Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ridho Hardhani
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang dapat ditemukan secara alami pada bagian rizoma tanaman kunyit (Curcuma longa). Triazol merupakan senyawa heterosiklik yang mengandung atom nitrogen dan banyak dimanfaatkan dalam senyawa obat. Kedua senyawa tersebut telah menunjukkan aktivitas farmakologis dan biologis yang baik sehingga pada penelitian ini dilakukan sintesis tiga senyawa analog kurkumin monokarbonil yang memiliki cincin heterosiklik triazol menggunakan zingeron, dehidrozingeron, dan dehidrozingeron demetoksi sebagai senyawa prekursor. Senyawa hasil sintesis dimurnikan dengan kromatografi kolom dan telah dibuktikan pembentukannya melalui identifikasi kromatografi lapis tipis. Struktur senyawa hasil sintesis berhasil dikonfirmasi menggunakan karakterisasi FTIR, NMR, dan LC-MS. Hasil sintesis senyawa produk akhir triazol zingeron menghasilkan rendemen sebesar 92%, senyawa triazol dehidrozingeron menghasilkan rendemen sebesar 85%, dan senyawa triazol dehidrozingeron demetoksi menghasilkan rendemen sebesar 98%. Aktivitas penangkapan radikal bebas senyawa hasil sintesis ditinjau menggunakan metode DPPH. Diperoleh nilai persen inhibisi radikal senyawa triazol zingeron sebesar 24,97%, senyawa triazol dehidrozingeron sebesar 32,04%, dan senyawa triazol dehidrozingeron demetoksi sebesar 23,67%. ......Curcumin is a secondary metabolite compound of the flavonoid class which can be found naturally in the rhizome of turmeric plant (Curcuma longa). Triazoles are heterocyclic compounds containing three nitrogen atoms and has been widely used in medicinal drugs. Both compounds have shown decent pharmacological and biological activity. Thus, during this part of my B.Sc. project, three monocarbonyl curcumin analogs bearing triazole heterocycles have been designed and synthesized from three different precursors: zingerone, dehydrozingerone, and dehydrozingerone demethoxy. The synthesized compounds were purified by silica-gel column chromatography and proven by identification with thin layer chromatography. The structure of the synthesized compounds was confirmed by FTIR, NMR, and LC-MS characterization. The yield of obtained products were 92%, 85%, and 98% for triazole zingerone, triazole dehydrozingerone, and dehydrozignerone demethoxy, respectively. Free radical scavenging activity of the resulting compounds was evaluated using DPPH assay. The radical inhibition percentage value of triazole zingerone was obtained by 24.97%, triazole dehydrozingerone was 32.04%, and triazole dehydrozingerone demethoxy obtained 23.67%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmawati
Abstrak :
Kurkumin dikenal dengan baik memiliki aktivitas antiinflamasi dengan toksisitas rendah. Namun, penggunaan klinis senyawa ini terbatas karena stabilitas dan bioavailabilitasnya rendah. Analog kurkumin monokarbonil, seperti siklovalon, menunjukkan struktur kimia yang lebih stabil dan profil farmakokinetik yang lebih baik. Beberapa diantaranya lebih aktif sebagai agen antiinflamasi daripada kurkumin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa Mannich dimetilamin dan 1-metilpiperazin (3a dan 3b). Dua senyawa tersebut dan senyawa yang telah disintesis sebelumnya (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa mannich dietilamin dan morfolin (3c dan 3d) juga dievaluasi awal aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi protein. Penelitian ini menemukan bahwa semua senyawa AKMA 4-metoksi tersubstitusi basa Mannich menunjukkan potensi antiinflamasi dengan penghambatan mulai dari 33,17–42,47%. Aktivitas 3b (42,47%) dan 3d (41,90%) lebih tinggi daripada natrium diklofenak (35,27%) dan senyawa 2 (38,16%). Sebagai kesimpulan, 3b dan 3d memiliki prospek sebagai kandidat potensial untuk agen antiinflamasi. Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode antiinflamasi yang lain. ......Curcumin is well known to have antiinflammatory activity with low toxicity. However, the clinical use of this compound is limited because of its low stability and bioavailability. Monocarbonyl curcumin analogues, such as cyclovalon, show a more stable chemical structure and a better pharmacokinetic profile. Some of them are more active as antiinflammatory agents than curcumin. Therefore, to increase the pharmacological activity of curcumin, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. In this study, the synthesis of asymmetric monocarbonyl curcumin analogue (AKMA) 4-methoxy substituted Mannich bases dimethylamine and 1-methylpiperazine (3a and 3b) was carried out. The two compounds and the previously synthesized compound (AKMA) 4-methoxy substituted with diethylamine and morpholine (3c and 3d) base were also evaluated early in vitro antiinflammatory activity using protein denaturation inhibition methods. This study found that all AKMA 4-methoxy compounds substituted by Mannich base showed antiinflammatory potential with inhibition ranging from 33.17-42.47%. Activity 3b (42.47%) and 3d (41.90%) were higher than diclofenac sodium (35.27%) and compound 2 (38.16%). In conclusion, 3b and 3d have the prospect of being potential candidates for antiinflammatory agents. Further research must be carried out using other antiinflammatory methods.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T55012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Nindya Putri
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa bahan alam yang memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi aplikasi klinis kurkumin masih belum optimal karena profil farmakokinetiknya yang buruk seperti bioavaibilitas yang rendah, metabolisme yang cepat, dan buruknya stabilitas kimia (Rajasekaran, 2011). Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi struktur kurkumin menjadi beberapa senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik (AKMA) (5a-f) dan AKMA yang tersubstitusi basa Mannich morfolin (7a-f) yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sintesis dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dan kedua dilakukan dengan melibatkan reaksi kondensasi Claisen-Schmidt, sedangkan tahap ketiga dengan reaksi Mannich. Kemurnian setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 diuji menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan penetapan jarak lebur. Struktur setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR, spektrometri 1H-NMR dan 13CNMR, dan HR-MS. Setiap senyawa hasil sintesis ini terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, namun dengan aktivitas yang masih di bawah standard dan senyawa pembanding. Senyawa 7c (IC50=25,26 μM) dan 7d (IC50=26,27 μM) terbukti memiliki aktivitas yang hampir sama dengan standard Na-diklofenak (IC50=20,35 μM) dan senyawa pembanding siklovalon (IC50= 22,38 μM). Selain itu, senyawa 5d (IC50= 68,91 μM) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang hampir sama dengan siklovalon (IC50= 72,04 μM). Substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa AKMA terbukti dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi, akan tetapi dapat menurunkan aktivitas antioksidan
Curcumin is a natural active product that has various pharmacological activities such as anti-inflammatory and antioxidant. However, the clinical application of curcumin is still not optimal because of the poor pharmacokinetic profiles such as low bioavailability, rapid metabolism, and poor chemical stability (Rajasekaran, 2011). Therefore, to increase the curcumin pharmacological activity, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. In this study, structure modification of cyclovalone into asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin (AMACs) (5a-f) and asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin substituted Mannich base of morpholine (7a-f) are expected to enhance its anti-inflammatory and antioxidant activity. Synthesis was conducted in 3 stages. The first and second stages were done by the Claisen-Schmidt condensation reaction to obtain compound 5a-f, while the third stage was by the Mannich reaction to obtain compound 7a-f. The purity of the synthesized