Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
G. Hanny Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S39582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Baktiyono
Abstrak :
Paduan aluminium ADC 12 merupakan paduan yang banyak digunakan dalam industri otomotif yang dewasa ini industri tersebut berkembang dengan pesat. Paduan harus memiliki sifat mekanis seperti yang diinginkan. Sifat mekanis tuangan diantaranya adalah sifat kekerasan, dipengaruhi oleh struktur mikro. Sedangkan struktur mikro dipengaruhi kecepatan pembekuan dari tuangan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kecepatan pembekuan pada benda uji yang memiliki variasi ketebalan 15, 35, 55 dan 80 mm dan pengaruh penggunaan cil dan riser (penambah) untuk mempenga uhi kecepatan pembekuan. Dari hasil pengujian kekerasan memperlihatkan, bahwa pada ketebalan 15 mm yang menggunakan cil memiliki kecepatan pembekuan yang tinggi dan struktur mikro yang halus dengan nilai kekerasan terbesar (14 HN). Sedangkan penggunaan penambah (riser) sebagai kompensasi untuk mencegah cacat akibat penyusutan pada ketebalan 35 mm, menyebabkan kecepatan pembe kuannya lambat dan bentuk struktur mikro yang kasar dengan nilai kekerasan terendah (68 BHN).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwight, John
London: E&FN Spon, 199
669.7 DWI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Altenpohl, D.
Dusseldorf: Aluminium-Verlag, 1982
669.96 ALT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deswan
Abstrak :
Perunggu Aluminium merupakan paduan tembaga yang banyak digunakan dalam bidang industri, kerena mempunyai sifat mekanik yang baik. Perunggu aluminium merupakan paduan dengan unsur utama Cu dan Al dan penambahan unsur lain yaitu besi (Fe). Penambahan unsur ini dimaksudkan untuk meningkatkan sifat mekanik yang dibutuhkgn. Selain itu sifat mekanik dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas. Paduan perunggu aluminium pada penelitian ini mempunyai komposisi 85% Cu, 9% Al dan 2% Ni dengan penambahan Fe sebesar 2%, 4% dan 6%. Paduan tersebut mendapat perlakuan panas kondisi celup (oli dan air) dan proses tempering pada temperatur 200 C. 400 C dan 600 C. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanik dan pengamatan struktur mikro paduan hasil tuang. Dari hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa pada kondisi as cast menunjukan nilai kekuatan tarik dan kekerasan tertinggi dibandingkan pada kondisi lainnya seperti proses celup temper, sedangkan nilai regangan dan kekuatan impak rendah. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini antara lain pada daerah plastis, peningkatan dan penurunan nilai dari tegangan tarik dan regangan tidak sama pada kondisi perlakuan panas yang sama. Semakin tinggi temperatur temper akan terjadi peningkatan kekuatan tarik dan peningkatan keuletan (regangan), sedangkan ketangguhan (kekuatan impak) mengalami penurunan.
Alumunium bronce is an alloy of copper with wide industrial application, due to good mechanical properties. Bronce aluminium is an alloy made of Cu, Al and other element such as iron. Addition of element such as Fe is aimed to improve its mechanical properties, although mechanical properties can be improved by heat treatment. Alumunium bronce in this investigation have a composition of 85% Cu, 9% Al and 2% Ni by weight with additional of iron in the range of 2%, 4% and 6% by weight respectively. This material was subsequently heat-treated and quenches in water and oil following by tempering at 200 C, 400 C and 600 C" respectively. Thereafter were tested mechanically, and its microstructures were studied. The cast material shows high hardness and high tensile strength than that of the treated material. Nonetheless its impact strength and strain is the lowest. It is observed an in this investigation that the higher the tempering temperature the higher the tensile strength as well as it toughness, however its impact strength is decreasing.
1999
JIRM-1-3-Des1999-33
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asman
Abstrak :
Perkembangan teknofogi makanan dan minuman pada dasa warsa terakhir rneningkat sangat cepat dan menuntut pula perkembangan khusus dibidang indus.tri kemasan. PT. Arjuna Terang Prima adalah salah satu pei-usahaan yang tergabung dalam. PT. An col Terang Metal Printing Industri. Jakarta, yang membuat dan mengembangkan teknologi kemasan kaleng dengan berbagai jenis kegunaannya. Produksi kernasan kaleng khusus Two Piece Aluminium Can merupakan jenis industri manufacturing dimana berkaitan dengan bahan dan produksi lstan yang berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, sehingga tidak lepas dari masalah kesehatan dan juga menyangkut pasaran lokal dan internasional yang berkaltan dengan daya tarik visual ferifomance dan unsur keindahan. