Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Wijaksono
Abstrak :
ABSTRAK


Tanaman jambu mede (Anacardium occidentale Linn. ) digunakan sebagai salah satu komponen dalam pengobatan tradisional antara lain dalam jamu pegel linu. Telah dilaporkan bahwa daun jambu mede mempunyai efek analgetik pada hewan coba. Oleh karena efek analgetik daun jambu mede belum diteliti pada manusia maka dilakukan penelitian efek analgetik daun jambu mede pada sukarelawan sehat.

Tujuan penelitian mi adalah untuk menguji efek analgetik daun jambu mede pada manusia.

Pada penelitian mi digunakan daun muda yang diberikan dalam bentuk infus dengan dosis 25 g/50 kg BB. peroral pada 12 sukarelawan sehat dengan randomized single blind crossover design, dan sebagai obat pembanding digunakan parasetamol dosis 600 mg/50 kg ES peroral.

Dalam penelitian mi digunakan analgesimeter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur waktu reaksi pada menit ke 0, 15, 30, 60, 90, 120, 180, dan 240 setelah pemberian obat.

Dari hasil analisis statistik ternyata infus daun muda jambu mede menunjukan efek analgetik yang berbeda bermakna dibandingkan kontrol (menit ke 0 ) dengan p < 0,01 mulai menit ke 15 sampai menit ke 180 setelah pemberian obat.

Hasil percobaan -ini bila dibandingkan parasetamol ternyata efek analgetik infus daun muda jambu mede lebih lernah dengan p < 0,01 pada menit ke .30, 90, dan 120, dengan p < 0,05 pada menit ke 15, 60, dan 180 setelah pemberian obat.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Silvia Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK Nyeri merupakan perasaan sensoris dan emosional yang berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan. Propolis merupakan produk alam yang berasal dari resin tumbuhan yang dikoleksi oleh lebah madu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas daya analgesik mikroenkapsul propolis stingless bee asal Sulawesi Selatan pada mencit putih jantan (Mus Musculus). Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas analgesik adalah metode kimia menggunakan induktor nyeri asam asetat. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing perlakuan 5 ekor mencit. Kelompok I (parasetamol sebagai kontrol positif), Kelompok II (aquades sebagai kontrol negatif), Kelompok III-V mikrokapsul propolis 80 SDE 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB). Respon nyeri berupa geliat diamati dengan selang waktu 5 menit selama 30 menit. Efek mikroenkapsul propolis dosis 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB memberikan perbedaan yang signifikan (P<0,05) dengan kontrol negatif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini memiliki khasiat sebagai analgesik dengan daya analgesik dosis I: 16,92%, dosis II: 85,07%, dan dosis III: 97,51%.
ABSTRACT Pain is sensory and emotional feelings associated with tissue damage. Propolis is a natural product derived from plant resins collected by honeybees. This study aims to determine the analgesic activity of mikroencapsul of propolis stingless bee from South Sulawesi on male white mice (Mus Musculus). Test animals was divided into 5 groups with each treatment of 5 mice. Group I (paracetamol as a positive control), Group II (aquades as a negative control), Group III-V microcapsules propolis 80 SDE 250 mg/kgBW, 500 mg/kgBW and 1000 mg/kgBW. Pain response was observed with an interval of 5 minutes for 30 minutes. Mikroencapsul propolis dose 500 mg/kgBW and 1000 mg/ kgBW have significant difference (P<0.05) with negative control. The results obtained in this study has efficiency as an analgesic with strength of power dose I: 16.92 %, dose II: 85.07 %, and dose III: 97.51 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Rasa nyeri merupakan hal yang umum terjadi pada pasien pasca operasi sebagai akibat dari cedera, prosedur invasif, atau keberadaan penyakit. Nyeri mempunyai konsekuensi klinis, ekonomi dan sosial, seperti perubahan sistem kekebalan tubuh, memperlambat penyembuhan, berkurangnya kemampuan untuk melakukan pekerjaan tertentu dan perasaan menderita akibat nyeri yang sebenarnya tidak perlu. Penanganan nyeri pasien pasca operasi harus dilakukan secara adekuat, sehingga diharapkan dapat mengurangi waktu perawatan di rumah sakit, pasien dapat kembali melakukan rutinitas seperti sebelum menjalani operasi dan tidak menderita akibat nyeri pasca operasi. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui proporsi dan profil penggunaan analgesik pada pasien pasca operasi di Instalasi Rawat Inap A (IRNA-A) RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif prospektif dengan cara mengambil data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui wawancara dengan pasien / keluarga pasien dan dengan dokter, sedangkan pengambilan data sekunder dari rekam medis pasien pasca operasi yang dirawat di IRNA-A lantai tiga sampai lantai lima RSCM selama awal Maret-akhir April 2007. Selain pengamatan jumlah pasien yang menggunakan analgesik, juga dilakukan pengamatan efek analgesia dari berbagai analgesik yang digunakan ditinjau dari aspek dosis, cara pemberian dan lama pemberian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi penggunaan analgesik sebesar 81,6% (284 pasien dari 348 pasien), dengan proporsi terbanyak ialah penggunaan analgesik non-opioid pada semua jenis bedah. Persentase efek analgesia baik tertinggi masing-masing ditemukan pada pasien yang menggunakan analgesik pada dosis lazim, menggunakan analgesik dengan durasi lama dan menggunakan analgesik dengan cara pemberian per oral.
