Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Nirmala Ayuningtyas
Abstrak :
Kabupaten Badung memiliki sejumlah perkebunan yang salah satunya adalah kakao. Perkebunan kakao di Kabupaten Badung masih dalam tahap dikembangkan sehingga memiliki jumlah produktifitas yang rendah. Kesesuaian lahan merupakan salah satu pengembangan dari budidaya tanaman kakao untuk meningkatkan jumlah produktifitas. Selain berkembangnya perkebunan kakao, kabupaten Badung juga memiliki potensi pada sumber daya energi seperti biomassa yang merupakan energi yang terbarukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi biomassa, kesesuaian lahan tanaman kakao, serta keterkaitan biomassa dengan lahan kesesuaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan penginderaan jauh dan teknologi GIS dengan citra satelit yang digunakan adalah Sentinel 2A dan perhitungan dengan persamaan allometrik. Interpretasi dilakukan melalui pemanfaatan rasio band, kerapatan vegetasi dan pengukuran lapangan untuk mendapatkan estimasi biomassa dimana akan dilakukan korelasi Pearson untuk melihat ada tidaknya keterkaitan dengan kesesuaian lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai r hitung untuk biomassa (X) dengan Kesesuaian Lahan (Y) adalah sebesar 0.8133 > e tabel 0.576, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan atau korelasi antara variabel biomassa (terikat) dengan kesesuaian lahan (bebas). Karena r hitung atau Korelasi Pearson dalam analisis ini bersifat positif makaartinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif atau dengan kata lain memiliki keterkaitan. ...... Badung Regency has a number of plantations, one of which is cocoa. Cocoa plantations in Badung Regency are still in the development stage so they have low productivity. Land suitability is one of the developments of cacao cultivation to increase the amount of productivity. In addition to the development of cocoa plantations, Badung Regency also has potential in energy resources such as biomass which is a renewable energy. The purpose of this study was to determine the estimation of biomass, land suitability for cocoa, and the relationship between biomass and land suitability. The method used in this research is to utilize remote sensing and GIS technology with satellite imagery used is Sentinel 2A and calculations with allometric equations. Interpretation is carried out through the use of band ratios, vegetation density and field measurements to obtain biomass estimates where Pearson correlation will be carried out to see whether there is a relationship with land suitability. The results of this study indicate that the calculated r value for biomass (X) with land suitability (Y) is 0.8133 > e table 0.576, it can be concluded that there is a relationship or correlation between the variable biomass and land suitability. Because the calculated r or Pearson's correlation in this analysis is positive, it means that the relationship between the two variables is positive or in other words has a linkage.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnia Putri
Abstrak :
Situ Salam merupakan salah satu situ di Kampus Universitas Indonesia yang memiliki keanekaragaman ikan yang cukup melimpah. Salah satu spesies yang dapat ditemukan di Situ Salam adalah ikan Amphilophus labiatus. Ikan tersebut merupakan ikan introduksi sekaligus kompetitor ikan lokal Situ Salam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan hubungan panjang-berat A. labiatus di Situ Salam, Universitas Indonesia. Panjang dan berat ikan diukur di lapangan, sedangkan saluran pencernaan diawetkan dalam formalin 4% dan dianalisis di laboratorium Biologi Laut FMIPA UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. labiatus bersifat omnivora dengan komposisi makanan meliputi fitoplankton, Ancylidae, ikan, artropoda, dan fragmen tumbuhan. A. labiatus berukuran <20 cm cenderung memilih makanan berupa fitoplankton, sedangkan A. labiatus dengan ukuran >20 cm cenderung memilih makanan berupa Ancylidae, ikan kecil, dan artropoda. A. labiatus memiliki relung yang luas sehingga termasuk ke dalam kelompok ikan generalis atau dapat memanfaatkan berbagai sumber daya makanan di perairan. Analisis hubungan panjang-berat menunjukkan bahwa A. labiatus memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif, dan faktor kondisi menunjukkan Situ Salam masih dalam kondisi optimal serta dapat mendukung kehidupan ikan. Infomasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan A. labiatus yang berkelanjutan. ......Salam Lake is one of the lakes located