Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Herald Kurnia Adi
Abstrak :
Sifat plastik yang sulit terdegradasi di alam menjadi tantangan utama dalam menggunakan plastik untuk berbagai aplikasi. Material biokomposit dengan matriks polimer dan penguat serat alam merupakan salah satu jenis biokomposit yang tengah dikembangkan sebagai salah satu alternatif tersebut, dan serat sorghum merupakan salah jenis serat alam yang menjanjikan untuk diaplikasikan sebagai penguat dari material biokomposit. Selulosa dalam serat sorghum merupakan zat yang penting karena dapat menjadi penguat yang baik dalam material biokomposit, dan dapat diperoleh melalui proses fibrilasi serat sorghum. Proses fibrilasi serat sorghum dilakukan dengan metode alkalinisasi - termal, dengan variasi konsentrasi natrium hidroksida (NaOH) 0%, 5%, dan 10%, serta variasi waktu proses rendam bertekanan selama 1, dan 3 menit. Variabel yang paling optimal dalam menfibrilasi serat sorghum adalah pada konsentrasi NaOH 5% dengan waktu proses rendam bertekanan selama 3 menit. Serat sorghum yang telah dimodifikasi dengan variasi tersebut memiliki permukaan serat yang lebih bersih dan terberai, kadar lignin dan hemiselulosa yang telah berkurang yang diindikasikan melalui hasil pengujian FTIR, tingkat hidrofobisitas yang baik yang diindikasikan oleh pengujian Sessile Drop dengan hasil sudut kontak sebesar 120,9o, serta peningkatan indeks kristalinitas sebesar 6,3% yang diperoleh melalui pengujian X Ray Diffraction (XRD). Peningkatan hidrofobositas mengindikasikan bahwa serat semakin kompatibel dengan matriks polimer. ......One major problem in using plastics for various applications is their poor degradability behavior. Therefore, biocomposite material becomes a promising alternative. Biocomposites, with polymer matrix and natural fiber reinforcing agent are among the types that are currently being developed worldwide, and sorghum fiber is one of the promising natural fiber as a reinforcing agent. Cellulose in sorghum fiber is essential in reinforcing biocomposites, and can be obtained through natural fiber fibrillation process. In this study, the fibrillation process was conducted with alkalinization - thermal method, and with sodium hydroxide (NaOH) concentration variations of 0%, 5%, and 10%, as well as pressured - soaking time variations of 1, and 3 minutes. The most optimal result was obtained at the 5% NaOH concentrations with 3 minutes pressured - soaking, showing cleaner and fibrillated morphology, less concentration of lignin and hemicellulose as indicated through FTIR testing result, good hydrophobicity as indicated through Sessile Drop test result showing contact angle of 120.9o, as well as significant increase in crystallinity index of 6.3% as indicated through X Ray Diffraction (XRD) test result. The increase in the hydrophobicity of the modified sorghum fiber indicated the increase of the natural fiber compatibility with polymer matrix.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Polin Hasintongan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas potensi serat alam, yaitu sorghum bicolor sebagai penguat komposit berbasis polimer untuk mengatasi keterbatasan sifat degredable plastik dan sifatnya yang merupakan energi tidak terbarukan. Pengoptimalan ikatan antarmuka antara polimer dengan mikrofiber selulosa dari sorghum, menggunakan perlakuan kimia terhadap serat sorghum. Alkalinisasi dilakukan sebagai perlakuan awal menggunakan NaOH 10% untuk memberai lapisan pengotor pada serat, dilanjutkan asetilasi CH3COOH dan (CH3CO)2O sebagai perlakuan inti dengan variasi yaitu konsentrasi CH3COOH, penggunaan katalis pada (CH3CO)2O, dan penambahan perlakuan H2SO4 terhadap salah satu sampel untuk mengetahui kristalinitas serat yang yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan antara lain FTIR (senyawaan), XRD (kristalinitas), SEM (morfologi), dan STA (perilaku termal). Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan asetilasi ditambahkan 2 tetes katalis dan dilanjutkan hidrolisis asam merupakan perlakuan paling efektif untuk menghasilkan mikrofiber selulosa dengan kristalinitas paling tinggi yaitu 82,61%.
ABSTRACT
This thesis discusses the potential of natural fibre, namely sorghum bicolor as polymer-based composite reinforcement to overcome the tough nature of plastic waste decomposed by nature and its derived resources from non-renewable energy. Optimizing interface bonding between polymer and microfiber cellulose, performed by chemical treatments on sorghum. Alkalinization conducted as pretreatment with NaOH 10%, followed by acetylation CH3COOH and (CH3CO)2O as main treatment with variation of CH3COOH?s molarity, the use of catalyst in (CH3CO)2O, and additional treatment H2SO4 to one of samples to find out the crystallinity of fibre produced. Test performed include FTIR (compound), XRD (crystallinity), SEM (morphology), and STA (thermal behavior). From the result?s test showed that treatment with addition 2 drops of catalyst added acid hydrolysis is the most effective treatment to get highest crystallinity of microfiber cellulose of 82,61%.
