Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aniessa Delima Sari
Abstrak :
Pada umumnya minyak nabati terdiri dari trigliserida asam lemak dan asam lemak bebas. Untuk mengkonversi trigliserida asam lemak pada minyak nabati menjadi senyawa metil ester, dilakukan reaksi transesterifikasi dilakukan reaksi esterifikasi. Pada kesempatan penelitian ini digunakan katalis padatan asam y-Al2O3 dari bahan baku tawas dan -Al2O bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis) untuk melangsungkan reaksi esterifikasi sedangkan untuk reaksi transesterifikasi, digunakan katalis y-Al2O3/K2CO3 dari bahan baku tawas dan katalis y-Al2Og/K2CO3 yang dibuat dari y-Al2O3 bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis). Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Katalis yang telah disintesis digunakan untuk mengkatalisis reaksiesterifikasi/transesterifikasi. Reaksi dilakukan dengan variasi waktu reaksi (1 dan 2 jam), dan suhu reaksi (70 - 90 °C) dengan perbandingan mol minyak dan metanol tetap sebesar diperoleh nilai persen konversi terbaik untuk reaksi esterifikasi (dihitung dengan angka asam) dengan menggunakan katalis y-Al2O3 (regenerasi katalis)sebesar 75%, sedangkan nilai persen konversi terbaik untuk reaksi.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2009
S30467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
Abstrak :
y-alumina (AL2O3) is one of catalyst support widely used in cotalytic process. From technological aspect, producing y-alumina bauxite is not a new technology, moreover, Indonesian bauxite reserves as its raw material is huge. This research consists of bauxite digestion using Bayer method gibbsite precipitation using neutralization of sodium aluminate by C01 method hydrothermal process for transforming gibbsite to boehmite, and boehmite calcination to produce y-alumina. The result shows the total extraction percentage of 7'-alumina is 51.52 %. The XRD characterization which is also supported by FTIR characterization shows that precipitation product is bayerite, hydrothermal process has transformed bayerite to boehmite, and calcination product is y-alumina. The surface area of y-alumina produced at calcination temperature 550, 675, and 800 are 52, 43, and 43 m2/g, respectively. SEM characterieation indicates fibrous shape of boehmite morphology. The XRF characterization shows impurities found in bayerite and boehmite are Fe, Si, Ti, and S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-346
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sahala
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan bahan bakar dan menipisnya persediaan bahan bakar fosil menyebabkanperlunya dikembangkan bahan bakar minyak yang dapat diperbaharui dengan bahan bakuminyak nabati. Minyak nyamplung merupakan salah satu minyak nabati yang potensial untukdikembangkan sebagai bahan bakar minyak karena ketersediannya yang cukup banyak, danminyak nyamplung bukan merupakan minyak pangan sehingga tidak akan menganggu stabilitaspangan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan komposisi katalisB2O3/? Al2O3 pada proses catalytic cracking minyak nyamplung sehingga memperoleh yieldbiofuel yang optimum. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu sintesis katalis,karakterisasi katalis dan proses perengkahan katalitik. Hasil katalis yang telah disintesadikarakterisasi dengan BET Brunauer Emmett-Teller , AAS, Spektrofotometri UV-Vis. Produkhasil proses catalytic cracking dianalisa menggunakan GC-MS Gas Cromatography- MassSpectrometry . Pembuatan katalis dengan cara impregnasi dan telah berhasil ditunjukan denganhasil uji BET. Karakterisasi katalis B2O3/? Al2O3 mempunyai luas permukaan diatas 100 gr/m2.Komposisi katalis B2O3/? Al2O3 berpengaruh terhadap yield biofuel yang dihasilkan. Secarakeseluruhan perbandingan komposisi katalis B2O3 terhadap katalis ? Al2O3 paling optimum sebesar 15 B2O3 menghasilkann gasoline 28,25 , kerosene 6,29 dan diesel 6,99 .
