Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoshua Reynaldo
Abstrak :
ABSTRAK
Xanthone merupakan zat kimia bioaktif yang terdapat dalam banyak bagian tumbuhan, salah satunya terkandung bagian kulit buah manggis. Dalam kulit buah manggis, terkandung senyawa xanthone dalam jumlah yang tinggi dengan alphamangostin sebagai komponen terbanyak. Alpha-mangostin merupakan senyawa bioaktif yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, dengan contoh memiliki kemampuan antioksidan, antivirus, anti-kanker, antibakterial, antiradang, dan lainnya. Untuk memperoleh senyawa bioaktif tersebut, proses ekstraksi adalah cara yang umum digunakan. Dalam proses ekstraksi, kondisi operasi adalah faktor yang sangat berpengaruh pada hasil ekstraksi secara kualitas dan kuantitas. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menentukan kondisi operasi dalam ekstraksi yang optimal untuk mengekstrak senyawa alpha-mangostin dari kulit manggis. Untuk mengoptimasi operasi, metode optimasi berupa metode Response Surface Methodology merupakan metode yang umum dan efektif dalam menentukan kondisi operasi yang optimal. Dalam penelitian, variabel bebas yang digunakan adalah temperatur, konsentrasi etanol, dan derajat keasaman atau pH. Hasil optimal dala penelitian diperoleh pada temperatur 50ºC, konsentrasi etanol 70%, dan pH 2, dengan kandungan alpha-mangostin 42.2968 mg/g simplisia
ABSTRACT
Xanthones are a bioactive compound that can be found on various part of everyday plants, one of the prime example is mangosteen fruit rind. Mangosteen rind contains abundant amount of xanthones, which the major compound is alpha-mangostin. Alpha-mangsotin is a bioactive compound that has major health benefits, examples include anti-cancerial, anti-bacterial, anti-inflammatory, antivirus, etc. To obtain the necessary bioactive compound, extraction is the method commonly used. In extraction process, operating conditions are the factors that significantly affect the quality and quantity of the extract. Therefore, it is necessary to conduct a research to found the optimal condition of the extraction process to obtain the alpha-mangostin from the mangosteen rind. To optimize the extraction process, optimization method Response Surface Methodology is a common method to determine the optimal condition. The parameters used in the experiment will be temperature, ethanol concentration, and acidity level. The optimal conditions of extraction of alphamangostin are acquired at 50ºC, with 70% ethanol concentration in pH 2 with 42.2968 mg/g powder as the optimal alpha-mangostin yield.
2016
S63463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia Faralita Annisa
Abstrak :
Sorafenib adalah tata laksana sistemik pertama pada hepatoseluler karisonoma. Resistensi HCC terhadap sorafenib dapat berkembang cepat dan melibatkan disregulasi apoptosis. Apoptosis diregulasi oleh protein anti-apoptosis dan pro-apoptosis seperti Bcl-2 dan Bax serta dimediasi oleh caspase. Alpha-mangostin telah ditemukan menginduksi apoptosis dengan meningkatkan rasio Bax/Bcl-2 serta caspases di sel kanker payudara serta mengembalikan resistensi doksorubisin di HCC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efek alpha-mangostin di sel HepG2 tahan terhadap sorafenib. Lini sel HCC, sel HepG2 dibagi menjadi 6 kelompok;.01% DMSO, alphamangostin 20μM, sorafenib 10μM, sorafenib 10μM + sorafenib 10μM, sorafenib + alpha-mangostin 20μM, and sorafenib 10μM + sorafenib 10μM + alpha-mangostin 20 μM. Sel diambil dan dihitung, serta RNA diisolasi diikuti dengan sintesis cDNA. Ekspresi dari Bcl-2, Bax, caspase-9, dan -3 diukur menggunakan q-RT PCR. Pemberian alfa-mangostin terhadap sel HepG2 tahan sorafenib secara signifikan meningkatkan ekspresi mRNA Bcl-2 dan Bax bersamaan, sedangkan perbedaan rasio Bax/Bcl-2 tidak ditemukan signifikan. Sementara, ekspresi dari mRNA caspase-9 juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Namun, ditemukan peningkatan yang signifikan pada ekspresi mRNA caspase-3, tetapi juga menurun signifikan setelah administrasi sorafenib dan alpha-mangostin bersamaan. Kesimpulan: Alfa-mangostin menginduksi apoptosis di sel HepG2 tahan sorafenib ditunjukkan dengan peningkatan caspase-3 pada pemberian. Namun, mekanisme