in Universitas Indonesia Campus, Depok. This lake has fairly abundant biodiversity, one of them is Amphilophus labiatus which is a competitor of native and introduced fish. This study aimed to determine the feeding habits and length-weight relationship of A. labiatus in Salam Lake, Universitas Indonesia. The length and weight of individual fish were measured in the field, while stomachs were preserved in 4% formalin and taken to the marine biology laboratory of FMIPA UI for gut content analysis. Results showed that A. labiatus is omnivorous with a diet consisting of phytoplankton, Ancylidae, fish, arthropods, and plant fragmens. A. labiatus sized <20 cm prefer phytoplankton, whereas A. labiatus sized >20 cm prefer Ancylidae, little fish, and arthropods. A. labiatus has a wide niche breadth, so it is categorized as generalized fish or utilized any food resources in water. The length-weight relationship revealed that A. labiatus had an allometric negative growth pattern, and the condition factors indicate the lake are still in optimum condition and support fish life. The data of this study are important for a sustainable fisheries management in this area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prangin Angin, Fadhil Waficandra
Abstrak :
Tanaman adalah makhluk hidup yang dapat menyerap karbon pada suatu daerah melalui proses fotosintesis, sehingga keberadaannya diperlukan untuk menyerap emisi karbon. Mengestimasi nilai biomassa merupakan indikator penting karena memberikan prasyarat dasar mengenai estimasi kepadatan dan penyimpanan karbon dalam wilayah tersebut. Ketidak seimbangan antara emisi karbon dengan stok karbon akan terjadi apabila kegiatan manusia yang menghasilkan emisi karbon lebih tinggi dibandingkan dengan stok karbon pada daerah tersebut. Faktor yang memengaruhi tingkat emisi karbon pada daerah tersebut adalah tingkat kepadatan populasi, persentase wilayah urban, dan kepadatan jalan. Nilai karbon didapatkan dari model dengan perhitungan model menggunakan regresi linear. Sementara untuk mengetahui nilai biomassa diperlukan data diameter setinggi dada pada jenis jenis pohon perkotaan. Citra satelit untuk kemudian diolah menjadi data NDVI serta citra yang digunakan adalah Sentinel 2-A. Nilai Estimasi stok karbon dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan persamaan allometrik yang dapat menentukan nilai biomassa permukaan, setelah mendapatkan nilai biomassa permukaan dilakukan persamaan regresi terhadap nilai NDVI. Perhitungan antara nilai emisi karbon dengan nilai stok karbon kemudian dihitung selisihnya untuk mendapatkan wilayah yang kelebihan penyimpanan karbon atau kekurangan penyimpanan karbon. Hasil dari penelitian ini adalah komposisi antara karbon yang mampu disimpan oleh tanaman pada wilayah Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan dengan emisi karbon yang terdapat di Kecamatan Kuta, Kuta Utara dan Kuta Selatan. ......The Plant is an living creatures that can absorbs carbons on open air with their capability to photosynthesis, therefore its existence are surely needed to absorbs carbon emissions. Estimating biomass was one of the important indicator because it is an basic requirements about estimating the density of carbons storage on that region. The imbalance between carbon emissions and carbon stocks will happen if the human activity that produce carbon emissions were higher than carbon stocks on that region. Driving factors that interfere the size of carbon emissions on some regions are populations density, road density, and urban percentages. Carbons value were collected by model with calculations using linear regressions. In the other hand to determine biomass value required diameter breast height on tree species on the city. Satellite imagery is also required to produce NDVI data, satellite imagery that were used on this study was Sentinel 2-A. Estimations value of carbon stocks can be obtained by using allometric equation which can determine aboveground biomass, after obtaining the aboveground biomass the next step is making linear regressions against NDVI value. Calculations between carbon emissions value and carbon stocks value were calculated the difference for obtaining which region that had more carbon stocks and which region that hasn’t. the result of this study were composisions between carbons that can be absorbs by the plant in Kuta,North Kuta, and South Kuta District with the carbon emissions that happened on Kuta, North Kuta and South Kuta District.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library