ABSTRACT
The increasing in fuel needs along with decreasing of its availability cause the needs ofdevelopment in renewable oil fuel by using vegetable oil. Nyamplung oil has a great potentialto be developing as oil fuel because of its abundant availability and will not influence the foodstability because it is not included as cooking oil. This research is going to study about the ratioof B2O3 Al2O3 catalyst composition related to minyak nyamplung catalytic process to result theoptimum yield of biofuel. This research is conducted in 3 steps including catalyst synthesis,catalyst characterisation, and catalytic cracking process. The product of syntesis catalsyt ischaraterised by BET, AAS, and UV Vis Spectrofotometer. Mean while the product of catalyticprocess cracking is analysed by using GC MS. The production of catalyst by using impregnationmethod has been successful shown by the result of BET. B2O3 Al2O3 catalyst characterisationhas surface area above of 100 gr m2. The B2O3 Al2O3 catalyst conposition is influencing thebiofuel yield product. In conclusion, the most optimum ratio of B2O3 Al2O3 catalyst to B2O3 Al2O3 catalyst is 15 B2O3 and is resulting of 28.25 gasoline, 6.29 kerosene and 6.99 diesel.
2017
T48701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deliana Ramdaniawati
Abstrak :
[Komposit bermatriks aluminium dengan penguat partikel Al2O3 berukuran nano umum digunakan untuk aplikasi dengan performa yang tinggi karena aluminium memiliki sifat ringan dan Al2O3 memiliki performa yang baik pada suhu tinggi. Pada penelitian ini, penambahan Al2O3 dengan fraksi volum 0,2%, 0,5%, 0,7%, 1,0%, and 1,2% dilakukan untuk menentukan titik optimum dari kelima komposisi. Magnesium sebanyak 10 wt.% ditambahkan sebagai wetting agent. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan optimum dicapai dengan penambahan fraksi volum nano-Al2O3 sebanyak 0,2% dengan 200,84 MPa dan keuletan yang baik, didukung dengan rendahnya porositas, rendahnya aglomerasi, dan pembentukan dimple pada permukaan patah. ......Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image. , Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image. ]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Padma Puspita
Abstrak :
Pembuatan material komposit pada penelitian ini menggunakan matriks ADC12 Al-Si-Cu dengan penambahan partikel nano Al2O3 sebesar 0,5 Vf sebagai penguat dan juga penambahan modifier Sr sebagai variabel sebanyak 0 ; 0,017 ; 0,024 ; 0,033 ; 0,045 wt. difabrikasi dengan menggunakan metode pengecoran aduk. Untuk mengkarakterisasi hasil pengecoran dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian aus, pengujian impak, pengujian SEM-EDS, dan pengujian XRD. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan unsur Sr sebesar 0,017 wt. akan menghasilkan kekuatan tarik yang tinggi yaitu sebesar 137 MPa dengan elongasi sebesar 5,2 dan akan menghasilkan kekuatan impak yang tinggi juga yaitu sebesar 0,025 J/mm2. Kemudian, nilai kekerasan tertinggi dan laju aus terendah dicapai pada penambahan Sr sebesar 0,045 wt. dimana nilai kekerasannya sebesar 45,5 HRB dan nilai laju ausnya 1,04 10-5. Adanya peningkatan terhadap sifat mekanis ini disebabkan karena adanya mekanisme modifikasi fasa oleh unsur Sr yang ditambahkan. Namun, penambahan modifier Sr akan berakibat pada meningkatnya porositas yang terbentuk pada material komposit.