apoptosis dapat tidak melibatkan jalur intrinsik yang diindikasikan oleh perubahan yang tidak signifikan pada rasio Bax/Bcl-2 dan caspase-9. ..... Sorafenib is the first-line systemic treatment in hepatocellular carcinoma. Sorafenib-resistance HCC may develop rapidly, which may involve apoptosis dysregulation. Apoptosis is regulated by anti-apoptotic and pro-apoptotic proteins such as Bcl-2 and Bax and mediated by caspases. Alpha-mangosin has been reported to induce apoptosis by increase Bax/Bcl-2 ratio and caspases in breast cancer cells as well as reverse doxorubicin resistance in HCC. The purpose of this research is to explore alpha-mangostin effect in sorafenib-surviving HepG2 cells. HCC cell line, HepG2 cells were divided into 6 groups; 0.01% DMSO, alphamangostin 20μM, sorafenib 10μM, sorafenib 10μM + sorafenib 10μM, sorafenib + alpha-mangostin 20μM, and sorafenib 10μM + sorafenib 10μM + alpha-mangostin 20 μM. The cells were taken and counted, and RNA was isolated followed with cDNA synthesis. The expression of Bcl-2, Bax, Bax/Bcl-2 ratio caspase-9 and -3 were measured using q-RT-PCR. The treatment of alpha-mangostin to sorafenib-surviving HepG2 cells significantly increase Bcl-2 and Bax mRNA expression concurrently. In the ratio of Bax/Bcl-2 mRNA, the change was not significant. Meanwhile, the expression of caspase-9 mRNA was neither found to significantly change. However, the expression of caspase-3 mRNA was found to be significant, yet significantly lower in the coadministration of sorafenib and alpha-mangostin. Conclusion: Alpha-mangostin induces apoptosis in sorafenib-surviving HepG2 cells due to increase of caspase-3 upon its administration. However, the mechanism may not be through the intrinsic pathway given the insignificant changes in Bax/Bcl-2 ratio and caspase-9 expression.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justus Thomas Obiajulu Sievers
Abstrak :
Zika virus (ZIKV) adalah flavivirus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang biasanya hanya menyebabkan gejala demam ringan pada orang dewasa yang sehat, tetapi membawa risiko cacat lahir yang tinggi pada fetus jika terinfeksi selama kehamilan. ZIKV bisa bermutasi dan kemungkinan untuk menyebar ke area baru. Dengan belum adanya vaksin Zika yang disetujui, bahan alam seperti xanthone yang didapatkan dari ekstrak dari tanaman seperti manggis merupakan salah satu agen antivirus yang menjanjikan. Studi ini mengkarakterisasi infektifitas strain ZIKV Indonesia, kemudian meneliti efek antivirus alpha-mangostin (a-M), sejenis xanthone yang diekstraksi dari kulit buah manggis, terhadap ZIKV dalam tiga skenario perlakuan. Infeksi dan pertumbuhan ZIKV di galur sel secara signifikan berbeda antar sel dan dari waktu ke waktu (two-way ANOVA p < 0,01 di semua assay) dan bereplikasi dengan baik di galur sel A549 dan ginjal, tetapi tidak pada galur sel HepG2 atau sel darah putih. a-M secara efektif mengurangi titer virus dalam skenario full- dan post-treatment dengan selektivitas yang baik (SI = 6,14, 3,31, masing-masing), tetapi kurang efektif dalam mengurangi protein virus intraseluler (SI = 2,21, 1,78, masing-masing), dengan ribavirin (sebagai control) menunjukkan lebih sedikit efek, tetapi selektivitas yang lebih baik di semua skenario. Molecular docking menunjukkan a-M mengikat dengan baik ke kantung protein yang relevan pada protein replikasi ZIKV: NS1, NS3-helicase dan RdRp. Studi ini menyimpulkan bahwa ZIKV Indonesia mempunyai sifat yang mirip dengan strain lain di dunia dan a-M adalah antivirus ZIKV yang menjanjikan dengan toksisitas yang relatif rendah, dan bekerja dengan menghambat replikasi ZIKV, namun masih perlu dikonfirmasi dengan penelitian lebih lanjut. ......Zika virus (ZIKV) is a flavivirus transmitted by the bite of Aedes mosquitoes which usually causes only mild fever symptoms in healthy adults, but carries a high risk of birth defects in fetuses if infected during pregnancy. ZIKV has a history of mutations and is likely to spread to new areas. With no approved vaccine, xanthones in extracts from plants such as mangosteen represent promising antiviral agents. This study first characterized the infection patterns of the Indonesian ZIKV strain, then investigated antiviral effects of