Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tesri Maideliza
Abstrak :
Keragaman 6 lokus enzim pada 3 populasi Dioscorea bulbifera telah diperiksa dengan memakai elektroforesis pati/poliakrilamid gel. Pada penelitian ini terdapat 3 lokus polimorfik dengan masing-masing 2 (dua) alel sehingga total 9 alel telah ditemukan pada seluruh populasi yang diperiksa. Keragaman alel lebih tinggi dalam populasi (Hs=0,08) dibanding antar populasi (Dst=0,04). Aliran gene sebesar 0,53 adalah memperlihatkan nilai yang tinggi akibat antar populasi hanya mengalami sedikit diferensiasi secara genetik. Hal ini didukung oleh perbedaan genetik antar populasi berkisar antara 0,028-0,129. Dari data isozim ini besar kecenderungan telah terjadi diferensiasi genetik antara populasi yang terdapat di sebelah Barat dan sebelah Timur Bukit Barisan.
The variety of six enzymes locus on three populations of Dioscorea bulbifera was revealed using both starch and polyacrilamide gel electrophoresis. Present study showed three polymorphic loci has each 2 alleles with nine total numbers of alleles for all populations examined. The higher alleles variety detected within population (Hs=0,08) than among population (Dst=0,04). The high levels of gene flow (0.53) were due to low differentiation among population. This result supported low levels genetic variation among population examined. Alozime data revealed moderate differentiation genetically between Western and Eastern part population from Bukit Barisan edge.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Anandari
Abstrak :
Kanker kolorektal adalah salah satu kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. Protein KRAS adalah salah satu protein yang berada di jalur persinyalan epithelial growth factor receptor EGFR dan status mutasinya disarankan untuk diperiksa pada pasien karsinoma kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi mutasi KRAS dari sampel feses pasien tersangka keganasan kolorektal menggunakan nested-allele specific primer dan amplifikasi COLD-PCR, dan mengetahui peran diagnostik status mutasi tersebut dibandingkan dengan gambaran histopatologik sebagai baku emas. Proporsi mutasi KRAS fekal dengan protokol yang sudah ditetapkan sebesar 45. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status mutasi KRAS dengan gambaran histopatologik p > 0,05. Dari uji diagnostik didapatkan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif adalah 46,9, 55,9, 33,3, dan 69,1 sehingga tidak disarankan untuk menggunakan status mutasi KRAS fekal secara tunggal sebagai uji penapisan maupun konfirmasi. ......Colorectal cancer has high prevalence worldwide. KRAS is one protein involved in epithelial growth factor receptor EGFR and its mutational status recommended to be determined on colorectal cancer patients. This study aims to find out proportion of fecal KRAS mutation on suspected colorectal cancer patients with nested allele specific primer and COLD PCR amplification, and to establish its diagnostic role with histopathologic findings as a gold standard. Proportion of fecal KRAS mutation with the assigned protocol was 45. There is no significant correlation between mutation status and histopathologic findings p 0,05. Sensitivity, specificity, positive prediction value, and negative prediction value results were 46,9, 55,9, 33,3, and 69,1 respectively. It is not recommended to use fecal KRAS mutation status as a single parameter in screening or confirmatory test.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wage Ratna Rohaeni
Abstrak :
ABSTRACT