The making of composite material in this with ADC12 Al Si Cu as matrix with the addition 0,5 Vf of nano Al2O3 particulate as reinforcement and addition of modifier Sr as variable as much as 0 0,017 0,024 0,033 0,045 wt. fabricated using stir casting method. Material characterization consisted of chemical composition testing, tensile testing, hardness testing, wear testing, impact testing, SEM EDS and XRD. The test results showed the addition of 0,017 wt Sr can produce higher tensile strength as much as 137 MPa with the elongation 5,2 and can produce higher impact strength too with value 0,025 J mm2. Then, higher hardness and low wear rate be attained with the Sr addition of 0,045 wt which the hardness as much as 45,5 HRB and the wear rate 1,04 10 5 mm3 s. Increasing of mechanical properties due to the mechanism of modification of modifier Sr. However, the addition of modifier Sr can increase porosity in the composite material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantiarini
Abstrak :
Pengujian balistik dilakukan terhadap komposit Al2024/Al2O3 hasil pengecoran tekan dengan variasi wt% nano-partikel Al2O3 sebesar 0,1, 0,2, dan 0,3. Pengujian tersebut menunjukan komposit dengan 0,2% Al2O3 dan perlakuan panas T6 akibat seimbangnya sifat mekanis yang dimiliki komposit tersebut. Hasil studi literatur penelitian terdahulu menunjukkan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas akan meningkatkan kekerasan dan UTS komposit akibat penguatan oleh partikel penguat dan presipitat yang terbentuk. Meskipun begitu, energi impak akan menurun dengan penambahan Al2O3 dan perlakuan panas pada komposit. Oleh karena itu, dibutuhkan komposisi dan waktu aging optimum untuk menghasilkan sifat ketahanan balistik yang baik. ......Samples of Al2024/Al2O3 composite with different composition of Al2O3 were tested by ballistic test and showed that sample with the best ballistic protection is the sample with 0,2% Al2O3 and was heat-treated. This excellent ballistic protection is obtained by balance number of hardness, UTS, and impact energy. The previous studies showed that the addition of Al2O3 and heat treatment increased the composite’s hardness and UTS until the optimum point because of the strengthening effect of reinforcement particle and precipitate. But the impact energy decreased with the addition of AL2O3 and heat treatment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Widayana
Abstrak :
Film komposit sensitif kelembaban dari polivinil alkohol (PVA) dan Al2O3 dengan metode celup (dip-coating) telah berhasil dibuat. Film komposit ini dideposisikan pada modul substrat berelektroda interdigital dari bahan tembaga yang dilapisi perak. Film komposit ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sifat sensitif kelembaban dari PVA menjadi lebih baik. Ada dua jenis Al2O3 yang digunakan sebagai modifikator yaitu alumina dengan ukuran butir 10 µm dan 63 ? 200 µm. Preparasi film komposit PVA- Al2O3 dilakukan suhu ruangan dengan cara mencampur bahan PVA dan Al2O3 yang dilarutkan dengan bidest. Sebelum pencelupan, pasta PVA- Al2O3 dimasukkan ke dalam termostat dan dipanaskan pada suhu 80oC selama 12 jam dan dicampur dengan APS agar terjadi crosslinking (ikatan silang) pada molekul-molekul PVA. Karakterisasi film dilakukan untuk meneliti sifat sensing kelembaban film. Dalam penelitian ini digunakan dua macam karakterisasi, yaitu karakterisasi listrik dan karakterisasi struktur. Karakterisasi listrik menggunakan RCL meter, sedangkan karaterisasi struktur menggnakan SEM dan XRD. Karakterisasi listrik menggunakan empat frekuensi ukur masing-masing 1 kHz, 10 kHz, 100 kHz dan 1 MHz, sedangkan ukuran butir, konsentrasi dan distribusi ukuran butir modifikator Al2O3 divariasikan. Sifat sensing PVA meningkat 40% saat untuk menggunakan modifikator berukuran butir 10 µm. Konsentrasi 50% Al2O3 memberikan sifat sensing yang optimal pada frekuensi triger 1 kHZ. Modifikator dengan distribusi ukuran butir 10 µm 80% dan 63-200 µm 20% menghasilkan sifat sensing yang paling optimal. Karakterisasi struktur dilakukan dengan menggunakan SEM dan XRD dengan tujuan meneliti topografi permukaan film dan struktur butir kristalit modifikator Al2O3. Dari SEM terlihat bahwa ukuran butir mempengaruhi topografi film. Analisis XRD membuktikan bahwa modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 10 µm strukturnya berupa amorf, sedangkan modifikator Al2O3 dengan ukuran butir 63 ? 