Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schroeder, David A.
New York: McGraw-Hill, 1995
158. 3 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Shofa Ulhaq
Abstrak :
Terjadinya bencana alam berdampak pada semua orang. Perasaan kebersamaan dalam musibah membuat banyak orang berlomba untuk melakukan perilaku prososial untuk membantu sesama. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah tingkat altruisme dan religiusitas berhubungan dengan kecenderungan untuk terlibat dalam bantuan bencana alam sebagai salah satu bentuk perilaku prososial. Data yang diperoleh dari 327 peserta mengungkapkan hubungan yang positif antara altruisme, religiusitas, dan perilaku prososial. Namun, korelasi yang lebih kuat dan lebih signifikan diamati untuk altruisme, tetapi korelasi antara religiusitas dan altruisme tetap lebih lemah dan tidak signifikan. Untuk memahami alasan fenomena ini dan untuk menentukan apakah ada hubungan kausal antara variabel, penyelidikan yang lebih mendalam mungkin diperlukan. ......The presence of natural disasters impacts everyone. The sense of togetherness in times of adversity motivates many people to strive for prosocial behaviour to help others. This study intends to determine if the level of altruism and religiosity connects with the propensity to engage in natural disaster helping as a type of prosocial behaviour. The data obtained from 327 participants revealed a favourable link between altruism and religiosity and natural disaster helping. However, a stronger and more significant correlation was observed for altruism, but the correlation between religiosity and altruism remained weaker and insignificant. To understand the rationale for this phenomena and to determine whether there is a causal relationship between variables, a more in-depth investigation may be necessary.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuga Kalani Rizal
Abstrak :
Kerusakan akibat bencana alam seringkali menjadi pemicu bagi solidaritas masyarakat melalui upaya bantuan di dalam komunitas. Altruisme dan empati merupakan faktor yang terkait dengan respons individu terhadap bencana alam dan upaya rekonstruksi yang diperlukan untuk memulihkan komunitas yang terdampak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran altruisme dan empati dalam pemberian pertolongan bencana alam. Diasumsikan bahwa adanya altruisme dan empati secara positif dengan kontribusi bantuan selama bencana alam. Penelitian dilakukan dengan desain korelasional pada 327 partisipan yang direkrut melalui metode convenience sampling. Altruisme diukur melalui Self-Report Altruism Scale, sedangkan empati diukur melalui Toronto Empathy Questionnaire. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kedua variabel tersebut dan bantuan selama bencana alam. Meskipun tidak ada alasan tunggal yang menjelaskan fenomena ini secara tegas, literatur menyajikan berbagai teori yang memberikan pemahaman terhadap hasil yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara altruisme serta empati dengan bantuan selama bencana alam. ......The devastation that comes with natural disasters brings people together through the help within the community. Altruism and empathy are variables found to be related to how individuals who respond to natural disasters and the rebuilding needed to fix the damaged community. The current study attempts to investigate the role of altruism and empathy in natural disaster helping. Altruism and empathy are hypothesized to positively correlate with providing help during natural disasters. A correlational study was conducted on a convenience sample of 327 participants. Altruism was measured from Self-Report Altruism Scale, while empathy was measured using Toronto Empathy Questionnaire. In this study, it was found that these variables do have a positive correlation with natural disaster helping. There is no clear one reason why this is true, however, many theories through various literatures provides an insight on the results indicates the positive and significant correlation with both altruism and empathy with natural disaster helping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aprillia Indry Putri
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara parentification dan altruisme pada remaja dari keluarga miskin. Parentification ditandai dengan adanya pertukaran peran fungsional dan/atau emosional antara anak dan orang tua (Hooper, 2007). Sementara itu, altruisme merupakan bentuk perilaku prososial yang dapat memberikan sesuatu yang positif bagi orang lain dengan mengesampingkan kepentingan diri sendiri (Rushton, 1980, dalam Hur, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 210 yang berusia 11-20 tahun dan berasal dari keluarga miskin. Alat ukur yang digunakan adalah Parentification Inventory (Hooper, 2009) dan Self-Report Altruism Scale (Rushton et al., 1981). Hasil utama penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara parentification dan altruisme pada remaja dari keluarga miskin (r=0,308, p<0,01, one-tailed). Artinya, semakin tinggi skor parentification, maka semakin tinggi pula skor altruisme.