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan produk adalah Aluminium Alloy 3004- H 19 dengan ketebalan 0"305 mm, Iebar 1466,4 mm. beru lembaran dengan panjang 3500 meter digulung berupa coi[ dengan berat total kurang lebih 5 ton. Pembuatan produk dilakukan melalui proses yang bertahap dan dimana setiap berat pemakaian bahan baku yang digunakan tidak hanya itu tetapi juga akan mempengaruhi ketinggian kaleng yang dikehendaki, terlalu tebal kaleng menjadi pendek da11 kelebihan extra material terbuang dengan sia-sia dibawa kaleng yang berarti production cost menjadi tinggi, Langkah - langkah untuk mencegah variasi yang terjadi pada dinding kaleng pada beberapa percobaan dapat didekati dengan melakukan penetapan penyusunan ironing dies tepat, dengan proses redution penipisan ketebalan tldak melebihl 40 prosen setiap tahapan proses dan penentuan profil transition punch s.leevs juga harus betul karena pada bagian ini seringkati menjadi masatah baru selatn variasi wall side juga bisa menyebabkan leher kaleng menjadi cacat yang diakibatkan ketebaian bahan yang berlebihan dan ini harus dihindarkan. Dari perancangan dies untuk pembentukan badan kaleng pada proses tron1ng yang dilakukan dimesln pembentukan body ( body maker machine ) djes ditentukan susunannya yaitu redraw, ironing ring satu, dua, dan tiga yang dilengkapi dengan punch sleevs sebagai alunya, sehingga dengan proses ini dapat menghasilkan kaleng dengan ketebalan dtnding terdiri dari tiga bagian yaitu thickwall ( topwaU ). thinwall, dan domewalL Pada bagian domewall dinding kaleng terjadi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Raharjo
Abstrak :
Simulasi pencampuran bahan-baku skrap aluminium yang berbeda, peramuan dan pemaduan serta peleburan diharapkan akan menghasilkan ingot yang sesuai atau mendekati standar aluminium coran. Pemanfaatan bahan-baku skrap mampu menampung bahan buangan yang menoemari lingkungan menjadi berguna. Telah dibuat ingot standar paduan aluminium coran BS 1490 seri LM4 dan LM13 dengan menggunakan bahan-baku skrap. Skrap aluminium yang digunakan diambil dari ind ustri kecil menengah pengecoran Iogam bukan besi di daerah Pasuruan Jawa Timur, terdiri dari skrap piston, kawat, plat, hanger Iistrik, roda gigi, blok mesin dan lain-lain. Pada peneiitian ini, bahan-baku skrap dipisahkan berdasarkan jenisnya, kemudian dianalisa komposisi kimianya dengan menggunakan Spektrometer. Perhitungan peramuan dan pemaduan secara komputerisasi dilakukan sebelum peleburan. Penambahan unsur-unsur paduan pada saat peleburan dilakukan agar komposisi target tercapai. Peleburan dilakukan dalam tungku krusibel dengan bahan- bakar kokas sampai temperatur 720°C. Logam cair hasil peleburan dituangkan kedalam masing-masing cetakan pasir dan cetakan Iogam yang telah disiapkan. Spesimen hasil peleburan kemudian dilakukan pengujlan mekanis berupa uji tarik dan uji kekerasan, juga dilakukan pengujian metalograti dengan mikroskop optik. Pembuatan ingot standar LM4 dan LM13 dengan bahan baku skrap telah berhasil dilakukan sesuai dengan komposisi standar yang dipersyaratkan. Kekuatan mekanis dan struktur mikro ingot dengan cetakan Iogam jauh lebih baik dibandlngkan dengan cetakan pasir. Porositas mempengaruhi kekuatan mekanis, ingot cetakan pasir dengan porositas yang tinggi menghasilkan kekuatan yang lebih rendah dari ingot cetakan Iogam dengan porositas rendah. Metode pengecoran dengan cetakan Iogam menghasilkan ingot dengan kekuatan mekanis meningkat rata-rata sebesar 30% dibandingkan metode pengecoran cetakan pasir. Dari struktur mikro ingot standar terbentuk fasa-fasa a (AI) dan eutectic yang telah sesuai dengan diagram fasa paduan biner AlSi. Peleburan ulang pada ingot menyebabkan pengurangan kandungan silikon sebanyak 30-40%.
Abstract
Mixing simulation between differences feedstock of aluminium scraps, formulation, combination and then melting process were examined to obtain ingot, which has quality similar to that of aluminium casting standard. The utilization of scrap as a feedstock can minimize environmental problem and also obtain benefit value for waste products. The standard ingot from aluminium alloy BS 1490-LM4 and LM13 have made using scraps feedstock, which derived from waste products. Aluminium scraps, which contained piston scrap, wire, plate, electrical arch, gear, and machine block, were obtained from small size industries of metal non-iron processing at Pasuruan, East Java. ln this study, scrap feedstock were separated according to their types. Then, their chemical composition were analysed using spectrometer. Computerize calculation for formulation and fusion were carried out before melting process. Additional matters of fusion were conducted as melting process occurs to obtain a target composition. Melting was carried out in the crucible muffle using cokes as fuels at temperature of 72O°C. Liquid metal product was poured onto sand and metal moulds. Afterwards, these product were tested in order to find their mechanic strength and stiffness. Nletalographic analyses on these products were also carried out using optical microscope. The making of ingot standard LM4 and LM13 were successfully obtained in fulfilling the standard composition. The mechanic strength and micro-structure of ingot, produced from metal mould, has shown good performance than that of produced from sand mould. This examination shown that the porosity affected mechanic strength. ingot sand mould, which has high porosity, gave less strength compared to that of ingot metal mould, which has small porosity. The casting methode using metal mould produced ingot with increasing in mechanic strength by 30% compared to that of methode using sand mould. It was also found that or (Al) and eutectic phases were formed from micro-structure of standard ingot, which shown similar to that phase diagram binary fusion AlSi. It was also evidence that ingot remelting caused reduction in silicon concentration by 30-40%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Abdoel Raoef Soehoed
Jakarta: Gatra Pustaka , 2007
338.9 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>