Insidence of some drug resistance encourages the new antimalarial drugs continue to discover. Severeal studies mentioned that andrographolide (ANDRO) has an antimalarial effect. Dehidroksiandrographolide (DeOH) is a compound which has structural similarities with ANDRO. This study aims to determine the effect of DeOH as antiplasmodium and its mechanism. Methods: This is an experimental study using in vitro techniques. In this study were used Plasmodium falciparum 3D7 strains (chloroquine sensitive). The experiments has three aims; the first part was aimed to known about the potential of DeOH-AND as an antiplasmodium using IC50 assay technique, stage dependent antiplasmodium activity, and analyse the P. falciparum morphology using light microscope and TEM (Transmission Electron Miscroscope) technique. The second parts was aimed to investigate the cytotoxic effect of DeOH-AND on mamalian cell (hepar cell-HepG2 and red blood cell). And the third aims is to investigate the effect of DeOH-AND on parasite oxidative stress status with analyse the intracellular ROS (Reactive Oxygen Species) concentration, GSH/GSSG ratio and SOD (Superoxide Dismutase) enzyme activity. Results: DeOH-AND has antiplasmodium activity with IC50 value of 4 μM whereas chloroquine has IC50 values of 0.06 μM (60x10-9M). These compounds was found to inhibit the ring, tropozoit and skizon stage of the parasite. Treated P. falciparum 3D7 parasites show the crisis of their morphology cell which compared with untreated parasites (control). DeOHAND is not toxic to liver cells (HepG2) with CC50 values 394.67 and also not toxic to red blood cells which were seen from the results of hemolysis potential test. DeOH antiplasmodium effect were seen on all stage of the parasite (either ring, trophozoit and schizont) and caused parasite cell damage effect activity at all stages of the parasite (either ring, trophozoit and schizonts) and shown to cause damage. The third experiment showed that DeOH-AND did not affect the intracellular ROS (Reactive Oxygen Species) concentration, GSH/GSSG ratio and also SOD enzyme activity. Conclusions: DeOH compounds has antiplasmodium activity. These compound has no toxic effect on both of the liver cells (HepG2) and red blood cells. DeOH-AND did not affect parasit oxidative status with significantly, Background: One of the biggest challenges in malaria treatment is the occurrence of decreasing efficacy on antimalarial drugs like resistancy cases. Insidence of some drug resistance encourages the new antimalarial drugs continue to discover. Severeal studies mentioned that andrographolide (ANDRO) has an antimalarial effect. Dehidroksiandrographolide (DeOH) is a compound which has structural similarities with ANDRO. This study aims to determine the effect of DeOH as antiplasmodium and its mechanism. Methods: This is an experimental study using in vitro techniques. In this study were used Plasmodium falciparum 3D7 strains (chloroquine sensitive). The experiments has three aims; the first part was aimed to known about the potential of DeOH-AND as an antiplasmodium using IC50 assay technique, stage dependent antiplasmodium activity, and analyse the P. falciparum morphology using light microscope and TEM (Transmission Electron Miscroscope) technique. The second parts was aimed to investigate the cytotoxic effect of DeOH-AND on mamalian cell (hepar cell-HepG2 and red blood cell). And the third aims is to investigate the effect of DeOH-AND on parasite oxidative stress status with analyse the intracellular ROS (Reactive Oxygen Species) concentration, GSH/GSSG ratio and SOD (Superoxide Dismutase) enzyme activity. Results: DeOH-AND has antiplasmodium activity with IC50 value of 4 μM whereas chloroquine has IC50 values of 0.06 μM (60x10-9M). These compounds was found to inhibit the ring, tropozoit and skizon stage of the parasite. Treated P. falciparum 3D7 parasites show the crisis of their morphology cell