Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andito Mohammad Wibisono
Abstrak :
Pendahuluan: COVID-19 telah dilaporkan menyebabkan berbagai gejala, termasuk gejala pernapasan dan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare. Standar emas untuk pengujian COVID-19 adalah RT-PCR menggunakan koleksi swab nasofaring. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengambilan swab nasofaring memiliki beberapa keterbatasan, terutama untuk mendeteksi gejala gastrointestinal. Salah satu variabel dalam pengujian RT-PCR adalah Nilai CT yang diketahui dapat meningkatkan spesifisitas pengujian. Namun, belum ada penelitian yang menghubungkan Nilai CT pasien dengan pengambilan sampel swab anal dengan gejala gastrointestinal terkait COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik, khususnya penelitian potong lintang. Data sekunder diperoleh dan diolah yang berisi data pribadi, pekerjaan, dan hasil CT Value. Analisis lebih lanjut dilakukan pada hubungan antara gejala gastrointestinal dan tingkat Nilai CT pada swab anal. Hasil: Distribusi tingkat Nilai CT responden berdasarkan cut off >25 untuk tinggi, dan <25 untuk rendah dan sedang. Dari 37 subjek, 1 orang (2,7%) memiliki Nilai CT rendah dan 36 pasien memiliki Nilai CT tinggi. Distribusi gejala subjek didapatkan 15 pasien (40,5%) tidak mengalami gejala gastrointestinal dan sebanyak 22 pasien (59,5%) mengalami gejala gastrointestinal. Gejala gastrointestinal umum yang dilaporkan pada pasien meliputi: mual (54,1%), muntah (18,9%), sakit perut (16,2%) dan diare (13,5%). Namun, tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,05) antara Nilai CT pada pengambilan anal swab dengan gejala gastrointestinal pada pasien COVID-19. Kesimpulan: Hubungan antara Nilai CT pada pengambilan anal swab dengan gejala gastrointestinal pada pasien COVID-19 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Penelitian lebih lanjut tentang faktor risiko yang mempengaruhi hasil nilai CT direkomendasikan. ......Introduction: COVID-19 has been reported to cause a range of symptoms, including respiratory symptoms and gastrointestinal symptoms such as nausea, vomiting, and diarrhea. The gold standard for COVID-19 testing is RT-PCR using nasopharyngeal swab collection. However, several studies have shown that taking nasopharyngeal swabs have some limitation, particularly to detect gastrointestinal symptoms. One of the variables in RT-PCR testing is CT Value, which known can increase specifity of the test. However, there has been no study linking the CT Value of patients with anal swab sampling with COVID-19 related gastrointestinal symptoms. Methods: This study used an analytical research design, particularly a cross-sectional study. Secondary data were obtained and processed which contained personal data, work, and CT Value results. Further analysis was conducted on the relationship between gastrointestinal symptoms and the level of CT Value on anal swabs. Result: The distribution of respondents' CT Value levels were based on a cut off of >25 for high, and <25 for low and moderate. From 37 subjects, 1 person (2.7%) had a low CT Value and 36 patients had a high CT Value. The distribution of the subject's symptoms found 15 patients (40.5%) had no gastrointestinal symptoms and as many as 22 patients (59.5%) had gastrointestinal symptoms. Common gastrointestinal symptoms reported in patients include: nausea (54.1%), vomiting (18.9%), abdominal pain (16.2%) and diarrhea (13.5%). However, there was no significant relationship (p>0.05) between CT Value in anal swab taking and gastrointestinal symptoms in COVID-19 patients. Conclusion: The association between CT Value in anal swab taking and gastrointestinal symptoms in COVID-19 patients did not show a significant relationship. Further research on risk factors affecting the CT value results are recommended
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Gunawanjati Sudrajat
Abstrak :
