Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Shobrina Imamah
"Nicki Minaj yang diketahui sebagai penyanyi dan ratu hip-hop, selalu membawa kontroversi dalam setiap karyanya. Beberapa orang berpendapat bahwa karyanya mengandung nilai-nilai feminis sementara sebagian orang meragukannya sebagai feminis. Video dan liriknya menunjukan tubuh perempuan sebagai objek dan seksualitas yang terlihat dibuat untuk mata laki-laki. Lirik lagunya terdengar sangat menunjukan seksualitas dan cenderung memandang rendah perempuan sedangkan video menunjukan kekuatan perempuan yang berpengaruh dan berani. Hal yang bertentangan ini sangat menarik untuk dibahas.
Artikel ini akan menganalisis hal yang bertentangan (ambivalen) dalam karya Nicki Minaj di video dan lirik lagu "Anaconda" and "Only" dengan menggunakan teori Male Gaze dari Laura Mulvey. Artikel ini akan membahas tubuh perempuan sebagai objek yang ditunjukan oleh lagu-lagu tersebut. Walaupun karya Minaj terlihat memuaskan mata laki-laki, tetapi dia juga telah mendukung perempuan untuk mendapatkan kekuatan mereka. Artikel ini membuktikan bahwa Minaj menggunakan ambivalen dalam karyanya untuk mengubah pola pandangan terhadap tubuh perempuan dan mendukung mereka untuk mendapatkan kebebasan tubuhnya.

Nicki Minaj, well-known as a singer and a queen of hip-hop, always bears controversy in her works. Some people argue that her works contain feminist values while others wonder about her feminism. Her videos and lyrics reveal woman's body objectification and sexuality which seem to be created for the male eyes. The lyrics sound overtly sexual and tend to look down on women, while the videos point out the power of a woman who looks powerful and brave. These ambivalences are interesting to be discussed.
This article analyzes Nicki Minaj's ambivalences in both the videos and lyrics of "Anaconda" and "Only" using the theory of male gaze from Laura Mulvey. It will discuss woman's body objectification revealed in these songs. Although Minaj seems to satisfy the male eyes, she has encouraged women to get empowerment. This article argues that Minaj uses her ambivalences to deconstruct the stereotype of woman's body objectification and encourage women to get their freedom."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Carina Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kekerasan seksual terhadap perempuan, khususnya dalam bentuk pemerkosaan, merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, masih belum tercipta kondisi yang mendukung bagi korban karena adanya penerimaan mitos pemerkosaan. Studi ini dilakukan untuk menguji peranan seksisme ambivalen dan objektifikasi seksual terhadap perempuan dalam memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki di wilayah Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa seksisme ambivalen ? = 0,412, t 2, 272 =8,118.

Sexual violence against woman, particularly in the form of rape, is a serious problem that occurs in Indonesia. However, the condition for rape victim is still not supporting enough because of rape myth acceptance. This study is conducted to examine the role of ambivalent sexism and sexual objectification of women to predict rape myth acceptance among male college student in Jabodetabek region. The result shows that ambivalent sexism 0,412, t 2, 272 8,118."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiwa Fathi
"Performa ambivalen Norwegia terhadap komitmen Rezim Paris semakin intens pasca keputusan Norwegia untuk mengekspansi pendirian kilang migas di kawasan Arktik serta memperkuat komitmen iklim melalui Climate Act. Hal ini berimbas pada kegagalan konstan Norwegia dalam memenuhi target pengurangan emisi (NDC)—tertinggal jauh dibandingkan negara-negara Nordik lainnya. Penelitian ini menjawab alasan intensifikasi performa ambivalen Norwegia dengan menggunakan kerangka analisis kebijakan luar negeri di bawah payung Teori Peran dan Konsep Transformasi Negara. Temuan utama dalam penelitian ini mengacu pada status prominen Norwegia di ranah iklim merupakan wujud performa dari konsepsi peran sebagai Pemimpin Upaya Mitigasi Perubahan Iklim. Namun, derajat kontradiksi semakin intens pada tahun 2016-2023 lantaran proses manifestasi peran diintervensi oleh konteks-konteks khusus yang turut menempatkan optimalisasi migas sebagai kepentingan strategis. Benang merah dari temuan ini dibagi ke dalam dua tingkatan. Di tingkat perumusan kebijakan Norwegia, kompetisi politik domestik mencapai titik konvergensi antara iklim dan migas bermuara pada kebutuhan kapabilitas materiil partai politik yang bersumber dari pendapatan migas serta penjaringan legitimasi melalui isu iklim sebagai agenda populis. Adapun absensi kontrol aktivitas migas dalam Rezim Paris dalam ranah struktural menjadi celah bagi pemenuhan komitmen pengurangan emisi.

Norway’s ambivalent performance towards its Paris Agreement has intensified following its decision to expand oil and gas infrastructure in the Arctic and simultaneously strengthen climate commitments through the Climate Act. This duality has led to Norway's consistent failure to meet its Nationally Determined Contributions, lagging behind other Nordic countries. This study examines the reasons behind Norway's intensified ambivalent by employing a foreign policy analysis framework grounded in Role Theory and the Concept of State Transformation. The main findings indicate that Norway's prominent status in the climate arena reflects its role as a Leader in Climate Mitigation Efforts. However, from 2016-2023, the degree of contradiction has increased due to the interplay of special contexts that prioritize the optimization of petroleum interests as a strategic necessity. These findings can be categorized into two levels. At the policymaking level, domestic political competition converges on climate and oil interests, driven by the need for political parties to secure material capabilities sourced from oil revenues and to garner legitimacy by elevating climate issues as a populist agenda. Additionally, the structural absence of controls on oil activities within the Paris Agreement creates a gap that hinders the fulfillment of NDC commitments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Annisa
"Sikap Ambivalen Tokoh Linda dalam Proses Pencapaian Subjektivitas Perempuannya pada Novel Adultery 2014 Karya Paulo Coelho Adultery 2014 merupakan novel karya Paulo Coelho, seorang novelis terkenal asal Portugis yang karyanya tersebar di berbagai belahan dunia.Tesis ini berusaha mengungkapkan sikap ambivalen tokoh utama dalam novel ini, yaitu Linda dalam proses pencapaian subjektivitas perempuannya. Landasan teori yang digunakan adalah pendekatan feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir dan fokalisasi. Analisis fokalisasi dengan memasang konsep feminisme eksistensialis Beauvoir menunjukkan kecenderungan tokoh yang merepresentasikan nilai-nilai dari konsep tersebut. Analisis fokalisasi pada beberapa tokoh pada tataran narasi yang berbeda menunjukkan adanya sikap ambivalen Linda. Kesimpulan dari keseluruhan analisis memperlihatkan sikap ambivalen Linda dalam usaha mencapai subjektivitas dirinya yang pada akhirnya berhasil ia raih.

The Ambivalent Attitude of Linda in Attaining Her Female Subjectivity in Adultery 2014 by Paulo CoelhoAdultery 2014 is a novel by Paulo Coelho, a famous novelist from Portugal whose works are spread through parts of the world. This thesis tries to reveal the ambivalent attitude of the main character in this novel, Linda, in achieving her subjectivity. The theoretical frameworks used are feminist existentialism by Simone de Beauvoir and focalization technique. Focalization analysis by applying feminist existentialism concept by Beauvoir showed a trend figures that represent the values of the concept. Focalization analysis on some of the figures at different level of narration shows the ambivalent attitude of Linda. The conclusion of the overall analysis show the ambivalent attitude of Linda in achieving her subjectivity which in the end she managed to achieve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library