200 µm strukturnya berupa kristal. Telah dibuktikan bahwa sifat sensing modifikator berstruktur amorf lebih baik dibandingkan yang berstruktur kristal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhena Nugraha
Abstrak :
Aluminium adalah salah satu logam yang banyak digunakan di dunia otomotif seperti pada piston. Piston aluminium yang ringan akan mempertinggi efisiensi engine. Namun karena sifat dasar aluminium yang begitu lunak maka perlu perlakuan khusus agar sifat kekerasan, ketahanan terhadap aus, dan sifat ketahanan terhadap mulurnya dapat ditingkatkan. Salah satu metode perlakuan akhir yang dapat digunakan adalah anodisasi. Dalam proses anodisasi ini permukaan aluminium dipaksa untuk membentuk suatu lapisan yang berasal dari oksidanya (Al2O3), yang bersifat keras dan tahan aus. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukanlah penelitian terhadap parameter proses seperti jenis larutan, konsentrasi, dan tegangan. Jenis larutan yang dipakai pada penelitian ini adalah larutan asam sulfat ditambah asam oksalat. Dengan memvariasikan konsentrasi asam oksalat (0,5%, 1%, 1,5%, 2,4%, dan 4,8%) dan tegangan (20V, 25V, dan 27,5V) maka diperoleh kondisi optimum untuk mendapatkan sifat-sifat lapisan yang diinginkan. Kondisi optimum yang diperoleh adalah sebagai berikut: konsentrasi asam sulfat 14,6% + oksalat 2,4 %, pH = 1, waktu 60 menit, temperatur 23-25oC, tegangan 25V, dan rapat arus 1,30 A/dm2 dengan menghasilkan ketebalan lapisan optimum 25 µm dan kekerasan maksimum sebesar 250 VHN. Selain itu pada penelitian ini dikaji hubungan antara beberapa parameter yang didapatkan seperti konsentrasi asam oksalat, rapat arus, tegangan, ketebalan dan kekerasan lapisan anodik. ......Aluminium is one of metals that used many in Worlds of Otomotif like at piston. Light Aluminium Piston will heighten efficiency of the engine. But, because the behaviour of aluminium which so soften hence needing special treatment to improve the hardness, the creep resistance, and the abrasion resistance. One of the finishing methods is the anodizing. In the anodizing, aluminium surface is forced to form an oxide film (Al2O3). In this research, the parameters of process like electrolyte solution type, concentration, and voltage are combined to get the optimum properties of anodic coating. The sulphuric-oxalic acid is used as electrolyte solutions with combined concentration of oxalic acid ( 0,5%, 1%, 1,5%, 2,4%, and 4,8%) and used voltage ( 20V, 25V, and 27,5V) hence obtained optimum condition to get the wanted coating properties. The optimum condition are: 14,6% sulfhuric acid + 2,4% oxalic acid, pH = 1, 60 minutes, 23-25oC, 25V, and current density 1,30 A / dm2 that give the optimum anodic coating: 25 µm and 250 VHN. Beside that, in this research is studied the relation between some parameters that be compared with theory in some literatures.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wicaksono
Abstrak :
