Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hikmah
"Masjid umumnya digunakan untuk tempat shalat, baik berjamaah atau sendiri. Masjid juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu agama, syiar Islam dan kegiatan sosial lainnya. Terdapat faktor yang mempengaruhi komunikasi dan kenyamanan pendengaran bagi jemaah masjid dan penceramah (guru atau khatib), yaitu faktor lingkungan seperti akustik.
Penelitian ini membahas mengenai keadaan akustik bangunan masjid serta kaitannya dengan kenyamanan pendengaran para jemaah pada saat shalat dan kegiatan pengajian berlangsung.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam pengukuran waktu dengung (RT) dan kekerasan bunyi di Masjid Jami Al-Istiqomah Tegal Parang pada saat kosong (tidak ada jemaah) dan penuh dengan jemaah ketika acara Malam Nisfu Sya'ban di masjid tersebut, menunjukkan bahwa masjid tersebut belum memenuhi kriteria akustik yang baik untuk mendukung kegiatan di dalam sebuah masjid.
Dari hasil penelitian yang didapat, selanjutnya penulis memberikan saran perbaikan akustik pada masjid tersebut agar memenuhi kriteria akustik yang baik untuk sebuah bangunan masjid.

Mosque is commonly used as praying site, either with companion or alone. Beside, it has another function for the youth to learn Islamic studies, both educational and social activity. There are some factors which might influence the communication and convinience inside mosque while in lecturing section for audience and the lecture (cleric), it is environmental factor such as acoustic.
This research is mainly discuss about the acoustic condition of the building and its connection with the convinience of audience while in both praying and reciting section.
The result an of investigation which have been observation about reverberation time and intensity of sound at Jami? Al-Istiqomah Mosque Tegal Parang while its empty (without any people inside) and while its full capacity when Night of Nisf Shabaan Ceremony, showed that the mosque is not fulfill the proper acoustic criteria yet, for supporting any activity inside the building.
From the results obtained, the authors further suggest ways to improve acoustics in the mosque in order to meet the criteria for good acoustics for a mosque.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Hardiana
"Kenyamanan akustik merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung proses belajar mengajar, khususnya pada ruang kelas di bangunan pendidikan. Untuk mencapainya, ruang kelas perlu memenuhi standar kualitas akustik yang ditetapkan, terutama standar dalam paremeter speech intelligibility. Tulisan ini membahas kualitas akustik pada bangunan pendidikan yang berada di kawasan terdampak kebisingan eksternal, dengan studi kasus SDN Kamal 09 Pagi yang terletak dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan berada di jalur lintasan penerbangan. Analisis dilakukan dengan mengukur tiga parameter utama, yaitu Reverberation Time (RT), Signal-to-Noise Ratio (SNR), dan Speech Transmission Index (STI), melalui pengukuran langsung, simulasi perangkat lunak, serta wawancara dengan pengguna ruang. Hasil menunjukkan bahwa seluruh ruang kelas belum memenuhi standar pada ketiga parameter tersebut, dikarenakan kurangnya penggunaan material penyerap suara pada bangunan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi mitigasi akustik pada berbagai level, sehingga gelombang bunyi dapat lebih banyak terserap oleh material. Kesimpulan dari tulisan ini menjelaskan bahwa standar kualitas akustik perlu menjadi pertimbangan utama dalam perancangan dan pengelolaan ruang belajar, terutama di wilayah dengan tingkat kebisingan tinggi. Dengan memenuhi standar tersebut, ruang kelas dapat berfungsi tidak hanya sebagai tempat belajar secara fisik, tetapi juga sebagai lingkungan yang mendukung konsentrasi, pemahaman materi, dan kenyamanan siswa.

