Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Waldman, Steven D.
Abstrak :
Abstract: Arranged by anatomic region, Atlas of Interventional Pain Management provides pain medicine specialists in practice and in training with the most up-to-date and practical guide to over 160 interventional pain management techniques. High-quality photographs, procedural videos, and 19 brand-new chapters combine to offer the detailed guidance you need to implement safe, effective treatments and achieve the best possible outcomes in Pain Medicine. Maximize your success rate and reduce complications with CPT codes for each procedure, as well as indications, relevant anatomy, technique, side effect.
London: Elsevier Health Sciences, 2014
616 047 2 WAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trowce Lista Nalle
Abstrak :
ABSTRAK
Nyeri merupakan keluhan utama penderita kanker yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Langkah awal untuk menanggulangi nyeri akibat kanker adalah penilaian nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang adekuat akan tercapai bila nyeri dijadikan tujuan utama dalam pengobatan kanker, hal ini dapat terpenuhi bila ada kesesuaian antara derajat nyeri yang dilaporkan pasien dengan analgesik yang diresepkan. Tujuan penelitian yaitu menilai ketepatan pemilihan analgesik dan keadekuatan terapi analgesik pada pasien nyeri kanker. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif dengan cara melakukan kajian penggunaan analgesik pada pasien dewasa dengan nyeri kanker yang menjalani rawat inap di RSCM periode Maret-Mei 2016, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu semua pasien baru dengan nyeri kanker dan sesuai kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Keadekuatan terapi dinilai dengan Pain Management Index PMI . Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil yang didapat dari 96 pasien yang dirawat, pada awal masuk didapatkan nyeri ringan pada pada 55 pasien 57,29 , setelah 24 jam rawat pada 60 pasien 62,5 dan setelah 48 jam rawat; nyeri ringan didapatkan pada 80 83,33 pasien. Nyeri sedang di awal masuk 41 42,7 pasien, setelah 24 jam 36 37,5 pasien dan 48 jam sebanyak 16 16,66 pasien. Dari 96 pasien yang dirawat terdapat 672 penggunaan analgesik. Jenis analgesik yang paling banyak digunakan adalah Parasetamol tablet 51,63 . Persentase cara pemberian analgesik secara oral 77,23 dan intravena 21,87 . Ketepatan penggunaan analgesik berdasarkan derajat nyeri adalah 290 43,1 penggunaan dari 672 penggunaan. Skor PMI nol dan positif didapatkan 95 98,9 pasien dan skor negatif 1 0,01 pasien. Overtreatment didapatkan pada 79 82,2 pasien. Tingkat kepuasan pasien dengan skor kepuasan > 5 pasien yang merasa puas adalah 77,08 . Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan ketepatan pemilihan jenis analgesik masih relatif rendah, meskipun tingkat kepuasan tinggi 77,08 Kata kunci :Analgesik, nyeri kanker, derajat nyeri
ABSTRACT
Abstract Pain is an important problem for cancer patients that can affect their quality of life. The first step to manage cancer pain is assessing the pain. Adequate pain management will be achieved if pain control is the main goal in cancer treatment. This will be fulfilled if there is compatibility between pain level reported by the patient and prescribed analgesic.To evaluate the accuracy of analgesic selection and the adequacy of analgesic therapy in cancer pain patients.This research is a prospective observational study, by reviewing analgesic administration in adult patients with cancer pain that were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital in March to May 2016. Subjects were selected by consecutive sampling admissions, i.e. all new admitted patients with cancer pain that meet inclusion criteria were included in the study until required sample was fulfilled. The adequacy of therapy was measured with Pain Management Index PMI . Collected data was analyzed descriptively. Results from 96 selected subjects, mild pain was found in 55 patients 57,29 at the time of admission, 60 patients 62,5 at 24 hours of hospitalization, and 