Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosita Anggraini Tagor
Abstrak :
Penelitian ini mencoba mencermati perilaku mengkonsumsi majalah dan atau tabloid anak pada anak-anak usia sekolah (middle childhood, school age) Sampel populasi adalah murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang diasumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang ditarik secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7 - 12 tahun (kelas 2 - kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan. Penelitian ini merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama studi kuantitatif, dan tahap selanjutnya studi kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif melalui survei menggunakan kuesioner. Sedangkan studi kualititatif secara in-depth interviews. Hasil pengumpulan data kuantitatif diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Dalam analisa hasil penelitian, data kualitatif disampirkan pada data kuantitatif sebagai gambaran pelengkap. Penuturan lengkap para informan disusun tersendiri dalam bentuk narasi. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan lingkungan sosial berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak berpengaruh terhadap lama dan cara membaca. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif, integratif personal dan pelepasan tekanan. Anakanak dari sekolah di lingkungan menengah dan atas cenderung berpendapat dengan membaca mereka dapat berimajinasi, memiliki pengetahuan baru dan tidak tegang lagi daripada anak-anak sekolah di lingkungan bawah . Jenis kelamin berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan afektif dan pelepasan tekanan. Anak perempuan cenderung merasa senang sekali saat membaca majalah atau tabloid anak dan tidak merasa tegang lagi dibanding anak laki-laki. Usia berpengaruh terhadap motivasi membaca untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan pelepasan tekanan. Anak-anak dalam kategori usia 7 - 8 tahun cenderung membaca untuk pemenuhan kebutuhan kognitif, integratif personal dan integratif sosial. Anak dalam kategori usia 9 - 10 membaca untuk memenuhi kebutuhan afektif. Sedangkan anak-anak dalam kategori usia 11 - 12 tahun membaca untuk pelepasan tekanan. ......Children's Magazines and Tabloids Consumtion by School-Age Children (Research On Uses And Gratifications Approach Among Elementary School (SD) Students in the DKI Jakarta (Special Region Of Jakarta Area)This research attempts to look into the behavior of consuming children's magazines and/or tabloids among school-age (middle childhood, school (age) children). The population sample is Elementary School (SD) students at three social environments in Jakarta assumed to be SD within lower, middle and upper environments drawn purposively. The respondents are SD students of 7 - 12 years of age (level 2 - level 6 SD) reading children's magazines and/or tabloids totaling 439 children including 3 children as informers. This research contitutes a combination of quantitative and qualitative studies conducted gradually. The first phase is quantitative study, and the subsequent phase qualitative study. Collection of quantitative data through survey using questionnaires.Whereas the qualitative study by means of in-depth interviews. The result of collection of quantitative data is processed using SPSS (Statistical Package for Social Sciences). In the analysis of research result, the qualitative data is attached to quantitative data as supplementary description. Full reports of the informers are compiled separately in the form of narration. The result of chi-square test shows that the social environment affects the initiative to read, method of obtaining the children's magazines or tabloids, and the reading time. Whereas the social environment does not affect the length and method of reading. The social environment affects the motivation to read to meet personal affective, social integrative needs and release of tension. The children from the school within the middle and upper environment tend to be of the opinion that by reading they can imagine, obtain new knowledge and are no longer tense compared to the school students within the lower environment. The type of sex affects the fulfillment of affective needs and release of tension. Girls tend to be very happy when reading children's magazines or tabloids, and no longer feel tense compared to boys. The age affects the motivation to read to fulfill the cognitive, affective, personal integrative, social integrative, and release of tension needs. Children in the age of 7 - 8 years tend to read for fulfillment of cognitive, personal integrative and social integrative needs. Children in the age category of 9 - 10 years read to fulfill the affective needs. Whereas children in the age category of 11 - 12 years read for release of tension.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rossyani Ekindriaty
Abstrak :