which compared with untreated parasites (control). DeOHAND is not toxic to liver cells (HepG2) with CC50 values 394.67 and also not toxic to red blood cells which were seen from the results of hemolysis potential test. DeOH antiplasmodium effect were seen on all stage of the parasite (either ring, trophozoit and schizont) and caused parasite cell damage effect activity at all stages of the parasite (either ring, trophozoit and schizonts) and shown to cause damage. The third experiment showed that DeOH-AND did not affect the intracellular ROS (Reactive Oxygen Species) concentration, GSH/GSSG ratio and also SOD enzyme activity. Conclusions: DeOH compounds has antiplasmodium activity. These compound has no toxic effect on both of the liver cells (HepG2) and red blood cells. DeOH-AND did not affect parasit oxidative status with significantly]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Khojayanti
Abstrak :
Andrographis paniculata Ness telah dikembangkan penggunaannya untuk pengobatan tradisional dan membantu melawan penyakit panas, disentri, pembengkakan, diabetes, kanker, dan lain-lain. Ekstraksi solid-liquid dengan metode perkolasi dilakukan untuk mengekstraksi andrografolid dari daun dan batang sambiloto dengan menggunakan pelarut etanol. Proses ekstraksi dimodelkan berdasarkan karakter fisikokimia, dengan memperhitungkan difusi intrapartikel dan transfer massa di fasa fluida menggunakan program Comsol Multiphysics 5.1. Model divalidasi dengan data percobaan pada salah satu kondisi operasi. Selanjutnya dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter operasi (kecepatan alir pelarut dan ukuran partikel). Kondisi optimal yang menghasilkan yield andrografolid paling besar adalah pada kecepatan alir pelarut 0,00446 m/s dengan jari-jari partikel 382,5.10-6 m.
Andrographis paniculata Ness has been extensively used for traditional medicine and help against fever, dysentry, inflammation, diabetes, cancer, etc. is one of the major comodities. Solid-liquid extraction using percolation method is performed from leaves and stem of Andrographis paniculata in ethanol solvent, in order to obtain andrographolide. Extraction process was modelled based on physicochemical characteristics, accounting for intraparticle diffusion and external mass transfers using Comsol Multiphysics 5.1. software. The model is compared with experimental data for one of operational condition. The simulation are done in order to study the influences of the operating parameters (solvent flow rate and particle size). The optimum yield of andrographolideobtain atsolvent flow rate 0,00446 m/s andradius ofparticle 382,5.10-6 m.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Rizqy Fadlilah
Abstrak :
Fraksi etil asetat herba sambiloto memiliki kandungan utama andrografolid yang memiliki berbagai aktivitas farmakologi. Akan tetapi andrografolid memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga pembentukan mikrokapsul dengan sistem matriks menggunakan eksipien hidrofilik seperti polivinil pirolidon, maltodekstrin dan polietilen glikol melalui proses mikroenkapsulasi diperkirakan dapat meningkatkan laju disolusi andrografolid. Pada penelitian ini dibuat 9 formula mikrokapsul dengan 3 rasio eksipien koproses polivinil pirolidon-maltodekstrin-polietilen glikol. Formulasi eksipien koproses dan mikrokapsul dilakukan dengan metode semprot kering. Mikrokapsul yang dihasilkan memiliki karakteristrik berupa serbuk halus berwarna hijau, memiliki rata-rata ukuran partikel 1-3 μm, kecuali mikrokapsul F1 yang memiliki ukuran partikel rata-rata 19,05 μm. Seluruh mikrokapsul memiliki bentuk partikel bulat dengan permukaan halus hingga berlekuk dan berkerut, serta memiliki kadar air yang tinggi dengan persentase 8,19-10,28%. Hasil uji disolusi dalam medium dapar fosfat pH 6,8 menunjukkan bahwa persentase kumulatif andrografolida terdisolusi dalam mikrokapsul F1-F9 lebih tinggi signifikan dibandingkan fraksi (p<0,05).
