Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bakhrul Khair Amal
Abstrak :
Penelttian ini adalah studi kebijakan tentang pemberdayaan anak jalanan melalui Rumah Singgah . Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena peneliti ingin mendiskripsikan penanganan Anak Jalanan di Indonesia yang menjadi perbandingan dengan negara- negara seperti Afganistan, Bangladesh, Nepal, Pakistan, Srilangka, Filipina, Brazil, temyata Indonesia mempunyai perspektif yang berbeda dengan penanganan anak jalanan yang dilakukan di berbagai Negara, dan daiam mendefinisikan anak jalanan. Penjelasan jenis penelitian ini diambil karena peneliti hanya ingin memberikan gambaran penangani masalah anak jatanan. Peneliti tidak ingin menguji hipotesa ataupun mencari hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah dan Pembuat kebijakan yakni Departemen Sosial Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan Febuari 2002 sampai dengan bulan agustus 2002. Penetapan infbrman diambil secara purposive, dimana informan diambil secara sengaja oleh peneliti. Setiap infbrman mewakili bagian-bagian program pada Rumah Singgah Informan terdiri dari, anak jalanan, pengurus Rumah Singgah, Masyrakat, Pekerja sosial dan orang tua anak jalanan. Upaya penanganan anak jalanan, perlu melibatkan banyak pihak, profesi dan disiplin ilmu karena masalah anak jalanan merupakan hasil dan penghasil bagi masalah sosial lainnya. Rumah Singgah Anak Jalanan merupakan salah satu bentuk usaha penanganan permasalahan sosial, terutama anak-anak jalana. Namun dalam realitanya penanganan anak jalanan melalui Rumah Singgah hanya mengurangi aktivitas anak di jalana. tidak kepada permasalahan anak berada di jalan. Kehidupan Anak Jalanan merupakan kehidupan yang sangat keras bagi seorang anak. Dari kondisi alam yang kadang kala tidak bersahabat, gangguan orang dewasa, dan dan tingginya resiko kecelakaan melekat pada diri mereka. Dilihat dan pendekatan yang digunakan rumah singgah menggunakan pendekatan centre based program dengan fungsi intervensi rehabilitatif, yaitu berusaha melepaskan anak dari jalannan. Meskipun demikian rumah singgah juga menggunakan pendekatan community based dan street based yang tercermin dalam beberapa program dan kegiatannya. Rumah singgah adalah realisasi model penampungan drop in centre yaitu penampungan sementara, karena rumah singgah hanya sebagai fasilitator untuk memfasilitasi anak jalanan lepas dari jafanan agar kembali ke keluarga asli, ataupun keluarga pengganti. Rumah singgah sebagai tempat penampungan sementara memberikan bermacam fasilitas sebagai daya tarik, yang dapat digunakan oleh anak-anak jalanan untuk beristirahat, membersihkan diri, mencuci pakaian, makan, berteduh, tidur, bermain, dan tain sebagainya. Selain fasilitas, anak-anak jalanan di rumah singgah juga memperoleh beragam pelayanan berupa program bimbingan anak, bimbingan keluarga, dan pendidikan jalanan. Masing-masing dari program tersebut direalisasikan dalam bentuk kegiatan yang dafam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak jalanan. Program bimbingan anak diturunkan dalam bentuk kegiatan bimbingan sosial ke anak, bimbingan kesehatan, bimbingan agama, belajar, dan pemberian bantuan beasiswa kepada anak-anak jalanan yang masih bersekolah ataupun yang ingin melanjutkan sekolah. Program bimbingan keluarga terdiri dari kegiatan home visit, surat-menyurat dan mengundang orang tua anak jalanan untuk berdiskusi bersama tentang perkembangan anak mereka. Kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga anak jalanan juga merupakan kegiatan dari program bimbingan keluarga. Sedangkan kegiatan yang tercakup dalam program pendidikan jalanan adalah kegiatan outreach, yang didalamnya sendiri terdiri dari bimbingan anak, keluarga, yang dilakukan oleh petugas outreach di jalan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mhd. Ridha Haykal Amal
Abstrak :