alpha-mangostin (a-M), a xanthone extracted from mangosteen pericarp, against it in three treatment scenarios. ZIKV infection progressed significantly differently between cells and over time (two-way ANOVA p < 0.01 in all assays) and replicated well in A549 and kidney cell lines, but not HepG2 or white blood cell lines. a-M effectively reduced viral titer in A549 in full and post treatment scenarios with good selectivity (SI = 6.14, 3.31, respectively), but was less effective in reducing intracellular viral protein (SI = 2.21, 1.78, respectively), with ribavirin showing less effect, but better selectivity in all scenarios. Molecular docking showed a-M binding well to pockets of interest on the ZIKV replication proteins NS1, NS3-helicase and RdRp. This study concludes that Indonesian ZIKV is similar to other strains in terms of cell line infectivity and a-M is a promising antiviral agent with relatively low toxicity, and works by inhibiting ZIKV replication, which should be confirmed with further research.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Andito Ramadhan
Abstrak :
Latar Belakang : alfa mangostin merupakan kandidat yang bisa menyembuhkan penyakit hati yang disebabkan oleh alkohol. Kerusakan yang disebabkan oleh alkohol, akan dikompenasasi hati dengan mensekret matrix extracellular (ECM). Matrix metalloproteinase (MMP) memiliki peran untuk mendegredasi matrix extraceluler. Tujuan dari studi ini adalah menginvestigasi expresi mRNA MMP2 dan MMP9 pada model alcoholic liver disease in-vitro. Metode : Penilitian ini merupakan experimen in-vitro, dengan galur sel stelata hepatic LX-2. Terdapat 6 kelompok perlakuan yaitu: tanpa obat, asetaldehid, acetaldehid + sorafenib 10μM, asetaldehid + 10μM alpha mangsotin, asetaldehid + 20 μM, dan alfa mangosteen 10μM. Lalu, sample diproses dan dianalisis expresi gen MMP2 dan MMP9 menggunakan qRT-PCR. Hasil : Acetaldehide meningkatkan expresi mRNA MMP2 dan MMP9 secara signifikan. Alfa-mangostin menurunkan ekspresi mRNA MMP2 dan MMP9 pada sel stelata hepatic yg diberikan asetildehid. Sedangkan sel yang diberi alpha mangosteen tidak mempengaruhi expresi MMP2 namun menurunkan expresi MMP9. Konklusi : Alfa mangosteen menurunkan expresi mRNA dari MMP2 dan MMP9. Pada sel stelata hepatic yang diinduksi asetildehid. ......Background : Alpha mangosteen is a possible candidate to treat liver disease that is caused by alcohol. The liver compensate for damage done by alcohol through secreting extracellular matrix (ECM). Matrix metalloproteinase (MMP) has a role in degrading extracellular matrix. Thus, the purpose of study is to investigate MMP2 and MMP9 mRNA expression on an alcoholic liver disease model done in in-vitro. Method : Study using In-vitro method using LX-2 Hepatic Stelate cells strain. There are 6 groups of sample and each one of the samples were treated: Without drugs, acetyldehyde, acetyldehyde + 10μM sorafenib, acetyldehyde + 10μM alpha mangosteen, acetyldehyde + 20μM alpha mangosteen, amd alfa mangosteen 10μM. And then, the expression of genes is analyze using qRT-PCR. Results : Acetaldehyde increased MMP2 and MMP9 mRNA expression significantly. Alpha-mangosteen decrease MMP2 and MMP9 mRNA experssion in hepatic stellate cells induced by acetyldehyde. Meanwhile, cells that were given alpha mangosteen did not affect mRNA expression of MMP2 although decrease MMP9 expression. Conclusion : Alpha mangosteen decrease mRNA expression of MMP2 and MMP9, in hepatic stelate cells induced by acetyldehyde.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averina Geffanie Suwana
Abstrak :

Pendahuluan: Konsumsi alkohol dalam jangka panjang dapat berakibat pada fibrosis hati. Fibrosis hati ditandai oleh matriks ekstraseluler yang berlebihan. Alkohol akan mengaktifkasi sel stelata hepatik (HSC) yang memegang peran utama dalam fibrosis hati. Saat ini, tidak ada standar manajemen untuk fibrosis hati. Alfa mangostin telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan pada steatosis hati, namun aktivitas antioksidannya pada fibrosis hati masih belum diketahui. Penelitian ini menggunakan alfa mangostin untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ekspresi mRNA antioksidan, MnSOD dan GPx, pada HSC yang diinduksi asetaldehida.

Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen in-vitro yang menggunakan galur sel stelata hepatik-LX2 dengan 6 kelompok perlakuan: kelompok yang tidak diobati, yang mendapat perlakuan asetaldehida, asetaldehida dan sorafenib, asetaldehida dan alfa mangostin 10 µM, asetaldehida dan alfa mangostin 20 µM, dan alfa mangostin 10 µM. Ekspresi mRNA MnSOD dan GPx dari RNA diukur dengan mesin qRT PCR.

Hasil: Alfa mangostin 10 μM meningkatkan ekspresi mRNA GPx secara signifikan (p<0,05), namun tidak mempengaruhi ekspresi mRNA MnSOD. Alfa mangostin 20 µM meningkatkan ekspresi mRNA dari MnSOD dan GPx secara signifikan (p<0,05). Peningkatan ekspresi mRNA MnSOD dan GPx sebanding dengan peningkatan dosis alfa mangostin.

Kesimpulan: Alpha mangostin meningkatkan kadar antioxidan, MnSOD dan GPx, dalam model HSC yang diinduksi asetaldehida.


Background: The chronic consumption of alcohol can eventually lead to liver fibrosis. Liver fibrosis is characterized by excessive extracellular matrix. Alcohol will activate hepatic stellate cells (HSCs) which play an important role in fibrogenesis. Currently, there are no standardized treatment for liver fibrosis. Alpha mangostin has been reported to have antioxidant activity on hepatic steatosis, however its antioxidant activity on liver fibrosis is still unknown. This research will use alpha mangostin to identify its effect on the mRNA expression of antioxidant, MnSOD and GPx, in acetaldehyde-induced HSC.

Method: The research is an in vitro experiment utilizing hepatic stellate cell line – LX2 with 6 treatment groups: the untreated group, the treated groups with acetaldehyde, acetaldehyde and sorafenib, acetaldehyde and alpha mangostin 10 µM, acetaldehyde and alpha mangostin 20 µM, and alpha mangostin 10 µM. The mRNA expression of MnSOD and GPx were obtained from the RNA that was measured by qRT PCR machine.

Results: Alpha mangostin 10 µM significantly increased GPx mRNA expression (p <0,05), however it did not affect MnSOD mRNA expression. However, alpha mangostin 20 µM significantly increased the mRNA expression of MnSOD and GPx (p <0,05). The increase of the MnSOD and GPx mRNA expression is linear to the increase of alpha mangostin dose.

Conclusion: Alpha mangostin increases antioxidant, MnSOD and GPx, levels in acetaldehydeinduced HSC models.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Kharisma Wangsaputra
Abstrak :
Karsinoma hepatoseluler merupakan penyebab utama keempatkematian akibat kanker di dunia pada tahun 2018. Namun, kebanyakan pasien baru didiagnosis pada stadium lanjut. Satu-satunya kemoterapi oral untuk karsinoma hepatoseluler stadium lanjut adalah sorafenib, suatu inhibitor multikinase. Salah satu mekanisme yang berkontribusi terhadap resistensi sorafenib adalah modulasi transporter obat. Studi melaporkan efek kemosensitisasi dari alfa-mangostin, suatu xanton yang diekstrak dari Garcinia mangostana Linn., yang memungkinkan penggunaannya sebagai terapi adjuvan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh alfamangostin terhadap ekspresi mRNA transporter obat pada galur sel HepG2 yang tahan terhadap sorafenib. Sel HepG2 pada awalnya dilakukan pemberian sorafenib 10 μM. Sel yang tahan sorafenib tersebut kemudian dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu dengan DMSO, sorafenib (SOR) 10 μM, alfa-mangostin (AM) 20 μM, dan kombinasi SOR 10 μM-AM 20 μM. Ekspresi mRNA dari transporter obat ABCB1 (P-gp), ABCG2, MRP2, MRP3, OCT1, dan OATP1B3 diperiksa dengan qRT-PCR setelah isolasi RNA dan sintesis cDNA yang dilakukan sebelumnya. Penurunan ekspresi mRNA transporter P-gp diamati pada kelompok SOR+SOR dibandingkan dengan kelompok SOR+DMSO. Sebaliknya, transporter efluks lainnya menunjukkan ekspresi yang lebih tinggi pada kelompok SOR+SOR. Menariknya, dua kelompok yang ditambahkan perlakuan alfa-mangostin (SOR+AM dan SOR+SORAM) menunjukkan ekspresi mRNA MRP2, MRP3, OCT1, dan OATP1B3 yang secara signifikan lebih tinggi (p <0,05) dibandingkan