The fraction of ethyl acetate of bitter plant herb has the main content of andrographolide which has various pharmacological activities. However, andrographolide has a low solubility in water thus the formation of microcapsules with a matrix system using hydrophilic excipients such as polyvinyl pyrrolidone, maltodextrin and polyethylene glycol by microencapsulation process was expected to increase the rate of dissolution of andrographolide. In this study, 9 microcapsule formulas were made with 3 ratios of polyvinyl pyrrolidone-maltodextrin-polyethylene glycol excipients. Co-processed excipient and microcapsule formulations were carried out by spray drying method. Microcapsules resulted in fine powder with green color and an average particle size of 1-3 μm, except F1 microcapsules which has an average particle size of 19,05 μm. All microcapsules have a round particle shape with smooth to dented surface, and high moisture content with an average percentage of 8,19-10,28%. Dissolution study in phosphate buffer pH 6,8 showed that the cumulative percentage of dissolved andrographolide in F1-F9 microcapsules was significantly higher than the fraction (p<0,05).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
Abstrak :
Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki banyak aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antiinfeksi pada pernafasan atas, antiinfeksi gastrointestinal, antimalaria, immunostimulan, dan meningkatkan nafsu makan. Andrografolid, neoandrografolid, dan deoksiandrografolid memiliki rasa yang sangat pahit sehingga menjadi kendala apabila diberikan per oral terutama untuk anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mikrosfer ekstrak sambiloto menggunakan betasiklodekstrin untuk menutupi rasa pahit. Mikrosfer dibuat dalam tiga formula dengan perbandingan ekstrak sambiloto dan betasiklodekstrin sebesar 1:1, 1:5, dan 1:10. Evaluasi mikrosfer yang dilakukan meliputi distribusi ukuran partikel, efisiensi proses, kadar air, efesiensi penjerapan, dan uji sensori. Kandungan andrografolid ditentukan dengan menggunakan metode KLT densitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrosfer dari ketiga formula belum dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak sambiloto tetapi hanya mengurangi rasa pahit.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Christinauly
Abstrak :
Ekstrak Andrographis paniculata dan Curcuma domestica mempunyai banyak aktivitas farmakologi sehingga sudah mulai dikembangkan produk sediaan herbal yang mengandung campuran ekstrak herbal tersebut. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan suatu metode kontrol kualitas untuk menjamin efek terapi yang konsisten dari sediaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum untuk analisis kuantitatif senyawa aktif campuran ekstrak herbal tersebut secara simultan.dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis densitometri. Senyawa yang ditetapkan kadarnya adalah andrografolid dan kurkuminoid. Hasil penelitian menunjukkan fase gerak terbaik adalah kloroform-metanol (9:1). Metode ini mempunyai linearitas, presisi, dan perolehan kembali yang cukup baik. Batas deteksi andrografolid dan kurkuminoid adalah 79,54 ng dan 390,69 ng. Batas kuantitasi andrografolid dan kurkuminoid adalah 265,13 ng dan 1.302,29 ng.
Andrographis paniculata and Curcuma domestica extracts have various pharmacological activities so that many herbal medicinal preparation contain the mixtures of these extracts. Therefore, it is necessary to develop a quality control method in order to ensure its consistent therapeutic effect. This research tried to find optimum condition for quantitative analysis of bioactive compounds in these herbal mixtures simultaneously using thin layer chromatography densitometry method. Those compounds are andro- grapholide and curcuminoid. The result showed that chloroform-methanol (9:1) is the best mobile phase. This method has quite good linearity, precision, and recovery. The limit of detection for andrographolide and curcuminoid are 79,54 ng and 390,69 ng. The limit of quantitation for andrographolide and curcuminoid are 265,13 ng and 1.302,29 ng.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Abstrak :