80 patients 83,33 at 48 hours of hospitalization. Moderate pain was found in 41 patients 42,7 at the time of admission, 36 patients 37,5 at 24 hours of hospitalization, and 16 patients 16.67 at 48 hours of hospitalization. From 96 patients, there were 672 analgesic usage. The most frequently used analgesic is paracetamol tablet 51,63 . Percentage of oral route administration is 77,23 , while intravenous is 21,87 . The accuracy of analgesic usage based on pain level is 290 43,1 out of 672 usage. PMI score of positive and zero was found in 98,9 subjects, while negative was found in 0,01 patients. Overtreatment was found in 79 patients 82,2 . Level of patient rsquo s satisfaction for satisfaction score 5 patient is satisfied is 77,08 .Conclusion from this research we found that the accuracy of analgesic selection for cancer pain is relatively low, but level of satisfaction is high 77,08 .Keywords analgesic, cancer pain, pain level
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Marlyne
Abstrak :
Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa tanaman Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida, memiliki efek analgesik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek analgesik ekstrak etanol 70% bunga mawar (Rosa chinensis Jacq.). Dalam penelitian ini digunakan metode Sigmund (metode geliat) pada 25 ekor mencit jantan yang telah lulus uji kepekaan, dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan asetosal, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak bunga mawar berturut-turut sebesar 0,005; 0,01 dan 0,02 g/20 g BB mencit. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, satu jam kemudian diinduksi dengan asam asetat 0,6% secara intraperitoneal, setelah sepuluh menit diamati dan dihitung jumlah geliat dengan interval lima menit selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis I (0,005 g/20 g BB mencit) dan dosis II (0,01 g/20 g BB mencit) memberikan persentase proteksi berturut-turut (89,12% dan 73,69%) dan persentase efektivitas yang tinggi (98,15% dan 81,16%), dan hampir setara dengan kontrol positif yaitu asetosal dengan dosis 13 mg/20 g BB mencit yang memberikan persentase proteksi 90,80% dan persentase efektivitas 100%. ......In the previous study the analgesic effect of some rose (Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida) was investigated. The aim of this study was to investigate analgesic effect of the ethanol extract 70% of Rose (Rosa chinensis Jacq.). This study used Sigmund method (writhing method) at 25 male mice which have passed sensitivity test, divided into five groupes. Group I as negative control was administered 0,5% CMC, group II as positive control was administered acetosal, group III, IV and V was administered extract of rose at 0,005; 0,01 and 0,02 g/20 g BW. One hour before intraperitonial injection of acetic acid 0,6%, drugs were orally administered to mice. The number of writhings exhibited by each animal was counted for one hour with interval five minute beginning ten minute after acetic acid induction. The result shows that effectiveness at dose I (0,005 g/20 g BW) and dose II (0,01 g/20 g BW) had percent protection (89,12% and 73,69%) and higher percent effectiveness (98,15% and 81,16%), and almost equal with positif control, acetosal dose 13 mg/20 g BW with percent protection 90,80% and percent effectiveness 100%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Febrina
Abstrak :
Jambu mede (Anacardium occidentale Linn.) digunakan dalam pengobatan tradisicnal di Indonesia karena khasiatnya yang beraneka ragam. Salah satu khasiat jambu mede adalah sebagai analgesik. Beberapa jamu pegal linu yang beredar di pasaran juga menggunakan daun Jambu mede sebagai salah satu kompónennya. Pada percQbaan terdahulu (23) pemeriksaan efek analgesik infus daun j ambu mededilakukan pada mencit dengan metode hot-plate. Data ilmiah yang menuniang khasiat analgesik daun j ambu mede masih dirasakan kurang. Karena itu peneliti ingin melakukan pemeriksaan pada tikus putih. Dalam penelitian dilakukan pula pemisahan antara daun yang muda dan daun yang