dengan kelompok SOR+DMSO. Secara umum, pemberian alfa-mangostin menyebabkan peningkatan ekspresi mRNA dari semua transporter obat pada penelitian ini. Penafsiran secara cermat tetap diperlukan meskipun terdapat efek akhir pada transporter influks yang cukup besar pada studi ini. ...... Hepatocellular carcinoma (HCC) is the fourth leading cause of cancer mortality worldwide in 2018. Most patients unfortunately are diagnosed at advanced stage. Hence, the only oral chemotherapy for advanced unresectable HCC is sorafenib, a multikinase inhibitor. One of the mechanisms contributing to sorafenib resistance is drug transporters modulation. Studies reported chemosensitizing effect of alphamangostin, a xanthone extracted from Garcinia mangostana Linn., leading to its use as adjunctive treatment. This study aimed to analyse the impact of alpha-mangostin towards drug transporters’ mRNA expression in sorafenibsurviving HCC HepG2 cell line. HepG2 cells were initially treated with sorafenib 10 μM. The sorafenib surviving cells later were divided into four groups of treatment, namely with vehicle (DMSO), sorafenib (SOR) 10 μM, alpha-mangostin (AM) 20 μM, and combination of SOR 10 μM-AM 20 μM. The mRNA expressions of P-gp, ABCG2, MRP2, MRP3, OCT1, and OATP1B3 drug transporters were examined with quantitative reverse transcriptase-polymerase chain reaction following the RNA isolation and cDNA synthesis. Decreased mRNA expression of P-gp was observed in SOR+SOR group as compared to SOR+DMSO group. In contrast, other efflux transporters showed higher expression in SOR+SOR group. Interestingly, two groups treated with alpha-mangostin (SOR+AM and SOR+SOR-AM groups) showed statistically significant (p<0.05) higher mRNA expression of MRP2, MRP3, OCT1, and OATP1B3 compared to SOR+DMSO group. Generally, alpha-mangostin treatment increased the mRNA expression of all the drug transporters in the present study. Cautious interpretation was nonetheless required despite the considerable net effect on uptake transporters.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Imaduddin Suma
Abstrak :
Latar Belakang: Dalam perkembangan pengobatan resistensi insulin, peningkatan konsentrasi Phosphoinositide-3-Kinase (PI3K) hati merupakan salah satu target pengobatan yang potensial. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman akan kemampuan alfa- mangostin dalam mengobati resistensi insulin dengan meningkatkan konsentrasi PI3K hati. Metode: 36 tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam 6 grup yang berbeda: (1) normal + alfa-mangostin (200 mg/kg/hari) diberikan diet standar selama 8 minggu dengan metode gavage; (3) Tikus dengan resistansi insulin yang diberikan High-fat (HF) diet selama 11 minggu dan streptozotocin (STZ) injeksi i.p. (35 mg/kg) pada minggu ketiga setelah pemberian HFD; (4) IR + metformin (200 mg/kg/hari); (5) IR + alfa-mangostin (100 mg/kg/hari ); (6) IR + alfa-mangostin (200 mg/kg/hari). Seluruh pemberian alfa- mangostin dan metformin dilakukan dalam 8 minggu menggunakan metode gavage. Lalu, konsentrasi PI3K hati diuji menggunakan metode ELISA. Seluruh proses analisis data dilaksanakan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 28. Hasil: Tikus insulin resistensi yang menerima 100 mg alfa-mangostin menunjukkan peningkatan konsentrasi PI3K hati yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok sakit [p=0.001]. Kelompok sakit yang diberikan metformin tidak menunjukkan peningkatan konsentrasi PI3K hati yang signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok sakit [p=0.176 (>0.05)]. Dosis alfa-mangostin yang lebih tinggi (200mg/kg) tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan kelompok insulin resistensi dan kelompok sehat [p=0.399], [p=0.689]. Kesimpulan: Alfa-mangostin dapat memperbaiki resistensi insulin kemungkinan dengan cara meningkatkan ekspresi protein PI3K di hati. ......Background: The improvement of hepatic Phosphoinositide-3-Kinase(PI3K) level has shown to be