Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Anissa Nadia Nurrahmah
"Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien. Perencanaan obat dengan metode kombinasi analisis ABC-VEN. Analisis ABC atau Pareto adalah suatu analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis pola konsumsi perbekalan farmasi dimana dengan kelompok A 80%, kelompok B 15%, dan kelompok C 5% dari keseluruhan dana, sementara analisis VEN untuk menetapkan prioritas pembelian obat dalam kelompok obat vital (V), essensial (E) dan non essensial (N). Pengadaan dilakukan dengan melakukan pemesanan melalui E-catalogue atau pemesanan langsung melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF).
The management of drugs and health supplies in Puskesmas aims to ensure the availability and affordability of effective and efficient drug services. Drug planning by the combined method of ABC-VEN analysis. ABC or Pareto analysis is an analysis that can be used in analyzing consumption patterns of pharmaceutical supplies where group A is 80%, group B is 15%, and group C is 5% of the total funds, while VEN analysis is to determine drug purchase priorities in vital (V), essential (E) and non-essential (N) drug groups. Procurement is carried out by placing orders through E-catalogue or direct orders through Pharmaceutical Wholesalers (PBF)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aritonang, Juliana
"Rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang dalam penyelenggaraannya rumah sakit tidak terlepas dari pelayanan farmasi. Kebutuhan akan penyediaan dan pemakaian obat-obatan yang berkualitas dan rasional diatur dalam sistem formularium dimana obat-obatan yang dipakai terdapat dalam buku formularium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa formularium RSUD Cimacan dilihat dari penyusunan, pemeliharaan dan evaluasi obat formularium. Evaluasi obat formularium dengan melakukan analisis ABC pemakaian, investasi, indeks kritis dan VEN sehingga didapatkan hasil berupa usulan revisi formularium RSUD Cimacan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasilnya adalah proses penyusunan formularium RSUD Cimacan belum optimal, prosedur pemeliharaan formularium sudah ada namun belum lengkap, pengadaan dan peresepan belum sesuai formularium. Ditemukan 495.690 pemakaian obat non formularium dan 201 jenis obat non formularium yang disediakan di instalasi farmasi. Ada 322 jenis obat formularium yang dipakai (43%), ada 21 jenis obat dengan nilai investasi RP. 3.001.658.694. Hanya 31 jenis obat yang sangat kritis dan 39 jenis obat yang Vital terhadap pelayanan pasien.
Hospitals must provide comprehensive, integrated and sustainable health services which in the organization of the hospital is inseparable from pharmaceutical services. The need for the provision and use of qualified and rational medicines is regulated in the formulary system where the drugs used are contained in the formulary book. The purpose of this study was to analyze the formulary of RSUD Cimacan seen from the preparation, maintenance and evaluation of formulary drugs. Evaluation of formulary drugs by performing ABC analysis of use, investment, critical index and VEN to obtain the result of proposed revision formulary of RSUD Cimacan. This research uses qualitative approach.The result is the process of formulary of RSUD Cimacan not optimal, procedure of maintenance of formulary already exist but not yet complete, procurement and prescription not according to formulary. 495,690 non-formulary drug use and 201 kinds of non-formulary drugs were provided in pharmaceutical installations. There are 322 kinds of formulary drugs used (43%), there are 21 types of drugs with an investment value of RP. 3.001.658.694. Only 31 types of drugs are very critical and 39 types of drugs are Vital to patient care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48599
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yuki Melati Indriana
"Kinerja manajemen persediaan obat dipengaruhi oleh berbagai faktor input serta dapat dilihat dari proses seleksi, perencanaan, dan pengadaan obat terhadap tingkat ketersediaan obat, nilai belanja obat yang dikeluarkan, dan perputaran persediaan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Adhyaksa (IFRSUA), pada bulan Mei-Juni 2021. Tujuan penelitian secara umum ialah untuk mengetahui gambaran manajemen logistik obat di IFRSUA sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam masing-masing tahap pelaksanaan manajemen logistik tersebut serta dapat memberi usulan perbaikan dalam layanan kefarmasian di RSUA. Pada penelitian dikaji daftar obat dan formularium RS yang digunakan, faktor SDM, anggaran belanja yang tersedia, dokumen regulasi yang dipakai, serta sarana prasarana yang ada. Ditemukan adanya keterbatasan anggaran belanja yang tersedia sementara dalam proses seleksi dan perencanaan obat hanya menggunakan metode konsumsi, belum menggunakan analisis ABC-VEN untuk menentukan prioritas obat. Dalam proses pengadaan, belanja obat rutin dilakukan 1 kali dalam sebulan dengan beberapa kali pengadaan tambahan (back order), belum berdasarkan perhitungan sisa stok aman (safety stock), perhitungan waktu yang tepat untuk belanja (Re-Order Point), dan jumlah pemesanan (EOQ) agar belanja dilakukan secara efisien. Hasil penelitian menunjukkan ada 19 item obat yang masuk dalam kelompok obat prioritas. Peneliti menyarankan agar RSU Adhyaksa melakukan perbaikan pada berbagai faktor input dan mulai untuk menerapkan analisis ABC-VEN dalam menentukan prioritas obat yang direncanakan untuk diadakan, menghitung safety stock dan ROP untuk menentukan batas stok minimum untuk mencegah kekosongan obat dan mengurangi back order, serta menghitung EOQ dan ITOR untuk mengendalikan nilai belanja dan nilai persediaan obat.
The performance of drug supply management is influenced by various input factors and can be seen from the selection, planning, and procurement process of drugs on the level of drug availability, the value of drug expenditure issued, and the inventory turnover that occurs. This research is a descriptive-analytical study with a qualitative approach, conducted at the Pharmacy Installation of the Adhyaksa General Hospital, in May-June 2021. The general purpose of the study is to describe the management of drug logistics at IFRSUA so that it can identify the problems that exist in each stage of the logistics management implementation and can provide suggestions for improvements in pharmaceutical services at RSUA. The research examines the list of drugs and hospital formulary used, human resources factors, available budget, regulatory documents used, and facilities existing. It was found that there was a limited budget available while the drug selection and planning process only used the consumption method, not using ABC-VEN analysis to determine drug priorities. In the procurement process, routine drug purchases are carried out once a month with several additional procurements (backorders). The procurement process is not based on the calculation of the remaining safety stock, the calculation of the right time for procurement process (Re-Order Point), and the number of orders (EOQ) so that the available budget can be used efficiently. The results showed that 19 drug items were included in the priority drug group. Researchers suggest that Adhyaksa General Hospital make improvements to various input factors and start to apply ABC-VEN analysis in determining the priority of drugs planned to be procured, calculate safety stock and ROP to determine minimum stock limits to prevent stock out and reduce backorders, and calculate EOQ and ITOR to control the value of budget spending and to control the drugs inventory turnover ratio. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library