Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eriyanto
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2005
302.23 ERI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Nabella Husaini Agustina
"Studi pustaka yang telah lalu menunjukkan bahwa media menampilkan gaydalam stereotip dan stigma yang buruk. Pada awal Januari 2020, muncul kasus yang ramai diberitakan dalam media, yaitu mengenai Reynhard Sinaga, seorang gay yang melakukan tindakan kriminal di Inggris. Setelah diamati, ditemukan perbedaan pemberitaan yang dilakukan pada media di Inggris dengan media di Indonesia. Media di Inggris hanya menekankan pemberitaan pada tindak kriminal yang dilakukan Reynhard, sementara media di Indonesia justru malah fokus membahas orientasi seksual, keluarga, lingkungan, hingga tempat tinggalnya. Kasus Reynhard pun akhirnya menarik perhatian Kota Depok sebagai dasar untuk mengeluarkan kebijakan pencegahan LGBT.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis framing terhadap artikel berita di media daring, yaitu Tempo.co. Setelah dilakukan penelitian, hasil menunjukkan bahwa terdapat pro dan kontra terhadap gayyang ditampilkan media. Kelompok pro, yaitu dari Komnas HAM. Sementara kelompok kontra, yaitu Pemerintah Kota Depok, menolak gay berdasarkan nilai agama. Tampaknya, tempo tak hanya membingkai pro dan kontra, tetapi juga membingkai rencana kebijakan dan pencegahan LGBT dari pemerintah Kota Depok sebagai penyebab diskriminasi pada kelompok gay.

Past literature studies have shown that the media potrays gays in bad stereotypes and stigma. In early January 2020, there was a case which was widely reported in the media, about Reynhard Sinaga, a gay man who committed criminal acts in the UK. After making observations, it was found that there was a difference in the news coverage between the the UK media and Indonesian media. The media in the UK only emphasizes reporting on criminal acts committed by Reynhard, while the media in Indonesia, instead, focuses on another issues such as sex orientation, family, the environment, to where he lives.
This research was conducted using the method of framing analysis of news articles in online media, Tempo.co. After conducting research, the results of the study prove that there were pros and cons of gays in the media. Pro groupsisfrom Komnas HAM. While the cons groups, which is from Depok Government, are against gays with religious values. It seems that the tempo not only frames the pros and cons, but also frames the LGBT governments policy and prevention plans as a cause of discrimination against gay groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Afdhala Kuncoro
"Kemampuan literasi digital dapat menangkal pengaruh buruk dari hoaks dan hate speech. Banyak upaya yang telah dilakukan demi mempromosikan literasi digital pada masyarakat, sebagai contoh, media akan melakukan framing dengan menonjolkan aspek-aspek dari realitas literasi digital untuk disajikan kepada pembaca dan membentuk pandangan publik. Penelitian ini menganalisis pola framing pemberitaan media online Antaranews dan Liputan6 mengenai isu literasi digital dari April 2019 sampai Maret 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing Entman dengan pendekatan kualitatif. Temuan menunjukkan bahwa pola pemberitaan kedua media tidak jauh berbeda, namun Antaranews memberikan porsi peliputan yang lebih banyak untuk sumber pemerintah daripada Liputan6. Isu-isu yang diangkat terkait literasi digital di kedua media didominasi oleh berita mengenai upaya-upaya berbagai pihak dalam mengampanyekan literasi digital. Meskipun begitu, kedua media masih cenderung pasif dalam meletakkan framing-nya dan lebih bergantung pada framing yang diberikan oleh sumber berita, sehingga peran kritis media masih kurang terlihat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi digital tidak dibahas secara mendalam oleh kedua media dalam pemberitaannya. Pada akhirnya, penelitian ini menyarankan media untuk memberikan pemberitaan yang lebih kritis dan mendalam untuk berkontribusi lebih banyak dalam meningkatkan literasi digital.