This study is conducted to examine the relationship between parentification and altruism in adolescents from poor families. Parentification is characterized by the exchange of the role of functional and/or emotional between children and parents (Hooper, 2007). Meanwhile, altruism is a form of prosocial behavior which can provide positive thing for others to put aside self-interest (Rushton, 1980, in Hur, 2012). This study is quantitative with the number of 210 participants aged 11-20 years old from poor families. Measuring instruments used are Parentification Inventory (Hooper, 2009) and Self-Report Altruism Scale (Rushton et al., 1981). This study discovers that a significant positive relationship between parentification and altruism in adolescents from poor families (r=0,308, p<0,01, one-tailed). This means that the higher the score of parentification, the higher the score of altruism.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meillyarni Primaroza
Abstrak :
Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang mengedepankan upaya promotif dan preventif yang bertujuan untuk mewujudkan kecamatan sehat. Dokter Umum, bidan dan perawat merupakan tenaga kesehatan penolong persalinan yang wajib tersedia di puskesmas. Provinsi Banten merupakan provinsi yang ada di Indonesia Barat yang puskesmas tanpa dokter umumnya paling banyak 34,63 . Salah satu Kabupaten di Provinsi Banten yang juga mengalami masalah minimnya dokter umum adalah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah tertinggal dan mempunyai indeks pembangunan manusia paling rendah di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak mempunyai wilayah geografis paling luas sehingga membutuhkan densitas dokter umum lebih banyak tetapi densitas dokter umum di Lebak paling rendah dibandingkan densitas dokter umum di daerah lainnya di Provinsi Banten yang disebabkan minimnya dokter umum yang masuk ke Lebak. Selama tahun 2011-2016 terdapat 6 enam orang dokter umum yang pindah dari Lebak dan tidak ada satupun dokter umum yang masuk ke Lebak. Minimnya dokter umum tersebut harus diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dengan cara meningkatkan upaya retensi kerja dokter umum di puskesmas terpencil di Lebak. Upaya-upaya retensi kerja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lebak antara lain dukungan akses ke pengembangan kapasitas profesional, bimbingan klinis bagi dokter baru, serta memberikan kebebasan dalam menjalankan pekerjaannya. Faktor determinan lainnya adalah faktor personal seperti tertarik gaya hidup rural, lingkungan yang baik untuk membesarkan anak, biaya hidup rendah dan keterikatan personal dengan masyarakat, pengakuan dari masyakarat setempat, serta keinginan membuat sesuatu hal yang beda Altruism .
A community health center puskesmas is a primary health service facility which provides promotive and preventive measures in creating a healthy subdistrict. General practitioner, midwive and nurse are medical workers who assist birth and whose existence are mandatory in puskesmas. Banten Province is a province in West Indonesia which has the highest prevalence of puskesmas without general practitioner 34.63 . One of the districts in Banten Province which also experiences the lack of general practitioner is the Lebak District, which is a least developed area, and which human development index is the lowest in the entire province. Lebak District has the widest geographic area, which therefore needs more density of general practitioner, and yet it has the lowest as compared to that of other areas in Banten Province due to the low rate of general practitioners coming into the area. Throughout 2011 2016, there were 6 six general practitioners moving out from Lebak, and none moved into the area. This condition of lack of general practitioner needs to be addressed by the Lebak District Government by increasing measures to retain general practitioners in remote puskesmas in the district. Work retention measures that can be conducted by the Lebak District Government may include providing access to professional capacity development, clinical coaching for new doctors, as well as granting some flexibility to the doctors in carrying out their duties. Other determinant factors include personal ones, such as interest in rural life, a good environment to raise children, low cost of living, and personal bond with the local community, recognition from the local community, as well as the desire to make something different altruism.
2017
T48128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Rahmawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan dari studi terdahulu yang tidak melihat aspek digitalisasi dalam praktik bersedekah secara online di kalangan Generasi Z. Studi terdahulu menyatakan bahwa Generasi Z melakukan sedekah konvensional dilatari oleh aspek religiusitas dan altruisme. Penelitian ini berpijak pada teori religiusitas dan altruisme. Religiusitas yang dikemukakan oleh Glock & Stark (1996) memfokuskan pada keyakinan, praktik agama, penghayatan, pengetahuan, dan konsekuensi. Sedangkan, Myers (2014) melihat altruisme dari empati, sukarela, dan keinginan untuk membantu. Berpijak pada hal itu, penelitian ini berargumen bahwa religiusitas dan altruisme tetap ada dalam praktik bersedekah online, namun saat ini praktik sedekah online dikemas menjadi lebih kekinian melalui tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan munculnya kepercayaan terhadap platform crowdfunding. Visualisasi, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform crowdfunding dalam kampanye sosial didapatkan dari pengaplikasian digitalisasi. Ketiga aspek tersebut digunakan untuk mendorong sisi religiusitas dan altruisme dari para pendonor ketika melihat tampilan kampanye sosial dalam platform sedekah online. Penelitian ini mengangkat BenihBaik.com sebagai salah suatu platform penggalangan dana online di Indonesia dan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Generasi