compounds were tested using Thin Layer Chromatography and determination of the melting range. The synthesized compounds were characterized by FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, and HRMS. All the synthesized compounds showed lower activity than symmetrical MAC, cyclovalone. Compound 7c and 7d exhibited a potent anti‐inflammatory activity (IC50=25,26 μM and 26,27 μM, respectively), which almost comparable to cyclovalone (IC50=22,38 μM) and the standard diclofenac sodium (IC50=20,35 μM). All the synthesized compounds showed lower antioxidant activity than the symmetrical MAC, cyclovalone and quercetin. However, compound 5d showed antioxidant activity, which is comparable to cyclovalone (IC50=72,04μM). The substitution of morpholine Mannich base in AMACs has been shown to enhance anti-inflammatory activity, but may decrease antioxidant activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Bion Harjono
Abstrak :
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman obat yang terbukti memiliki banyak khasiat untuk kesehatan manusia. Dehidrozingeron (DZ) adalah salah satu senyawa minor di dalam ekstrak jahe yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Isolasi DZ dari jahe diketahui tidak efisien sehingga penting untuk mengetahui metode sintesisnya yang efektif. Reaksi aldol silang antara vanillin dan aseton telah banyak digunakan, dan atas dasar itu maka seharusnya analog DZ pun dapat disintesis dari derivat benzaldehid yang sesuai. Dehidrozingeron (DZ-1), analog DZ-2 dan DZ-3 secara berurutan disintesis dari vanillin, 4-hidroksi benzaldehid dan benzaldehid. Produk dikarakterisasi dengan UV-Vis, FT-IR dan MS. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan produk dilakukan uji dengan DPPH. Diketahui bahwa semua produk memiliki aktivitas antioksidan yang menurun dari DZ-1, DZ-2, dan DZ-3. ...... Ginger (Zingiber officinale) is a well known and proven medicinal plant that has been used by humans since ancient times. Dehydrozingerone (DZ) is one of the minor components in the ginger extract that is known to having good antioxidant properties. However its isolation from ginger is deemed inefficient, so it’s necessary to find a facile way to synthesize it. Crossed aldol reaction between vanillin and acetone is known to yield DZ, and then it should be possible to synthesize its analogs through the similar pathway. Dehydrozingerone (DZ-1), analog DZ-2 and DZ-3 were synthesized from vanillin, 4-hydroxy benzaldehyde and benzaldehyde respectively. Products then were characterized by UV-Vis, FT-IR and MS. DPPH test was conducted to examine the products’ antioxidant activity. It was observed that all products exhibited antioxidant activity with DZ-1 being the strongest, followed by DZ-2 and DZ-3 respectively.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmawati
Abstrak :

Abstrak

 

Kurkumin dikenal dengan baik memiliki aktivitas antiinflamasi dengan toksisitas rendah. Namun, penggunaan klinis senyawa ini terbatas karena stabilitas dan bioavailabilitasnya rendah. Analog kurkumin monokarbonil, seperti siklovalon, menunjukkan struktur kimia yang lebih stabil dan profil farmakokinetik yang lebih baik. Beberapa diantaranya lebih aktif sebagai agen antiinflamasi daripada kurkumin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa Mannich dimetilamin dan 1-metilpiperazin (3a dan 3b). Dua senyawa tersebut dan senyawa yang telah disintesis sebelumnya (AKMA) 4-metoksi yang tersubstitusi basa mannich dietilamin dan morfolin (3c dan 3d) juga dievaluasi awal aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi protein. Penelitian ini menemukan bahwa semua senyawa  AKMA 4-metoksi tersubstitusi basa Mannich menunjukkan potensi antiinflamasi dengan penghambatan mulai dari 33,17–42,47%. Aktivitas 3b (42,47%) dan 3d (41,90%) lebih tinggi daripada natrium diklofenak (35,27%) dan senyawa 2 (38,16%). Sebagai kesimpulan, 3b dan 3d memiliki prospek sebagai kandidat potensial untuk agen antiinflamasi. Penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode antiinflamasi yang lain.