PeneHtian ini adalah studi kasus tentang Rumah Singgah Yasan Kesejahteraan Indonesia. Pendekatan peneHtian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena peneliti ingin mendiskripsikan program pelayanan di rumah singgah secara detail. Penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian htpotesa. Jenis peneHtian ini diambil karena peneliti hanya ingin memberikan gambaran tentang peranan pekerja sosial dalam menangani masalah anak jalanan. Peneliti tidak ingin menguji hipotesa ataupun mencari hubungan sebab akibat. Penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah YKAI yang berlokasi di Jl. Swadaya 2, No.3 Rt. 17/06 Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2000 sampai dengan bulan September 2001. Penetapan informan diambil secara purposive, dimana informan diambil secara sengaja oleh peneliti. Setiap informan mewakili bagian-bagian program pada Rumah Singgah YKAI. Itifbrman terdiri dari, anak jalanan, pengurus Rumah Singgah YKAI dan orang tua anak jalananan. Upaya penanganan anak jalanan, perlu melibatkan banyak pihak, profesi dan disiplin ilmu karena masalah anak jalanan merupakan hasil dan penghasii bagi masaiah sosial lainnya. Rumah Singgah Anak Jalanan YKAI merupakan saiah satu bentuk usaha kesejahteraan sosiaf yang peduli terhadap kesejahteraan anak-anak Indonesia, terutama anak-anak jalanan. Suatu bentuk usaha yang secara tidak langsung bertujuan melindungi anak-anak jalanan dari kondisi alam yang kadang kala tidak bersahabat, gangguan orang dewasa, dan melindungi mereka dari tingginya resiko kecetakaan melekat pada diri mereka. Dilihar dari pendekatan yang digunakan rumah singgah YKAI menggunakan pendekatan centre based program dengan fiingsi intervenst rehabilitatif^yaitu berusaha melepaskan anak dari jalannan. Meskipun demikiap rumah singgah juga menggunakan pendekatan community based dan street based yang tercermm dalam beberapa program dan kegiatannya. Rumah singgah adalah realisasi model penampungan drop in centre yaitu penampungan sementara, karena runiah singgah haiiya sebagai fasilitator untuk memfasilitasi anak jalanan tepas dari jalanan agar kembali ke keluarga asli, ataupun keluarga pengganti. Rumah singgah sebagai tempat penampungan sementara memberikan bermacam fasilitas sebagai daya tank, yang dapat digunakan oleh anak-anak jalanan untuk beristirahat, membersihkan diri, mencuci pakaian, makan, berteduh, tidur, bermain, dan lain sebagainya. Selain fasilitas, anak-anak jalanan di rumah singgah juga memperoleh beragam pelayanan berupa program bimbingan anak, bimbingan keluarga, dan pendidifcan jaianan. Masing-masing dari program tersebut direalisasikan daiam bentuk kegiatan yang daiam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak jalanan. Program bimbingan anak diturunkan daiam bentuk kegiatan bimbingan sosial ke anak, bimbingan kesehatan, bimbingan agama, belajar, dan pemberian bantuan beasiswa kepada anak-anak jalanan yang masih bersekolah ataupun yang ingin melanjutkan sekolah. Program bimbingan keluarga terdiri dari kegiatan home visit, surat-menyurat dan mengundang orang tua anak jalanan untuk berdiskusi bersama tentang perkembangan anak mereka. Kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga anak jalanan juga merupakan kegiatan dari program bimbingan keluarga. Sedangkan kegiatan yang tercakup daiam program pendidikan jaJanan adalah kegiatan outreach, yang didalamnya sendiri terdiri dari bimbingan anak, keluarga, yang dilakukan oleh petugas outreach di jalan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Silvia Salsabila
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan sebagian kecil dari fenomena ?nyata? yang menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh anak-anak. Fenomena ini terdapat hampir di seluruh dunia, baik pada negara-negara maju maupun negara-negara berkembang dengan jumlah atau proporsi yang beragam. Permasalahan tersebut hingga saat ini masih merupakan permasalahan sosial yang belum kunjung terselesaikan.

