Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alamzuar Nurdin
Abstrak :
Aliran dua fase adalah bagian dari aliran multi fase yang dibedakan berdasarkan pada aliran fasenya (likuid - gas; solid - likuid; gas - solid), arah aliran dan posisi pipa (vertikal, horizontal dan miring). Penelitian eksperimen disini adalah untuk mendapatkan pola aliran konveksi paksa pada pipa horizontal khusus aliran dua fase yang berasal dari satu komponen. Berdasarkan daya heater yang bervariasi (342 watt sampai dengan 2070 watt) dan kapasitas aliran yang bervariasi 30 1/jam dan 60 1/jam, didih nukleat mulai terjadi pada laju aliran 30 1/jam dengan daya heater 2070 watt. Dari pengamatan pada pipa transparan dapat dilihat adanya pola aliran tertentu, yaitu aliran peralihan berupa kantung gas dan aliran sumbat likuid. Dari analisa perhitungan kualitas uap (xi) yang tercapai adalah 0,086; 0,102; 0,11; 0,116 , sedangkan fraksi hampa (a) yang tercapai adalah 0,879; 0,885; 0,888; 0,889. Dengan menggunakan diagram Taitle dan Dukler dapat dibuktikan aliran adalah aliran kantung gas dan aliran sumbat likuid. ...... Two-phase flow is a part of multi-phase flow that is distinguished according to its flow phases (liquid-gas, solid-liquid and gas-solid), flow directions (concurrent and countercurrent) and pipe positions (vertical, horizontal or inclined). The objectives of this research were to obtain the configuration of the internal forced convection flow in horizontal pipe particularly two-phase flow from one component. The experiment was conducted at variable heater power (342 Watt until 2070 Watt) and the variable capacity of water flow were 30 l/hr and 60 l/hr. Boiling happened at flow rate of 30 l/hr and heater power was 2070 Watt. The research was conducted by using transparent pipe and could be seen a certain pattern flow were intermittent flow like plug flow and slug flow. By calculation analysis the result showed that the quality of gas mass flow (x1) were 0.086;0.102;0.11;0.116. The void fraction (a) were 0.879 ; 0.885 ; 0,888 ; 0.889. By using Taitel and Dukler diagram could be proved that the flow were plug flow and slug flow.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Putradi Nurwaskito
Abstrak :
Aiiran dua fase merupakan bagian dari aliran multi fase. Aliran dua fase yang berupa fase Iikuid dan fase gas sering dijumpai daiam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai macam proses industri. Komponen - komponen di proses industri seperti evaporaton kondenser dan steam generator sering diketemukan fiuida mengaiir berupa dua fase yang berbeda yaitu fase likuid dan fase gas.

Aiiran dua fase dan perpindahan kalor dalam aliran dua fase sampai saat ini masih terus dikembangkan dan diiakukan penelitian untuk mendapatkan suatu petunjuk teknis dan desain praktis dalam merencanakan komponen - komponen sistem konversi energi. Untuk mendapatkan hasil peneiitian yang baik dan akurat diperlukan sebuah untai uji atau sebuah model dengan dimensi yang iebih kecil dari ukuran sebenarnya, dan dapat menunjukan seluruh parameter yang dibutuhkan untuk terciptanya aliran dua fase.

Penelitan dan pembuatan untai uji aliran dua fase yang dilakukan oleh Togar Mulia ( 1995 ), menghadapi beberapa masalah yaitu : fiuida kerja air yang dipakai membutuhkan supiai kalor yang sangat tinggi untuk merubah fase fluida yang mengalir dari cair menjadi uap, sehingga mengakibatkan material yang kurang begitu tahan terhadap suhu tinggi mengalami kerusakan dan diketemukan udara yang terjebak di dalam sistem untai uji tersebut. Dari beberapa masaiah yang terjadi tersebut periu diadakan koreksi-koreksi untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Usulan perbaikan terhadap untai uji aliran dua fase terdahulu rnembutuhkan desain dan perancangan ulang, dikarenakan penggantian fluida kerja dan membuat suatu sistem tertutup untuk mencegah udara yang terjebak di dalam aliran fluida. Untuk keperluan iti dibutuhkan perancangan kondenser dan pompa untuk dapat meiayani sistem dengan baik.
1996
S36288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikar Maulana
Abstrak :
Penurunan Tekanan dalam sistem pendingin merupakan salah satu faktor yang penting. Penurunan tekanan yang rendah dalam sistem pendingin dapat mengurangi space dari sistem pendingin. Pada penurunan tekanan rendah, koefisien perpindahan kalor akan meningkat dan membutuhkan luas penampang pada evaporator lebih kecil untuk menyerap besar kalor yang sama, sehingga ukuran dimensi sistem pendingin dapat dibuat lebih compact dan dapat menghemat ruang dalam kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena didih alir dari refrijeran R-290 dan R-22 dengan menganalisa penurunan tekanan serta penggambaran pola aliran pada pipa konvensional. Kemudian dibandingkan dengan persamaan yang telah diberikan peneliti sebelumnya. Hasilnya adalah refrijeran kenvensional R-22 memiliki nilai penurunan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan refrijeran alami R-290. Sedangkan perbandingan nilai penurunan tekanan eksperimen dengan nilai penurunan tekanan prediksi pada fluida kerja R-22 yang paling mendekati nilainya adalah korelasi Lockhart dan Martinelli (1949). Sedangkan pada fluida kerja R-290, nilai penurunan tekanan prediksi yang paling mendekati adalah Lockhart dan Martinelli (1949). ......Pressure drop in the cooling system is one of the important factors. Low pressure drop in the cooling system can reduce the size of the cooling system. At low pressure drop, heat transfer coefficient will increase and require cross-sectional area at the evaporator to absorb less of the same heat, so that the volume of the cooling system can be made more compact and can save space in the ship. The purpose of this study is to investigate the phenomenon of flow boiling refrigerant R-290 and R-22 by analyzing the pressure drop and flow patterns in the portrayal of the conventional pipe. The result will be compared with the equation given earlier researchers. The result is conventional refrigerant R-22 has a higher pressure drop compared with the natural refrigerant R-290. The comparison of experimental pressure drop with pressure drop’s correlation prediction in refrigerant R-22 closest valie is correlation Lockhart and Martinelli (1949). While the working fluid R-290, the value of the pressure drop is predicted that most closely Lockhart and Martinelli (1949).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library