2016
S63056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredrik Andrianto
Abstrak :
Serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah tanaman kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia. Serat ini merupakan serat alam yang dapat digunakan sebagai penguat di dalam komposit polimer, namun masalah utama dari serat alam adalah hidrofilik sedangkan polimer propilena sebagai matriks adalah hidrofobik. Perlakuan kimia alkalinisasi merupakan perlakuan kimia yang dapat meningkatkan kompatibilitas serat dan sifat mekanis yang dihasilkan pada pembentukan komposit. Metode pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bentuk serat di dalam struktur komposit menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan kemudian diolah menggunakan perangkat lunak ImageJ. Alkalinisasi dapat meningkatkan distribusi serat di dalam komposit dinyatakan dalam bentuk rasio distribusi hingga 0,42 pada serat 50 mesh dan 0,40 pada serat 100 mesh. Selain itu, kompatibilitas serat juga meningkat ditunjukkan oleh selisih tegangan permukaan yang menurun hingga 1.60 mN/m. Hasil pengujian dibentuk dalam purwa-rupa aplikasi sebagai contoh manfaat mengetahui pengaruh secara kuantitatif yaitu dapat memprediksi sifat-sifat yang dihasilkan. ......Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB) Fiber is an abundant waste in Indonesia. This fiber is a natural fiber that can be used for reinforcement in polymer-based composites, but natural fiber is hydrophilic while polypropylene as a matrix are hydrophobic. Alkalinization is a type of chemical treatment that can improve fiber compatibility and mechanical properties resulting in the formation of composites. Testing methods conducted to determine the shape of the fibers in the composite structure are using Scanning Electron Microscope (SEM) and then processed using ImageJ software. Alkalinization can increase fiber distribution in composites expressed in the form of distribution ratio up to 0,42 for 50 mesh and 0,40 for 100 mesh. In addition, the compatibility of the fiber also increases, indicated by the differences in surface tension decreased to 1,60 mN/m. The test results are formed in the prototype of application that can be used for an example of the benefits of knowing the influence quantitatively so that can be able to predict the resulting properties.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Joshua Y. B.
Abstrak :
Fenomena kristalisasi dari material polipropilena kopolimer impak IPC dimodelkan secara non-isotermal dengan model kinetika Nakamura yang merupakan perluasan dari model kinetika isotermal Avrami. Teori Hoffman-Lauritzen digunakan di dalam kinetika Nakamura untuk menggambarkan kecepatan kristalisasi rata-rata sebagai fungsi dari temperatur. Beberapa parameter pada persamaan Hoffman-Lauritzen seperti konstanta nukleasi dan pre-exponential factor harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan mengacu pada data differential scanning calorimetry DSC dari IPC murni. Hasil permodelan kemudian dibandingkan dengan data DSC dari hasil eksperimen IPC yang ditambahkan 5, 15, dan 25 serat kenaf dengan temperatur pencampuran 170oC dan waktu pencampuran 15 menit. Serat kenaf yang digunakan diberi perlakuan alkalinisasi dengan larutan NaOH 6 selama 8 jam. Penambahan konsentrasi serat kenaf memicu penurunan indeks Avrami n sampel dari n=3 menuju n=2. Indeks Avrami n=2 menunjukkan bahwa sampel mengalami kristalisasi dengan pertumbuhan secara 1-dimensi. Tetapi, terdapat beberapa perbedaan dari kurva kristalisasi antara hasil simulasi dan data eksperimen yang didapatkan. Perbedaan ini dapat disebabkan karena terjadinya fenomena secondary nucleation dan kurangnya masukan kalor yang diberikan pada saat proses pencampuran IPC dengan serat kenaf.
The non isothermal crystallization phenomenon of impact polypropylene copolymer IPC has been modeled using the Nakamura equation model which is an extension of the Avrami equation. The theory of Hoffman Lauritzen is used inside the Nakamura kinetic model to describe the average crystallization rate as a function of temperature. Some parameters of Hoffman Lauritzen need to be calibrated first by considering the differential scanning calorimetry DSC data of pure IPC. We compared the model predictions with the DSC non isothermal crystallinity results of IPC with additions of 5, 15, and 25 kenaf fiber. The mixing temperature and mixing time in this experiments were 170oC and 15 minutes, respectively. The kenaf fiber was pre treated with 6 NaOH for 8 hours. The addition of kenaf fiber showed a decrease in Avrami index of the sample from n 3 to n 2. Indicating that the crystallization process was experiencing a 1 dimensional growth. However, there were several discrepancies between the model predictions and experimental results. The phenomenon of secondary nucleation and the lack of heat input in IPC mixing process with the kenaf fiber could cause these differences.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library