Z melakukan sedekah online dipicu oleh tampilan visualisasi yang menarik, kemudahan bersedekah, dan kepercayaan pada platform BenihBaik.com sebagai platform penggalangan dana online. ......This research aims to fill the void of previous studies that did not look at the digitalization aspect in the practice of giving alms online among Generation Z. Previous studies stated that Generation Z does conventional give alms based on aspects of religiosity and altruism. This research is based on the theory of religiosity and altruism. Religiosity proposed by Glock & Stark (1996) focuses on beliefs, religious practices, appreciation, knowledge, and consequences. Meanwhile, Myers (2014) sees altruism from empathy, volunteering, and the desire to help. Based on that, this studies argues that religiosity and altruism still exist in the practice of online charity, but now the practice of giving alms online is packaged to be more contemporary through attractive visualization, ease of charity, and the emergence of trust in crowdfunding platforms. Visualization, ease of giving alms, and trust in crowdfunding platforms in social campaigns are obtained from the application of digitalization. These three aspects are used to encourage the religiosity and altruism of donors when viewing the display of social campaigns on online alms platforms. Those research takes BenihBaik.com as one of the online fundraised platforms in Indonesia and uses qualitative methods with data collection techniques in the form of in-depth interviews. The results of this studies show that Generation Z's online charity is triggered by attractive visualizations, ease of charity, and trust in the BenihBaik.com platform as an online fundraised platform.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Amalia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari religiusitas dan altruisme sebagai karakter masyarakat yang berdampak terhadap ketimpangan multidimensional. Penelitian ini menggunakan variabel transfer dalam bentuk pajak ke pemerintah, transfer ke orang lain yang memasukkan unsur angsuran utang, transfer yang hanya memasukkan unsur transfer, transfer untuk ritual keagamaan dan partisipasi dalam masyarakat sebagai proksi altruisme. Sementara itu self-assesment religiosity serta indikator-indikator ketaatan beragama individu sebagai proksi religiusitas. Penelitian ini menemukan bahwa religiusitas berpengaruh signifikan positif terhadap ketimpangan multidimensional. Sedangkan variabel-variabel altruisme memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap ketimpangan multidimensional. Variabel transfer ke orang lain yang memasukkan unsur utang dan pajak memiliki dampak positif terhadap ketimpangan multidimensi ketika data lebih mewakili masyarakat yang berpendapatan rendah dan tidak signifikan mempengaruhi ketika data lebih mewakili masyarakat yang berpendapatan tinggi. Sedangkan variabel transfer yang hanya memasukkan unsur transfer dan transfer untuk ritual keagamaan tidak signifikan mempengaruhi. Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa penting bagi pemerintah untuk memperhatikan kembali beberapa hal terkait dengan redistribusi pendapatan seperti pajak, alokasi sumber daya keuangan yang lebih inklusif, dan pembangunan yang tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik infrastruktur tetapi juga pembangunan manusia dengan membentuk karakter masyarakat melalui gotong royong dan semangat berbagi. ......This study aims to see the influence of religiosity and altruism as the character of society that affects multidimensional inequality. This study uses transfer variables in the form of taxes to the government, transfers to others who include elements of debt installment, transfers that include transfer only, transfers for religious rituals charity and participation in society as proxies for altruism. Meanwhile, self assessment religiosity as well as indicators of religious obedience of individuals are used as proxies of religiosity. This study found that religiosity has a significant positive effect on multidimensional inequality. While the variables of altruism have different effects on multidimensional inequality. Transfer variables to others that incorporate elements of debt and taxes have a positive impact on multidimensional inequality when data are more representative of low income communities and do not significantly affect when data are more representative of high income communities. While the transfer variables that only include elements of transfer and transfer for religious rituals do not significantly affect. The results of this study recommend that it is important for the government to pay attention to some issues related to income redistribution such as taxes, more inclusive financial system, and development that concerns on both physical development of infrastructure and human development by shaping the character of the community through mutual cooperation and spirit of sharing.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Cara Riantoputra
Abstrak :
Using data from the Indonesia Family Life Survey IFLS and World Values Survey WVS, this study analyzes the factors that influence indicators of charitable behaviour in Indonesia, differentiating between monetary contributions and time contributions. We find an unexpectedly strong negative relationship between income and charitability, suggesting that those who have the least are those who give the most. We also find evidence of a positive relationship between education and charitability. Finally, we report an inconclusive relationship between religiosity and charitability, challenging the popularly accepted notion of the altruistic and benevolent nature of religious individuals. This study is the first nationwide study of its kind in Indonesia and provides valuable insights into not only the variables that affect charitable behaviour, but also the mechanisms through which these variables are effectual.