one of the potent targets of therapy to ameliorate insulin resistance. This research aims to provide understanding on alpha-mangostin’s therapeutic properties on insulin resistance by ameliorating hepatic PI3K. Method: This study was conducted using 36 Sprague-Dawley rats divided into 6 groups: (1) The control group; (2) normal + alpha-mangostin (200 mg/kg/day) given standard diet for 8 weeks using gavage method; (3) untreated type-2 diabetic rats orally fed by High-fat (HF) diet and streptozotocin (STZ) injection (35 mg/kg); (4) Insulin Resistant (IR) + metformin (200 mg/kg/day); (5) IR + alpha-mangostin (100 mg/kg/day ); (6) IR + alpha-mangostin (200 mg/kg/day). All alpha-mangostin and metformin administration was done for 8 weeks using gavage method. Then, each sample’s hepatic PI3K levels were measured using ELISA method. SPSS software version 28 was utilized to analyze the data gathered. Result: Insulin resistant rats that received 100 mg of alpha-mangostin showed statistically significant PI3K upregulation compared with the insulin resistant group [p=0.001 (<0.05)]. The PI3K level upregulation using metformin is statistically insignificant when compared to PI3K level of insulin resistant group [p=0.176 (>0.05)]. Administration of higher dose of alpha mangostin (200mg/kg) did not show any significant PI3K upregulation either when compared to both insulin resistant and healthy group [p=0.399 (>0.05)], [p=0.689 (>0.05)]. Conclusion: Low dose alpha- mangostin administration might have a therapeutic property for insulin resistance by improving hepatic PI3K level.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Amartya
Abstrak :
Sel stelata hepatik yang teraktivasi adalah kunci terhadap proses fibrosis hati yang disebabkan oleh alkohol. Salah satu metode untuk menghentikan progresi fibrosis adalah melalui apoptosis pada sel stelata hepatik yang teraktivasi. Alfa-mangostin diketahui memiliki efek apoptosis pada berbagai sel. Eksperiment ini bertujuan untuk mengetahui efek alfa-mangostin terhadap jalur apoptosis, khususnya ekspresi mRNA Bax and BCl2 pada sel stelata hepatik yang teraktivasi. Eksperiment ini mengunakan galur sel stelata hepatik LX-2. Sample dibagi menjadi 6 kelompok: 1) normal, 2) asetaldehid 100 µM, 3) asetaldehid 100 µM + sorafenib 10 µM, 4) asetaldehid 100 µM + alfa-mangostin 10 µM, 5) asetaldehid 100 µM + 20 alfa-mangostin, 6) alfa-mangostin 10 µM. RNA yang diperoleh dari keenam kelompok sel diatas kemudian dianalisis ekspresi mRNA Bax dan BCl2 menggunakan qRT PCR. Pada sel yang telah diinduksi asetaldehid, alfa-mangostin cenderung meningkatkan ekspresi mRNA Bax (p > 0,05). Sedangkan pada ekspresi mRNA BCl2 terdapat peningkatan yang signifikan (p<0,05). Pada sel yang tidak diinduksi asetaldehid, alfa-mangostin meningkatkan mRNA BCl2 secara signifikan namun tidak pada ekspresi mRNA Bax. Pada kesimpulannya, alfa-mangostin dapat meningkatkan ekspresi mRNA BCl2 dalam sel stelata hepatik yang diinduksi oleh asetaldehid namun tidak mempengaruhi ekspresi mRNA Bax. ......The activation of hepatic stellate cell by acetaldehyde induces the progression of liver fibrosis. One of the methods to stop the progression is through apoptosis of activated hepatic stellate cell. Alpha- mangostin is known to have an apoptotic effect towards activated hepatic stellate cell. This research aims to explore the apoptotic pathway of alpha-mangostin towards activated hepatic stellate cell, specifically in the mRNA Bax and BCl2 expression. HSC LX-2 culture was used. The samples were divided into 6 groups: 1) Vehicle group, 2) Acetaldehyde 100 µM, 3) Acetaldehyde 100 µM + Sorafenib 10 µM, 4) Acetaldehyde 100 µM + Alpha-mangostin 10 µM, 5) Acetaldehyde 100 µM + Alpha-mangostin 20 µM, 6) Alpha-mangostin 10 µM. Afterwards, the sample was analyzed for mRNA expression with qRT PCR. Alpha-mangostin increases mRNA Bax expression towards activated hepatic stellate cells. However, this increase is not significant (p > 0.05). The mRNA BCl2 expression is also increased when treated with alpha-mangostin. The increase is statistically significant towards both activated and acetaldehyde- induced hepatic stellate cell. The treatment of alpha-mangostin did not show statistical significance in the increase of mRNA Bax expression in hepatic stellate cell. In conclusion, alpha-mangostin increased mRNA expression of BCl2 in activated hepatic stellate cell, the same cannot be said for mRNA expression of Bax.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Cindy Lauren