tua untuk mengetahui daun -mana yang iebih kuat memberikan efek analgesik, sebab pada penelitian yang terdahuludigunakan campuran keduanya Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui apakah daun jambu mede mempunyai efek analgesik. Selain itu Juga untuk mengetahui daun mana yang lebih kuat sebagai analgesik. Metode yang digunakan adalah metode rat tail-flick menurut D'Amour dan Smith dengan alat analgesimeter. Sebagai zat pembanding digunakan Dipiron dengan dosis 300 mg per kg B. Pemberian obat dilakukan peroral dan efek analgesik ditentukan berdasarkan perpanjangan waktu reaksi tikus terhadap rangsang nyeri sampai menit ke-300 setelah petnberian obat. Hasil pengukuran dan analisis statistik menunjukkan baha efek analgesik infus daun muda lebih kuat daripada iflfL(S daur) tua. Pada infus daun muda, efek analgesik terlihat pada pernberian dosis 600 mg per 200 gr BB terutama pada menit ke-60 5 905 dan 120. Pecnberian infus daun muda dengan dosis 1200 mg per 200 g BB rnemperlihatkan efek analgesik sampai menit ke-300 Sedangkan pemberian infus daun muda dengan dosis 300 mg per 200 g BB, tidak mernperlihatkan efek analgesik yang berarti dari menit ke-30 sampai men-it ke-300 setelah pemberian. Bila dibandingkan dengan obat analgesik Dipiron5 ternyata efek analgesik infus daun j ambu rnede lebih lemah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Vanessa
Abstrak :
Nyeri neuropatik dapat diatasi dengan menggunakan obat farmasi, namun penggunaannya mengandung efek samping yang merugikan tubuh. Terdapat alternatif obat berupa jamu berbahan dasar jahe merah (Zingiber officinale var rubrum), pala (Myristica fragrans), dan cengkeh (Syzygium aromaticum), yang jika digabungkan dapat berfungsi sebagai jamu penurun ketegangan saraf. Beberapa zat aktif yang dimiliki bahan baku jamu penurun ketegangan saraf adalah gingerol, miristisin, dan eugenol, yang terbukti memiliki aktivitas analgesik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas analgesik pada zat aktif dari jamu penurun ketegangan saraf secara in silicoyang mana hasilnya memperlihatkan adanya interaksi inhibisi zat aktif dari jamu penurun ketegangan saraf dan obat standar terhadap reseptor TRPV-1, dan dari perbandingan koefisien inhibisi didapatkan bahwa zat aktif miristisin aktivitas analgesiknya paling mendekati obat standar terhadap ID/3J9J, dan pada ID/3SUI didapati koefisien inhibisi zat aktif gingerol lebih baik dari obat atandar. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi simulasi pabrik dengan kapasitas 43,27 kg/hari atau 72.072 kapsul/hari, didapatkan NPV sebesar IDR 27.160.061.376, IRR sebesar 65,05%, serta PBP dalam waktu 1,44 tahun dengan harga produk Rp 200.000/botol berisi 120 kapsul dan massa kapsul 0,6 gram. ......Neuropathic pain can be overcome by using pharmaceutical drugs or surgical therapy, however, some use of pharmaceutical drugs to reduce neuropathic pain can have side effects for the body. There is an alternative in the form of herbal drink consists of nutmeg (Myristica fragrans), cloves (Syzygium aromaticum), and red ginger (Zingiber officinale var rubrum) which, when combined, can be functioned as a medicine to reduce nerve tension or neuropathic pain. In this research conducted an in silico analysis of analgesic activity on the active substances of herbal drink where the results showed inhibition interaction of active substances from herbal drink and standard medicine against the TRPV-1 receptor, and the inhibitioncoefficient showed that myristicin has analgesic activity closest to the analgesic activity from standard medicine on ID/3J9J, meanwhile on ID/3SUI the result is the inhibition coefficient of the gingerol were better than the standard medicine. Based on the results of economic analysis of the preliminary plant design simulation with a capacity of 43.27 kg/day or 72,072 capsules/day; the NPV is IDR 27.160.061.376, the IRR is 65,05%, and the PBP is on 1.44 years with the price of the product Rp 200.000/ bottle with 120 capsules, and each capsule weighted 0,6 gram.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library