Sifat ketahanan terhadap wereng batang cokelat (WBC) pada varietas padi dikendalikan oleh gen dominan dan gen resesif yang disebut Bph/ bph. Bph17 merupakan salah satu gen dominan yang mengendalikan sifat ketahanan tanaman padi terhadap WBC. Marka alel Bph17 dapat menjadi alat bantu seleksi (marker assisted selection, MAS) pada kegiatan pemuliaan. Hubungan antara kehadiran alel Bph17 dan sifat ketahanan terhadap WBC pada varietas padi lokal Indonesia dan beberapa varietas unggul baru (VUB) belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara kehadiran alel Bph17 dan karakter ketahanan terhadap WBC pada padi varietas lokal dan VUB. Sebanyak 21 genotipe digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas 13 varietas lokal, 5 VUB, 3 varietas populer, dan Rathu Heenati (cek postif). Dua penanda spesifik alel Bph17 digunakan, yaitu RM8213 dan RM5953. Hasil penelitian membuktikan bahwa asosiasi antara keberadaan alel Bph17 dan sifat ketahanan terhadap WBC pada padi lokal dan VUB sangat rendah (r = -0,019 dan -0,023). Kehadiran alel Bph17 tidak mengekspresikan ketahanan terhadap WBC pada varietas lokal dan VUB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alel tidak dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk mengevaluasi ketahanan padi varietas lokal dan VUB terhadap WBC. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan penanda gen spesifik yang dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk varietas diferensial padi Indonesia.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kalumpiu, Joice Viladelvia
Abstrak :
ABSTRAK Kombinasi dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) merupakan salah satu rejimen lini pertama untuk pengobatan malaria tanpa komplikasi di Indonesia. Dihidroartemisinin (DHA) adalah obat anti malaria derivat artemisinin yang dimetabolisme oleh uridin difosfat glukuronosiltransferase (UGT) 1A9 dan 2B7. Hingga saat ini telah ditemukan 3 SNP (single nucleotide polymorphisms) nonsinonimus pada UGT2B7, yang terdapat pada ekson 1, 2 dan 5. SNP tersebut berkontribusi pada perubahan aktivitas glukuronidasi UGT2B7. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari distribusi dan frekuensi varian alel dari gen UGT2B7 pada daerah endemik malaria di Indonesia. Metode Bahan penelitian sejumlah 240 sampel berasal dari bahan biologis tersimpan anonim yang diambil dari dua belas daerah endemik malaria di Indonesia. Analisis dilakukan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), yang dilanjutkan dengan metode sekuensing untuk melihat varian alel UGT2B7 yaitu 211T, 802T, dan 1192A. Hasil Diperoleh varian alel UGT2B7 yaitu 211T (10,4%) dan 802T (9,4%) di Indonesia. Frekuensi dan distribusi varian alel 211T dan 802T hampir sama pada daerah hipoendemik (masing-masing 11% dan 10,6%) dan di daerah hiperendemik (masing-masing 10% dan 8,75%). Pada penelitian ini tidak ditemukan alel 1192A. Kesimpulan Varian alel 211T merupakan varian alel dengan frekuensi tertinggi dibandingkan dengan kedua alel lainnya. Tidak terdapat perbedaan frekuensi dan pola distribusi varian alel 211T dan 802T pada daerah hipoendemik dan hiperendemik malaria di Indonesia.
ABSTRACT The combination of dihydroartemisinin-piperaquine (DHP) is one of the first-line treatment regimens for uncomplicated malaria in Indonesia. Dihydroartemisinin (DHA) is a derivative of artemisinin antimalarial drugs metabolized by uridine diphosphate (UDP)- glucuronosiltransferase (UGT) 1A9 and 2B7. To date, 3 SNPs (single nucleotide polymorphisms) has been found in UGT2B7 nonsynonimus, which is located in exon 1, 2 and 5. These SNPs contributes to the changes in glucuronidation activity of UGT2B7. This study was aimed to determine the distribution and frequency of the variant alleles UGT2B7 in malaria endemic areas in Indonesia. Methods Two hundred and forty samples used in this study were taken from anonymous stored biological materials from twelve malaria endemic areas in Indonesia. Samples were analyzed using Polymerase Chain Reaction (PCR) followed by sequencing methods to see UGT2B7 variant allele, 211T, 802T, and 1192A. Results We found variant alleles of 211T (10.4%) and 802T (9.4%) from twelve malaria endemic areas in Indonesia. Frequencies and distribution variant alleles 211T and 802T were similar at hypoendemic areas (11% and 10.6%, respectively) compared with hyperendemic areas (10% and 8.75%, respectively). Variant allele 1192A was not found in this study. Conclusion Variant allele 211T is the highest in frequencies compared with the other alleles. There was no difference in frequencies and distribution pattern variant allele 211T and 802T at hypoendemic and hyperendemic area in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library