Abstrak :
Latar belakang: Karsinoma hepatoseluler (HCC) merupakan salah satu penyebab kematian akibat kanker terbanyak di dunia. Berbagai metode terapeutik telah tersedia untuk mengobati HCC, namun penyakit ini tetap menjadi masalah dengan tingkat insidensi dan mortalitas yang terus meningkat. Sorafenib merupakan salah satu obat yang digunakan dalam mengobati HCC. Resistensi terhadap sorafenib menjadi kendala dalam terapi HCC dan diketahui berperan penting dalam progresi tumor. Alfa mangostin, suatu komponen aktif pada buah Garcinia mangostana mulai dikenal karena potensinya sebagai terapi anti-kanker dan dibuktikan dapat menginduksi apoptosis pada beberapa sel kanker. Pemberian alfa mangostin diharapkan dapat menekan proliferasi sel HepG2 tahan sorafenib. Tujuan: Mengetahui efek alfa mangostin terhadap penanda proliferasi sel, Ki-67 dan c-Jun sebagai terapi tambahan pada sel hepatoselular karsinoma yang tahan sorafenib Metode: Sel HCC HepG2 dibagi menjadi 6 kelompok yang diberi perlakuan berbeda, yakni (A) DMSO-DMSO (kelompok kontrol), (B) DMSO-alfa mangostin 20 μM, (C) sorafenib 10 μM-DMSO (sel tahan sorafenib), (D) sorafenib-sorafenib 10 μM, (E) sorafenib 10 μM-alfa mangostin 20 μM, (F) sorafenib 10 μM-sorafenib 10 μM+alfa mangostin 20 μM. Kelompok sel dikultur selama 48 jam. Sel kemudian diambil dan dilakukan pemeriksaan berupa analisis marker proliferasi sel, yaitu c-Jun dan Ki-67 dengan menggunakan metode qRT-PCR. Hasil: Pemberian sorafenib meningkatkan ekspresi mRNA Ki-67 dan c-Jun pada sel tahan sorafenib. Pemberian alfa mangostin juga meningkatkan ekspresi mRNA Ki-67 dan ekspresi c-Jun secara signifikan dibandingkan kontrol dan sel HepG2 tahan sorafenib (SOR+AM). Kombinasi pemberian sorafenib dan alfa mangostin menghasilkan efek yang serupa (SOR+SORAM) Kesimpulan: Alfa mangostin meningkatkan ekspresi penanda proliferasi sel Ki-67 dan c-Jun pada sel HepG2 tahan sorafenib. ......Introduction : Hepatocellular carcinoma (HCC) is one of the leading causes of cancer- related death in the world. Various therapeutic methods have been available to treat HCC, however, this disease remains unresolved with a continuous increase of incidence and mortality rate. Sorafenib is one of the drugs used in the treatment of HCC. Sorafenib resistance becomes a problem in HCC therapy and is also known for its role in tumor progression. Alpha mangostin, an active substance found in Garcinia mangostana is starting to be recognized for its potential as anti-cancer therapy and is also proven to be able to induce apoptosis in several cancer cells. Administration of alpha mangostin is expected to suppress the proliferation of sorafenib-surviving HepG2 cells. Purpose: To observe the effect of alpha mangostin on the expression of proliferation markers Ki-67 and c-Jun as an adjuvant therapy in sorafenib-surviving hepatocellular carcinoma cells. Method: HepG2 HCC cells were divided into 6 groups which were treated differently, (A) DMSO-DMSO (control group), (B) DMSO-alpha mangostin 20 μM, (C) sorafenib 10 μM-DMSO (sorafenib-surviving group), (D) sorafenib-sorafenib 10 μM, (E) sorafenib 10 μM-alpha mangostin 20 μM, (F) sorafenib 10 μM-sorafenib 10 μM+alpha mangostin 20 μM. Cells were cultured for 48 hours. The cells were then harvested and analyzed for their cell proliferation markers, c-Jun and Ki-67, using qRT-PCR method. Result: Administration of sorafenib increased expression of Ki-67 and c-Jun in sorafenib-surviving cells. Alpha mangostin also increased expression of Ki67 and c-Jun mRNA significantly compared to control group and sorafenib-surviving cells group (SOR+AM). Combination of sorafenib and alpha mangostin generates similar effects. (SOR+SORAM). Conclusion: Alpha mangostin increased the expression of proliferation markers Ki-67 and c-Jun in sorafenib-surviving HepG2 cells.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Ayu Maharani
