Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismail Alatas
"
Tulisan ini mengkaji rihlah (catatan perjalanan) dalam tradisi Thariqah Alawiyyah dalam kaitannya dengan kisah migrasi kaum Hadrami di Indonesia. Bagian pertama tulisan ini mengenai ajaran-ajaran Thariqah tentang migrasi. Bagian kedua membahas pembentukan identitas dan konseptualisasi tentang "kampung halaman" di kalangan pengikut Thariqah pada masa kolonial. Bagian terakhir menyoroti rihlah sebagai sebuah sumber bagi penelusuran konseptualisasi "kampung halaman" setelah kemerdekaan Indonesia. Dengan membaca rihlah secara khusus tentang kisah migrasi, kita dapat mengetahui peralihan gagasan "kampong halaman" diantara pengikut-pengikut Thariqah di Indonesia. Oleh karena itu, konseptualisasi "kampung halaman" tidak dapat dipisahkan dari ajaran Thariqah dan konteks sosio-politik."
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ayu Juwitasari
"Superhero narratives traditionally depict heroic figures upholding truth and justice to maintain world peace and human safety; The Boys offers a contrasting perspective, exploring the morally ambiguous nature of superheroes influenced by corporate entities and capitalist interests. Vought International is a fictional corporation that is depicted in The Boys, responsible for the control and exploitation of superheroes to achieve financial gain and influence. This study examines the strategies utilized by Vought International to manipulate the media to fulfill corporate advantages and protect its public reputation. The analysis explores deeper into the diverse types of media manipulation employed in superhero narratives, while also examining the critique of corporate control over these narratives. This study utilizes textual analysis method to examine how Vought International leverages media manipulation to cultivate public empathy, support, and profit by commodifying superheroes. It is found that media manipulation strategies employed to achieve Vought International's goals are disinformation, rhetorical devices, visual media manipulation, and suppression of information, including a strategy involving collaboration with the fictional US military, as depicted in The Boys, to consolidate their power.

Narasi superhero biasanya menggambarkan sosok heroik yang menjunjung kebenaran dan keadilan untuk menjaga perdamaian dunia dan keselamatan manusia. Namun, The Boys menawarkan perspektif berbeda dengan mengeksplorasi ambiguitas moral superhero yang dipengaruhi oleh perusahaan korporat dan kepentingan kapitalis. Vought International, korporasi fiktif dalam The Boys, mengendalikan dan mengeksploitasi superhero demi keuntungan finansial dan pengaruh. Studi ini meneliti strategi yang digunakan Vought International dalam memanipulasi media untuk kepentingan perusahaan dan menjaga reputasi publiknya. Analisis ini mendalami berbagai jenis manipulasi media dalam narasi superhero, serta mengkaji kritik terhadap kontrol korporat atas narasi tersebut. Menggunakan analisis tekstual, studi ini mengungkap bagaimana Vought International memanfaatkan manipulasi media untuk menumbuhkan empati, dukungan, dan keuntungan publik dengan mengkomodifikasi superhero. Strategi manipulasi media yang digunakan untuk mencapai tujuan Vought International meliputi disinformasi, perangkat retoris, manipulasi media visual, dan penyembunyian informasi, termasuk strategi kolaborasi dengan militer AS fiktif dalam The Boys untuk mengukuhkan kekuasaan mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisya Dewanda Putri
"In the current global entertainment environment, cultural representations are significant. This study examines how the American television series XO, Kitty, which is based in Seoul, South Korea, portrays South Korean culture. The representation of the series becomes apparent as a complex fabric of tradition and modernity, exhibiting both genuine depictions and cultural intricacy when one closely examines its plot and characters. Through an examination of how XO, Kitty addresses South Korean stereotypes in popular culture, the study reveals complex perspectives on the way the series portrays South Korean culture and whether or not it is affirming or contesting stereotypes. The study examines the portrayal of several aspects of South Korean society, such as its educational system, gender roles, traditional attire, festivals, and popular cultural components like K-pop, K-food, and K-beauty, in the series as an instrument of interaction. The study aims to analyze the proportion between genuine cultural portrayal and the persistence of stereotypes in the narrative and character development of the show. The study showed that this narrow and shallow portrayal poses the danger of propagating biases and does not fully convey South Korean culture's intricate and diverse nature.

Dalam lingkungan hiburan global saat ini, representasi budaya sangatlah penting. Studi ini menganalisis bagaimana serial televisi Amerika XO, Kitty, yang berlatar di Seoul, Korea Selatan, menggambarkan budaya Korea Selatan. Representasi ini muncul sebagai jaringan yang kompleks antara tradisi dan modernitas, menampilkan penggambaran yang autentik serta kerumitan budaya bila memperhatikan pada plot dan karakter serial ini. Melalui penelitian bagaimana XO, Kitty menangani stereotip Korea Selatan dalam budaya populer, studi ini mengungkapkan perspektif yang rumit mengenai validasi atau penolakan terhadap kebenaran tersebut. Studi ini melihat bagaimana sistem pendidikan, peran gender, pakaian tradisional, festival, dan elemen budaya populer Korea Selatan seperti K-pop, makanan, dan kecantikan digambarkan dalam serial tersebut sebagai instrumen interaksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara representasi budaya yang sebenarnya dan keberlanjutan stereotip dalam narasi dan perkembangan karakter dalam seri tersebut. Studi ini mengungkapkan bahwa penggambaran yang terbatas dan dangkal ini berisiko memperkuat stereotip dan gagal menangkap esensi kaya dan beragam dari budaya Korea Selatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library