Digital literacy skills have been made to promote digital literacy in the community and counteract the adverse effects of hoaxes and hate speech. The media then framed the issue by highlighting certain aspects on the reality of digital literacy to be presented to the audience and form public views. This research analyze the framing pattern on the news regarding digital literacy in Antaranews and Liputan6 from April 2019 until March 2020. The method used in this research is Entman’s framing analysis with a qualitative approach. The result of this study shows that the news patterns of the two media are not much different. However, Antaranews provides a greater portion of coverage for government sources than Liputan6. Issues covered regarding digital literacy in both media are dominated by news about the efforts of various parties in campaigning for digital literacy. Thus, both media still tend to be passive in putting their own frame and more dependent on the framing provided by the source of the news, so that the critical role of the media are quite less visible. This study concludes that digital literacy is not discussed in depth by both media in their coverage. Finally, this research suggests that the media provide more critical and in-depth coverages to contribute more in developing digital literacy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Veronica
"Penelitian ini mengangkat topik representasi industri hiburan Korea Selatan dalam media berita Indonesia. Budaya populer Korea tidak dapat dipungkiri berada sangat dekat dengan masyarakat Indonesia melalui akses mereka ke beragam bentuk media informasi. Saat ini, seseorang dapat dengan mudah menemukan berita tentang Hallyu atau budaya populer Korea dalam media berita Indonesia, bahkan media berita ini ada yang menyediakan kolom rubrik khusus yang hanya berisi konten tentang Hallyu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk representasi industri hiburan Korea Selatan, khususnya acara survival show, dalam media daring Indonesia. Data penelitian berupa artikel terkait acara televisi bergenre survival show, ‘Girls Planet 999’, dalam media berita daring Wowkeren.com dan IDN Times dianalisis menggunakan metode analisis framing Gamson & Modigliani yang mengategorisasi unsur-unsur dalam teks untuk memudahkan interpretasi. Analisis data menyimpulkan bahwa Wowkeren.com membingkai survival show sebagai acara yang penuh kontroversi, sedangkan IDN Times membingkai survival show sebagai acara yang megah dan terkenal.

This research raises the topic of representation of the Korean entertainment industry in Indonesian news media. Korean popular culture cannot be denied being very close to the Indonesian people through their access to various forms of information media. Currently, one can easily find news about Hallyu or Korean popular culture in Indonesian news media, even this news media provides a special column that only contains content about Hallyu. This study aims to explain the form of representation of the South Korean entertainment industry, especially survival shows, in Indonesian online media. Research data in the form of articles related to the television show genre survival show, Girls Planet 999, in the online news media Wowkeren.com and IDN Times were analyzed using the Gamson & Modigliani framing analysis method which categorizes the elements in the text to facilitate interpretation. Data analysis concluded that Wowkeren.com framed the survival show as a controversial event, while IDN Times framed the survival show as a grand and famous event."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Adi Wicaksono
"ABSTRACT
Penelitian ini ingin membahas tentang bagaimana framing pemberitaan pada media online Republika membuat kelompok homoseksual dicap sebagai folk devils. Analisis framing yang dilakukan menurut model Robert Entman. Kasus Pesta Seks Gay di Kelapa Gading pada 21 Mei 2017 dipilih sebagai unit analisis karena merupakan kasus penggerebekan pesta seks dengan jumlah orang terbanyak yang diamankan polisi. Selain itu, kasus ini juga begitu berdampak di masyarakat dan mendapat sorotan media luar negeri. Hasil menunjukan bahwa Republika membingkai realitas homoseksual sebagai sekoelompok yang amoral, menyimpang, dilaknat Tuhan, Mengancam ideologi negara, produk liberalisme Barat, dan dapat menular. Republika menggunakan pendapat narasumber sebagai opinion leaders untuk membingkai homoseksual sebagai folk devils.

ABSTRACT
This research would like to discuss about how the framing of news on online media Republika make homosexual group labeled as folk devils. Framing analysis done according to Robert Entman model. The Gay Sex Party Case in Kelapa Gading on 21 May 2017 was chosen as an analytical unit because it was a case of sex party raids with the highest number of people secured by the police. In addition, this case is also so impacted in the community and get the media spotlight abroad. The results show that Republika framed the homosexual reality as an amoral, distorted, cursed group of God, threatening the state ideology, the product of Western liberalism, and can be contagious. Republika uses the opinion of resource persons as opinion leaders to frame homosexuals as folk devils."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library