Abstrak :
Latar Belakang: Pulau Langerhans adalah kumpulan sel pernghasil insulin yang tersebar di seluruh pankreas. Resistensi insulin adalah salah satu tanda dari diabetes tipe 2, pada pasien diabetes tipe 2 terjadi penurunan pada ukuran dan jumlah dari pulau Langerhans yang berdampak pada produksi insulin dan menyebabkan pasien dengan kondisi ini memiliki kadar gula darah yang tinggi. Alpha-mangostin diduga berperan dalam proses regenerasi pancreas pada kondisi resistensi insulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari alpha-mangostin terhadap regenerasi pankreas, baik pada kelenjar endokrin (pulau Langerhans) maupun kelenjar eksokrin. Metode: Tikus jantan galur wistar diacak dan dibagi menjadi 6 kelompok berdasarkan perlakuan yang diterima; Kelompok Normal/Kontrol, Kelompok Normal + Alpha Mangostin 200mg/kgBB, Kelompok Resistensi Insulin (Induksi STZ + HF + HG), Kelompok Resistensi Insulin + Alpha Mangostin 100mg/kgBB, Kelompok Resistensi Insulin + Metformin 200mg/kgBB, Kelompok Resistensi Insulin + Alpha Mangostin 200mg/kgBB. Diameter pulau Langerhans dihitung menggunakan aplikasi ImageJ computer software, sedangkan struktur histologi bagian eksokrin diobservasi dibawah mikroskop cahaya. Hasil: Pemberian alpha mangostin menyebabkan peningkatan pada luas area Langerhans islet secara signifikan. Tidak ditemukan pengaruh signifikan pada pemberian alpha mangostin pada kelenjar eksokrin pulau Langerhans. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pemberian alpha-mangostin dengan regenerasi pulau Langerhans pankreas pada tikus model insulin resisten. Alphamangostin tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur histologi pada bagian eksokrin pancreas. ......Background: The islets of Langerhans are clusters of insulin-producing cells scattered throughout the pancreas. Insulin resistance is one of the signs of type 2 diabetes, in patients with type 2 diabetes there is a decrease in the size and number of the islets of Langerhans which affects insulin production and causes patients with this condition to have high blood sugar levels. Alpha-mangostin is thought to play a role in the process of pancreatic regeneration in conditions of insulin resistance. The purpose of this study was to determine the effect of alpha-mangostin on pancreatic regeneration, both in endocrine glands (island of Langerhans) and exocrine glands. Method: Wistar male rats were randomized and divided into 6 groups based on the treatment received; Normal/Control Group, Normal Group + Alpha Mangostin 200mg/kgBB, Insulin Resistance Group (STZ Induction + HF + HG), Insulin Resistance Group + Alpha Mangostin 100mg/kgBB, Insulin Resistance Group + Metformin 200mg/kgBB, Insulin Resistance Group + Alpha Mangostin 200mg /kgBB. The diameter of the islets of Langerhans was calculated using the ImageJ computer software application, while the histological structures of the exocrine sections were observed under a light microscope. Results: Administration of alpha mangostin caused a significant increase in the Langerhans islet area. No significant effect was found on the administration of alpha mangostin on the exocrine glands of the islets of Langerhans. Conclusion: There is a significant relationship between the administration of alphamangostin and the regeneration of the pancreatic islets of Langerhans in insulin-resistant rats. Alpha-mangostin does not cause changes in the histological structure of the exocrine pancreas.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>