Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rita Sri Maryatina
Abstrak :
Berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan mutu Puskesmas, maka pada tahun 2002 Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai salah satu organisasi pelayanan kesehatan menerapkan standar ISO 9001-2000 untuk Puskesmas. Perubahan manajemen organisasi yang berorientasi pada mutu, perlu menunjukkan kemampuannya memenuhi kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Agar standar ini dapat diterapkan di semua Puskesmas secara efektif dan efisien maka dilakukan penelitian pengaruh proses implementasi ISO 9001-2000 terhadap kompetensi karyawan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan Puskesmas Kecamatan Cengkareng sebagai kontrol. Metode yang digunakan adalah Kuasi eksperimen dengan pretes-postes disain. Sebanyak 161 responden berhasil dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini. Masing-masing mengisi kuesioner untuk menilai kompetensi karyawan secara keseluruhan, kompetensi yang dinilai meliputi 9 faktor yaitu orientasi pada pelanggan, orientasi pada prestasi, komunikasi, inovasi dan perbaikan proses, kemampuan penyesuaian diri, teknologi informasi, manajemen organisasi, kerjasama tim, dan pengembangan diri. Data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk kelompok intervensi, uji Mann-Whitney untuk kelompok yang diintervensi dengan kelompok kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, terutama pada faktor prestasi, orientasi pelanggan, komunikasi, inovasi, dan tim. Sedangkan untuk faktor adaptasi, teknologi infomasi, manajemen organisasi, dan pengembangan diri tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dari analisis multivariat ternyata terdapat hubungan secara signifikan antara kompetensi dan lama kerja, serta pendidikan. Hubungan tersebut juga menunjukkan adanya interaksi antara lama kerja dan pendidikan. Karena Puskesmas yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu, maka perlu dilakukan penelitian terhadap Puskesmas lain yang sudah melakukan standarisasi tersebut untuk mendapatkan data lain yang mungkin lebih penting.
In order to render services with higher quality to the public, Dinas Kesehatan DKI Jakarta made efforts to implement the ISO Standard for Puskesmas since 2002. Changes in the organizational management has been made oriented to quality as expected by the customers but still in line with the valid regulations. Since this standard is going to be applied for all Puskesmas, this research was done to evaluate how far the implementation will affect the competencies of employees. This study was done on Puskesmas Kramat Jati and Puskesmas Cengkareng as control. The method used in this study was quasi experimental using pretest - posttest design. One hundred and sixty one employees took part in the study. Every one was asked to complete a questionair regarding 9 factors of competencies: focus on customer, performance oriented, effective communication, process innovation and improvement, willingness to adapt to changes, information technology, organizational management, team work, and self improvement. The collected data were then analized statistically; Wilcoxon's test was used for the group given intervention to compare data before and after intervention. Then Mann-Whitney's test was used to compare data between the group given intervention and the group without intervention (control group). Results showed that there is a significant difference between the group given intervention and the control group, especially in focus on customer needs, performance oriented, effective communication, process innovation and improvement, and team work. No significant difference was found on the other factors, willingness to adapt to changes, information technology, organizational management, and self improvement. Multivariate analysis showed that there is a significant correlation between competencies, experience, and educational background. This also means that there is an interaction between experience and educational background. Since only one Puskesmas was used in this study, further study should be done using more Puskesmas which already have applied the ISO standard in order to get more justifiable data which might be more important.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Younger, Sandra Millers
Abstrak :
Explore the concept of core competencies and why organizations achieve success in a highly competitive era by identifying their core capabilities. Also includes the success Wal-Mart has achieved using core capabilities to guide its business activities. This issue of Infoline investigates the concept of core competencies its history, advantages, applications, and risks and explains why so many organizations are achieving success in the face of cut-throat global competition simply by doing the right thing and doing it well.
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press, American Society for Training and Development Press], 2006
e20435561
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amiruddin Yahya
Abstrak :
Pelayanan keperawatan profesional merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Dalam memberikan pelayanan profesional, perawat dituntut untuk memiliki akuntabilitas sesuai dengan kewenangannya. Untuk mencapai pelayanan keperawatan yang berkualitas, diperlukan kontribusi optimal terhadap pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan upaya penilaian secara berkesinambungan dan konsisten terhadap pelaksanaan seluruh fungsi manajemen keperawatan. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan fungsi manajemen secara faktual dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi tenaga keperawatan di Rumah sakit Islam Bogor (RSIB) yang memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan instrumen tes untuk mengukur kompetensi intelektual, pedoman observasi standar asuhan keperawatan dari Departemen Kesehatan untuk mengukur kompetensi teknikal dan pedoman observasi untuk mengukur kompetensi komunikasi interpersonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat kompetensi tenaga keperawatan di RSIB masih di bawah standar terutama untuk kompetensi intelektual dan teknikal. Kompetensi komunikasi interpersonal tenaga perawat pada umumnya telah memadai. Namun demikian masih terdapat salah satu aspek yang tidak pernah/jarang dilakukan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas (quality improvement) melalui peningkatan pengetahuan terhadap aspek-aspek yang dinilai masih kurang (rendah), pelatihan dan pengawasan yang berkesinambungan dan konsisten.