Studi ini menggunakaan data dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia SAKERTI serta World Values Survey WVS untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi indikator perilaku beramal charitable behaviour di Indonesia, dengan membedakan antara kontribusi uang dan kontribusi waktu. Penelitian ini menemukan hubungan negatif antara pendapatan dan perilaku beramal, yang menandakan bahwa orang yang memiliki harta paling sedikit justru merupakan yang memberi paling banyak. Penelitian ini juga menemukan hubungan positif antara tingkat pendidikan beramal. Terakhir, tidak ditemukan hubungan signifikan antara religiusitas dengan perilaku beramal; hal ini menentang asumsi yang diterima secara umum bahwa orang beragama pasti berperilaku secara altruis. Penelitian ini adalah studi nasional pertama yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruh perilaku beramal, dan juga menjelaskan mekanisme-mekanisme yang menggerakan faktor-faktor tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Sarah Athiya
Abstrak :
Bencana alam dapat membuat manusia berasa di posisi yang sulit untuk mengatasi kesulitan, dimana terkadang beberapa orang bangkit untuk membantu dan memberikan bala bantuan untuk mereka yang terkena dampak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara perilaku altruisme dan kesejahteraan psikososial dengan menggunakan studi korelasional dimana partisipan (N =327) berpartisipasi dengan menyelsaikan survei online yang disebar melalui media sosial, email, dan pesan pribadi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara perilaku altruisme dan kesejahteraan psikososial dengan membantu saat bencana alam, dimana semakin tinggi kesejahteraan psikososial, maka semakin tinggi perilaku altruisme yang ditunjukkan. Temuan ini dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk mempromosikan perilaku tolong- menolong saat bencana alam seperti membantu menciptakan kesadaran diri melalui kampanye, menumbuhkan rasa syukur, serta memberikan kesempatan kepada sesama manusia untuk terlibat dalam perilaku menolong. ......When natural disasters occur and put people in a tight spot to overcome adversities, many people rise to help and provide immediate assistance for those most affected. In this study, we are interested in evaluating the relationship between altruism and psychosocial wellbeing with helping during natural disasters by conducting a correlational study where participants (N = 327) were asked to complete an online survey dissemination through social media, email, and personal messages. Our study’s key findings suggest a significant positive correlation for both altruism and psychosocial wellbeing with helping during natural disasters. These findings could then make way for society to promote helping behaviour during natural disasters, such as by creating self and social awareness through campaigns, fostering gratitude, and providing people with opportunities to engage in helping behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baihaqi Musyafa
Abstrak :
Effective altruism (Altruisme efektif) yang diusung Peter Singer dalam upayanya mewujudkan dunia yang lebih baik melalui etika terapan memang mampu menarik perhatian dan mengubah cara pandang banyak orang. Terutama mengenai prinsipnya dalam bagaimana menggunakan asas utilitarian untuk memaksimalkan kegiatan berdonasi. Semangat utilitarian yang diaplikasikan di gerakan ini adalah rasionalisasi dan kalkulasi dalam berderma. Hal ini diharapkan dapat menjadikan kegiatan donasi sebagai sesuatu yang efektif dan paling menimbulkan dampak ke orang banyak. Namun, semangat dominasi rasio dalam tindakan moral ini memunculkan anggapan bahwa ada keharusan untuk meminggirkan emosi dalam keputusan etis. Padahal emosi tidak bisa dicabut begitu saja dalam suatu keputusan moral. Seperti apa yang diargumenkan oleh Hume dan Westermarck, emosi berperan penting dalam setiap tindakan moral dan juga dibuktikan dengan adanya bias-bias yang muncul dalam kegiatan beraltruis. Meniadakan emosi ini juga mempunyai dampak lain yaitu melahirkan pandangan moralitas yang sempit. Tulisan ini akan memperlihatkan bagaimana emosi terus berperan dalam keputusan moral serta apa yang dimaksud dengan moralitas yang sempit sebagai hasil dari dominasi rasionalisasi dan kalkulasi yang berlebihan di dalam altruisme efektif. ...... Peter Singers effective altruism (effective Altruism) in its efforts to create a better world through applied ethics is indeed able to attract attention and change the perspective of many people. Especially regarding the principle in how to use the utilitarian principle to maximize donation activities. The utilitarian concept that is applied in this movement is the rationalization and calculation in giving. This is expected to make donation activities as something that is effective and has the most impact on the people. However, this dominance of rationality in moral action raises the assumption that there is a necessity to marginalize emotions in ethical decisions. Though emotions cannot be revoked in a moral decision. As Hume and Westermarck argue, they always present in moral decisions and is proven by the existence of biases in the activities of the altruism. Eliminating this emotion also has another effect, namely giving birth to a narrow view of morality. This paper will show how emotions continue to play a role in moral decisions and what is meant by narrow morality as a result of the dominance of rationalization and excessive calculation in effective altruism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>