Prevalensi dari infeksi cacing tambang termasuk A duodenale di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur NTT masih tinggi Umumnya anak anak usia sekolah berIsiko tinggi terkena infeksi cacing tambang karena sering bermain di luar tanpa memakai alas kaki Riset ini bertujuan untuk mencari hubungan antara infeksi A duodenale dengan status anemia pada anak anak di desa Nangapanda kabupaten Ende NTT Riset ini dilakukan berdasarkan data sekunder dari penelitian departemen Parasitologi FKUI yang dilakukan dengan metode cross sectional Data diambil dari sampel berupa darah dan feses dari 262 anak anak berusia 6 sampai 17 tahun Dari sampel feses terbukti bahwa 90 dari 262 anak yang dites terinfeksi A duodenale di mana 53%-nya adalah laki-laki Prevalensi infeksi meningkat dengan bertambahnya umur anak dan prevalensi tertinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun sebelum kemudian menurun hingga pada usia 16 dan 17 tahun dengan tidak ditemukan sampel yang terinfeksi Sampel darah menunjukkan bahwa ada 26 dari 262 sampel yang dikategorikan sebagai anemia Dari semua individu yang terinfeksi A duodenale hanya 6,7% yang terkena anemia Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status infeksi A duodenale dan anemia (p=0,150) Namun terdapat perbedaan signifikan pada nilai hemoglobin rata rata antara individu yang sudah terinfeksi dan tidak terinfeksi (p=0,020) Tidak terdapat perbedaan status anemia antara laki laki dan perempuan (p=0,862) atau antara anak anak dan remaja (p=0,184). Disimpulkan bahwa infeksi A duodenale tidak menyebabkan anemia pada anak sekolah di Nangapanda Kata Kunci Infeksi A duodenale anak anak usia sekolah anemia. ......The prevalence of Soil Transmitted Helminths STH infection including A duodenale in Indonesia especialy Nusa Tenggara Timur NTT is high and school aged children are at greatest risk for this infection This study aims to provide the link and determine the nature of the relationship between A duodenale infection with anemia status and prove whether the infection alone is causing anemia among children in Nangapanda village Ende district NTT This research is based on cohort study done by Department of Parasitology FKUI Data from stool and blood sample was collected from 262 children aged 6 ndash 17 years old Analysis was done using SPSS 17 0 program Result from stool sample showed that 90 out of 262 samples were infected with A duodenale with 53 of them being male The distribution of infection based on age rise with age and peaked at the age of 10 before declining and finally none of the 16 and 17 years old are infected Blood test reveals there are 26 out of 262 samples that is considered anemia This means only 6 7 of the individual infected with A duodenale has anemia which shows that there is no significant relationship between A duodenale infection status and anemia p 0 150 However Mann Whitney shows that there rsquo s a significant difference in the mean value of Hb between the infected and uninfected individuals p 0 020 There is also no significant difference of anemia status between gender p 0 862 or between children and adolescence p 0 184 In conclusion A duodenale infection does not cause anemia among school aged children in Nangapanda Keywords A duodenale infection school aged children anemia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Maulidtiya
Abstrak :
Perkembangan teknologi internet telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk perilaku bermain game online di kalangan anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara perilaku bermain game online dan temperamen anak usia sekolah di Depok. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional, sebanyak 146 siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Mekarjaya dipilih sebagai responden melalui teknik random cluster sampling. Instrumen penelitian mencakup Kuesioner Kecanduan Game Online Indonesia dan Inventarisasi Temperamen Usia Sekolah (SATI). Analisis data menggunakan uji Chi Square untuk menentukan hubungan antara variabel. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kecanduan game online sedang (58.2%) dan temperamen sedang (54.8%). Terdapat hubungan signifikan antara perilaku bermain game online dan temperamen anak (p value: 0.001). Kesimpulannya, perilaku bermain game online berpengaruh signifikan terhadap temperamen anak, menyoroti pentingnya pengawasan orang tua dan guru. Penelitian ini merekomendasikan agar tenaga keperawatan, institusi pendidikan, serta masyarakat dan orangtua meningkatkan upaya edukasi dan pengawasan untuk mengurangi dampak negatif game online terhadap perkembangan sosial anak usia sekolah. ......The development of internet technology has influenced various aspects of life, including online gaming behavior among children. This study aims to evaluate the relationship between online gaming behavior and the temperament of school-age children in Depok. Using a quantitative correlational design with a cross-sectional approach, 146 elementary school students in the Mekarjaya Subdistrict were selected as respondents through random cluster sampling technique. Research instruments included the Indonesian Online Game Addiction Questionnaire and the School-Age Temperament Inventory (SATI). Data analysis involved Chi-Square tests to determine the relationship between variables. Results showed that the majority of respondents had moderate levels of online game addiction (58.2%) and moderate temperaments (54.8%). There was a significant relationship between online gaming behavior and children's temperament (p-value: 0.001). In conclusion, online gaming behavior significantly influences children's temperament, highlighting the importance of parental and teacher supervision. This study recommends that nursing staff, educational institutions, and parents enhance efforts in education and supervision to mitigate the negative impacts of online games on the social development of school age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library