Pendahuluan Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain adalah panas, cahaya, kelembaban, mikroorganisme dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebelum diuji aktivitas obat dari senyawa andrografolid maka perlu juga diuji kestabilannya. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebagian peneiitian pada semester ini bertujuan untuk menguji kestabilan andrografolid pada berbagai temperatur dan pH. Studi yang dilakukan Byung Hoon Han (1996) mengungkapkan, ternyata andrografolid dan neoandrografolid mempunyai bentuk kerangka struktur yang mirip dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang diisolasi dari Biota orientalis, tanaman obat tradisional Korea. Dikenal memiliki aktivitas anti agregasi trombosit, tumbuhan obat ini sering digunakan untuk pengobatan penyakit yang berhubungan dengan koagulasi darah. Agregasi trombosit adalah peristiwa melekatnya trombosit dengan trombosit lainnya. Zat yang rnerangsang trombosit untuk melekat satu lama lain disebut sebagai agregator, antara lain asam arakhidonat, adenosin 5'-difosfat (ADP), adrenalin, kolagen, dan ristosetin (Rowan, 1991). Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai fungsi trombosit. Dewasa ini, obat modern yang banyak digunakan sebagai anti-agregasi trombosit adalah aspirin, sulfinpirazol dan dipiridamol. Tetapi, obat-obat modem tersebut biasanya memiliki kelemahan, karena pada umumnya mempunyai efek samping, seperti menyebabkan sakit kepala dan hipotensi. Sebab itu, diperlukan obat altematif, misalnya senyawa yang berasal dari tumbuhan berkhasiat obat yang mempunyai efek anti-agregasi trombosit. Salah satu senyawa dari tumbuhan obat yang dapat diharapkan memberikan efek anti-agregasi trombosit adalah andrografolid (dan neoandrografolid). Dengan pendekatan kemiripan bentuk kerangka struktur, senyawa aktif pada sambiloto ini dapat dimodifikasi menjadi senyawa yang strukturnya lebih mendekati senyawa pinusolid dan asam pinusolidat atau, secara umum, ke arah senyawa yang mempunyai aktivitas anti-agregasi trombosit yang tinggi.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 92
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antikoagulan dari isolat dan ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata). Komponen utama tanaman ini telah berhasil diisolasi dengan gabungan cara perkolasi dengan pelarut metanol dan eter, teknik kromatografi dan kristalisasi. Isolat yang diperoleh berupa kristal putih dengan titik leleh 129,6-131°C. Analisis dengan FT-IR dan GC-MS serta membandingkan pola fragmentasi dengan pustaka data base alat tersebut menunjukkan bahwa kristal ini adalah Andrografolid. Senyawa ini mempunyai kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang diketahui mempunyai aktivitas antikoagulan. Berdasarkan pendekatan kemiripan struktur tersebut, maka diharapkan bahwa tipe senyawa andrografolid baik natural maupun modifikasinya akan mempunyai keaktivan yang sama. Penjajagan uji LD-50 senyawa andrografolid dengan dosis 0,8 mg/10 g bb. Mencit tidak menunjukkan sifat toksis. Berdasarkan Handa & Sharma diketahui bahwa LD-50 senyawa ini adalah 114,6 mg/10 bb dan dikelompokkan sebagai bahan yang Practically Non Toxic (PNT). Uji aktivitas antikoagulan dilakukan secara in-vitro menggunakan tikus putih strain Spraque Dawley dengan rancangan acak lengkap 6 kali perlakukan dengan 5 kali pengulangan. Masing-masing kelompok diperlakukan secara acak dengan 0,5 ml/100 g bb. akuades; 60 U/100g bb heparin; 5 mg da 10 mg/100 g bb. andrografolid; serta 42,5 mg dan 85 mg/100g bb ekstraks metanol atau eter, dimana jumlah volume pemberiannya adalah 0,5 ml/100 g bb. Sampel darah tikus diambil setelah 2 atau 4 jam perlakuan, selanjutnya ditentukan waktu bekunya. Data pengamatan masing-masing kelompok selanjutnya diuji dengan ANOVA satu arah yang menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan kecuali untuk kelompok perlakuan ekstraks eter selama 2 jam. Analisis lebih lanjut dengan Perbandingan Ganda menunjukkan bahwa perbedaan terjadi antara heparin dengan perlakuan lain tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan lain. Uji lebih lanjut dengan ANOVA dengan tidak memperhatikan perlakuan heparin menunjukkan adanya beda nyata terhadap perbedaan waktu untuk ekstraks metanol. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan ada komponen aktif lain yang terdapat pada ekstraks tersebut. Uji selanjutnya untuk tahap penelitian II terhadap neo-andrografolid, maupun senyawa hasil transformasi andrografolid akan memungkinkan didapatkannya senyawa yang mempunyai aktivitas antikoagulan yang baik. Keberhasilan penelitian ini akan memberi arti yang penting tentang manfaat tumbuhan berkhasiat dari tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Abstrak :