Acoustic comfort is one of the key aspects in supporting the teaching and learning process, particularly within classrooms in educational buildings. To achieve this, classrooms must meet established acoustic quality standards, especially those related to speech intelligibility. This paper examines the acoustic quality of a school building located in a noise-affected area, with a case study of SDN Kamal 09 Pagi, which is situated near Soekarno-Hatta International Airport and lies within a flight path. The analysis was conducted by evaluating three main parameters: Reverberation Time (RT), Signal-to-Noise Ratio (SNR), and Speech Transmission Index (STI), through direct measurements, software simulations, and interviews with space users. The results indicate that all classrooms fail to meet the required standards for these parameters, mainly due to the lack of sound-absorbing materials in the building. Therefore, multi-level acoustic mitigation strategies are needed to enhance sound absorption within the space. This study concludes that acoustic quality standards must be a primary consideration in the design and management of learning environments, particularly in areas with high levels of environmental noise. By adhering to these standards, classrooms can serve not only as physical spaces for learning but also as environments that promote student concentration, comprehension, and overall comfort."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendang Belantara
"Arsitektur berkelanjutan mendorong pembangunan arsitektur hijau, salah satunya melalui sertifikasi green building. Pada sertifikasi green building, aspek yang diperhatikan salah satunya adalah kenyamanan dalam ruang, yang meliputi salah satunya tentang kenyamanan akustik. Namun, dalam praktiknya, kenyamanan akustik dalam bangunan hijau sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dikarenakan lebih mementingkan aspek keberlanjutan lain. Padahal, kenyamanan akustik harus diperhatikan untuk menjaga produktivitas dan kesehatan penghuni. Kenyamanan akustik setiap ruang memiliki kebutuhan berbeda-beda, khususnya ruang untuk berbicara seperti ruang kelas. Oleh karena itu, aspek yang penting dalam ruang kelas seperti speech intelligibility diperlukan untuk menciptakan ruang yang nyaman untuk kegiatan percakapan belajar mengajar. Dengan mengukur komponen yang mempengaruhi speech intelligibility seperti background noise, sound pressure level, signal to noise ratio, noise criteria dan speech transmission index pada studi kasus ruang kelas SD Negeri 08 Ragunan, didapatkan hasil pengukuran akustik yang mengindikasikan desain akustik untuk mencapai speech intelligibility yang sesuai dengan fungsi ruang untuk berbicara belum sepenuhnya diterapkan.

Sustainable architecture encourages the development of green architecture, one of which is through green building certification. In green building certification, one aspect that is considered is indoor comfort, which includes acoustic comfort. However, in practice, acoustic comfort in green buildings often does not receive enough attention because of other aspects of sustainability even though acoustic comfort must be considered to maintain the productivity and health of occupants. The acoustic comfort of each room has different needs, especially rooms for speech such as classrooms. Therefore, important aspects in the classroom such as speech intelligibility are needed to create a comfortable space for conversation involving teaching and learning activities. By measuring components that influence speech intelligibility such as background noise, sound pressure level, signal to noise ratio, noise criteria and speech transmission index in the case study of the classroom at 08 Ragunan Public Elementary School, acoustic measurement results were obtained which indicate the acoustic design achieving good speech intelligibility of rooms for speech has not been fully implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Firdaus Sofyanto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana akustik pada suatu ruang dapat mempengaruhi aktivitas yang ada di dalam ruang tersebut serta memiliki suasana ruang yang berbeda. Akustik dan arsitektur memiliki elemen elemen dasar yang jika disusun dengan baik dan benar akan dapat menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain. Elemen elemen dasar pada akustik yang utama yaitu, direct arrival, intimacy, diffusion, warmth, waktu dengung, clarity, liveness, texture, dan blend assemble. Pada arsitektur juga terdapat elemen elemen dasar seperti kualitas ruang, program ruang, tampak bangunan, dan fungsi bangunan. Elemen elemen arsitektur yang sudah saya sebutkan ini dapat juga dilihat dari sudut pandang akustik. Pada ruang nobar sendiri, kriteria-kriteria yang dibutuhkan adalah direct arrival, intimacy, diffusion,dan waktu dengung.

ABSTRACT
This thesis discusses how acoustic may affect activity at the room and have different atmosphere for every activity. Acoustic and Architecture have basics element which are can be a good combination if prepared well. The basics element of acoustic are , direct arrival, intimacy, diffusion, warmth, reverbation time, clarity, liveness, texture, and blend assemble. In Architecture there are basics element which are space quality, programming, fa ade, and the function. That basics element of architecture can be seen at acoustic too. At nobar space it self, direct arrival, intimacy, diffusion,and reverbation time are the criretia that nobar space must have. "
2017
S67175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library