Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Firdaus
"Telah diketahui dengan baik bahwa impedansi magnetotellurik (MT) dapat terdistorsi oleh ketidakhomogenan dekat permukaan (NSI) serta kurang sensitif terhadap struktur geolistrik dalam, hal ini dapat mengganggu interpretasi bawah permukaan dan menghasilkan model yang kurang akurat. Dikarenakan interpretasi 1-D dan 2-D tidak cukup untuk mendeskripsikan model geolistrik yang kompleks, maka dalam penelitian ini dilakukan pemodelan inversi 3-D pada full impedance (MT) dan gabungan full impedance (MT) dengan tipper (MV) pada lapangan panas bumi “R” serta analisis dimensionalitas untuk mengetahui karakteristik dimensi bawah permukaan. Penambahan data tipper pada proses inversi didasarkan pada fakta bahwa ia tidak terpengaruh oleh efek distorsi galvanik. Permasalahan inversi 3-D MT diselesaikan menggunakan algoritma metode Non-Linear Conjugate Gradient (NLCG) dengan program ModEM. Hasil analisis dimensionalitas menunjukkan terdapat dominasi struktur 3-D pada kedalaman dalam dan struktur 2-D pada kedalaman dangkal dengan arah geoelectrical strike dominan N 20° E atau berarah timur laut-barat daya. Pemodelan inversi 3-D menunjukkan kehadiran pola persebaran lapisan penudung (clay cap) dengan ketebalan 1000 – 2000 m pada elevasi 500 m hingga -1500 m serta zona reservoir yang muncul pada elevasi -1500 m dengan orientasi timur laut-barat daya berlokasi di sekitar puncak Gunung S. Hasil komparasi inversi menggunakan mode MT dengan gabungan MT MV menunjukkan penambahan data tipper pada inversi full impedance memberikan informasi yang lebih akurat mengenai gambaran tepi atau batas dan bentuk anomali konduktif dibawah profil yang terletak di lingkungan 3-D daripada melakukan inversi full impedance saja.

It is well known that the magnetotelluric impedance (MT) can be distorted by near-surface inhomogeneities (NSI) and is less sensitive to deep geoelectrical structures; this can interfere with subsurface interpretation and result in less accurate models. Since 1-D and 2-D interpretations are not sufficient to describe complex geoelectrical models, this study carried out 3-D inversion modeling on full impedance (MT) and a combination of full impedance (MT) and tipper (MV) in geothermal fields "R" and dimensionality analysis to determine the characteristics of the subsurface dimensions. The addition of a data tipper to the inversion process is based on the fact that it is not affected by galvanic distortion. The 3-D MT inversion problem is solved using the Non- Linear Conjugate Gradient (NLCG) algorithm with the ModEM program. The results of the dimensionality analysis show that 3-D structures are dominant at deep depths and 2- D structures at shallow depths with a dominant geoelectrical strike direction of N 20° E or northeast-southwest. 3-D inversion modeling shows a clay cap distribution with a thickness of 1000 – 2000 m at an elevation of 500 m to -1500 m and a reservoir zone that appears at an elevation of -1500 m with a northeast-southwest orientation located around the peak. Gunung S. The comparison of inversion using MT mode with join MT MV shows that the addition of tipper data on full impedance inversion provides more accurate information about the edge or boundary and shape of the conductive anomaly under a profile located in a 3-D environment rather than performing a full impedance inversion alone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Faishal Aziz
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh parameter pola pemindaian (scanning strategy) dan orientasi cetak (build orientation) terhadap akurasi geometri struktur lattice yang diproduksi menggunakan metode Selective Laser Melting (SLM). Bahan yang digunakan adalah serbuk titanium Ti-6Al-4V, dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan Micro CT untuk menganalisis deviasi dimensi terhadap desain awal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemindaian dengan rotasi 67° menghasilkan dimensi global yang lebih mendekati nilai desain, dengan deviasi rata-rata 0,069 mm berdasarkan evaluasi Gaussian Circle. Distribusi panas yang lebih merata dan pola pemindaian yang dinamis mendukung hasil ini. Namun, kelemahan ditemukan pada dimensi lokal, yang menunjukkan variasi lebih besar akibat fluktuasi energi lokal.Sebaliknya, rotasi 90° unggul dalam menjaga toleransi dimensi minimum pada skala lokal, sebagaimana ditunjukkan oleh deviasi rata-rata 0,0177 mm berdasarkan evaluasi Maximum Inscribed Circle. Pola pemindaian silang yang sistematis menghasilkan solidifikasi yang lebih stabil, tetapi juga menyebabkan akumulasi panas lokal yang meningkatkan deviasi pada dimensi global.Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan parameter pemindaian dan orientasi cetak yang tepat dapat meningkatkan akurasi geometris, terutama untuk aplikasi yang memerlukan toleransi dimensi yang ketat. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pengembangan teknologi manufaktur aditif untuk aplikasi industri dengan kebutuhan presisi tinggi.

This research aims to evaluate the influence of scanning strategy parameters and build orientation on the geometric accuracy of lattice structures produced using the Selective Laser Melting (SLM) method. The material used is titanium alloy powder Ti-6Al-4V, and the evaluation was conducted using Micro CT to analyze dimensional deviations from the initial design.The results show that the scanning strategy with a 67° rotation produces global dimensions closer to the design value, with an average deviation of 0.069 mm based on Gaussian Circle evaluation. This outcome is supported by a more even heat distribution and a dynamic scanning pattern. However, weaknesses were found in local dimensions, which exhibit greater variations due to local energy fluctuations.On the other hand, the 90° rotation excels in maintaining minimum dimensional tolerance at the local scale, as indicated by an average deviation of 0.0177 mm based on Maximum Inscribed Circle evaluation. The systematic cross-hatch scanning pattern results in more stable solidification but also causes localized heat accumulation, leading to increased global dimensional deviations.This study concludes that selecting appropriate scanning parameters and build orientation can significantly enhance geometric accuracy, particularly for applications requiring strict dimensional tolerances. These findings provide essential insights for advancing additive manufacturing technology for industrial applications with high precision demands."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library