Beberapa program telah dirancang dan diimplementasikan untuk pengentasan masalah ini, namun masih belum dinilai dapat memuaskan dan menuntaskan permasalahan ini disebabkan oleh satu dan lain hal. Sebagian besar program-program yang ada, menitikberatkan pada upaya penyediaan ?rumah? bagi anak-anak ini. Hal ini mengindikasikan adanya pandangan yang menganggap keberadaan ?rumah? bagi anak- anak jalanan adalah panting. Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian berkembang Iebih jauh, karena berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata tidak hanya rumah ?buatan" hasil dari program, melainkan juga rumah orang tua atau rumah sendiri, pun tidak berhasil membuat anak-anak jalanan merasa ?at home?. Bagaimana sebenarnya arti ?rumah? yang bagi anak-anak jalanan ini?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi perkembangan bagi anak dalam usia sekolah yang di antaranya dikemukakan oleh Piaget dan Erikson, teori mengenai anak jalanan dari Lucchini, YKAI dan lain sebagainya, teori-teori mengenai persepsi, rumah, dan teori hirarki kebutuhan dari Maslow.

Penelitian yang dilakukan disini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Keempat responden ternyata memiliki penghayatan arti ?rumah? yang bersifat sangat subjektif; yang dipengaruhi oleh pengalaman., kebutuhan dan harapan yang dimiliki oleh masing-masing responden terhadap rumah. Setelah dilakukan analisis individual bagi setiap kasus, penulis juga melakukan analisis banding antar kasus, yang berusaha menemukan persamaan dan perbedaan untuk setiap kategori pengalaman, kebutuhan dan harapan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden memiliki persepsi mengenai rumah yang kurang lebih sama, pada setiap kategori pengalaman, kebutuhan dan harapan. Hanya ada satu responden yang memiliki perbedaan yang berarti dalam kategori kebutuhan (Maslow) dengan mengungkapkan adanya kebutuhan untuk menjadikan rumah sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri.

Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan perasaan ?lekat? (place of attachement) terhadap rumah. Analisis-analisis yang dilakukan ini juga melibatkan analisis banding dengan proporsi-proporsi teoritis yang berkaitan dengan hal yang dianalisis.
2000
S3009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Tri Astuti
Abstrak :
Di Jakarta banyak terlihat anak usia sekolah yang karena keterbatasan ekonomi keluarganya harus bekerja untuk mencari nafkah, di jalan-jalan atau tempat-tempat umum lainnya. Bagi kita yang belum pernah terjun langsung dalam kehidupan mereka mungkin akan membayangkan bahwa mereka adalah anak-anak yang tidak berdaya, bodoh, tidak beruntung, sedih atau keadaan lain yang kurang menguntungkan. Secara teoritis disebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari golongan sosial ekonomi rendah cenderung memiliki harga diri yang rendah pula (Coopersmith, 1967 & Rice, 1981). Hal ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak jalanan di Jakarta. Pada kenyataannya mereka justru merasa bebas, gembira, tidak keberatan akan pekerjaan yang dilakukan dan tetap optimis memandang masa depannya serta yakin dapat merasa bahagia dalam hidupnya. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana gambaran taraf harga diri yang mereka miliki. Agaknya tantangan hidup dan stressor dari lingkungan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak jalanan. Dalam situasi seperti ini tentunya mereka membutuhkan dukungan dan pertolongan dari pihak lain untuk dapat membantu. Apalagi sebagian besar dari anak yang bekerja di jalan itu tidak tinggal bersama ayah ibunya. Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana gambaran taraf dukungan sosial yang diperoleh anak-anak itu dari lingkungan sosialnya. Meskipun secara teoritis dukungan sosial membawa pengaruh positif bagi perkembangan individu termasuk pada perkembangan harga dirinya, dalam penelitian ini akan diuji apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan harga diri pada anak yang bekerja di jalan, di Jakarta. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 34, adalah anak-anak yang bekerja di jalan, dari lima wilayah di DKI Jakarta, berusia antara 7 sampai 12 tahun, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya. Sedangkan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner harga diri yang diadaptasi dari Self Esteem Inventory yang dibuat oleh Coopersmith (1967) dan kuesioner dukungan sosial yang diadaptasi dari social Provision Scale yang dibuat oleh Russel dan Cutrona (1986). Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel yang diteliti, digunakan teknik korelasi Pearson's Product Moment, dengan R=833 (signifikan pada l.o.s 0,05 maupun 0,01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan harga diri pada anak yang bekerja di jalan, di Jakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library