Abstract

 

Curcumin is well known to have antiinflammatory activity with low toxicity. However, the clinical use of this compound is limited because of its low stability and bioavailability. Monocarbonyl curcumin analogues, such as cyclovalon, show a more stable chemical structure and a better pharmacokinetic profile. Some of them are more active as antiinflammatory agents than curcumin. Therefore, to increase the pharmacological activity of curcumin, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. In this study, the synthesis of asymmetric monocarbonyl curcumin analogue (AKMA) 4-methoxy substituted Mannich bases dimethylamine and 1-methylpiperazine (3a and 3b) was carried out. The two compounds and the previously synthesized compound (AKMA) 4-methoxy substituted with diethylamine and morpholine (3c and 3d) base were also evaluated early in vitro antiinflammatory activity using protein denaturation inhibition methods. This study found that all AKMA 4-methoxy compounds substituted by Mannich base showed antiinflammatory potential with inhibition ranging from 33.17-42.47%. Activity 3b (42.47%) and 3d (41.90%) were higher than diclofenac sodium (35.27%) and compound 2 (38.16%). In conclusion, 3b and 3d have the prospect of being potential candidates for antiinflammatory agents. Further research must be carried out using other antiinflammatory methods.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Muhamad
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa bahan alam berwarna jingga kekuningan salah satu kandungan utama dari tanaman kunyit (Curcuma longa). Kurkumin memiliki beragam aktivitas farmakologi seperti antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker. Namun, aplikasi klinisnya masih terbatas karena stabilitas dan bioavailabilitasnya yang rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa modifikasi struktur kurkumin menjadi suatu senyawa analog kurkumin menghasilkan efek farmakologi yang lebih baik, salah satunya adalah AKMA (Analog Kurkumin Monokarbonil Asimetrik). Tujuan peneltian ini adalah melakukan sintesis senyawa 2E,6E)-2-[(4-hidroksi-3-metoksifenil) metiliden]-6-[(4-metoksifenil)metiliden]sikloheksan-1-on tersubstitusi basa Mannich dibutilamin dan melakukan uji aktivitas antiinflamasi terhadapnya. Sintesis dilakukan dalam 3 tahap. Pertama, sintesis senyawa 2-(4-metoksifenilmetiliden)sikloheksan-1-on dengan mereaksikan 4-metoksibenzaldehida dan sikloheksanon. Kedua, sintesis senyawa AKMA dengan mereaksikan 2-(4-metoksifenilmetiliden)sikloheksan-1-on dan vanilin. Ketiga, sintesis senyawa AKMA tersubstitusi basa Mannuch dibutilamin dengan mereaksikan senyawa AKMA, dibutilamin, dan formaldehid 37%. Kemurnian setiap senyawa diuji dengan metode Kromatografi Lapis Tipis dan penetapan jarak lebur. Struktur senyawa tersebut diidentifikasi menggunakan Spektrofotometri FTIR, dan dielusidasi lebih lanjut menggunakan Spektrometri 1H-NMR dan 13C-NMR. Uji aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode inhibisi denaturasi protein dengan Bovine Serum Albumin (BSA). Senyawa AKMA tersubtitusi basa Mannich dibutilamin (IC50=12,659 uM) memiliki aktivitas antiinflamasi lebih baik dibandingkan dengan senyawa AKMA (IC50=30,374 uM), namun masih lebih rendah dibandingkan natrium diklofenak (IC50=1,464 uM) dan kurkumin (IC50=8,913 uM).
Curcumin is one of the bioactive natural compounds of turmeric (Curcuma longa). Curcumin has been reported to have anti-inflammation, antioxidant, and anticancer activity. However, its clinical application is still limited due to its low stability and bioavailability. Modification of curcumins structure into a curcumin analogue compound such as AMAC (asymmetrical mono-carbonyl analogs of curcumin) shows improving pharmacological activities. The purpose of this research is to synthesize the compounds 2E,6E)-2-[(4-hydroxy-3-methoxyphenyl)methyliden]-6-[(4-methoxyphenyl)methyliden]cyclohexan-1-on substituted by Mannich base dibutylamine and study its anti-inflammatory activity. The synthesis process is done in 3 stages. First, synthesis of 2- (4-methoxyphenylmethylen)cyclohexan-1-on compounds by reacting 4-methoxybenzaldehyde and cyclohexanone. Second, the synthesis of AKMA compound by reacting 2-(4-methoxyphenylmethylen)cyclohexan-1-on and vanillin. Third, synthesis of AKMA compound substituted by Mannich base dibutylamine by reacting AKMA compound, dibutylamine and formaldehyde 37%. The purity of each compound was tested by Thin Layer Chromatography (TLC) and melting range determination. The structure of the synthesized compound was identified using FTIR, 1H-NMR, and 13C-NMR. Protein denaturation inhibition method is used to study its anti-inflammatory activity. AKMA compound substituted by dibutylamine (IC50=12,659 uM) has better anti-inflammatory activity than AKMA compound (IC50=30,374 uM) but is still lower than diclofenac (IC50=1,464 uM) and curcumin (IC50=8,913 uM).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library