Evaluation of Nursing Personnel Competencies in Islam Hospital, BogorProfessional nursing competence is an integral part of health service that based on nursing science. In providing professional service, a nurse should have accountability relate with its authority. To achieve high quality nursing care, it requires continuous assessment, so that the nursing care management functions. The assessment taken by comparing with whole function of management run well in accordance with expected standards. The main aim of this research is to evaluate nursing competence in Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) which gives qualified professional nursing services that state in its vision. This is cross sectional research by using test instrument to measure intellectual competence, nursing observation guidelines standard from Health Department to measure technical competence, and observation guidelines to measure interpersonal communication competence. The result of this research shows that general grade of nursing competence in Rumah Sakit Islam Bogor is still stay less than the standard especially for intellectual and technical competence but they have strong capability in interpersonal communication competence. However there is still an aspect that has never been done. Improving nursing service quality requires taking some corrective action of quality improvement throughout increasing knowledge to the less aspects in assessment, training program, consistently and continual supervision.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dediek Tri Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Satu sektor dalam perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sektor keuangan dan perbankan pada 2020 yang akan menjadi peluang bagi bank-bank di ASEAN untuk dapat melakukan ekspansi di Negara ASEAN lainnya. Berekspansi bisnis di negara lain bukanlah hal yang mudah mengingat tantangan yang dihadapi. Kondisi akan sulit karena perusahaan harus mengelola karyawan beragam budaya dan mempersiapkan karyawan di negara operasional yang berbeda dari negara asal. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dan atribut yang dibutuhkan untuk home staff untuk penugasan internasional di kantor cabang luar negeri Bank ABC. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di kantor pusat Bank ABC di Jakarta dan kantor cabang luar negeri di Singapura. Kesulitan dan tantangan adalah berkolaborasi dengan manajer lokal dan staf lokal, mengelola warga lansia, adaptasi dalam perbedaan budaya lintas negara, perbedaan karakter konsumen, adaptasi keluarga ekspatriat, perbedaan pola komunikasi, memimpin staf lokal, regulasi pemerintah setempat, dan repatriasi. Penelitian ini menemukan beberapa kompentensi yang harus dimiliki dengan home staff yang akan dikirim Bank ABC untuk cabang luar negeri yaitu adventurousness, cultural adaptability, language skill, leading others, handling stress, open mindedness, flexibility, global curiosity, technical expertise, dan international business skill.
ABSTRACT
One of the sectors in the ASEAN Economic Community agreement is the financial services and banking sector in 2020 that will become an opportunity for ASEAN bank to expand in other ASEAN countries. Expanding business in other countries is not easy based on faced challenge. The condition will be difficult because a company must manage multi culture employees and prepare employees in different operational countries from home country. The research purposes to explore about faced challenge and needed competency for home staff in foreign subsidiary in Bank ABC. This research is qualitative research. Researcher uses some data collection methods such as interviews, observation, and documentation. The research conducted in Bank ABC in headquarter office in Jakarta and foreign branch in Singapore. The difficulties and challenges are collaborating with local manager and local staff, managing older workers, adaptating in cross cultural differences, different consumer character, expatriate rsquo s family adaptation, different communication pattern, leading local staff, government regulation, and repatriation. This study indicated some compentencies that must be owned by staff who will be sent in foreign branch. The compentencies are adventurousness, cultural adaptability, language skill, leading others, handling stress, open mindedness, flexibility, global curiosity, technical expertise, and international business skill.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Arief
Abstrak :
Tesis ini bertujuan membahas mengenai kompetensi pegawai dalam penerapan teknologi informasi di Mahkamah Konstitusi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sedangkan, pendekatan penelitian bersifat kuantitatif, dimana jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian yang positif atau baik terhadap kompetensi pegawai dalam penerapan teknologi informasi di Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah; pertama perlu adanya pengembangan pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam menerapkan teknologi informasi, kedua perlu disusun standar kompetensi jabatan sebagai pedoman dalam penempatan pegawai di lingkungan Mahkamah Konstitusi.