Universitas Indonesia, 2007
S32456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reiss, Barry S.
New York: Delmar, 1984
615.1 REI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
Abstrak :
Anacardium Occidentale L atau yang lebih dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah jambu mede, jambu mente, merupakan salah satu tumbuhan multiguna, karena selain dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bagian biji dapat dimakan sebagai makanan kecil, bagian buah sebagai buah segar atau sari buah dan bagian daun muda untuk lalap ( sayur mentah ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgetik hasil fraksinasi sari metanol daun jambu mede yang diberikan secara oral pada hewan coba mencit putih yang diberi asam asetat sebagai pembangkit rangsang nyeri. Penelitian dilakukan menurut metode writhing test atau test peritoneal, menggunakan pembanding asam asetil salisilat ( asetosal ). Bahan uji diberikan secara oral dalam bentuk suspensi dalam larutan CMC 0,5 %, diberikan tiga puluh menit sebelum pemberian asam asetat. Pengamatan jumlah geliat dilakukan 10 menit setelah penyuntikan asam asetat, selang waktu 5 menit selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari etil asetat dosis 47 mg/20 g berat badan dan sari butanol dosis 26 mg/20 g berat badan mempunyai efek analgetik yang secara statistik tidak berbeda bermakna dengan efek yang ditimbulkan oleh asam asetil salisilat dosis 1,30 mg/20 g berat badan. Sari air dan residu tidak menunjukkan efek analgetik. Ketiga macam dosis sari etil asetat yaitu 31, 47 dan 71 mg/20 g berat badan memberikan efek analgetik tetapi peningkatan dosis ini tidak diikuti dengan peningkatan efek.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Trowce Lista Nalle
Abstrak :
ABSTRAK
Nyeri merupakan keluhan utama penderita kanker yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Langkah awal untuk menanggulangi nyeri akibat kanker adalah penilaian nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang adekuat akan tercapai bila nyeri dijadikan tujuan utama dalam pengobatan kanker, hal ini dapat terpenuhi bila ada kesesuaian antara derajat nyeri yang dilaporkan pasien dengan analgesik yang diresepkan. Tujuan penelitian yaitu menilai ketepatan pemilihan analgesik dan keadekuatan terapi analgesik pada pasien nyeri kanker. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif dengan cara melakukan kajian penggunaan analgesik pada pasien dewasa dengan nyeri kanker yang menjalani rawat inap di RSCM periode Maret-Mei 2016, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu semua pasien baru dengan nyeri kanker dan sesuai kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Keadekuatan terapi dinilai dengan Pain Management Index PMI . Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil yang didapat dari 96 pasien yang dirawat, pada awal masuk didapatkan nyeri ringan pada pada 55 pasien 57,29 , setelah 24 jam rawat pada 60 pasien 62,5 dan setelah 48 jam rawat; nyeri ringan didapatkan pada 80 83,33 pasien. Nyeri sedang di awal masuk 41 42,7 pasien, setelah 24 jam 36 37,5 pasien dan 48 jam sebanyak 16 16,66 pasien. Dari 96 pasien yang dirawat terdapat 672 penggunaan analgesik. Jenis analgesik yang paling banyak digunakan adalah Parasetamol tablet 51,63 . Persentase cara pemberian analgesik secara oral 77,23 dan intravena 21,87 . Ketepatan penggunaan analgesik berdasarkan derajat nyeri adalah 290 43,1 penggunaan dari 672 penggunaan. Skor PMI nol dan positif didapatkan 95 98,9 pasien dan skor negatif 1 0,01 pasien. Overtreatment didapatkan pada 79 82,2 pasien. Tingkat kepuasan pasien dengan skor kepuasan > 5 pasien yang merasa puas adalah 77,08 . Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan ketepatan pemilihan jenis analgesik masih relatif rendah, meskipun tingkat kepuasan tinggi 77,08 Kata kunci :Analgesik, nyeri kanker, derajat nyeri
ABSTRACT
