Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Timion Melinda
Abstrak :
Dalam masyarakat yang masih heteronormatif, bentuk ekspresi androgini masih belum umum. Namun beauty influencer @yudhistirawr mengkespresikan sifat androgininya sebagai bentuk identitasnya di media sosial. Penulis ingin memahami bagaimana Yudhistira menegosiasikan identitas gendernya dengan merek yang ia wakili dalam konten endorsement-nya dengan menggunakan konsep performativitas gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui studi pustaka dan observasi terhadap akun Instagram @yudhistirawr. Konten yang dianalisis terdiri dari dua konten non-endorsement dan dua konten endorsement paling populer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yudhistira berhasil mengekspresikan sifat androgini sebagai identitasnya melalui konten-konten Instagram, termasuk konten endorsement bersama merek yang bekerja sama dengannya. ......In a heteronormative society, androgynous forms of expression are still not common. However, beauty influencer @yudhistirawr expresses her androgynous characteristics as a form of identity on social media. The author wants to understand how Yudhistira negotiates his gender identity with the brand he represents in his endorsement content using the concept of gender performativity. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data was obtained through literature study and observation of @yudhistirawr's Instagram account. The analyzed content consists of two most popular non-endorsement contents and two most popular endorsement contents. The results showed that Yudhistira managed to express his androgynous nature as his identity through Instagram content, including endorsement content with the brands he works with.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leona Dwi Untari
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan film Mulan (1998) versi animasi dan Mulan (2020) versi live action sebagai korpus penelitian. Korpus tersebut memuat permasalahan gender androgini dengan narasi yang berbeda. Berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah mengangkat permasalahan gender, penelitian ini berfokus pada isu androginitas (femininitas dan maskulinitas yang tinggi dalam satu individu) yang direpresentasikan melalui tokoh Mulan. Dengan menggunakan konsep Androgini Bem S.L (1974)., penelitian ini mencoba membongkar transformasi androginitas pada tokoh Mulan dalam kedua film tersebut dan refleksinya. Hasil analisis menemukan androginitas Mulan terbentuk karena adanya dukungan dari lingkungan sekitar, peran orang tua, dan keyakinan diri sendiri dalam menentukan identitas yang diinginkan. Transformasi tersebut dapat dimaknai dengan adanya upaya Disney (sebagai rumah produksi film bertema princess/putri) untuk melakukan koreksi terhadap cara pandangnya terhadap permasalahan gender. ......This study uses the animated version of the Mulan (1998) film and the live action version of Mulan (2020) as the research corpus. The corpus contains androgynous gender issues formulated in different narratives. Different from previous studies that have raised gender issues, this research focuses on the issue of androgyny (high femininity and masculinity in one individual) which is represented through the character Mulan. By using the concept of Androgynous Bem S.L. (1974), this research tries to uncover the androgynous transformation of Mulan's character in the two films and her reflection. The analysis found that Mulan's androgyny was formed because of the support from the surrounding environment, the role of parents, and her self-confidence in determining the desired identity. This transformation can be interpreted by Disney's efforts (as a princess/princess-themed film production house) to make corrections to its perspective on gender issues.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anindya
Abstrak :
Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti atas pembagian gender maskulin dan feminin yang membuat laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal menjadi pihak yang harus tunduk dengan tatanan sosial dan budaya masyarakat. Laki-laki, mengalami krisis identitas terkait posisinya secara personal dan komunal di dalam masyarakat dan karakter androgini menjadi pilihan dalam menunjukkan identitasnya. Identitas gender androgini dapat dilihat melalui gender performativity dan fashion. Untuk itu, penelitian ini menggunakan fenomenologi dalam melihat pengalaman laki-laki androgini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, androgini merupakan identitas gender dan juga androgini secara psikologis merupakan bentuk kecerdasan emosi; kedua, keluarga yang konvensional dan lingkungan yang sex-type memunculkan identitas gender androgini; ketiga, media cenderung mengkomodifikasi androgini salah satunya melalui fashion; dan keempat, setiap individu memiliki keunikan dalam mengekspresikan fashion dan gender performativity. ......This research come from researcher restless thought about masculine and feminine binary. This gender binary somehow makes men and women as part of the society have to adjust themselves to social and cultural norms. Men gets identity crisis on their personal and communal life, therefore they create androgini identity gender. Androgini identity gender can be seen on gender performativity and fashion. This research use phenomenology to observe androgyny men life experience. The result shows, first, androgyny is emotional intellectual that is related to psychological character development; second, conventional family and sex-type environment create androgynous person; third, media shows androgyny on fashion as commodity; and fourth, every human being has her/his own uniqueness on fashion and gender pervormativity; one of their appearance shows androgynous characteristics.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vashty Ghassany Shabrina
Abstrak :