Aluminum AC4B banyak diaplikasikan untuk komponen kendaraan salah satunya adalah torak. Torak merupakan komponen yang penting dalam kendaraan dimana berperan sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar dan tersambung ke bagian poros engkol. Namun terdapat masalah-masalah seperti keausan dan penggunaan pelumas yang boros yang harus diatasi dengan ide melapisi cylinder liner dan cincin torak menggunakan nanokomposit dengan memvariasikan komposisi penguat CNT (0%, 2%, dan 4%) dan jenis matriks (Al2O3, Al2O3+TiO2-3% and Al2O3+TiO2-13%) dan dengan metode pelapisan penyemprotan dingin. Prosedur perlakuan pendispersian dan planetary ball mill juga memegang peranan penting sebelum proses pelapisan dilakukan. Pengujian yang dilakukan yakni pengujian kekerasan mikro, metalografi-SEM, EDS (pemetaan unsur), kekasaran permukaan, ketahanan aus, dan FTIR. Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa penambahan CNT hingga 2% akan meningkatkan kekerasan, ketahanan aus, dan juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pelumas. Dan untuk jenis matriks, kondisi dengan penambahan TiO2 pada matriks Al2O3 tidak memberikan pengaruh yang berarti pada ketahanan aus dan menurunkan kekerasan lapisan CNT-Al2O3. ......Aluminum AC4B widely applied to vehicle components, one of the application is piston. Piston is an important component in the vehicle which acts in order to pressing the air and receiving the results of the combustion pressure in the combustion chamber which is connected to the crankshaft. However, there are problems such as wear and wasteful use of lubricants that must be overcome by the idea of coating the piston ring and also cylinder liner using nanocomposite by varying the composition of CNT reinforcement (0%, 2%, and 4%) and the type of matrix (Al2O3, Al2O3+TiO2-3% and Al2O3+TiO2-13%) and for the coating method using cold spraying. Dispersing treatment procedures and planetary ball mill also plays an important role before the coating process is done. Tests were carried out which micro hardness testing, metallography-SEM, EDS (mapping element), surface roughness, wear resistance, and FTIR. Data obtained from the test results that the addition of up to 2% CNT will increase hardness, wear resistance, and also can improve the efficiency of the use of lubricants. And for the type of matrix, the condition with the addition of TiO2 on Al2O3 matrix doesn?t provide significant impact on the wear resistance and decrease the hardness of CNT-Al2O3 layer
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krista Raga Praditya
Abstrak :
Kebutuhan material dengan sifat mekanik yang baik serta berbobot ringan sudah semakin tinggi saat ini, terutama untuk aplikasi yang memerlukan performa tinggi. Komposit aluminium berpenguat Al2O3 (AMC) menawarkan keunggulan tersebut. Pada penelitian ini, fabrikasi komposit dilakukan menggunakan paduan aluminium 6061 dan penguat serbuk Al2O3 berukuran 60 μm. melalui proses stir casting. Dalam penelitian ini diketahui pengaruh penambahan kadar Al2O3 serta Mg sebagai agen pembasahan terhadap sifat mekanik komposit. Variasi kadar Al2O3 yang ditambahkan sebesar 10% dan 15% fraksi volume serta kadar Mg 8%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan tarik optimal sebesar 170 Mpa diperolah pada komposit dengan kadar Al2O3 10% dan Mg 10%. Di mana kekerasan dan ketahanan aus komposit meningkat seiring penambahan kadar Al2O3 dan Mg. Demikian halnya porositas meningkat ketikat kadar Al2O3 yang ditambahkan semakin besar.
Demand of materials with good mechanical properties and have lightweight increased in recent years especially for high performance applications. Aluminium reinforced Al2O3 composite (AMC) provide this superiority. In this research, composite was fabricated from Aluminium Alloy 6061 and 60 μm Al2O3 reinforce particles by stir casting process. This research investigated the effect of addition Al2O3 content and Mg as wetting agent to mechanical properties of composite. The addition of Al2O3 into Al melt was 10% and 15% of volume fraction and Mg was 8%, 10%, and 15%. The result showed that the optimum tensile strength of 202 Mpa was obtained in composite with 10% volume fraction of Al2O3 and 10% Mg. Moreover, hardness and wear resistant of composite increased with the addition of Al2O3 and Mg content. Porosity also increased when greater amount of Al2O3 content was added.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>