Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Reno Monalisa
"Pemberian MP-ASI yang berkualitas merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah stunting. Pemberian MP-ASI yang tidak berkualitas, memiliki efek buruk pada kesehatan dan pertumbuhan anak serta meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. MAD merupakan salah satu indikator penilaian MP-ASI, namun pada kenyataannya masih banyak anak dengan MAD tercapai yang dengan stunting. Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kualitas pemberian MP-ASI pada anak stunting usia 6-23 bulan dengan Minimum Acceptable Diet (MAD) tercapai. Metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi, informan utama adalah 6 ibu yang memiliki anak balita stunting usia 6-23 bulan yang MAD tercapai, serta 17 orang informan penting yang terdiri dari anggota keluarga lain, kader Posyandu, penjual bubur MP-ASI/makanan matang dan petugas gizi Puskesmas. Penelitian dilakukan di 4 Kelurahan Jakarta Pusat pada bulan Februari-Maret 2020. Hasil penelitian yaitu MP-ASI dengan indikator MAD tercapai namun kualitasnya belum baik karena tidak memenuhi AKG anak, pengetahuan ibu terkait MP-ASI cukup baik, tidak ada kepercayaan makanan tabu, sebagian besar ibu membeli bubur MP-ASI dan makanan matang untuk MP-ASI anak, sumber rujukan utama ibu dalam praktek pemberian MP-ASI adalah buku KIA, tidak ada hambatan trasnpostasi dalam mendapatkan bahan makanan, penghasilan suami yang tidak tetap menjadi hambatan dalam membeli MP-ASI. Disarankan agar Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat: melakukan Inovasi pembuatan aplikasi mobile, meningkatkan kegiatan penyegaran (refreshing) dan inovasi kegiatan sosialisasi MP-ASI, melakukan kegiatan inovasi dengan membentuk kelompok pendukung MP-ASI berkualitas, melakukan pembinaan, pemantauan, penilaian dan menerbitkan sertifikat laik hygiene sanitasi jasaboga pada penjual bubur MPASI dan makanan matang.

Quality of complementary feeding practices is an effort to overcome the problem of stunting. Giving a poor quality complementary feeding ptactices, have a bad effect on child‟s health and growth and also increasing morbidity and mortality rate. Minimum Acceptable Diet (MAD) is one of the indicators of complementary feeding assessment, but in reality there are still many children with MAD who have achieved is stunting.The purpose of this study was to represent the relationship between complementary feeding practices with stunting using MAD requirements. Qualitative research is conduct with case studies methods, data collection by in-depth interviews, and observations. Six mothers who had stunting toddlers aged 6-23 months are the main respondent with good MAD requirements. Seventeen respondents support qualitative information of the main respondent. Support respondents are consisting of other family members, community healthcare vanguard, the seller of complementary feeding/cooked food, and nutritionist in the Health community center (PUSKESMAS). The study was conducted in 4 Central Jakarta Sub-districts in February-March 2020. The results of the study are complementary feeding practices with poor quality of MAD requirements proven not to comply with the RDA. Maternal knowledge related to complementary feeding practices is quite good, there is no belief in taboo foods, most of the mother buy breastfeeding complementary food such as porridge and cooked food for children. The basic references for mothers in the practice of giving complementary feeding practices are "mother and children healthcare handbook (KIA handbook)". From the results, there are no obstacles to get the food; the husband's income does not an resistance in buying complementary feeding. Recommendation: for Central Jakarta, Health Office initiative for innovating the creation of mobile mother and children healthcare applications; innovate activities in complementary feeding food socialization; conduct innovation activities by forming quality
complementary feeding food support groups; conducting and coaching, monitoring, and evaluating and issuing sanitation hygiene-concern certificates for complementary feeding catering services (MP-ASI Sellers).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Luthfiyah Sani
"Diare adalah kondisi buang air besar yang encer atau berair, yang terjadi setidaknya 3 kali dalam 24 jam. Diare masih menjadi penyebab kematian utama balita di dunia. Berdasarkan data SDKI 2017, kejadian diare paling tinggi tejadi pada anak usia 6- 23 bulan, di mana kebutuhan energi dan zat gizi anak meningkat selama periode ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor praktik pemberian makan anak, faktor higiene sanitasi, faktor pemanfaatan layanan kesehatan, dan faktor sosiodemografi terhadap kejadian diare pada anak 6-23 bulan. Penelitian dengan metode cross sectional ini menganalisis data sekunder dari 4.030 anak 6-23 bulan pada SDKI tahun 2017. Analisis dengan uji chi-square dan regresi logistik ganda dengan confidence interval 95% dilakukan untuk mengetahui faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare. Prevalensi kejadian diare pada anak 6-23 bulan di Indonesia tahun 2017 adalah 19,8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa melanjutkan pemberian ASI, penggunaan botol dot, fasilitas jamban, sumber air minum, usia ibu, status ekonomi, dan daerah tempat tinggal memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian diare. Pada analisis multivariat, variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan diare adalah penggunaan botol dot, fasilitas jamban, usia ibu, dan pendidikan ibu. Fasilitas jamban merupakan faktor dominan yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare (OR=1,500, 95% CI 1,262-1,784), di mana anak dengan fasilitas jamban tidak layak berisiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami diare dibandingkan anak dengan fasilitas jamban layak. Menggunakan jamban sehat, mencuci peralatan makan anak dengan benar terutama jika menggunakan botol dot, dan melakukan praktik pemberian makan anak sesuai rekomendasi WHO perlu dilakukan untuk mencegah diare dan menjaga kesehatan anak pada usia 6-23 bulan.

Diarrhea is the passage of loose or watery stools, usually at least three times in 24- hour period. Diarrhea still becomes the leading cause of death in children under five worldwide. Data from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 shows that the highest prevalence of diarrhea is found in children aged 6-23 months, where the energy and nutrient needs increase during this period. This research aims to analyze the association between child feeding practice factors, sanitation and hygiene factors, healthcare utilization factors, and sociodemographic factors with the occurrence of diarrhea in children aged 6-23 months. This cross-sectional study included secondary data from 4,030 children aged 6-23 months in IDHS 2017. Chisquare test and multiple logistic regression with 95% confidence interval were applied to analyze factors significantly associated with diarrhea. The prevalence of diarrhea in children aged 6-23 months in Indonesia year 2017 was 19.8%. Bivariate analysis shows that continued breastfeeding, bottle feeding, toilet facility, source of drinking water, maternal age, economic status, and place of residence were significantly associated with diarrhea. In multivariate analysis, variables found to have significant association with diarrhea were bottle feeding, toilet facility, maternal age, and maternal education. Toilet facility was the dominant factor associated with diarrhea (OR=1,500, 95% CI 1,262-1,784), where the children with unimproved toilet facilities were 1.5 times more likely to have diarrhea compared to children with improved toilet facilities. Using healthy latrines, washing children’s eating utensils especially the baby bottle properly, and applying WHO recommendations in child feeding practices, are necessary to prevent diarrhea and maintain children’s health at the age of 6-23 months."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library