Abstract Pain is an important problem for cancer patients that can affect their quality of life. The first step to manage cancer pain is assessing the pain. Adequate pain management will be achieved if pain control is the main goal in cancer treatment. This will be fulfilled if there is compatibility between pain level reported by the patient and prescribed analgesic.To evaluate the accuracy of analgesic selection and the adequacy of analgesic therapy in cancer pain patients.This research is a prospective observational study, by reviewing analgesic administration in adult patients with cancer pain that were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital in March to May 2016. Subjects were selected by consecutive sampling admissions, i.e. all new admitted patients with cancer pain that meet inclusion criteria were included in the study until required sample was fulfilled. The adequacy of therapy was measured with Pain Management Index PMI . Collected data was analyzed descriptively. Results from 96 selected subjects, mild pain was found in 55 patients 57,29 at the time of admission, 60 patients 62,5 at 24 hours of hospitalization, and 80 patients 83,33 at 48 hours of hospitalization. Moderate pain was found in 41 patients 42,7 at the time of admission, 36 patients 37,5 at 24 hours of hospitalization, and 16 patients 16.67 at 48 hours of hospitalization. From 96 patients, there were 672 analgesic usage. The most frequently used analgesic is paracetamol tablet 51,63 . Percentage of oral route administration is 77,23 , while intravenous is 21,87 . The accuracy of analgesic usage based on pain level is 290 43,1 out of 672 usage. PMI score of positive and zero was found in 98,9 subjects, while negative was found in 0,01 patients. Overtreatment was found in 79 patients 82,2 . Level of patient rsquo s satisfaction for satisfaction score 5 patient is satisfied is 77,08 .Conclusion from this research we found that the accuracy of analgesic selection for cancer pain is relatively low, but level of satisfaction is high 77,08 .Keywords analgesic, cancer pain, pain level
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chriscavin Jitas Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Nyeri adalah efek yang dihasilkan dalam keadaan sadar ketika rangsangannya sampai di otak dimana rangsangan berasal dari impuls saraf yang dihasilkan oleh rangsangan berbahaya. Analgesik adalah sekelompok golongan obat yang berperan dalam meredakan rasa sakit. Penemuan jamu oleh Rd Soenarto Mertowardojo pada tahun 1899 bahwa Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Jahe merah (Zingiber officinale Rubrum)dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan  saraf. Jamu penurun ketegangan saraf dibuat dengan metode reflux selama 90 menit dilanjutkan dengan dekoksi hingga volume mencapai 125 mL. Terdapat 3 dosis jamu yang dibuat yakni 0,1625 mL, 0,325 mL dan 0,650 mL. Penelitian jamu turun tegang saraf menggunakan hewan uji berupa mencit putih galur Mus muculus sebanyak 5 ekor per kelompok uji. Hewan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok yakni kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1, dosis 2 dan dosis 3. Mencit kemudian diinjeksikan dengan asam asetat (acetic-induced Writhing Test) yang menyebabkan mencit merasakan nyeri dan menggeliat. Total gerakan geliat kemudian didata dan dianalisa per setiap kelompok uji. Total rerata geliat paling sedikit terdapat pada kontrol positif dengan rerata (1,00-1,22) diikuti oleh dosis 2 (0,325 mL/20g BB) dengan rerata (1,40-1,34) diikuti oleh dosis 3 (0,650 mL/20g BB) dengan rerata (1,80-1,30) dan dosis 1 (0,1625 mL/20g BB) dengan rerata (4,00-4,18). Pengujian total fenolik pada bahan tunggal jahe (Zingiber officinale Rubrum) dilakukan dengan mengekstraksi bahan tunggal jahe menggunakan ekstraksi reflux dengan variasi suhu 60oC, 70oC dan 80oC dan pelarut 0% etanol, 25% etanol dan 50% etanol. Hasil ekstraksi kemudian diteteskan folin 0,4 mL, 4,6 mL aquadest dan 4 mL larutan Na2CO3. Larutan kemudian diuji kadar absorbansinya dan didapatkan hasil terbaik kandungan fenolik terdapat pada suhu 80oC dan pelarut etanol 50% yakni 37,08 ppm.