This research aims is to explain employee competencies regarding to the Information Technology appliance in Mahkamah Konstitusi. The research using surveying method. And, the approach of the research is quantitative, which the quantitative data sources from distribution of quesionaire. The research result describe that most of respondent has positive appreciate to the employee competencies regarding to the Information Technology appliance in Mahkamah Konstitusi. Based on research, the suggestion are; the first, it`s neceserally for employee development to enhance skills and knowledge in order to apply the Information technology in Mahkamah Konstitusi and the second, it`s neceserally to arrange the standard of competencies for the employee as a guidance to employee placement in Mahkamah Konstitusi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28089
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rahmi P.
Abstrak :
Saat ini, departemen HR memiliki peran yang lebih konsultatif dalam mengelola karyawan di dalam organisasi. Fungsi Departemen HR di PT. AI selain sebagai tim pendukung juga sebagai agen perubahan sekaligus partner strategis yang berperan sebagai pendorong kemajuan karyawan dan organisasi. Program HR yang, dijalankan merupakan strategi pengelolaan SDM untuk jangka panjang agar dapat menghadapi perubahan dari waktu ke waktu. Tim di dalamnya dituntut memiliki kompetensi yang sesuai untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya agar program kegiatan HR secara menyeluruh dapat dijalankan dengan bailc. Sebagai agen pemsahaan, hal ini diperlukan agar mereka bisa melakukan perbaikan dan perubahan diri sendiri terlebih dahulu sebelum bcrperan pada perubahan secara luas bagi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengembanglcan model kompetensi untuk Departemen HR PT. AI dan melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan untuk mengetahui profil kompetensi karyawan sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensinya. Dalam menyusun kompetensi, digunakan teknik behavioral event interview (BEI) untuk mengetahui critical incident terkait mengenai pekerjaan yang dilakukan. Dari penyusunan model kompetensi, diperoleh 10 so# competency yaitu Analvtical Drinking, Planning Organizing & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOR Communication Skill, Intetpersona1Ski1L dan Strategic & Business Acumen. Sedangkan dari sisi keahlian teknis mengenai HR diperoleh 8 keahlian teknis yaitu Compensation & Beneft, HR I1y'ormation System, HR Strategic Management, Industrial Relation, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, clan Training & Development. Model kompetensi dilengkapi dengan tingkat kepentingan dan standar minimum tingkat kemahiran kompetensi untuk setiap jabatan. Pengukuran kompetensi dilakukan menggunakan indikator perilaku yang telah disusun dalam model kompetensi, Metode skala rating menggunakan multi-rater dipilih clalam melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan. ......Currently, HR department have a more consultative role in managing employees in the organization. HR Department on PT. AI not only limctions as a support team, but also as agents of change and strategic partners for organization that contribute on employee and organizational development. HR programs have a role as a human resources management strategy for the long term. HR team are expected to have competencies that required to tiilfill they roles and responsibilities, so they can perform well in running all HR programs. Also, as agent of change, they need to improve and change their self before involved on the widespread changes to the organization. Based on that reason, this study develops a competency model for HR Department in PT. AI. This study also conduct employee’s competency assessment to know individual competency profiles so could identified competency gaps of employees. In developing competency model, behavioral event interview technique (BEI) used to determine critical incident related to the job to identifying competencies. This competency model resulting 10 soft competencies, Anabftical Thinking, Planning Organizing, & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOP, Communication Skill, Interpersonal S/riIL and Strategic & Business Acumen. It also obtain 8 technical skill, Compensation & Benefits; HR ltjormation System, Strategic HR Management, Industrial Relations, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, and Training & Development. Also, competency model included with an important level and minimum requirement of proficiency level in each competency for all position. Competency assessment conducted using behavioral indicators that are contained in the competency model. A multi-rater scale method is selected to employee’s competency assessment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34043
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Rahmi P.
