Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barry Muhammad Nadim
"Motor DC merupakan alat listrik yang berfungsi untuk mengkonversikan suatu energi listrik menjadi energi mekanik dengan menggunakan suplai teganan DC. Untuk mendapakan performance yang baik dari motor DC, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dari motor ini adalah temperatur lingkungan. Semakin besar temperatur lingkungan pada area saat motor DC saat beroperasi (melebihi standar), besar nilai efisiensinya pun akan mengurang. Oleh karena itu motor DC harus beroperasi pada suhu lingkungan yang normal dan pembebanan yang sesuai agar dapat bekerja dengan efisiensi yang paling baik. Hal ini dapat dilihat dengan cara melakukan komparasi besar nilai efisiensi terhadap perubahan temperatur lingkungan pada area tersebut. Pada hasil pengujian terlihat bahwa penurunan efisiensi untuk variasi torsi pembebanan 2 Nm (15.7% dari rated torque), 2.6 Nm (20.4% dari rated torque), dan 3.2 Nm (25.1% dari rated torque) dari nilai puncaknya ke nilai terendah pada ambient temperature 26.9⁰C sampai 50⁰C berturut-turut adalah sebesar 1.9%, 1.2%, dan 0.7%.

DC motor is an electrical device that converts electrical energy into mechanical energy by using DC power supply. In order to get a good performance from DC motor, there are several things that have to be noticed. One of the factors that can affect efficiency on this motor is ambient tempreature. The higher the ambient temperature (overheated) when DC motor operates, the lower will the efficiency value. Therefore, DC motor must be operated at the right temperature and the right load in order to get the best efficiency. This can be seen by doing an efficiency value comparation towards ambient temperature shift on the area. Experiment result shows that the decreasing in effcieny from its highest to lowest value for ambient temperature 26.9⁰C to 50⁰C is 1.9% for 2 Nm (15.7% from rated torque), 1.2% for 2.6 Nm (20.4% from rated torque), and 0.7% for 3.2 Nm (25.1% from rated torque)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandi
"Pemanfaatan pengering semprot dengan menggunakan udara bertemperatur tinggi sudah sangat luas digunakan. Tak jarang temperatur yang digunakan bisa lebih dari 110°C. Akan tetapi temperatur udara pengering yang tinggi tersebut menimbulkan efek pada produk. Beberapa senyawa protein akan rusak jika terkena panas lebih dari 55°C begitu juga pudarnya warna sebagian serat dan turunnya kadar vitamin sari makanan. Material dengan sifat tersebut dikenal dengan heat sensitive material. Penggunaan udara pengering bertemperatur sama dengan temperatur lingkungan dianggap relatif aman untuk material ini. Pada kondisi dimana temperatur udara pengering sama dengan temperatur droplet maka laju pengeringan yang paling dominan adalah akibat perbedaan konsentrasi uap air.

Spray drying utilization by using high-temperature air is widely used today. The air temperature can be more than 110°C. However, high-air temperature has an impact onto product. For example, some compounds of protein damage while it is exposed to heat over 55°C as well as fading of some colour of fibber and decrease of vitamin in food. Material with those properties well known as heat sensitive material. Drying air with ambient temperatur is considered as a solution for heat sensitive material treatment.When the degree of air temperatur for drying has the same with droplet temperatur, diffusivity takes the most part in evaporation."
2012
S70215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"ABSTRACT
PLTMG Panaran adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas yang berlokasi di Panaran PBatam dimana setiap unit mesin di PLTMG panaran memiliki 6 buah finfan cooler yang berfungsi untuk mendinginkan suhu HT (High Temperature) pada mesin. Saat ini pengoperasian finfan cooler di PLTMG Panaran di operasikan secara manual oleh operator dengan melihat kondisi pembebanan serta suhu luar ruangan (ambient temperature). Terdapat beberapa kekurangan dalam pengoperasian secara manual diantaranya inefisiensi daya serta kemungkinan derating engine atau penurunan daya mampu ketika operator lupa atau tidak tepat dalam menentukan jumlah aktifnya motor finfan cooler. Sistem kontrol otomatis dengan metode fuzzy ini merupakan sistem yang tepat untuk memperbaiki kelemahan sistem kontrol manual yang ada di PLTMG saat ini. Sistem ini akan mengatur putaran motor sesuai dengan kebutuhan atau kestabilan unit mesin secara otomatis berdasarkan kondisi pembebanan serta suhu luar ruangan. Diharapkan dalam pengoperasian dapat memudahkan operator serta menurunkan ineffisiensi dalam pemakaian daya motor finfan dan juga diharapkan sistem kontrol cerdas dapat diterapkan oleh PT. PLN Persero untuk proyek 35.000 MW. "
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PT. PLN, 2017
621 JEK 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Andigan D.
"Temperatur hotspot merupakan parameter penting dalam penentuan umur suatu transformator. Di mana hotspot ini dapat diartikan sebagai titik dimana terjadi kenaikan suhu paling tinggi pada bagian transformator. Untuk itu diperlukan upaya untuk menemukan dan menghitung hotspot pada transformator sehingga diketahui bahwa hotspot yang terjadi tidak melebihi batas kenaikan suhu yang sudah ditentukan. Ada beberapa parameter yang berpengaruh terhadap kenaikan nilai hotspot pada transformator. Salah satunya adalah temperatur lingkungan (temperatur ambien), di mana berdasarkan metode IEEE, temperatur ambien ini memberikan efek pada kenaikan nilai hotspot pada transformator. Metode IEEE yang digunakan adalah metode IEEE yang dikenal dengan Clause 7. Pada skripsi ini diperoleh kesimpulan bahwa setiap kenaikan 10% temperatur ambien maka temperatur hotspot juga mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3.58%.