Revolusi digital terjadi dengan adanya perubahan teknologi dari mekanik dan analog ke teknologi digital dan terus berkembang hingga saat ini. Memasuki era digital, kita dapat memperoleh informasi dan saling berkomunikasi satu satu sama lain dengan mudah. Hal tersebut dapat terjadi berkat adanya jaringan internet. Dengan adanya internet, akan terbentuk sebuah bentuk komunikasi interaktif salah satunya adalah melalui media sosial. Dewasa ini media sosial memiliki peranan penting dalam dunia pemasaran termasuk membangun personal branding. Saat ini semakin banyak orang memiliki kesadaran untuk membentuk personal branding dengan menggunakan media sosial salah satunya Instagram yang penggunanya berasal dari berbagai kalangan termasuk kalangan androgini. Pada penelitian ini, peneliti mengangkat Jovi Adhiguna dan Wisnu Genu yang merupakan seorang selebgram androgini. peneliti menggunakan kriteria Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) dan Taktik Manajemen Kesan (Jones & Pittman, 1982) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui Instagram. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian postpositivisme dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalan enam orang follower Jovi dan Genu. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam membentuk personal branding yang otentik, Jovi dan Genu memenuhi 11 kriteria Authentic Personal Branding dan 2 Taktik Manajemen Kesan yakni ingratiation dan self promotion. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kriteria Authentic Personal Branding dan Taktik Manajemen Kesan diperlukan dalam membangun personal branding yang otentik. Menjaga keseluruhan personal branding yang otentik¸ adalah dengan menjadi diri sendiri dengan tidak merubah apapun dan keluar dari jalur ambisi pribadinya sendiri serta menjalankan seluruh kriteria yang ditentukan serta melakukan manajemen kesan guna menyempurnakan personal branding yang dibentuk oleh Jovi dan Genu sebagai seorang selebgram androgini. ...... We are now starting a digital era where we can easily get information and communicate with each other. This can happen thanks to the existence of the internet network. With the internet, an interactive form of communication will be formed, one of which is through social media. Today social media has an important role in the world of marketing, including building personal branding. Today more and more people have the awareness to make personal branding by using Instagram social media which users come from various circles including androgynous circles. In this study, researchers raised Jovi Adhiguna and Wisnu Genu which are as androgynous celebgram. The researcher uses the criteria of Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) and Impression Management Tactics (Jones & Pittman, 1982) to analyze the formation of personal branding through Instagram. This study uses the paradigm of postpositivism research with qualitative research methods. Data collection techniques carried out were through interviews, observation and documentation. The research subjects in this study were six followers of Jovi and Genu. The results showed that in forming approved personal branding, Jovi and Genu fulfilled 11 criteria of Authentic Personal Branding and two Impression Management Tactics namely ingratiation and self promotion. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the use of the Personal Personal Branding criteria and Management Tactics is needed in building reliable personal branding. Personal Branding sponsored by Self-Branding and Self-Personal Branding made by John and Genu as a androgyny program.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anselma Widha Prihandita
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis Ancillary Justice, sebuah buku fiksi ilmiah karangan Ann Leckie. Melalui analisis tekstual, skripsi ini meneliti bagaimana Ancillary Justice mendekonstruksi pengertian gender yang normatif, khususnya konstruksi gender biner. Hasil penelitian menemukan bahwa Ancillary Justice mendekonstruksi sistem gender biner melalui bahasa eksperimental, masyarakat fiksional, dan karakter androgini. Pertama, dalam bahasanya yang eksperimental, penggunaan kata ganti feminin menghasilkan narasi yang mengkritisi pemahaman dan anggapan kita mengenai gender. Kedua, novel ini membangun sebuah masyarakat fiksional dengan sistem gender non-biner, yang menunjukkan bagaimana gender berfungsi dalam sebuah masyarakat. Ketiga, novel ini menampilkan karakter-karakter androgini yang berfungsi sebagai metafora dinamika gender, menunjukkan bagaimana sifat-sifat maskulin dan feminin bisa berinteraksi dalam diri kita, dan akibat dari interaksi tersebut. Dengan meneliti konstruksi novel ini, penelitian ini berharap dapat menjelaskan bagaimana karya fiksi, terutama fiksi ilmiah, bisa melakukan subversi dan menawarkan pandangan yang berbeda tentang gender. ...... This undergraduate thesis focuses on Ancillary Justice, a science fiction novel by Ann Leckie. Through textual analysis, this research explores how Ancillary Justice deconstructs normative construction of gender, specifically the gender binary. This research finds that Ancillary Justice deconstructs gender binary through its experimental language, fictional society, and androgynous characters. First, in its experimental language, the novel rsquo s use of the feminine pronouns interrogates our existing understanding of gender and how we view gender. Second, the novel constructs a post binary gender society that highlights how gender functions in society. Third, the novel portrays androgynous characters that function as parables of gender dynamics, showing us the various ways that masculinity and femininity can interact within ourselves, and what can result from such relations. By examining the workings of this novel, this research hopes to bring to light how fiction, especially science fiction, can perform subversion and offer alternatives to imagine gender.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library