Abstrak :
Saat ini, departemen HR memiliki peran yang lebih konsultatif dalam mengelola karyawan di dalam organisasi. Fungsi Depanemen HR di PT. AI selain sebagai tim pendukung juga sebagai agen penxbahan sekaligus partner strategis yang bcrperan sebagai pendorong kemajuan karyawan dan organisasi. Program I-IR yang dijalankan merupakan strategi pengelolaan SDM untuk jangka panjang agar dapat menghadapi perubahan dari waktu ke waktu. Tim di dalamnya dituntut memiliki kompetensi yang sesuai untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya agar program kegiatan HR secara menyeluruh dapat dijalankan dengan baik. Sebagai agen perusahaan, hal ini diperlukan agar mereka bisa melalcukan perbaikan dan perubahan diri sendiri terlebih dahulu sebelum berperan pada perubahan secara Iuas bagi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mengembangkan model kompetensi untuk Departemen HR PT. A1 dan melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan untuk mengetahui profil kompetensi karyawan sehingga dapat mengidentifikasi kesenjangan kompetensinya. Dalam menyusun kompetensi, digunakan teknik behavioral event interview (BEI) untuk mengetahui critical incident terkait mengenai pekerjaan yang dilakukan. Dari penyusunan model kompetensi, diperoleh 10 sq# competency yaitu Anabttical Thinking Planning Organizing & Monitoring, Decision Making, Initiative, Building T mst, Customer Focus, Follow and Develop S OP, Communication Skill, 1nterpersonalSkilL dan Strategic & Business Acumen. Sedangkan dari sisi keahlian teknis mengenai HR diperoleh 8 keahlian teknis yaitu Conqnensation & Benefit, HR Information System, HR Strategic Management, Industrial Relation, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, dan Training & Development. Model kompctcnsi dilengkapi dengan tingkat kepentingan dan standar minimum tingkat kemahiran kompetensi untuk setiap jabatan. Pengukuran kompetensi dilakukan menggunakan indikator perilalcu yang telah disusun dalam model kompetensi. Metode skala rating menggunakan multi-rater dipilih dalam melakukan pengukuran kompetensi pemegang jabatan. ......Currently, HR department have a more consultative role in managing employees in the organization. HR Department on PT. A1 not only functions as a support team, but also as agents of change and strategic partners for organization that contribute on employee and organizational development. HR programs have a role as a human resources management strategy for the long term. HR team are expected to have competencies that required to iiilfill they roles and responsibilities, so they can perform well in running all HR programs. Also, as agent of change, they need to improve and change their self before involved on the widespread changes to the organization. Based on that reason, this study develops a competency model for HR Department in PT. AI. This study also conduct employee’s competency assessment to know individual competency profiles so could identified competency gaps of employees. In developing competency model, behavioral event interview technique (BEI) used to determine critical incident related to the job to identifying competencies. This competency model resulting 10 soft competencies, Anabftical Drinking, Planning Organizing & Monitoring Decision Making, Initiative, Building Trust, Customer Focus, Follow and Develop SOP, Communication Skill, Interpersonal Skill and Strategic & Business Acumen. It also obtain 8 technical skill, Compensation & Benefits, HR Information System, Strategic HR Management, Industrial Relations, Organizational Development, Personnel Administration, Recruitment, and Training & Development. Also, competency model included with an important level and minimum requirement of proficiency level in each competency for all position. Competency assessment conducted using behavioral indicators that are contained in the competency model. A multi-rater scale method is selected to employee’s competency assessment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Ayunda Sayid
Abstrak :
Tingkat persepsi spiritualitas pada perawat berdampak pada tingkat kompetensi perawatan spiritual pada pasien. Kompetensi perawatan spiritual yang dimiliki oleh perawat sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan spirtual. Persepsi spiritualitas merupakan salah satu faktor yang mendorong perawat untuk meningkatkan kompetensi perawatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi spiritualiatas perawat dengan kompetensi perawatan spiritual terhadap pasien di RSKD. Penelitian cross=sectional ini melibatkan 84 perawat yang dipilih secara probablity sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) dan kuesioner Spiritual Care Competence Scale (SCCS). Hasil didaptakna adanya hubungan dan pengaruh yang kuat antara persepsi spiritualitas perawat dan kompetensi perawatan spiritual pada pasien (p=0,0005; OR=12.333). Persspsi spiritualitas perawat yang tinggi meningkatan kompetensi perawatan spiritual. Rekomendasio bagi pihak rumah sakit untuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual pada pasien dengan mengadakan edukasi, pelatihan serta evaluasi terkait perawatan spiritual. Dengan pembekalan tersebut, diharapkan perawat dapat mengeksplorasi dan meningkatkan kompetensi keperawatan spiritual. ......The level of perceived spirituality in nurses has an impact on the level of spiritual care competence in patients. The spiritual care competence possessed by nurses is a reference in providing spirtual nursing care. Perceived spirituality is one of the factors that encourage nurses to improve spiritual care competence. This study aimed to identify the relationship between nurses' perceptions of spirituality and spiritual care competence in patients at the RSKD. This cross-sectional study involved 84 nurses selected by probablity sampling. The study used the Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) questionnaire and the Spiritual Care Competence Scale (SCCS) questionnaire. The results showed a strong relationship and influence between nurses' perceived spirituality and spiritual care competence in patients (p=0.0005; OR=12.333). high perceived spirituality of nurses increases spiritual care competence. Recommendations for hospitals to improve the quality of service in providing spiritual nursing care to patients by providing education, training and evaluation related to spiritual care. With this provision, nurses are expected to explore and improve spiritual nursing competence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>