Telah dilakukan peneiitian uji aktivitas antiagrgasi trombosit dari andrografolid yang diisolasi dan daun sambiloto(Andrographis paniculata) serta produk transformasinya (oksidasi dan esterifikasi). isolasi komponen utama dengan gabungan cara maserasi, perkolasi, dan sokletasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan dengan teknik kromatografi dan kristalisasi diperoleh suatu kristal putih dengan titik leleh 129,6-131°C. Analisis dengan,FT-lR, 'H-NMR, i3C-NMR dan GC-MS menunjukkan bahwa kristal tersebut adalah senyawa Andrografolid. Rendemen isolasi andrografolid bergantung cara mengisolasinya, hasil yang diperoleh adalah sebanyak 0,56% (cara maserasi perkolasi) dan 0,78% (soksletasi). Transformasi dilakukan dengan cara mengoksidasi dengan pereaksi Jones serta esterifikasi langsung andrografolidnya. Esterifikasi tidak dilakukan terhadap produk oksidasinya karena hasil transformasi.pertama tersebut tidak cukup untuk ditransformasi kembali serta uji yang harus dilakukan. Oksidasi andrografolid dengan cara Jones menyebabkan gugus OH nya berubah menjadi keton untuk alkohol sekunder dan menjadi asam karboksilat untuk alkohol primer, namun tidak memecahkan cincin laktonnya. Studi kestabilan andrografolid sebagai komponen aktif bahan obat dilakukan terhadap perubahan temperatur maupun kondisi pH. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga konstanta hidrolisis (k) meningkat dengan kenaikan temperatur dan pH. Uji toksdisitas menggunakan Brine Shrimp (Artemia Salina) diperoleh angka LD50 sebesar 161.62 ppm (andrografolid), LD50 sebesar 156.68 ppm (hasil oksidasi). Sedangkan untuk senyawa hasil esterifikasi LD50 yang diperoleh sebesar 23.17 ppm. Berdasarkan hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa senyawa hasil esterifikasi (benzoilasi) mempunyai toksisitas yang paling tinggi. Uji aktivitas anti agregasi trombosit terhadap andrografolid dan senyawa hasil transformasinya menunjukkan adanya aktivitas yang meningkat dengan bertambahnya kadar yang ditambahkan, Harga konsentrasi inhibisi 50% (IC50) adalah : IC50 = 546,9 µM (andrografolid); 4960,8 µM (hasil oksidasi) dan 4429,1 pM (hasil esterifikasi). Namun demikian hasil uji menunjukkan bahwa variasi hasil yang diperoleh cukup tinggi baik antar pengulangan maupun antar sukarelawan (asal sampel darah) pada studi in-vitro. Demikian juga terjadi pada pengamatan studi in-vivo dengan kelinci, terutama karena kebutuhan darah uji yang cukup banyak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan masih banyak potensi lain dari tanaman obat Indonesia selain digunakan sebagai jamu tradisionil saja. Dengan cara mengisolasi komponen aktif dan jika perlu mentransforrnasinya maka akan dapat diperoleh manfaat yang lebih baik sebagai sedian bahan obat alternatif atau bahkan obat modern.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Kosela
Abstrak :
ABSTRAK
Sambiloto atau Andrographis paniculata adalah tumbuhan obat yang telah diketahui mengandung senyawa andrografolid dan neoandrografolid. Kedua senyawa ini mempunyai bentuk kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang merupakan senyawa hasil isolasi dari tumbuhan Biota orientalis yang mempunyai aktivitas sebagai "platelet anti-aggregating". Pendekatan kemiripan struktur ini dipakai sebagai dasar hipotesis ditemukannya senyawa yang berkhasiat sebagai "platelet anti-aggregating".

Tujuan pokok penelitian adalah modifikasi struktur dari tipe senyawa andrografolid ke arah senyawa yang mempunyai aktivitas platelet antiaggregating lantikoagulan yang tinggi. Untuk pembuktian hipotesis dilakukan serangkaian tahapan kerja yaitu isolasilekstraksi, uji fitokimia, pemumian, analisis spektroskopi, transformasi molekul, uji toksisitas, dan uji aktivitas.

Kegunaan dari penelitian dapat memberikan informasi tentang arti dan manfaat tumbuhan berkhasiat obat serta memperluas pengetahuan tentang hubungan struktur dan aktivitas sehingga dapat ditemukan senyawa unggulan yang mempunyai aktivitas tinggi sebagai platelet anti-aggregating lantikoagulan. Metoda yang dipakai pada penelitian ini adalah metoda eksperimental in-vitro dilaboratorium.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>