Hotspot temperature is an important parameter in determining the age of a transformer. These hotspots can be interpreted as points where the highest temperature rise exist in the transformer . It required effort to find and calculate the hotspot in the transformer so that the we know that hotspots that occur do not exceed limits of specified temperature rise. There are several parameters that influence the increase in value of hotspots in the transformer. One is the environment temperature (ambient temperature) which based on the IEEE method, this temperature has effect on the increase in value of hotspots in the transformer. IEEE method that used in this paper is known as Clause 7. In this thesis the conclusion is that in every 10% rising in temperature ambient, then the temperature of the hotspot will rise an average of 3.58%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S100
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Afifah
"Transformator merupakan komponen utama dalam sistem distribusi tenaga listrik ke konsumen, jika terjadi kerusakan pada transformator maka penyaluran tenaga listrik menuju konsumen akan terhenti sehingga SAIDI dan SAIFI dari PLN akan meningkat. Tingginya suhu pada transformator dapat menyebabkan degradasi pada isolasi transformator. Ketika suhu pada kumparan naik sampai batas 110 C maka akan terjadi degradasi pada isolator dan sisa umur dari transformator akan berkurang. Kerusakan transformator dapat menyebabkan gangguan pada sistem tenaga listrik dan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Sebelum transformator mengalami kerusakan harus dilakukan penggantian secara efisien hingga transformator benar-benar dikategorikan tidak efisien lagi untuk digunakan, hal ini dapat dilakukan dengan mengganti transformator yang akan mengalami kerusakan. Prediksi rentang waktu transformator beroperasi secara efisien dan normal sebelum terjadi kerusakan dapat dilakukan dengan menggunakan pemodelan termal. Standar pemodelan termal yang digunakan merupakan standar yang dikeluarkan oleh IEEE (IEEE std C57.91-1995). Parameter utama yang digunakan dalam memprediksi umur ini adalah Hot Spot Temperature (HST). Nilai perolehan HST dihitung menggunakan software MATLAB dengan standar perhitungan Annex G yang sesuai dengan standar IEEE. Dengan memperoleh HST usia pakai transformator dapat ditentukan. Penelitian ini melihat pengaruh dari pembebanan, suhu hot-spot, dan suhu ruang terhadap umur pakai transformator. Semakin nilai dari ketiga faktor tersebut maka semakin cepat transformator akan rusak, dengan persen pengurangan umur transformator yang akan meningkat secara eksponensial. Pemberian nilai pembebanan, suhu hot-spot, dan suhu ruang tertinggi pada penelitian ini memberikan persentase pengurangan umur sebesar 0.0888332, 0.0193394, dan 0.020753 secara berurutan.

Transformer is one of the main components in distribution system of electrical power system towards the consumers, thereby any damage to the transformers will hinder the distribution of electricity towards the consumers, and in turn will make the SAIDI and SAIFI levels go up. High temperature in transformers can cause degradation in the insulation of transformers which in turn will cause failure in transformers. When the temperature in winding reaches or goes beyond the limit of 110 C, a degradation in insulation will start happening and the remaining life of transformers will decrease. Damage in transformers will cause disturbance in electrical power system and result in a major economic loss. Before damages occur, transformers need to be changed up until it is deemed to be no longer efficient, this can be done by replacing the transformer that is about to be damaged. To predict when a transformer is about to break, a calculation is made based on thermal modelling according to IEEE Std C57.91-1995 with its most prominent variable being Hot Spot Temperature (HST). HST is obtained by MATLAB programming using Annex G of IEEE Std. C57.91-1995. By obtaining HST thus the remaining lifetime of transformers can be predicted. This research analysed the effect of loading, hot-spot temperature, and ambient temperature on the remaining lifetime of a transformer. The higher those three factors are, the quicker the transformer will break, with loss of life percentage increasing exponentially. The highest loading, hot spot temperature, and ambient temperature given in this research gives percent loss of life 0.0888332, 0.0193394, 0.020753 respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library