ABSTRACT
Pain is an effect that is produced in a conscious state when the stimulus reaches the brain where stimulation comes from nerve impulses produced by dangerous stimuli. Analgesics are a group of drugs that play a role in relieving pain. Plants contain various chemical compounds with properties that are partially known. The discovery of herbal medicine by Rd. Soenarto Mertowardojo in 1899 that Nutmeg (Myristica fragrans), Cloves (Syzygium aromaticum) and Red ginger (Zingiber officinale Rubrum) can be combined and mixed as herbs drop tense nerves. The nerves dropped by the reflux method for 90 minutes followed by decoction until the volume reached 125 mL. There are 3 doses of herbal medicine made namely 0.1625 mL, 0.325 mL and 0.650 mL. The study of nerve-dropping herbs using test animals in the form of white strain Mus muculus mice as many as 5 per test group. The animals are grouped into 5 groups: negative control, positive control, dose 1, dose 2 and dose 3. Mice are then injected with acetic-induced Writhing Test which causes mice to feel pain and stretch. The total amount of stretching was the least in the positive control with a mean (1.00 ± 1.22) followed by a dose of 2 (0.325 mL/20 g BB) with a mean (1.40 ± 1.34) followed by a dose of 3 (0.650 mL/20g BB) with mean (1.80 ± 1.30) and dose 1 (0.1625 mL/20g BB) with a mean (4.00 ± 4.18). Testing of total phenolic in a single ingredient of ginger (Zingiber officinale Rubrum) was carried out by extracting a single ingredient of ginger using reflux extraction with a temperature variation of 60C, 70C and 80C and a solvent of 0% ethanol, 25% ethanol and 50% ethanol. The extraction results were then dropped by 0.4 mL folin, 4.6 mL aquadest and 4 mL Na2CO3 solution. The solution was then tested for the absorbance level and  the best results of phenolic content is showed at 80C and 50% ethanol solvent which is 37,08 ppm.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Marlyne
Abstrak :
Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa tanaman Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida, memiliki efek analgesik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek analgesik ekstrak etanol 70% bunga mawar (Rosa chinensis Jacq.). Dalam penelitian ini digunakan metode Sigmund (metode geliat) pada 25 ekor mencit jantan yang telah lulus uji kepekaan, dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan asetosal, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak bunga mawar berturut-turut sebesar 0,005; 0,01 dan 0,02 g/20 g BB mencit. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, satu jam kemudian diinduksi dengan asam asetat 0,6% secara intraperitoneal, setelah sepuluh menit diamati dan dihitung jumlah geliat dengan interval lima menit selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis I (0,005 g/20 g BB mencit) dan dosis II (0,01 g/20 g BB mencit) memberikan persentase proteksi berturut-turut (89,12% dan 73,69%) dan persentase efektivitas yang tinggi (98,15% dan 81,16%), dan hampir setara dengan kontrol positif yaitu asetosal dengan dosis 13 mg/20 g BB mencit yang memberikan persentase proteksi 90,80% dan persentase efektivitas 100%. ......In the previous study the analgesic effect of some rose (Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida) was investigated. The aim of this study was to investigate analgesic effect of the ethanol extract 70% of Rose (Rosa chinensis Jacq.). This study used Sigmund method (writhing method) at 25 male mice which have passed sensitivity test, divided into five groupes. Group I as negative control was administered 0,5% CMC, group II as positive control was administered acetosal, group III, IV and V was administered extract of rose at 0,005; 0,01 and 0,02 g/20 g BW. One hour before intraperitonial injection of acetic acid 0,6%, drugs were orally administered to mice. The number of writhings exhibited by each animal was counted for one hour with interval five minute beginning ten minute after acetic acid induction. The result shows that effectiveness at dose I (0,005 g/20 g BW) and dose II (0,01 g/20 g BW) had percent protection (89,12% and 73,69%) and higher percent effectiveness (98,15% and 81,16%), and almost equal with positif control, acetosal dose 13 mg/20 g BW with percent protection 90,80% and percent effectiveness 100%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chavella Avatara
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik kerja profesi apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Fatmawati periode bulan Maret-April tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di rumah sakit, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian di rumah sakit. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua bulan dengan tugas khusus yaitu ldquo;Profil Penggunaan Total Parenteral Nutrisi TPN dan Analgesik di Intensive Care Unit ICU RSUP Fatmawati Periode 29 Maret-4 April 2018 rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini adalah memahami penggunaan nutrisi parenteral dan analgesik pada pasien ICU di RSUP Fatmawati dan mengetahui jumlah pemakaiannya sehingga dapat menjadi sumber perencanaan sediaan farmasi.
ABSTARCT
Internship at Fatmawati General Hospital period March to April 2018 aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in hospitals in accordance with applicable laws and ethics, have insight, knowledge, skills and practical experience in conducting pharmaceutical practices in the hospital, have a clear picture of the pharmaceutical practice issues as well as studying strategies and activities that can be undertaken in order to develop pharmaceutical practices in the hospital. This professional work practice was carried out for two months with the special task of Total Usage Profile of Parenteral Nutrition and Analgesic at Intensive Care Unit ICU of Fatmawati General Hospital Period March 29 to April 4, 2018 . The purpose of this particular task is to understand the use of parenteral nutrition and analgesic in ICU patients of Fatmawati General Hospital and to know the amount of its use so that it can be a source of pharmaceutical preparation.
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>