Latar Belakang Kasus pertama di AS memperlihatkan adanya gejala saluran cerna juga dialami oleh penderita COVID-19. Penelitian di Cina didapatkan pasien dengan keluhan pernapasan yang disertai keluhan saluran cerna adalah 47% dan ada 3% pasien yang hanya dengan keluhan saluran cerna saja tanpa gejala pernapasan. Pada penelitian RT-PCR ternyata ditemukan hasil positif tidak hanya pada saluran napas namun juga pada spesimen lain termasuk feses (29-53,42%). Pada biopsi endoskopi beberapa kasus juga ditemukan adanya virus SARS CoV-2 pada lambung, duodenum, ileum, dan juga rektum. Sedangkan penelitian menggunakan spesimen anal swab didapatkan angka 52,6% hasil positif. Terdapat laporan kasus dimana hasil pemeriksaan PCR swab nasofaring negatif, namun ternyata swab anal menunjukkan hasil positif dan persisten selama 42 hari. Metode RT-PCR dengan spesimen swab anal diharapkan dapat menjadi alternatif selain spesimen dari naso-orofaring. Tujuan Pada penelitian ini akan menguji performa tes PCR swab anal jika dibandingkan dengan tes PCR swab naso-orofaring sebagai alat diagnosis Covid-19. Metode Populasi target adalah adalah pasien suspek atau probable Covid-19, usia>18 tahun. Subyek dengan diare profuse, Hematokezia atau melena masif, luka di anal, tidak disertakan dalam penelitian. Pemeriksaan RT-PCR swab anal dilakukan dengan MiRXES Fortitude Kit 2.1 Hasil Penelitian ini berhasil mendapatkan data dari 136 subyek. Selama penelitian tidak didapatkan komplikasi dan keluhan dari pasien selama pengambilan sampel anal. Sensitivitas RT-PCR swab anal adalah 36,67% (IK 95%: 28,04 sampai 45,28%) dan spesifisitas 93,75% (IK 95%: 81,88 sampai 100%). Nilai duga positif didapatkan 97,78% (IK 95%: 93,47 sampai100%) dan nilai duga negatif sebesar 16,48% (IK 95%:8,86 sampai 24,10%). Simpulan RT-PCR Swab anal dapat menjadi uji konfirmasi yang baik pada kasus COVID 19 dengan spesifisitas 93,8% pada kasus suspek dan probable COVID 19. Swab anal juga aman untuk dikerjakan. ......Background The first US case of Covid 19 experiencing gastrointestinal disorders. Study in China found that patients with respiratory and gastrointestinal symptoms was 47% and there were 3% of patients with gastrointestinal symptoms only without respiratory symptoms. It was found that positive results of RT-PCR were not only in the respiratory tract but also in other specimens including feces (29-53.42%). Endoscopic biopsy of several cases also found the SARS CoV-2 virus in the stomach, duodenum, ileum, and rectum. While the study using anal swab obtained 52.6% positive results. There was a case report that PCR examination of the nasopharyngeal swab was negative, but the anal swab was positive and persistent for 42 days. This finding certainly needs further investigation, because there may be cases of Covid-19 that were not detected by the naso-oropharygeal swab RT-PCR swab but can be detected by anal swabs. The RT-PCR method with anal swab is expected to be an alternative to the naso-oropharygeal swab. Objective This study test the performance of the anal PCR swab test when compared to the naso-oropharyngeal swab PCR test as a diagnostic tool for Covid-19. Method Subjects of this study are patients with suspected or probable Covid-19, aged> 18 years. Subjects with extensive diarrhea, massive hematoschezia or melena, and anal wounds, were not included in the study. RT-PCR anal swab examination was performed with MiRXES Fortitude Kit 2.1 Result 136 eligible subjects were analyzed. There were no complication and complaints from patients during sampling. The sensitivity of RT-PCR anal swab was 36.67% (CI: 28.04 to 45.28%) and specificity 93.75% (CI: 81.88 to 100%). The positive predictive value was 97.78% (CI: 93.47 to 100%) and the negative predictive value was 16.48% (8.86 to 24.10%). Conclusion RT-PCR Anal swabs can be a good confirmation tool of COVID 19 cases with a specificity of 93.8%, in suspected and probable COVID 19 cases. Anal swabs are also a safe procedure.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library